• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan di Apotek Atrika

Dalam dokumen U NIVERSITAS INDONESIA (Halaman 34-47)

Kegiatan yang dilakukan di Apotek Atrika dikelompokkan menjadi dua bidang, yaitu kegiatan di bidang teknis kefarmasian dan kegiatan non-teknis kefarmasian.

3.5.1 Kegiatan Teknis Kefarmasian

3.5.1.1. Pengelolaan perbekalan farmasi a. Pengadaan barang

Apotek Atrika melakukan pengadaan perbekalan farmasi apabila barang sudah menipis atau hampir habis. Kegiatan pengadaan ini dilakukan setiap hari. Pembelian dilakukan oleh Apoteker Pendamping atau Asisten Apoteker yang bertanggung jawab langsung kepada APA. Surat pesanan perbekalan farmasi ditandatangani oleh Apoteker Pendamping atau Asisten Apoteker.

b. Penerimaan barang

Barang yang diterima berdasarkan surat pesanan dan faktur diperiksa oleh Asisten Apoteker, baik kuantitas, maupun kualitas (tanggal kadaluarsa, keadaan fisik barang, kode produksi/batch, dan lain-lain). Apabila barang yang diterima sesuai dengan surat pesanan, maka petugas selanjutnya menandatangani dan memberi stempel apotek pada faktur. Selanjutnya, faktur asli diserahkan kembali ke PBF dan salinan faktur disimpan di apotek. Pembelian dicatat dalam buku pembelian yang berisi tanggal pembelian, nama PBF, barang yang diterima, tanggal kadaluarsa, potongan harga (discount), dan harga. Jumlah barang yang diterima kemudian ditambahkan ke dalam kartu stok.

c. Penyimpanan barang

Barang – barang disimpan berdasarkan bentuk sediaan obat menurut abjad, baik untuk obat dengan resep, maupun untuk obat bebas. Obat disusun berdasarkan sistem FEFO (First Expired First Out), di mana obat yang memiliki tanggal kadaluarsa terlebih dahulu diletakkan di bagian yang paling depan dan/atau paling atas, agar yang terlebih dahulu mencapai batas kadaluarsa keluar terlebih dahulu. Selain itu, terdapat juga lemari khusus untuk menyimpan barang-barang yang mendekati waktu kadaluarsa. Penyimpanan narkotika dilakukan di lemari khusus yang menempel di dinding dan kunci lemari tersebut disimpan oleh Apoteker Pendamping.

d. Pengeluaran barang

Apotek Atrika melakukan pengeluaran barang dengan sistem FEFO (First

Expired First Out), yaitu barang yang dikeluarkan terlebih dahulu adalah barang

e. Pembuatan aanmaak

Aanmaak adalah obat-obat yang dibuat oleh juru resep dibawah pengawasan apoteker berdasarkan resep-resep standar dalam buku resmi untuk dijual bebas ataupun berdasarkan resep dokter. Beberapa sediaan standar yang dibuat di Apotek Atrika adalah minyak kayu putih, minyak telon, lysol, obat batuk putih, obat batuk hitam, obat biang keringat, rivanol, salicyl spiritus, dan bedak salisilat. Aanmaak ini ditempatkan di rak obat bebas dan disusun berdasarkan abjad.

3.5.1.2. Pengelolaan narkotika a. Pengadaan narkotika

Pemesanan narkotika harus dilakukan dengan menggunakan surat pesanan khusus narkotika. Pembelian narkotika hanya dapat dilakukan pada PBF Kimia Farma. Dalam satu lembar surat pesanan, hanya boleh tercantum satu jenis narkotika, dan perlu mencantumkan jumlah stok terakhir.

