• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kedudukan Pemberi dan Penerima Jaminan Fidusia atas benda Jaminan Fidusia

AKIBAT PERALIHAN KEPEMILIKAN HAK OBJEK JAMINAN FIDUSIA

B. Kedudukan Pemberi dan Penerima Jaminan Fidusia atas benda Jaminan Fidusia

sebagai berikut :

1. Saat beralihnya hak kepemilikan atas benda Objek Jaminan Fidusia sejak ditandatanganinya Akta Jaminan Fidusia yang dibuat oleh dan dihadapan Pejabat Umum atau Pejabat Publik Notaris.

2. Alas beralihnya hak kepemilikkan benda Objek Jaminan Fidusia berupa Akta Jaminan Fidusia yang dibuat oleh dan dihadapan Pejabat Umum atau Pejabat Publik Notaris.

Perjanjian Jaminan Fidusia yang dibuat oleh dan dihadapan Pejabat Umum atau Pejabat Notaris yang dibuat dalam bentuk Akta Jaminan Fidusia, tidak hanya mengikat kedua belah para pembuatnya Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia semata, melainkan juga mengikat pula pihak ketiga yang memperoleh dan memiliki hak-hak atas disepakati dan ditandatanganinya Perjanjian Jaminan Fidusia yang dibuat dalam bentuk Akta Jaminan Fidusia.

B. Kedudukan Pemberi dan Penerima Jaminan Fidusia atas benda Jaminan Fidusia

Sebagaimana yang telah dikemukakan dalam uraian terdahulu bahwa Jaminan Fidusia merupakan salah satu bentuk Jaminan Kepercayaan yang ada, dikenal dalam lingkungan hukum Jaminan Indonesia, di samping bentuk Jaminan Kepercayaan lainnya berupa Jaminan dalam bentuk orang dikenal dengan sebutan borgtocht (borg), tidak dalam bentuk Jaminan Kebendaan. Oleh karena itu sudah semestinya di dalam Jaminan Fidusia tidak terjadi penyerahan

benda Objek yang dijadikan Jaminan hutang, melainkan yang terjadi merupakan perbuatan-perbuatan sebagai berikut :

1. Penyerahan hak kepemilikkan secara fidusia sebagai jaminan.

2. Penyerahan hak kepemilikkan secara fidusia sebagai Jaminan hanya diakui jika tidak langsung menyangkut kepentingan Pihak ketiga.

3. Hak didahulukan dari penjualan benda Objek Jaminan Fidusia dari kreditur lainnya.

4. Penyerahan hak milik secara fidusia atas benda bergerak baik berwujud maupun tidak berwujud sebagai jaminan tanpa penyerahan secara nyata benda tersebut, tidak menimbulkan akibat hukum, penyerahan hak milik sebagai jaminan ini, tidak hanya dipengaruhi oleh ketentuan undang-undang mengenai hak gadai, akan tetapi juha hak pihak ketiga yang memiliki hak didahulukan berdasarkan undang-undang umum tentang pabean dan cukai142.

Bahkan sampai terjadinya peralihan hak kepemilikkan atas benda Objek Jaminan Fidusia. Sebagaimana ditetapkan, diatur dan dimuat dalam Pasal 1 angka 1 UUJF menyatakan Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikkan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikkannya atau hak miliknya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda.

142 Prof. Dr. Mariam Darus Badrulzaman, S.H., Bab-bab Tentang Credietverband, Gadai dan Fidusia, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1991, cetakan keempat, h.94

Berikutnya ketentuan yang ditetapkan, diatur, dimuat dalam Pasal 1 Akta Jaminan Fidusia, menyatakan :

Pembebanan Jaminan Fidusia atas obyek Jaminan Fidusia telah dilakukan ditempat dimana obyek Jaminan Fidusia tersebut berada dan telah menjadi milik pihak Penerima Fidusia. Sedangkan benda obyek Jaminan Fidusia tetap berada pada dan dalam kekuasaan Pemberi Fidusia selaku pemilik benda obyek Jaminan Fidusia sebagai pihak yang pinjam pakai benda obyek Jaminan Fidusia143.

