• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kedudukan Perempuan Menurut Hadis

BAB I PENDAHULUAN

B. Peran Perempuan

3. Kedudukan Perempuan Menurut Hadis

33 berpengaruh untuk menunjang kesuksesan pendidikan anak-anaknya. Meskipun seorang ayah atau suami juga memiliki peran tersendiri.

b. Peran perempuan sebagai istri

Perempuan yang telah melakukan pernikahan maka statusnya berubah menjadi istri. Istri dalam keluarga berperan sebaik mungkin sehingga mampu untuk menjadi sahabat dan tempat bertukar pikiran di dalam kehidupan berumah tangga. Dengan demikian ketika suami membutuhkan tempat untuk bercerita mengenai masalah-maalah yang dihadapinya, maka istri memiliki peran untuk mendengarkan, menenangkan dan membantu dan mencari solusi bersama.37

c. Peran perempuan sebagai makhluk sosial

Sebagai manusia, perenpuan secara kodrati juga merupakan makhluk sosial yang mempunyai keterikatan dengan manusia lain dan tidak bisa lepas. Hal tersebut misal menjalin hubungan dengan individu yang lain untuk memenuhi kebutuhan sosial.

Masyarakat di Indonesia secara umum, pembagian kerja yang dibagikan antara laki-laki dan perempuan dapat mempengaruhi peran perempuan.Pembagian kerja di dalam suatu masyarakat akan mempresentasikan peran yang diampu oleh perempuan.

34 menjadi Nabi. Hadis yang bila diucapkan secara mutlak, hanya berlaku pada saat setelah kenabian.38

Berikut beberapaHadis Nabi yang memaparkan tentang keadaan perempuan, antara lain:

a. Jati Diri perempuan dan Penciptaan Perempuan Rasulullah SAW. Bersabda:

اَنَثَّدَح ٍديِعَس ُنْب ُةَبْيَتُق اَنَثَّدَح ،

ُطاَّيَخْلا ٍدِلاَخ ُنْب ُداَّمَح اَنَثَّدَح ،

ِ َّاللّٰ ُدْبَع

ُّي ِرَمُعْلا ْنَع ،

َِّاللّٰ ِدْيَبُع ِنَع ،

ِمِساَقْلا ْنَع ، َةَشِئاَع َلِئُس : ْتَلاَق

ُرُكْذَي َلا َو َلَلَبْلا ُد ِجَي ِلُج َّرلا ِنَع َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاللّٰ ىَّلَص ِ َّاللّٰ ُلوُس َر ِنَع َو ." ُلِسَتْغَي " : َلاَق ،اًم َلاِتْحا ُد ِجَي َلا َو َمَلَتْحا ِدَق ُهَّنَأ ى َرَي ِلُج َّرلا

؛ َكِلَذ ى َرَت ُةَأ ْرَمْلا : ٍمْيَلُس ُّمُأ ْتَلاَقَف ." ِهْيَلَع َلْسُغ َلا " : َلاَق ،َلَلَبْلا ُءاَسِ نلا اَمَّنِإ ،ْمَعَن : َلاَق ؟ ٌلْسُغ اَهْيَلَعَأ

ِلاَج ِ رلا ُقِئاَقَش

.

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Said, telah diceritakan kepada kami Hammad bin Khalid al-Khayyath, telah diceritakan kepada kami Abdullah al-‘Umari, yang diambilkan dari ‘Ubaidillah, dari Qasim, dari Aisyah, yang berkata Aisyah: Rasulullah SAW pernah ditanya tentang seorang laki-laki yang mendapatkan dirinya basah sementara dia tidak ingat telah mimpi, beliau menjawab:

“Dia wajib mandi”. Dan beliau juga ditanya tentang seorang laki-laki yang bermimpi tetapi tidak mendapatkan dirinya basah, beliau menjawab: “Dia tidak wajib mandi”.

Kemudian Ummu Sulaim bertanyakepada beliau: Wanita mimpi sebagaimana laki-laki, apakah dia juga wajib mandi?

Beliau menjawab: “ya, sesungguhnya wanita adalah saudara kandung laki-laki”.39

Dari Hadis tersebut dapat diambil penjelasan bahwa bagi laki-laki dan perempuan keadaannya adalah bagaikan saudara kandung.

38Muhammad ‘Ajjaj, al-KhatibUshul al-Hadis Ushuluh wa Musthalahuh (Beirut: Dar al-Fikr, 1989), hlm.19.

