• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

4. Kedisiplinan Belajar Siswa

Kedisiplinan belajar merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan proses belajar mengajar. Dengan siswa yang disiplin berarti separuh tugas guru telah selesai.

22

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 259-260.

Kedisiplinan belajar siswa muncul karena adanya motivasi dan dorongan dari berbagai pihak, yaitu: orang tua, guru dan lingkungan sekitar. Kedisiplinan itu muncul sebagai reaksi dari berbagai faktor di antaranya adalah kewibawaan seorang guru.

a. Pengertian Kedisiplinan Belajar

Kedisiplinan berasal dari kata dasar “disiplin”, yang mendapat awalan -ke dan akhiran an-. Dalam kamus Bahasa Indonesia, kata “disiplin” berarti “ketaatan pada aturan dan, tata tertib”.23

Adapun pengertian kedisiplinan menurut para ahli, diantaranya adalah:

Henry Clay Lindgren dalam bukunya Educational Psychology In The Class Room dikatakan, “The meaning of discipline is control by enforcing obedience or orderly conduct”.24

“Definisi dari disiplin adalah mengontrol dengan cara mematuhi peraturan atau berperilaku baik”.

Menurut Soemarmo dalam bukunya Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah, mengatakan bahwa: “disiplin adalah suatu kondisi yang

23

Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia...., hlm. 254.

24

Henry Clay Lindgren, Educational Psychology In Classroom, (Tokyo: Charles E. Tuttle Company, 1960), hlm. 305

tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban”.25

Menurut Nur Cholis Majid disiplin adalah sejenis perilaku taat atau patuh yang sangat terpuji.26 Menurut Elizabeth B. Hurlock disiplin adalah berasal dari kata yang sama dengan “discipline” yakni seorang yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti seorang pemimpin.27

Sementara itu, pengertian “belajar” menurut para ahli, di antaranya adalah:

Thursan Hakim mendefinisikan belajar adalah proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya piker, dan lain-lain kemampuan.28

Slameto mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

25

D. Soemarmo, Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah, (Semarang: Minjaya Abadi, 1997), hlm. 20.

26

Nur Cholis Majid, Masyarakat Religius, (Jakarta: Paramadina, 2000), hlm. 10

27

Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Child Development), terj., Meitasari Tjandra, (Jakarta: Erlangga, 1978), hlm. 82

28

Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara, 2001), Cet. II, hlm. 1.

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.29

Arno F. Witting dalam buku Psychology of Learning dikatakan: ”Learning can be defined as any relatively permanent change in a organism behavioral repertoire that occurs as a result of experience”.30 Belajar menurut Arno dapat didefinisikan sebagai suatu perbuatan yang relatif permanen dalam suatu tingkah laku manusia yang muncul sebagai hasil pengalaman.

Menurut shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid dalam kitab at-Tarbiyah wa Thuruqut Tadris, mendefinisikan belajar adalah:

ٍتَقِباَس ٍةَسْبِخ ىَلَع ُأَسْطَي ِنِلَعَتُّوْلا ِيْهِذ ىِف ُسْيِيْغَت َىُه َنُلَعَتّلا َىِا اًسْيِيِغَت اَهْيِف ُثُدْحَيَف

.اًدْيِدَج

32

“Belajar adalah perubahan tingkah laku pada hati (jiwa) si pelajar berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki menuju perubahan baru”.

Berdasarkan pengertian di atas, maka yang di maksud dengan kedisiplinan belajar adalah suatu sikap yang menunjukkan ketaatan atau kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang berkenaan dengan masalah belajar (baik

29

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995), Cet.III, hlm. 2.

30

Arno F. Witting, Psychology of Learning, (New York: Mc. Hill Book Company, 1981), hlm. 2.

31

Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, at-Tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I, (Mesir: Darul Ma’arif, t.th.), hlm. 169.

peraturan yang ditentukan oleh sekolah, maupun peraturan yang ditentukan diri sendiri), yang dengan hal ini dapat menjadikan adanya perubahan pada diri siswa.

b. Dasar kedisiplinan Belajar

Kedisiplinan juga mempunyai dasar, yang akan dijadikan pijakan dan landasan dalam berbuat.

