• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Belajar Ke-2

Dalam dokumen Modul 2 Menggali Kekuatan Diri (Halaman 35-42)

Tujuan belajar pada materi ini anda diharapkan dapat: (1) mengidentifikasi upaya-upaya strategis dalam menggali potensi kemampuan pribadi; (2) merumuskan keputusan-keputusan yang bermakna bagi kehidupan pribadi dalam peranan kehidupan sosial; dan (3) berapresiasi tentang upaya membangun keshalehan pribadi dan keshalehan sosial.

Untuk memperoleh tujuan belajar tersebut mari kita simak materi belajar berikut.

a. Menemukan Kekuatan Diri

“Ia bukan debu yang terbang bersama angin, ia bukan air yang

membeku karena dingin, ia bukan sisir yang patah di rambut, ia bukan butiran yang hancur di dalam tanah. Ia adalah emas yang berkilau,

walaupun terpendam di dalam debu” (Jalaluddin Rumi )

Di lingkungan yang positif, semua energi yang bergerak akan merangsang pengaktifan kekuatan diri seseorang untuk menjadi petarung sejati yang berpeluang menang. Setiap petarung unggul tidak takut mati, karena ia telah mempersiapkan diri secara matang jauh-jauh sebelumnya. Situasi kehidupan mendorongnya untuk merenungkan tujuan hidup, kemudian terinspirasi untuk menggali lebih jauh siapa dirinya. Dengan mengenal diri sendiri, ia dapat berubah menjadi lebih baik agar siap bertindak menghadapi kenyataan hidup.

Mengapa seseorang itu bisa sukses, sedangkan temannya dengan latar belakang keluarga dan sekolah yang hampir sama, malah gagal dalam

YBI: Menggali kekuatan diri… 87

hidupnya? “Oh itu masalah keberuntungan”, kata orang pada umumnya.

Memang, selama ini banyak orang yang menganggap bahwa sukses itu suatu misteri, sering berupa keberuntungan (luck) yang tergantung pada nasib baik, bakat dan relasi. Kalau dibaca cerita kehidupan George Soros, pialang kondang yang menggoyang moneter dunia, seperti yang diceritakan Robert Slate penulis buku Soros (edisi bahasa Indonesia diterbitkan oleh penerbit Profesional Books, 1997), ternyata keberhasilannya ditentukan oleh pola pikir (falsafah hidup), strategi, metode dan taktik yang meninggalkan teori ekonomi tradisional dan menyadari situasi pasar yang bergejolak.

Ada pula yang melihat dari peluang (opportunities) dan usaha keras (effort). Edward de Bono, penulis buku dan pelatih yang kondang dengan konsep Lateral Thinking, mewawancarai sejumlah tokoh terkemuka dari berbagai bidang untuk mengetahui karakteristik gaya sukses yang menjadi unsur utama penggerak dorongan berprestasi mereka. Sebelumnya riset manajemen telah menunjukkan bahwa keberuntungan dan peluang itu bersebab dari cara berpikir seseorang yang menentukan tindakannya.

Temuan de Bono memperkuat hasil riset tersebut, bahwa karakter gaya sukses itu lebih banyak bersebab dari dalam diri sendiri, antara lain:

(a) Keyakinan diri. Faktor ego yang ingin menunjukkan kelebihan dari kemampuan dirinya sendiri dibandingkan dengan orang lain.

(b) Semangat kerja dan arah sasaran yang jelas, sesuai dengan kemampuan. Fokus pada bidang spesialisasi yang ditekuninya sebagai ungkapan jalan profesinya.

(c) Kerja keras dengan sungguh-sungguh. Mempunyai energi yang tinggi untuk melaksanakan suatu program kerja yang rasional, sehingga dapat dilaksanakan dengan baik.

(d) Mengacu pada prioritas utama. Memilih program dengan menyadari harus diselesaikan segera (sense of urgency) dengan hasil yang menguntungkan (result oriented), sehingga program tersebut mempunyai tingkat efisiensi tinggi.