Surat pesanan narkotika harus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek dengan mencantumkan nama jelas, nomor SIA dan SIK/SP, serta nama, alamat, dan stempel apotek. Surat pesanan dibuat rangkap empat, untuk arsip apotek satu lembar, untuk Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat satu lembar, untuk Balai POM satu lembar, dan untuk arsip apotek satu lembar. Penerimaan narkotika dilakukan oleh Apoteker Pendamping atau Asisten Apoteker yang memiliki SIK dan bukti penerimaannya diterima dan disimpan oleh Apoteker Pengelola Apotek.

b. Penyimpanan narkotika

Penyimpanannya dilakukan di dalam lemari khusus yang menempel di dinding dan kuncinya dipegang oleh Apoteker Pendamping.

c. Pelayanan narkotika

Pelayanan resep yang mengandung narkotika harus berdasarkan resep asli yang belum pernah dilayani atau salinan resep yang dibuat oleh Apotek Atrika yang jumlah obatnya belum diberikan seluruhnya, atau belum pernah diberikan

kepada pasien. Setiap pengeluaran narkotika harus dicatat di kartu stok dan diperiksa kesesuaian jumlahnya. Resep yang mengandung narkotika harus digaris merah, dan disimpan terpisah dari resep lain.

d. Pelaporan penggunaan narkotika

Laporan penggunaan narkotika dibuat setiap bulan dan dikirim ke instansi yang berwenang paling lambat setiap tanggal 10 setiap bulannya dengan tembusan kepada Balai Besar POM dan untuk arsip.

3.5.1.3. Pengelolaan Psikotropika a. Pengadaan psikotropika

Pemesanan psikotropika dilakukan dengan menggunakan surat pesanan psikotropik (berbeda dengan surat pesanan narkotika) yang ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek. Dalam satu surat pesanan, boleh dicantumkan beberapa jenis psikotropika, dan tidak perlu mencantumkan jumlah stok terakhir.

b. Penyimpanan psikotropika

Penyimpanan psikotropika di Apotek Atrika dilakukan pada lemari khusus dan kunci dipegang oleh Apoteker Pendamping.

c. Pelayanan psikotropika

Pelayanan resep prikotropika diserahkan atas dasar resep dokter dan salinan resep yang dibuat Apotek Atrika maupun apotek lain. Resep yang mengandung psikotropika disimpan terpisah dari resep lain.

d. Pelaporan psikotropika

Laporan penggunaan psikotropika dibuat setiap bulan dan dikirimkan ke Suku Dinas Pelayanan Kesehatan Jakarta Pusat paling lambat setiap tanggal 10 setiap bulannya dengan tembusan kepada balai Besar POM dan untuk arsip.

3.5.1.4. Pelayanan apotek

Apotek Atrika melakukan pelayanan resep dan pelayanan obat bebas dan komoditi lain di luar sediaan farmasi. Pelayanan resep dilakukan dengan sistem pembayaran tunai dan kredit.

a. Pelayanan obat dengan resep

Asisten Apoteker menerima resep dari pasien, kemudian diperiksa kelengkapan obat dan kelengkapan resepnya dan diberi harga berdasarkan harga yang terdapat pada komputer kasir. Apabila resep berasal dari dokter untuk dipakai sendiri atau pada keadaan tertentu lainnya, harga yang telah dihitung kemudian dikurangi diskon sejumlah yang ditentukan. Pasien lalu membayar harga obat yang disetujui di kasir dan kasir mencatat alamat dan nomor telepon pasien.

Resep dibawa ke bagian peracikan untuk dikerjakan oleh asisten apoteker dan juru resep, Setelah semua bahan dalam resep ditimbang, maka resep segera dikerjakan. Resep yang telah selesai dikerjakan dan diberi etiket diperiksa oleh Apoteker atau Asisten Apoteker lalu kemudian diserahkan kepada pasien. Apoteker atau Asisten Apoteker yang menyerahkan obat menyampaikan informasi yang berkaitan dengan obat tersebut.

Setiap tahapan pengerjaan resep di Apotek Atrika harus diparaf pada kolom HTKP (Harga, Timbang, Kemas, Penyerahan) sesuai pekerjaan yang dilakukan oleh asisten apoteker, juru resep, maupun apoteker. Hal ini dilakukan untuk menelusuri kesalahan dalam pengerjaan resep.