Akibat hukum yang ditimbulkan secara langsung dari dibuat, disepakati dan ditandatanganinya Perjanjian Jaminan Fidusia dihadapan Pejabat Umum atau Pejabat Publik Notaris yang dibuat dalkam bentuk Akta Jaminan Fidusia berupa terjadinya peralihan hak kepemilikkan benda Objek Jaminan Fidusia dan beralih pula pemilik benda Objek Jaminan Fidusia dari Pemberi Fidusia selaku pemilik benda Objek Jaminan Fidusia sejak menanda tangani Perjanjian Jaminan Fidusia sudah bukan lagi menjadi pemilik hak kepemilikkan atas benda Objek Jaminan Fidusia, melainkan berkedudukkan hanya sebagai peminjam pakai (bruiklener) benda Objek Jaminan Fidusia agar kebutuhan yang berkaitan dengan benda Objek Jaminan Fidusia masih dapat terpenuhi dengan tidak dibebani kewajiban-kewajiban apapun kepada Peneriman Fidusia selaku pemilik baru benda Objek Jaminan Fidusia. Sebagaimna ditetapkan, diatur dan dimuat dalam Pasal 2 ayat (1) Akta Jaminan Fidusia, Objek Jaminan Fidusia hanya dapat dipergunakan oleh Pemberi Fidusia menurut sifat dan peruntukkannya secara pinjam pakai, dengan tidak ada kewajiban bagi Pemberi

Fidusia untuk membayar biaya/ganti rugi berupa apapun untuk pinjam pakai tersebut kepada Penerima Fidusia.

Mendasarkan pada uraian di atas, dapat diketahui kedudukkan Pemberi Fidusia setelah dibuat, disepakati dan ditandatangani bersama Perjanjian Jaminan Fidusia dihadapan Pejabat Umum atau Pejabat Publik Notaris oleh Pemberi Fidusia dengan Penerima Fidusia, yang kemudian dibuat dalam bentuk Akta Jaminan Fidusia, sebagai berikut :

1. Pemberi Fidusia telah mengalihkan hak kepemilikkan atas benda Objek Jaminan Fidusia kepada Penerima Fidusia.

2. Penerima Fidusia menerima peralihan hak kepemilikkan benda Objek Jaminan Fidusia dari Pemberi Fidusia.

3. Penerima Fidusia menerima menjadi pemilik baru benda Objek Jaminan Fidusia setelah terjadinya peralihan hak kepemilikkan.

4. Pemberi Fidusia sejak ditandatangani bersama Perjanjian Jaminan Fidusia oleh Pihak Pemberi Fidusia dan Pihak Penerima Fidusia, dihadapan Pejabat Umum atau Pejabat Publik Notaris tidak lagi berkedudukan selaku pemilik hak kepemilikkan atas benda Objek Jaminan Fidusia.

5. Pemberi Fidusia hanya berkedudukkan selaku Pihak Peminjam Pakai (bruiklener) benda Objek Jaminan Fidusia.

6. Beban-beban yang melekat pada benda Objek Jaminan Fidusia harus ditanggung oelh Pemberi Fidusia, seperti pembayaran pajak, penggantian suku cadang dan sebagainya.

143 Format Akt Jaminan Fidusia Notaris.

7. Penggunaan benda Objek Jaminan Fidusia yang tetap berada dan dalam penguasaan Pemberi Fidusia, tidak dikenakan beban atau dibebaskan dari kewajiban-kewajiban apapun juga yang wajib untuk dibayarkan kepada Penerima Fidusia, selama menggunakan benda Objek jaminan Fidusia.

Sedangkan kedudukkan Penerima Fidusia setelah dibuat, disepakati dan ditandatangani Perjanjian Jaminan Fidusia, dihadapan Pejabat Umum atau Pejabat Publik Notaris, yang kemudian dibuat dalam bentuk Akta Jaminan Fidusia, sebagai berikut :

1. Penerima Fidusia, menerima peralihan hak

kepemilikkan atas benda Objek Jaminan Fidusia dari Pemberi Fidusia.

2. Penerima Fidusia, beralih kedudukkannya setelah dibuat, disepakati dan ditandatangani Perjanjian Jaminan Fidusia yang dibuat dalam bentuk Akta Jaminan Fidusia secara bersama oleh Pemberi Fidusia dengan Penerima Fidusia, dihadapan Pejabat umum atau Pejabat Publik Notaris.

3. Penerima Fidusia dalam peralihan hak kepemilikkan atas benda Objek Jaminan Fidusia tidak dikenakan beban apapun juga.

4. Peralihan hak kepemilikkan atas benda Objek Jaminan Fidusia dilakukan dengan Akta Jaminan Fidusia.

5. Penerima Fidusia, hanya dibebani untuk membuat dan memberi kuasa-kuasa yang dibutuhkan dan diperlukan olen dan kepada Pemberi Fidusia.

C. Kewajiban dan hak Pemberi dan Penerima Jaminan Fidusia atas