YBI: Menggali kekuatan diri… 88 (e) Ketabahan dan konsistensi. Mempunyai daya tahan menghadapi

tantangan dan tetap konsisten pada sasaran utama.

(f) Kemampuan mengatasi kegagalan dan bisa bangkit kembali. Kegigihan yang tinggi, menunjukkan kualitas professional yang gagah berani dan pantang menyerah.

b. Mengembangkan Karakter Pribadi Wirausaha

Memutuskan diri dari sosok karyawan menjadi wirausahawan sejati tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Keberanian, ketangguhan, dan memiliki nilai kompetisi dalam menjalankan usaha merupakan syarat mutlak seorang wirausahawan. Di samping itu, meminjam ungkapan Sulaeman, seorang wirausahawan setidaknya harus memiliki karakter kuat.

Pertama, selalu memiliki jiwa kemandirian. Kunci utama seorang entrepreneur adalah tegak berdiri di atas kekuatan sendiri. Untuk mencapai itu, pelaku wirausahawan harus tahan banting an mampu mengembangkan potensi dirinya sehingga melahirkan kemandirian.

Kedua, selalu memiliki profesionalisme bisnis. Maksudnya, tekad yang kuat dan fokus dalam menjalankan usaha merupakan gerbang dari mata rantai keberhasilan seorang entrepreneur. Itulah sebabnya, pelaku entrepreneur sering menjadikan hambatan yang ihadapinya menjadi bagian tantangan yang harus dipecahkan.

Ketiga, selalu disiplin, inisiatif, kreatif dan inovatif. Bermuara dari tekad yang kuat dan fokus dalam menjalankan usaha, maka kekuatan disiplin, inisiatif, kreatif dan inovatif ibarat butiran peluru. Oleh karenanya, secara teknis keempat komponen tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan. Mengapa demikian? Sebab, implementasi itu menjadi parameter keberhasilan.

Keempat, selalu berorientasi pada prestasi dan masa depan. Prestasi dan masa depan bagi wirausahawan ibarat jantung kehidupan Itulah sebabnya, dalam proses pencapaiannya yang bersangkutan sering menjadikan kedua koridor tersebut sebagai sarana "pengungkit".

YBI: Menggali kekuatan diri… 89

Kelima, ulet, optimis, dan bertanggungjawab. Keberanian memikul tanggungjawab yang disertai sifat ulet dan percaya diri, baik pada saat menghadapi kesulitan maupun hambatan adalah nilai plus karakter kuat yang dimiliki wirausaha.

Keenam, enerjik dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial. Kepandaian beradaptasi dan menempatkan diri dalam komunitas masyarakat akan melahirkan berbagai keuntungan baik secara pribadi maupun perkembangan usaha yang tengah dikelola.

Ketujuh, terampil dalam pengorganisasian. Artinya, seorang entrepreneur mengutamakan kekuatan figuritas – menjalankan roda usahanya, memperkuat sistem sehingga pengorganissaian bisa berjalan dengan baik walaupun misalnya tanpa kehadiran pimpinan

Kedelapan, memiliki perencanaan realistik dan objektif. Kondisi ini sama dengan point ketujuh. Kekuatan sistem dicapai dengan baik jika perencanaan yang dibuat memiliki tahapan yang jelas dan sistematis. Di samping itu, seorang wirausahawan harus memiliki karakter kuat yakni berani mengambil resiko melakukan pengkajian integritas diri yang antipatif. Artinya, seorang wirausaha dalam menentukan gerak langkahnya tidak pernah terbersit rasa tak atau was-was sebab yang bersangkutan, sudah mempertimbangkan resiko yang bakall terjadi dan pola preventifnya.

