• Tidak ada hasil yang ditemukan

Project-based Learning Berbasis Teknologi

Apa itu Project-based Learning

Project-based Learning (PBL) diyakini banyak peneliti sebagai sebuah metode pembelajaran yang dapat membekali siswa dengan kompetensi yang dibutuhkan pada abad 21 ini. PBL memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkolaborasi, kreatif, berkomunikasi dengan teman-temannya dan berpikir kritis. Aktivitas bersama dalam kelompok ketika menyelesaikan proyek ini diyakini dapat memberikan pengalaman belajar yang menyeluruh sehingga

kompetensi tersebut diatas dapat terbangun. Namun, sebelum lebih jauh, bisakah sahabat menjelaskan dengan bahasa sendiri apa itu Project-based Learning? Apa saja tantangan yang dapat dihadapi guru ketika menerapkan PBL? Bagaimana menerapkan PBL di kelas? dan Bagaimana cara efektif mengelola PBL secara online? Sahabat Rumah Belajar dapat menuliskan jawaban awal dari pertanyaan diatas sebelum kita melanjutkan pembahasan tentang PBL.

Untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih baik tentang PBL, mari simak video berikut ini : https://youtu.be/LMCZvGesRz8. Sahabat juga bisa simak video https://youtu.be/geeoy3BMmE0 ini agar mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam tentang PBL.

PBL dapat dipahami melalui poin-poin sebagai berikut : 1. Belajar melalui pengerjaan proyek

2. Proyek dijadikan kendaraan untuk mengumpulkan pengetahuan pokok dan memperoleh kompetensi yang dibutuhkan oleh siswa

3. Proyek dibingkai dengan kurikulum

4. Tidak hanya meminta siswa untuk mengumpulkan informasi, tetapi juga berkolaborasi, komunikasi, merancang dan presentasi

Nah, bisakah Sahabat menuliskan definisi sendiri tentang apa itu PBL pada kolom dibawah?

Manfaat Project-based Learning

PBL diyakini memiliki manfaat yang banyak baik untuk siswa maupun guru. Aktivitas belajar yang menyeluruh mulai dari tahapan persiapan sampai evaluasi, memberikan pengalaman belajar yang lebih baik kepada siswa. Berikut ini adalah manfaat PBL yang dapat dirasakan oleh guru dan siswa:

● Siswa lebih terikat dengan apa yang sedang mereka pelajari.

● PBL membantu siswa untuk merancang pembelajaran mereka sendiri

● Mengajarkan beragam keterampilan.

● Guru dapat melakukan penilaian pada banyak aspek

● Mengakomodir gaya belajar siswa yang beragam

● Siswa belajar project management

Selain manfaat diatas, bisakah sahabat menuliskan apalagi manfaat dari PBL yang mungkin sudah pernah cobakan dikelas yang sahabat ampu? Mari tuliskan jawaban sahabat dibawah ini:

Tahapan Project-based Learning

Para sahabat dapat melaksanakan PBL di kelas dengan mengikuti langkah sebagai berikut :

Langkah pertama dimulai dengan menentukan pertanyaan mendasar. Setelah pertanyaan dirumuskan, siswa di bawah bimbingan guru mendesain perencanaan proyek. Kemudian, mereka bersama-sama menyusun jadwal pelaksanaan proyek tersebut. Salah satu yang membedakan PBL dengan model pembelajaran lainnya adalah adanya proses memonitor perkembangan kemajuan. Pada tahapan ini, siswa diharapkan belajar dari progress yang sudah dibuat. Mereka diharapkan mampu mengidentifikasi apa yang sudah berjalan baik dan kendala yang sedang dihadapi. Berikutnya adalah menguji proses dan hasil belajar. Pada tahapan ini, siswa diminta untuk mempresentasikan apa yang sudah dikerjakan. Tahapan akhir dari PBL

adalah mengevaluasi pengalaman belajar siswa. Pada tahapan ini, siswa diminta untuk merefleksikan pengalaman belajar mereka selama mengerjakan proyek.

Bagaimana sahabat? Sudah siap untuk mengerjakan proyek bersama siswa nya?

Merencanakan Project-based Learning

Perencanaan sebuat PBL pada kelas sahabat dapat menyita banyak waktu. Namun, jika sahabat dapat menggunakan instrumen perencanaan yang tepat maka dapat menghemat waktu sahabat sebagai guru. Salah satu instrumen yang dapat sahabat gunakan adalah instrument yang sudah disediakan oleh edutopia.org/stw-pbl-resources. Pada rubrik tersebut, sahabat dapat merencanakan PBL mulai dengan mengidentifikasi persiapan dan bahan apa saja yang sudah tersedia, pertanyaan mendasar sampai kepada bagaimana sahabat akan mengevaluasinya.