Disiplin adalah kunci sukses, karena dengan disiplin orang bisa berbuat sesuatu, menyelesaikan suatu pekerjaan dan akan membawa hasil sesuai yang diinginkan.

Ajaran Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk menerapkan disiplin dalam berbagai aspek baik dalam beribadah belajar dan kehidupan lainnya. Perintah untuk berlaku disiplin dalam firman-Nya surat an-Nisa’ ayat 59 sebagai berikut:

):ءاسنلا( .... ْنُكْنِه ِسْهَؤْلا يِلوُأَو َلىُسَسلا اىُعيِطَأَو َللها اىُعيِطَأ اىُنَهأ َييِرَلا اَهُيَأاَي Artinya: “Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan

taatilah Rasulnya dan ulil amri (pemimpin) di antara kamu”. (QS. An-Nisa’: 59).32

c. Tujuan Kedisiplinan Belajar

Menanamkan sikap disiplin dalam belajar kepada anak berarti membimbing dan mengarahkan pada suatu tujuan tertentu untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Untuk menjadi efektif, disiplin itu harus memenuhi tiga syarat atau kriteria yaitu:

32

1) Menghasilkan atau menimbulkan suatu keinginan perubahan pada anak.

2) Tetap terpelihara suatu hubungan yang rapat antara orang tua dengan anak.

3) Tetap terpelihara suatu hubungan yang rapat antara orang tua dengan anak.33

Menurut Muhamad Surya dalam bukunya Bina Keluarga menyebutkan tujuan dari disiplin adalah membentuk perilaku yang sesuai dengan peran-peran yang harus diwujudkan dalam suatu kelompok budaya tertentu dimana individu berada”.34

Menurut Soemarmo berpendapat bahwa, pada tingkat individu, disiplin mempunyai 3 aspek yang harus dipenuhi, yaitu:

1) Pemahaman, yakni pemahaman yang baik mengenai sistem aturan dan norma yang menumbuhkan kesadaran dan ketaatan pada peraturan dan norma yang menumbuhkan kesadaran dan ketaatan pada peraturan, norma, criteria atau standar yang merupakan syarat untuk mencapai keberhasilan (sukses).

33

Charles Schaefer, Bagaimana Mendidik dan Mendisiplinkan Anak, (Medan: C.V. Monora, 1979), hlm. 10.

34

Muhamad Suya, Bina Keluarga, (Semarang: C.V. Aneka Ilmu, 2003), hlm. 131.

2) Sikap mental (mental attitude), yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan dan latihan, pengendalian pikiran dan pengendalian watak.

3) Perilaku, yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati untuk menaati segala hal secara cermat dan tertib.35

Menurut Elizabeth B. Hurlock, tujuan seluruh disiplin adalah membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu diidentifikasikan.36

Menurut Bernard sebagaimana dikutip oleh Moh. Shochib, tujuan disiplin diri adalah “mengupayakan pengembangan minat anak dan mengembangkan anak menjadi manusia yang baik yang akan menjadi sahabat, tetangga dan warga Negara yang baik”.37

Charles Schaefer dalam bukunya yang berjudul “Cara Mendidik dan Mendisiplinkan Anak” menyebutkan bahwa:

“Tujuan jangka pendek dari disiplin adalah membuat anak-anak terlatih dan terkontrol dengan mengajarkan kepada mereka bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas dan yang tidak pantas atau yang masih asing bagi mereka, tujuan jangka panjang dari disiplin adalah untuk perkembangan dan pengendalian diri sendiri dan pengarahan diri sendiri (self control and self direction) yaitu dalam hal anak-anak dapat

35

D. Soemarmo, Pedoman Pelaksanaan Disiplin...., hlm. 21

36

Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak., hlm 82

37

Moh. Sochib, Pola Asuh Orang Tua untuk Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), hlm. 3

mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh atau pengendalian dari luar”.38

Dari tiga pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan kedisiplinan belajar adalah untuk membuat peserta didik (siswa) terlatih dan terkontrol dalam belajar, sehingga ia memiliki kecakapan cara belajar yang baik. Selain itu juga merupakan proses pembentukan perilaku yang baik sehingga ia mencapai suatu pribadi yang luhur, yang tercermin dalam kesesuaian perilaku dengan norma-norma atau aturan-aturan belajar yang ditetapkan serta kemampuan untuk mengontrol dan mengendalikan diri sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar.