Sejalan dengan karakter itu, seorang wirausaha harus memiliki ciri lain, yaitu senang dan mampu menghadapi tantangan serta memiliki teknik produk. Maksudnya, memiliki keterampilan membuat produk sebagai bagian dari proses menjalankan roda. usahanya. Berpijak dari paparan tentang ciri karakterkuat seorang entrepreneur di atas, maka kita dapat menggambil garis simpul, karakter kuat akan lahir apabila seorang entrepreneur memiliki tiga hal. Pertama, niat secara totalitas atau tekad yang bulat akan menjad entrepreneur. Kedua, memiliki perubahan paradigma yang berbeda tentang usaha Ketiga, memiliki kemauan untuk belajar secara kontinu dan berkesinambungan.

YBI: Menggali kekuatan diri… 90 Hal yang tidak boleh dilupakan adalah sikap jujur. Bersikap jujur dalam setiap transaksi usaha begitu mudah. Sama mudahnya dengan kita berjalan, menghirup udara, atau mengkonsumsi makanan. Bagi pelaku usaha yang benar, kejujuran memang sudah menjadi perilaku yang menyatu dalam aktivitas bisnisnya. Jujur menurut mereka sesuatu yang biasa, karena mudah dikerjakan dan sudah menjadi tuntutan hidup. Kejujuran ibarat modal utama. Prinsip mereka, sekali berlaku curang, maka sama saja dengan menghancurkan usahanya. Kredibilitas akan hancur, pelanggan dan mitra hilang, serta nama baik keluarga jadi tercemar. Mereka lebih mengorbankan keuntungan dibandingkan harus berlaku curang. Keuntungan bagi mereka adalah kredibilitas, ilmu, silaturahmi, pengalaman, dan tentu saja materi (uang).

Sebaliknya, bagi pelaku usaha curang, kejujuran begitu sulit untuk dilakukan. Mereka khawatir kalau tidak berbuat curang, usahanya tidak menghasilkan laba. Atau, kalaupun untung, labanya sangat kecil. Mereka melakukannya karena menganggap yang namanya keuntungan, ya untung materi (uang). Pelaku usaha yang curang biasanya tidak memiliki tingkat keimnan yang kuat. Walaupun hati nuraninya menolak, tetap saja melakukannya. Sebab, hawa nafsu duniawinya telah begitu dominan dalam mengendalikan jiwanya.

Sebagai pelaku usaha sejati tentu kita harus menjadi pelaku usaha yang jujur. Walau laba atau keuntungan yang akan diraih tidak begitu besar, tetap harus jujur. Kita harus meyakini bahwa Allah SWT akan memberikan keuntungan lain yang tidak terduga. Baik melalui usaha yang kita lakukan, atau keuntungan dalam bentuk lain. Sudah banyak contoh di mana hanya pebisnis yang jujur yang akan tetap langgeng. Sedang pelaku usaha yang curang satu per satu berguguran.

Allah SWT telah memperingatkan bahwa apabila kita berbuat curang dalam berbisnis maka akan diancam dengan siksa-Nya. Baik dengan cara mengurangi takaran saat menjual, atau ingin diberi lebih dari takaran saat

YBI: Menggali kekuatan diri… 91 membeli. Bagi Allah, kedua perilaku seperti itu sama saja. Maka, kita harus bersungguh-sungguh menghindarinya. Sebagaimana Alloh SWT mengingatkan dalam firman-Nya, "Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi." (QS Al-Mutaffifiin:1-3).

c. Membuat Keputusan Penting

Dewasa ini kita sering mendengar beberapa istilah dalam keputusan, baik di lingkungan politik, pemerintahan, atau di kemasyarakatan. Ada beberapa istilah yang paling membingungkan kita, seperti halnya istilah keputusan politis, keputusan manajemen, keputusan sementara, bahkan ada keputusan yang disebut kebijakan.