Tahapan dimulai dengan menentukan Kompetensi Dasar yang akan dicapai pada proyek ini. Selanjutnya sahabat dapat mengidentifikasi aspek-aspek lainnya pada PBL. Instrumen yang sudah diadaptasi dari edutopia.org/stw-pbl-resources tersebut dapat sahabat temukan pada link berikut: http://bit.ly/RencanaPBL. Silahkan sahabat gunakan instrument tersebut untuk merencanakan pembelajaran berbasis proyek di kelas yang sahabat ampu.

Project-based Learning menggunakan TIK

Pandemi Covid-19 mempercepat penggunaan teknologi dalam sistem pendidikan. Lebih jauh, guru sebagai praktisi pendidikan yang langsung berhadapan dengan siswa, juga “dipaksa”

oleh keadaan untuk mau tidak mau untuk memanfaatkan teknologi. Dalam usaha memenuhi kebutuhan belajar peserta didiknya, banyak guru di Indonesia yang mengorbankan waktu luangnya untuk mempelajari penggunaan teknologi dalam pembelajaran.

Mengingat perkembangan zaman dan masifnya penggunaan teknologi dalam kehidupan manusia, maka pembelajaran berbasis proyek juga sangat mungkin dilakukan dengan memanfaatkan teknologi, khususnya teknologi digital. Sahabat dapat membaca lebih jauh

tentang pelaksanaan PBL secara online pada artikel berikut : https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-6596/1760/1/012038/meta dan

https://jgdd.kemdikbud.go.id/index.php/jgdd/article/view/152.

Berikut ini akan dijelaskan beberapa pilihan yang dapat sahabat Rumah Belajar jadikan sebagai salah satu referensi meskipun kami percaya sahabat dapat berinovasi dengan lebih baik.

a. Penggunaan Forum Diskusi Kelas Maya Rumah Belajar

Sahabat dapat gunakan Forum Diskusi Kelas Maya Rumah Belajar untuk mendukung proses komunikasi ide siswa dalam kelompok pada kelas yang sahabat ampu. Mereka bisa menggunakan forum diskusi tersebut untuk merencanakan proyek. Selain itu, siswa juga dapat melaporkan perkembangan proyek yang sedang mereka kerjakan. Salah satu kelebihan penggunaan forum diskusi ini jika dikombinasikan dengan kegiatan memonitor kemajuan secara manual di dalam kelas, penjelasan tertulis siswa dapat dikompilasi guru sehingga guru punya gambaran yang lebih utuh tentang perkembangan kemajuan proyek kelompok. Sahabat bisa dapatkan informasi lebih lanjut tentang bagaimana forum diskusi ini bisa digunakan untuk meningkatkan beragam kompetensi siswa melalui video berikut:

https://youtu.be/CmnWoU3RtCk

b. Penggunaan Akun Pembelajaran Google Workspace for Education. Kemendikbud semenjak tahun 2020 telah memberikan salah satu fasilitas yang sangat berharga bagi guru, tenaga kependidikan dan siswa seluruh Indonesia yaitu Akun Pembelajaran. Fasilitas ini memberikan guru dan siswa akses terhadap produk Google yang dapat digunakan untuk membantu proses belajar mengajar di sekolah. Diantaranya adalah Google Chat, Google Docs, Google Slide dan lain sebagainya. Selain itu, akses penyimpanan (Google Drive) nya juga unlimited. Fitur-fitur pada akun pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengerjakan proyek pembelajaran adalah Google Drive, Google Slide, Google Docs dan Google Spreadsheet. Google Docs misalnya, jika sahabat meminta siswa untuk mengerjakan laporan, makalah atau analisis tentang sebuah topik secara berkelompok, perkembangan proyek, siapa menulis apa dan kemudahan untuk sitasi disediakan oleh Google Docs. Guru dengan mudah dapat memantau perkembangan proyek. Jika sahabat meminta siswa untuk mengerjakan sebuah proyek dalam bentuk poster, maka pilihan lainnya bisa menggunakan Google Slide. Youtube yang juga merupakan produk Google juga dapat digunakan jika proyek yang sedang dikerjakan siswa sahabat dalam bentuk video.