Resep yang telah selesai dikumpulkan berdasarkan nomor urut resep per hari dan dicatat dalam buku resep. Pelayanan resep secara tunai sama dengan pelayanan resep secara kredit, tetapi untuk pelayanan resep secara kredit, kuitansi pembayarannya tidak diserahkan ke pasien tetapi disimpan untuk dilakukan penagihan pada awal bulan berikutnya.

Tata cara pelayanan resep narkotika dan psikotropika sama dengan pelayanan resep obat keras lainnya tetapi pada pelayanan resep yang mengandung narkotika diberi label HTKP dengan warna berbeda dan dikumpulkan terpisah dari resep lainnya.

b. Pelayanan / penjualan bebas

Apotek Atrika melakukan penjualan bebas berupa penjualan obat tanpa menggunakan resep dokter (obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat wajib apotek) dan penjualan sediaan lain di luar obat-obatan. Pembayarannya dilakukan di kasir secara tunai kemudian barang dan struk pembayaran diserahkan kepada pembeli.

3.5.2 Kegiatan Non-teknis Kefarmasian

Kegiatan non-teknis kefarmasian di Apotek Atrika berupa kegiatan administrasi personalia, administrasi umum, administrasi penjualan, administrasi pembelian, administrasi pajak, administrasi pergudangan, dan administrasi piutang.

3.5.2.1. Administrasi personalia

Apotek Atrika melakukan administrasi personalia yang berkaitan dengan semua hal mengenai urusan pegawai yang meliputi absensi, gaji, hak cuti, dan fasilitas lain yang berhubungan dengan pegawai.

3.5.2.2. Administrasi umum

Apotek Atrika melakukan administrasi umum yang meliputi laporan penggunaan bahan baku dan sediaan jadi narkotika, laporan penggunaan psikotropika dan segala hal yang berhubungan dengan urusan administrasi.

3.5.2.3. Administrasi penjualan

Apotek Atrika melakukan kegiatan administrasi penjualan dengan melakukan pencatatan terhadap semua penjualan resep dan penjualan bebas secara tunai. Selain itu juga dilakukan pengaturan terhadap penentuan harga jual yang dimasukkan ke dalam buku daftar harga jual yang dijadikan sebagai acuan. Apabila terdapat perubahan harga, maka harga yang tertera pada buku harga jual akan diubah.

3.5.2.4. Administrasi pembelian

Apotek Atrika melakukan kegiatan administrasi pembelian dengan melakukan pencatatan terhadap semua pembelian di buku pembelian, pengumpulan faktur-faktur berdasarkan debitur. Tanggal tukar faktur yang ditentukan oleh Apotek Atrika adalah setiap tanggal 5 dan 15, sedangkan tanggal pembayaran akan ditentukan pada tanggal tukar faktur. Tanggal pembayaran biasanya jatuh pada tanggal 13 dan 14 setiap bulannya.

3.5.2.5. Administrasi pajak

Apotek Atrika melakukan administrasi pajak dengan melakukan pencatatan dan pengumpulan faktur pajak serta menghitung jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh apotek. Selain itu, kegiatan administrasi pajak juga menangani pajak lain yang harus dibayarkan oleh apotek, seperti pajak reklame.

3.5.2.6. Administrasi pergudangan

Apotek Atrika melakukan administrasi pergudangan dengan melakukan pencatatan pemasukan dan pengeluaran obat menggunakan kartu stok yang tersedia untuk masing-masing obat sehingga dapat diketahui sisa persediaan.

3.5.2.7. Administrasi piutang

Pengumpulan kuitansi piutang dilakukan terhadap penjualan secara kredit kepada suatu badan sosial dan melakukan pencatatan apabila telah dilunasi.

PEMBAHASAN

Apotek Atrika adalah sebuah apotek yang terletak di Jalan Kartini Raya nomor 34, Jakarta Pusat. Apotek ini merupakan hasil kerja sama antara Dr. Harmita, Apt., sebagai apoteker pengelola apotek (APA) dan Bapak Winardi Hendrayanta sebagai pemilik sarana apotek (PSA) dan telah beroperasi selama hampir 9 tahun, terhitung sejak didirikan pada 21 Juli 2001. Saat ini, Apotek Atrika memiliki tiga cabang yang terletak di daerah Kuningan, Mangga dua, dan Pantai Indah Kapuk, yang kegiatannya dikoordinasikan oleh Apotek Atrika yang terletak di Jalan Kartini Raya sebagai pusatnya.