Beberapa keputusan kerapkali sangat sulit dibuat. Tidak jarang, karena sulinya, sehingga sulit pula untuk menilai seseorang benar atau salah dalam memutuskan sesuatu. Barangkali memang situasinya tidak sangat jelas, atau tersedia beberapa alternatif dengan nilai masing-masing. Mungkin cukup sukar menghadapi masalah-masalah yang memiliki akibat lebih jauh, seperti yang menyangkut mutu suatu produk, biaya, jadwal, hubungan antar anggota, atau keputusan yang menyangkut kepentingan pribadi di masa depan.

Tak ada orang yang terlahir tidak sebagai pembuat keputusan (decision maker). Namun, para pembuat keputusan yang paling sukses sekalipun senantiasa mengikuti serangkaian petunjuk yang membantu dalam memilih alternatif paling baik dalam situasi yang dihadapi.

Bagaimanapun beragamnya jenis-jenis keputusan, apabila kita kelompokkan, ada empat jenis keputusan menurut cara keputusan itu dibuat, antara lain:

(1) Keputusan perseorangan. Mengambil keputusan sendiri, biasanya terdapat pada struktur organisasi hirarkis. Keputusan dapat diambil oleh ketua atau seorang ahli atau seorang yang bertanggung jawab terhadap

YBI: Menggali kekuatan diri… 92 konsekuensi keputusan tersebut. Kebaikan dari keputusan ini antara lain cepat dan sangat baik pada waktu keadaan kritis. Kelemahannya ialah ada kemungkinan tidak diterima oleh orang lain.

(2) Musyawarah. Keputusan diambil dengan mufakat. Kebaikan dari keputusan ini ialah semua orang mencoba diikut sertakan, dan merupakan keputusan bersama. Kelemahannya akan memakan waktu yang lama, dan proses keputusan dapat dihalangi oleh pihak yang merasa pendapatnya tidak diikut sertakan.

(3) Minoritas. Keputusan diambil oleh sejumlah kecil anggota atau mereka yang mempunyai interest. Kebaikannya dapat dilakukan dengan cepat, dan ada perwakilan dari setiap unit kelompok. Sedangkan kelemahannya ialah tidak ada dukungan dari sebagian besar anggota.

(4) Aklamasi. Keputusan diambil berdasarkan persetujuan anggota yang hadir. Kebaikannya semua yang hadir menyetujuinya. Kelemahannya sangat sulit dicapai.

Bagaimana keputusan diambil, sekurang-kurangnya ada 6 (enam) cara bagaimana keputusan itu diambil yaitu:

(1) Keputusan diambil tanpa menghiraukan saran-saran yang masuk (block decision);

(2) Keputusan diambil dengan menggunakan kekuasaan/wibawa (decision by authority);

(3) Keputusan diambil oleh kelompok minoritas (decision by minority); (4) Keputusan diambil menurut suara terbanyak (decision by mayority); (5) Keputusan diambil melalui kesepakatan/musyawarah (consensus

decision);

(6) Keputusan benar-benar atas persetujuan setiap anggota kelompok

(unanimous decision);

Hal-hal yang perlu diperhatikan bila menggunakan cara kesepakatan

YBI: Menggali kekuatan diri… 93 (1) Hindarkan pemakaian pendapat anda

(2) Jangan menganggap seseorang harus menang dan seseorang harus kalah (3) Jangan cepat-cepat merubah pikiran anda demi menghindarkan konflik

dan tercapainya persetujuan dan keharmonisan

(4) Hindarkan teknik-teknik yang akan mengurangi konflik, seperti: pungutan suara, mengambil rata-rata, tawar-menawar, mencampur mata uang dan sebagainya.

Berikut ini disajikan salah satu prosedur yang cukup mendasar bagi anda untuk pembuatan keputusan. Prosedur tersebut secara ringkas mencakup enam langkah. Marilah kita lihat satu persatu secara lebih terperinci.

Dalam dokumen Modul 2 Menggali Kekuatan Diri (Halaman 35-42)

Dokumen terkait