Nah, sudahkan sahabat melakukan aktivasi akun pembelajarannya? Jika belum, ayo buruan aktifkan sebelum 30 Juni 2021.

c. Menggunakan Canva for Education

Sahabat Rumah Belajar sekalian, sebagian sahabat pasti sudah mengenal salah satu aplikasi desain Canva. Sebagian sahabat juga pasti sudah pernah menggunakannya. Jika sahabat sudah mengaktivasi Akun Pembelajaran, maka sahabat bisa mendapatkan akses Canva Pro dengan gratis dengan melakukan pendaftaran pada alamat berikut https://www.canva.com/id_id/pendidikan/. Salah satu fitur Canva for Education adalah, guru dapat membentuk kelompok dengan siswa untuk mengerjakan proyek secara bersama-sama. Proyek yang dapat dibuat bervariasi, bisa berupa poster, video, brosur, iklan, flyer dan lain sebagainya.

Nah, sahabat, mari gunakan pengetahuan yang telah sahabat pelajari untuk menyusun project-based learning di kelas sahabat dengan terlebih dahulu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menggunakan lembar berikut :

Rangkuman

● Pembelajaran berbasiswa proyek (Project-based Learning) atau PBL adalah satu model pembelajaran yang dapat mengakomodasi kebutuhan belajar siswa

● PBL memiliki beberapa tahapan yaitu menentukan pertanyaan mendasar, menyusun jadwal, memonitor kemajuan proyek, menguji proyek dan hasil belajar dan evaluasi pemahaman.

● Proses perencanaan PBL dapat dimulai dengan mengidentifikasi Kompetensi Dasar yang akan ditarget pada proyek tersebut

● PBL dapat dilaksanakan dengan mengitegrasikan dengan TIK diantaranya adalah Forum Diskusi Kelas Maya Rumah Belajar, Akun Pembelajaran Workspace for Education dan Canva for Education

Kuis

1. Manakah dari berikut ini yang bukan merupakan manfaat dari Project-based Learning a. Siswa lebih terikat terhadap apa yang sedang dipelajari

b. Mengajarkan keterampilan yang beragam c. Dapat mengakomodir gaya belajar siswa

d. Membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk menyiapkannya

2. Berikut ini adalah keterampilan yang dapat dipelajari siswa pada saat mengerjakan Project-based Learning kecuali :

a. Komunikasi b. Kolaborasi

c. Mencatat resume d. Presentasi

3. Tahapan project-based learning yang benar adalah :

a. Menentukan pertanyaan, merancang perencanaan, menyusun jadwal, menguji proses dan hasil belajar, memonitor kemajuan, evaluasi pengalaman

b. Menentukan pertanyaan, merancang perencanaan, menyusun jadwal, memonitor kemajuan, evaluasi pengalaman, menguji proses dan hasil belajar,

c. Menentukan pertanyaan, merancang perencanaan, menyusun jadwal, memonitor kemajuan, menguji proses dan hasil belajar, evaluasi pengalaman

d. Menentukan pertanyaan, merancang perencanaan, menyusun jadwal, menguji proses dan hasil belajar, evaluasi pengalaman, memonitor kemajuan,

4. Salah satu langkah paling penting pada tahapan perencanaan Project-based Learning adalah:

a. Menentukan kalender proyek b. Menentukan jumlah kelompok

c. Menentukan jumlah siswa dalam kelompok d. Menentukan Kompetensi Dasar

5. Berikut ini adalah fitur dari Google Workspace for Education, kecuali:

a. Youtube b. Instagram c. Google Chat

d. Google Slide

PENUTUP

Sahabat sudah berada pada bagian akhir modul tentang Pengelolaan Kelas yang Mengintegrasikan TIK dalam Lingkungan Belajar. Apakah Sahabat sudah melengkapi seluruh aktivitas pembelajaran dalam modul? Seperti membaca, berbagi pengalaman, menyampaikan pendapat, mengamati video, mengakses dan mengeksplor tautan, atau melakukan identifikasi dan analsisis? Komitmen Sahabat dalam melakukan setiap aktivitas yang diarahkan pada modul ini akan mengoptimalkan interaksi Sahabat dengan bahan belajar serta meningkatkan pemahaman Sahabat terhadap materi.

Kompetensi TIK guru pada level pendalaman pengetahuan (knowledge deepening) sebagaimana yang disampaikan oleh UNESCO (2013), menggambarkan guru sebagai profil yang memiliki kemampuan untuk mengelola informasi, menyusun tugas-tugas berbasis masalah, dan mengintegrasikan aplikasi perangkat lunak maupun keras dengan variasi metode pembelajaran yang dapat mewujudkan aktivitas kolaboratif. Kompetensi ini harus digunakan untuk mendukung pemahaman mendalam para siswa tentang konsep-konsep kunci dan penerapannya pada masalah-masalah dunia nyata yang kompleks. Untuk mendukung proyek kolaboratif, guru harus menggunakan sumber daya jaringan dan berbasis web untuk membantu siswa berkolaborasi, mengakses informasi, dan berkomunikasi dengan para ahli eksternal untuk menganalisis dan memecahkan masalah yang mereka pilih.