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan Belajar Pembentukan sikap disiplin, bukan merupakan sesuatu yang terjadi secara otomatis atau spontan pada diri seseorang. Melainkan terbentuk atas dasar beberapa faktor yang mempengaruhinya dan pembentukan ini melalui beberapa faktor.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap kedisiplinan belajar adalah sebagai berikut:

1) Faktor intern

Yang di maksud faktor intern kedisiplinan belajar adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang

38

Charles Schaefer, Cara Mendidik dan Mendisiplinkan Anak, (Jakarta: Gunung Mulia, 1987), hlm. 3.

bersangkutan. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah faktor pembawaan anak sejak lahir, pengaruh pola fakir, pengaruh semangat, minat, motivasi dan sebagainya. 2) Faktor ekstern

Yang dimaksud faktor ekstern kedisiplinan belajar adalah faktor-faktor yang berada diluar diri orang yang bersangkutan. Menurut Sarlito Wirawan, faktor yang mempengaruhi sikap yang datangnya dari luar adalah: a) Sifat subyek yang dijadikan sasaran sikap

b) Kewajiban yang mengemukakan suatu sikap

c) Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut

d) Situasi dan kondisi pada saat itu dibentuk.39

Menurut Muhammad Ali dalam bukunya Guru dalam Proses Belajar Mengajar menyebutkan bahwa untuk melakukan proses belajar yang baik peserta didik (siswa) dipengaruhi oleh tiga faktor:

1) Kesiapan (readiness), yaitu kapasitas baik fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu.

2) Motivasi, yaitu dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu.

3) Tujuan yang ingin dicapai.40

39

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, t.th), hlm. 97.

40

Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1992), hlm. 13.

Menurut Abu Ahmadi menyebutkan bahwa terpenuhinya disiplin secara teratur tergantung pada beberapa faktor, antara lain:

1) Sifat perorangan, seperti sifat-sifat malas, tidak serius, apatis, kerajinannya, keimanannya dan sebagainya. 2) Kondisi atau suasana kehidupan pada suatu waktu

tertentu.

3) Kebutuhan dan keinginan pada saat tertentu dan sebagainya.41

Soemarmo mengemukakan bahwa disiplin pribadi dipengaruhi dari dua faktor, yaitu “faktor dari dalam dan faktor dari luar”. Faktor dari dalam diri manusia yang mendorong manusia untuk menerapkan disiplin, sedangkan faktor dari luar adalah faktor lingkungan dan faktor keluarga. Lingkungan adalah tempat dimana generasi muda tumbuh dan berkembang ”.42

Menurut Thursan Hakim faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu:

41

Abu Ahmadi, Dampak Interaksi Pembangunan dan Disiplin, (Semarang: Edisi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 1992), hlm. 52.

42

1) Faktor internal

Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor internal terdiri dari faktor biologis dan faktor psikologis.43

2) Faktor eksternal.

Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu sendiri. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor lingkungan masyarakat dan faktor waktu.44

Mengenai faktor yang mempengaruhi belajar, Muhibbin Syah dalam bukunya: Psikologi Pendidikan menyebutkan bahwa, secara global faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1) Faktor internal

Yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. 2) Faktor eksternal

Yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. 3) Faktor pendekatan belajar

Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dari metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.45

43

Thursan, Belajar Secara Efektif...., hlm. 11.

44

Thursan, Belajar Secara Efektif...,hlm. 17.

45

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 132.

Menurut hemat penulis, secara garis besar faktor yang sangat mempengaruhi kedisiplinan belajar ada dua, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.

1) Faktor internal

Faktor ini merupakan sifat dasar (pembawaan) yang ada dalam diri pribadi anak didik, misalnya kemampuan mengendalikan keinginan-keinginan, motivasi pribadi dan lain-lain.

2) Faktor eksternal

Tidak semua perubahan perilaku adalah akibat dari sifat dasar peserta didik (siswa), akan tetapi juga merupakan hasil interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam pembentukan kedisiplinan belajar yang termasuk dalam faktor ini antara lain: kekuasaan orang tua, kondisi atau suasana kehidupan pada suatu waktu tertentu dan motivasi dari luar.

5. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kewibawaan Guru Qur’an Hadits

Dokumen terkait