• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA

B. Kedudukan Pendidikan Agama Islam

Sistem pendidikan agama Islam di Indonesia merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional Indonesia. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 12 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, mendeklarasikan bahwa pendidikan formal termasuk pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan khusus, pendidikan magang, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan profesi.22

22

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), Edisi ke-2, cet, ke-4. h.1077.

Kajian historis seperti yang diungkapkan terdahulu bahwa pendidikan Islam di Indonesia, telah berlangsung sejak masuknya Islam ke Indonesia. Pendidikan itu pada tahap awal terlaksana atas adanya kontak antara pedagang atau mubaligh dengan masyarakat sekitar, bentuknya lebih mengarah kepada pendidikan informal. Setelah berdiri kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia maka pendidikan Islam tersebut berada di bawah tanggung jawab kerajaan Islam. Dan Pendidikan tidak hanya berlangsung di langgar-langgar atau masjid, tetapi ada yang telah dilaksanakan di lembaga pendidikan pesantren.

Masuknya kaum penjajah Barat, memisahkan pendidikan Islam, dengan pendidikan Barat. Pendidikan Barat berada pada alur dan jalur binaan pemerintah dengan fasilitas yang memadai, sedangkan pendidikan Islam terlepas dari tanggung jawab pemerintah kolonial. Kenyataannya membuat ada dua generasi yang berbeda orientasinya. Pertama, pendidikan Islam yang ketika itu dilaksakan di pesantren orientasinya keakhiratan, kedua, pendidikan Barat orientasinya adalah keduniaan.

Sebetulnya perbedaan yang mencolok bukan hanya terletak kepada perbedaan kedua orientasi itu, tetapi lebih dari itu pemerintah kolonial Belanda tidak menempatkan pendidikan Islam sebagai bagian dari perhatian mereka. Tidak memasukkan pendidikan Islam dalam sistem pendidikkan kolonial Belanda, bukan hanya itu bahkan pendidikan agama pun tidak diberikan di sekolah-sekolah pemerintah.

Pendidikan Islam dalam uraian ini dapat dikemukakan pengertiannya dalam tiga hal. Pertama, sebagai lembaga, kedua, sebagai mata pelajaran, dan ketiga, sebagai value. Pendidikan Islam sebagai lembaga, sejak Indonesia merdeka ada beberapa lembaga pendidikan Islam formal,yaitu pesantren, sekolah dan madrasah dan perguruan tinggi Islam. Di pesantren dengan berbagai polanya dilaksanakan pentransferan ilmu-ilmu dan nilai-nilai (value) keislaman. Di sekolah sejak Indonesia merdeka dimasukkan mata pelajaran agama, sedangkan di madrasah sejak Indonesia merdeka telah diprogramkan mata pelajaran agama dan umum yang seimbang.

Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989, Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional, ditindaklanjuti dengan berbagai Peraturan Pemerintah (PP) yang berkenaan dengan pendidikan, yaitu:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pra-sekolah . 2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi.

Peraturan ini sekarang telah berubah menjadi PP 60 Tahun 1999.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar

Sekolah.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan. 8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peran serta Masyarakat

dalam Pendidikan Nasional.

Dalam Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang pendidikan ditemmukan beberapa point tentang pendidikan Islam sebagai mata pelajaran. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989, Bab IX pasal 39 ayat (2) dan (3):

Ayat (2): Isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat:

1. Pendidikan Pancasila 2. Pendidikan Agama, dan 3. Pendidikan Kewarganegaraan.

Ayat (3): Isi kurikulum pendidikan dasr memuat sekurang-kurngnya bahan kajian dan pelajaran (PP 28 Bab VII Pasal (14), ayat (2).

1. Pendidikan Pancasila 2. Pendidikan Agama

3. Pendidikan Kewarganegaraan 4. Bahasa Indonesia

5. Membaca dan Menulis

6. Matematika (termasuk berhitung) 7. Pengantar Sains dan Teknologi

8. Ilmu Bumi

9. Sejarah Nasinal dan Sejarah Umum 10. Kerajinan tangan dan Kesenian 11. Pedidikan Jasmani dan Kesehatan 12. Menggambar

13. Bahasa Inggris

PP 28 Tahun 1990 Bab VIII Pasal (16) ayat (2): Siswa mempunyai hak memperoleh pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya.

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 dicantumkan tentang beberapa hal yang berkenaan dengan pendidikan agama.

Pasal 12 (Peserta Didik) (1). Setiap peserta didik pada satuan pendidikan berhak: mendapat pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.

Bentuk pembinaan yang dilakukan oleh Departemen Agama terhadap Pendidikan Agama Islam di sekolah yaitu sebagai berikut.

1. Peningkatan mutu dan wawasan guru agama, pengawas pendidikan agama, antara lain dengan penataran dan pembentukan musyawarah guru mata pelajaran pendidikan agama dan kelompok kerja pengawas pendidikan agama dan buku-buku pedoman pendidikan Islam.

2. Bantuan sarana ibadah bagi sekolah umum negeri maupun swasta. 3. Pengembangan pola pendidikan agama Islam terpadu.

Penamaan bidang studi ini dengan ―Pendidikan Agama Islam‖, bukan ―Pelajaran Agama Islam‖, adalah disebabkan berbedanya tuntutan pelajaran ini dibandingkan pelajaran lainnya. Bahkan, yang diajarkan tidak cukup hanya diketahui dan diresapi saja, tetapi dituntut pula untuk diamalkan. Bahkan ada sebahagian bahan tersebut yang wajib untuk dilaksanakannya, seperti shalat, puasa, zakat, dan lain-lain‖.23

Dengan demikian jelas bahwa kedudukan pendidikan agama Islam sebagai pelajaran yang diajarkan di sekolah umum adalah segala penyampaian ilmu pengetahuan agama Islam, tidak hanya untuk dipahami dan dihayati, tetapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

23

Abdul Rachman Saleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan Visi, Misi, dan Aksi, (Jakarta: PT Maries, 1999).

Misalnya kemampuan siswa dalam melaksanakan wudhu, shalat, puasa, dan ibadah-ibadah lain. Begitu pula ibadah-ibadah yang sifatnya berhubungan dengan Allah (ibadah mahdah), serta kemampuan siswa untuk beribadah yang sifatnya hubungan antara sesama manusia, misalnya siswa bisa melakukan zakat, sadaqah, jual beli, dan lain-lain yang termasuk ibadah dalam arti luas (ghairu mahdah).

Pendidikan Agama Islam yang kedudukannya sebagai mata pelajaran wajib diikuti seluruh siswa yang beragama Islam pada semua jenis dan jenjang sekolah. Hal ini sesuai dengan UUD 1945 yang menjamin warga negara untuk beribadah menurut agamanya masing-masing.

Pendidikan Agama Islam sebagai satu bidang studi merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dengan bidang studi lainnya, karena bidang studi secara keseluruhan berfungsi untuk mencapai tujuan umum pendidikan nasional. Oleh karena itu, antara satu bidang studi dengan bidang studi yang lain hendaknya saling membantu dan saling menguatkan.

Dokumen terkait