39Abu Daud Sulaiman bin Al-Asy ats, Sunan Abi Daud, Jilid 1, (Damaskus: Darbar Risalah al’Alamiah) 2009, hlm.171.

35 KemudianHadis Nabi Muhammad SAW yang membahas mengenai asal mula manusia, dapat dilihat dalam kumpulan Hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Namun karena ditakutkan banyak yang akan salah faham terhadap hadis-hadis itu, Abu Syuqqah sadar akan kebutuhan adanya buku ilmiah untuk menguak maksud yang dikandung pada hadits tersebut.40

1) Rasulullah SAW. Bersabda:

اَنَثَّدَح ٍبْي َرُك وُبَأ َسوُم َو ،

ٍما َز ِح ُنْب ى اَنَثَّدَح : َلااَق ،

ُنْب ُنْيَسُح

ٍ يِلَع ْنَع ، َةَدِئا َز ْنَع ، ِ يِعَجْشَ ْلْا َة َرَسْيَم ْنَع ،

ٍم ِزاَح يِبَأ ،

ْنَع َة َرْي َرُه يِبَأ ُ َّاللّٰ ىَّلَص ِ َّاللّٰ ُلوُس َر َلاَق : َلاَق ،ُهْنَع ُ َّاللّٰ َي ِض َر

" : َمَّلَس َو ِهْيَلَع وُص ْوَتْسا

ِءاَسِ نلاِب ا ،ٍعَل ِض ْنِم ْتَقِلُخ َةَأ ْرَمْلا َّنِإَف ؛

ْنِإ َو ،ُهَت ْرَسَك ُهُميِقُت َتْبَهَذ ْنِإَف ،ُه َلاْعَأ ِعَل ِ ضلا يِف ٍءْيَش َج َوْعَأ َّنِإ َو

،َج َوْعَأ ْل َزَي ْمَل ُهَتْك َرَت

ِءاَسِ نلاِب اوُص ْوَتْساَف

“Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, dan Musa ibnu Hizam, telah berkata: telah bercerita Husain ibnu ‘Ali dari Zaidah dari Maisarah Asyja’I, dari Abi Hazim, dari Abu Hurairah RA. Telah berkata: telah berkata Rasulullah SAW: “Berwasiatlah kepada para perempuan, karena perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk; dan sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Bila kamu berusaha untuk meluruskannya ia akan patah dan bila kamu membiarkan ia tetap bengkok;

maka berwasiatlah kepada perempuan” (dengan baik).”41 2) Rasulullah SAW. Bersabda:

اَنَثَّدَح ُدِقاَّنلا و ٌرْمَع َرَمُع يِبَأ ُنْبا َو ،

: َلااَق ، َرَمُع يِبَأ ِنْب ِلا ُظْفَّللا َو ،

اَنَثَّدَح ُناَيْفُس ْنَع ، ِداَن ِ زلا يِبَأ ِنَع ،

ِج َرْعَ ْلْا ْنَع ،

َة َرْي َرُه يِبَأ ،

40Abdul Halim Muhammad Abu Syuqqah, Tahrir al-Mar’at fi ‘Ashral-Risalat, Terj. Mujiyo, Jati Diri Perempuan Menurut Al-Qur’an dan Hadis (Bandung: Al-Bayan, Cet. I, 1993), hlm.298.

41Muhammad bin Ismail, Shahih Bukrari, Jilid 4, (Beirut: Dar al-Thauq an-Najah, ttp), hlm.133.

36

اَق : َلاَق َس َو ِهْيَلَع ُ َّاللّٰ ىَّلَص ِ َّاللّٰ ُلوُس َر َل

ْتَقِلُخ َةَأ ْرَمْلا َّنِإ " : َمَّل ْنِم

ْنَل ٍعَل ِض اَهِب َتْعَتْمَتْسا اَهِب َتْعَتْمَتْسا ِنِإَف ،ٍةَقي ِرَط ىَلَع َكَل َميِقَتْسَت

َلاَط اَه ُرْسَك َو اَهَت ْرَسَك ؛ اَهُميِقُت َتْبَهَذ ْنِإ َو ،ٌج َوِع اَهِب َو اَهُق