Apotek Atrika terletak disamping jalan dua arah dan dekat dengan pemukiman penduduk yang cukup padat, serta dekat dengan beberapa praktek dokter, mulai dari dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis (spesialis anak, spesialis kulit dan kelamin), hingga dokter hewan bahkan juga dekat dengan pedagang besar farmasi (PBF) Stimec. Di samping lokasi yang strategis ini, letak Apotek Atrika ini juga cukup jauh dari apotek pesaing dan cukup berjauhan.

Apotek Atrika memiliki papan nama penunjuk keberadaan apotek yang cukup jelas dengan warna mencolok dan halaman yang cukup luas sehingga dapat digunakan sebagai tempat parkir dengan kapasitas sebuah mobil dan beberapa sepeda motor. Apotek Atrika memiliki bangunan dengan ukuran sekitar 7 x 7,2 meter persegi dan terbagi menjadi dua ruangan. Ruang depan apotek digunakan sebagai ruang tunggu, counter untuk penjualan obat OTC dan perbekalan lainnya, penerimaan resep, penyerahan obat, dan kasir. Ruang tunggu Apotek Atrika dilengkapi 5 tempat duduk, pendingin ruangan, dan siaran radio untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan. Ruang tunggu ini selalu dijaga kebersihannya.

Ruang depan dan ruang belakang dibatasi oleh dinding pembatas dan pintu yang selalu tertutup sehingga pelanggan tidak dapat melihat dan memasuki ruang belakang. Ruang belakang digunakan sebagai ruang racik dan ruang kerja dengan luas yang cukup untuk pekerjaan meracik. Ruang belakang/ ruang racik juga

dilengkapi pendingin ruangan untuk menjamin stabilitas obat selama penyimpanan dan kenyamanan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya.

Ruang racik Apotek Atrika memiliki tata letak dimana meja racik terletak di tengah ruangan yang dikelilingi oleh lemari/ rak penyimpanan obat ethical sehingga pengerjaan resep menjadi lebih cepat. Pada ruang racik juga terdapat meja kerja di sudut ruangan agar tidak mengganggu pekerjaan meracik serta toilet untuk karyawan yang dilengkapi dengan wastafel pada bagian depan yang dapat digunakan sebagai tempat pencucian alat. Denah ruangan Apotek Atrika secara umum dapat dilihat pada Lampiran 2.

Proses pengadaan barang di Apotek Atrika dilakukan melalui pembelian secara kredit, dengan memperhatikan arus barang (slow moving atau fast moving) dan arus uang. Pemesanan dilakukan setiap hari sehingga perputaran barang lebih cepat dan dapat mencegah adanya stok mati atau obat yang kadaluarsa (akibat terlalu lama disimpan) sehingga penyebab kerugian apotek dapat ditekan. Pemesanan yang dilakukan setiap hari didukung oleh lokasi apotek yang berdekatan dengan PBF sehingga lead time yang diperlukan umumnya kurang dari satu hari. Setiap pagi atau malam hari, dilakukan stok opname untuk mengetahui jenis persediaan obat yang mulai menipis dan mencegah stock out. Jenis-jenis obat yang akan dipesan tersebut lalu disusun berdasarkan PBF yang menyediakan obat-obat tersebut, untuk mempermudah pemesanan dan melakukan pemilihan PBF. Pemilihan PBF umumnya dilakukan apabila suatu obat tersedia pada lebih dari satu PBF dan dasar pemilihan yang diterapkan adalah faktor harga, misalnya besarnya diskon yang diberikan. Selain melalui pembelian kredit, barang di Apotek Atrika juga berasal dari titipan atau konsinyasi. Sistem yang dilakukan adalah apotek akan menerima komisi apabila barang tersebut terjual atau barang tersebut boleh dikembalikan apabila tidak laku terjual hingga batas waktu yang disepakati atau batas kadaluarsa barang tersebut. Barang-barang yang dititipkan umumnya merupakan sediaan herbal dan produk kesehatan lain.