Guru juga harus dapat menggunakan TIK untuk membuat dan memantau rencana proyek individu dan kelompok siswa, serta untuk mengakses informasi, berkonsultasi dengan para ahli, dan berkolaborasi dengan guru lain untuk mendukung pembelajaran profesional mereka sendiri. Untuk itu, guru sebagai titik pangkal strategis menjadi agen kunci untuk mewujudkan proses pembelajaran yang lebih berkualitas, salah satunya melalui optimalisasi pemanfaatan TIK.

Salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan adalah Project-based Learning.

Model ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam. Juga, ini diharapkan juga dapat mengakomodasi gaya belajar siswa. Penggunaan teknologi pada Project-based Learning diharapkan juga dapat membekali siswa agar lebih update dengan kompetensi yang diharapkan oleh zaman sekarang ini.

PUSDATIN KEMENDIKBUD

Daftar Pustaka

Ahmad, Rohani. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rhineka Cipta.

Ajello, Robin Paul. (2000). Rebooting the Mind Starts at School: Classrooms of the future will be virtually unrecognizable. Retrieved July 2018,

from http://edition.cnn.com/ASIANOW/asiaweek/technology/990820/2k_mind.h tml

Ajitha, Nayar K dan Barker Miles. (2014). Computer labs as techno-pedagogical tools for learning biology – Exploring ICT practices in India. Asia-Pacific Forum

on Science Learning and Teaching, Volume 15, Issue 1, Article 6, p.15 (Jun., 2014)

Amirul, Nurul Jannah, dkk. (2013).The physical classroom learning environment.

Presented in 2nd International Higher Education Teaching and Learning Conference 2013.

Gallagher,Kerry.(2015). A Guide to Creating a Collaborative Learning Environment.

Diunduh dari https://www.edsurge.com/news/2015-04-30-a-guide-to-creating-a-collaborative-learning-environment pada 17 Juli 2018.

Kilgour, P.W. (2006). Student, teacher and parent perceptions of classroom environments in streamed and unstreamed mathematics classrooms. Thesis PhD. Curtain University of Technology Australia.

Kolk, Melinda. (2011). The 21st Century Classroom- where the 3R’s meet the 4’Cs.

Retreived June 2018, from http://web.tech4learning.com/blog-0/bid/45149/the-21st-century-classroom-where-the-3-r-s-meet-the-4-c-s

Madya,Suwarsih. (2011). Optimalisasi Pemanfaatkan TIKuntuk Meningkatkan Mutu Hakiki Pendidikan, makalah, Seminar Nasional, Milad UAD XXX, 5 Februari 2011. Diunduh dari

http://staffnew.uny.ac.id/upload/130607014/penelitian/Optimalisasi+Pemanfaata n+TIK+dalam+Pendidikan-final.+doc.pdf pada 2 Februari 2018

Mann, Amandeep Singh. (2014). Science Teachers’ Experiences in Integrating Information and Communication Technology (ICT) into their Teaching Practices. Research paper for the Degree of Master of Teaching Department of Curriculum, Teaching and Learning Ontario Institute for Studies in Education of the University of Toronto. Retrieved May 2018 from

https://tspace.library.utoronto.ca/bitstream/1807/67042/1/Mann_Amandeep_S_2014 06_MT_MTRP.pdf

Mariyana,Rita dkk. (2010). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana Media Group.

Midoro, Vittorio.(2013). Guidelines on Adaption of The UNESCO ICT Competency Framework for Teachers. Moscow, Russia: UNESCO Institute for Information Technologies in Education.

PUSDATIN KEMENDIKBUD

Panitz, Ted. (1999). Collaborative versus Cooperative Learning- a Comparison of the Two Concepts which will Help Us Understand the Underlying Nature of

Interactive Learning. Diunduh dari https://files.eric.ed.gov/fulltext/ED448443.pdf pada 28 Juni 2018.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013 tentang StSahabatr Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

Permendiknas 24 Tahun 2007 tentang StSahabatr Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah

Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) Watson, Angela. (2012). Classroom Management Tips for School Computer Labs.

Retrieved June 2018, from

https://thecornerstoneforteachers.com/managing-a-computer-lab/

https://sites.google.com/site/sfzhseportfolio/home/pengantar-e-learning diakses 30 Maret 2021

https://www.yuksinau.id/kelas-maya/ diakses 30 Maret 2021

PUSDATIN KEMENDIKBUD

Dokumen terkait