“Telah menceritakan kepada kami Amru An Naqid dan Ibnu Abu Umar sedangkan lafazhnya dari Ibnu Abu Umar, keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Sesungguhnya seorang wanita di ciptakan dari tulang rusuk, dan tidak dapat kamu luruskan dengan cara bagaimanapun, jika kamu hendak bersenang-senang dengannya, kamu dapat bersenang-senang dengannya dan dia tetap saja bengkok, namun jika kamu berusaha meluruskannya, niscaya dia akan patah, dan mematahkannya adalah menceraikannya.”42

Dilihat dari dua Hadis yang tersebut di atas dan masih banyak lagi Hadis-Hadis lainnya yang seragam pembahasan dengannya, yang telah memberi informasi bahwasanya:

a) Diciptakannya perempuan (berasal) dari tulang rusuk.

b) Bagian tulang rusuk yang paling bengkok adalah tulang rusuk yang paling atas.

c) Sifat dari kebengkokan tulang rusuk (perempuan) tidak bisa diperbaiki, setiap dipaksakan untuk meluruskannya pasti akan patah dan berantakan

d) Diingatkan kepada laki-laki yang ingin bermain-main dengannya agar selalu berwasiat dengan baik, walaupun mereka (perempuan) tetap dalam keadaan yang bengkok.43

Seperti yang diutarakan oleh Rasyid Ridha dan dikutip oleh Quraish Shihab tentang “Perempuan dari tulang rusuk” ini, disebutkan bahwa “seandainya tidak tercatatkan dalam cerita

42Abu Husain Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim, Jilid 1-2. (Dar al-Thayyibah, ttp), hlm. 673.

43Siti Fatimah, Pemikiran Fatima Mernissi tentang kedudukan perempuan dalam Islam, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2010), hlm.66.

37 mengenai kejadian Adam dan Hawa dalam kitab perjanjian lama (kejadian II: 21) dengan redaksi seperti pemahaman tersebut, dapat dipercaya bahwa pendapat seperti itu tidak akan timbul pada pikiran seorang Muslim.44

Mernissi dalam bukunya tidak membahas secara khusus mengenai kejadian perempuan yang tercipta dari tulang rusuk, namun jika dilihat pendapatnya yang lain mengenai Hadis Abu Bakrah, yang menentang kepemimpinan perempuan karena bertentangan dengan ayat Alquran, maka hadis tersebut ditolak.

Maka dari itu jika hadistentang penciptaan perempuan yang berasal dari tulang rusuk ini dikaitkan dengan ayat Alquran mengenai penciptaan perempuan sangat berbeda. Karena “penciptaan laki-laki sama dengan perempuan” (min nafsin wahida), maka Hadis tersebut ditolak.45

Telah ditelaah dan diteliti Hadis tersebut oleh Riffat Hassan dan hadis yang memiliki kesamaan dengannya, dia menyatakan bahwa Hadis-Hadis tersebut cacat, baik dari sanad, ataupun dari segi matannya.46 Dapat ditelusuri dari segi sanad bahwa semua Hadis yang menceritakan tentang kejadian perempuan dari tulang rusuk tersebut bersumber dari Abu Hurairah, yakni seorang Sahabat Nabi yang dianggap kontroversial oleh banyak sarjana Muslim Awal termasuk Imam Abu Hanifah. Kemudian Hadis-hadis tersebut dinyatakan dha’if karena di antara perawinya ada yang tidak bisa dipercaya, misalnya: Maisyarah al-Asyja’I, Haramah bin Yahya, Zaidah dan Abu Zinad.47

44M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, hlm.271.

45Fatima Mernissi, Can We Women Head a Muslim State ? dalam Equal Before Allah Terj. Team LSPPA, Dapatkah Kaum Perempuan Memimpin Sebuah Negara Muslim?(Yogyakarta: LSPPA Yayasan Prakarsa, Cet. I, 1995), hlm.204.

46Riffat Hassan, Muslim Women and Post-Patriarcal Islam, hlm.78.

47Riffat Hassan, The Issue of Women-men Equality in the Islamic Tradition, dalam Equal Before Allah Terj. Team LSPPA, Issue Kesetaraan Laki-laki Perempuan Dalam Tradisi Islam (Yogyakarta: LSPPA Yayasan Prakarsa, Cet. I, 1995), hlm.59.

38 Dari semua Hadis yang telah tertulis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seorang perempuan juga mempunyai hak yang setara dengan laki-laki baik dalam bidang pendidikan dan pengajara, dalam bidang tanggung jawab pada keluarga ataupun pada masyarakat, dan lainnya.

39

Dokumen terkait