Pemesanan biasanya dilakukan melalui telepon atau melalui medical representative yang setiap hari berkunjung ke apotek. Pada saat barang yang dipesan datang, dilakukan pemeriksaan kesesuaian jenis dan jumlah barang antara barang yang diserahkan dengan yang tertera pada faktur dan surat pesanan (SP).

Apabila barang yang datang, faktur, dan SP telah sesuai, maka faktur diberi tanggal dan nomor urut, stempel apotek serta ditandatangani. Faktur umumnya terdiri atas 4 rangkap, dua lembar pertama akan diambil kembali oleh PBF dan dua lembar berikutnya akan diserahkan pada pihak apotek, sedangkan surat pesanan terdiri atas 2 rangkap, yaitu lembar putih yang diserahkan pada PBF dan lembar merah untuk arsip apotek. Setelah serah terima faktur dan SP, dilakukan pula pemeriksaan fisik, kemudian nomor batch dan tanggal kadaluarsanya.

Setelah pemeriksaan barang selesai, dilakukan pencatatan atau pemindahan data pada faktur serta peletakkan barang pada lemari penyimpanan obat sesuai tempatnya. Pencatatan barang yang datang dilakukan pada buku pembelian, buku hutang, dan kartu stok. Berdasarkan jenis sediaannya, kartu stok dibedakan menjadi 3 warna untuk mempermudah penelusuran, yaitu kartu stok putih untuk sediaan oral padat, kartu stok merah untuk sediaan oral cair, dan kartu stok hijau untuk sediaan topikal.

Pengelolaan barang atau obat pada Apotek Atrika dilakukan dengan menyimpan obat pada lemari yang terbuat dari kayu dengan pintu kaca sehingga barang atau obat dapat terlihat dengan jelas. Barang-barang dalam Apotek Atrika disusun berdasarkan jenis (OTC atau ethical), bentuk sediaan, dan abjad. Obat OTC diletakkan pada etalase di ruang depan, sedangkan obat ethical diletakkan di dalam lemari pada ruang racik. Penyusunan lalu dibedakan berdasarkan bentuk sediaan, yaitu sediaan oral padat, sediaan oral cair, dan sediaan topikal. Setelah digolongkan, barang-barang tersebut disusun berdasarkan abjad dari bagian atas lemari hingga ke bagian bawah lemari. Obat-obat generik ditempatkan pada lemari tersendiri di dalam ruang racik dan beberapa obat yang sering digunakan dalam obat racikan, seperti teofilin dan klorfeniramin maleat (CTM), juga memiliki tempat khusus di meja racik sehingga dapat mempermudah pekerjaan meracik obat.

Pengelolaan, termasuk pengadaan dan penjualan, obat-obat golongan narkotika dan psikotropika di Apotek Atrika telah dilakukan secara khusus, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemesanan obat golongan narkotika dan psikotropika dilakukan dengan menggunakan surat pesanan khusus yang diisi dan ditandatangani oleh APA Lampiran 5 dan 7. Penerimaan obat

golongan narkotika dan psikotropika juga dilakukan oleh APA atau asisten penanggung jawab apotek. Pembayaran obat golongan narkotika dilakukan langsung pada saat obat datang. Penyimpanan obat golongan narkotika dan psikotropika dilakukan pada lemari khusus yang terbuat dari bahan yang kuat (kayu), terkunci, serta menempel pada dinding sehingga sulit atau tidak dapat dipindah-pindahkan.

Obat-obat yang akan kadaluarsa dalam waktu tiga hingga enam bulan ke depan ditempatkan secara terpisah, dikelompokkan sesuai bulan kadaluarsa, dan dilakukan pencatatan pada buku khusus “obat yang akan expired” agar diketahui. Obat-obat tersebut akan didahulukan untuk dijual atau dipersiapkan untuk dikembalikan kepada PBF. Pada lemari obat dari obat yang akan kadaluarsa diberi catatan untuk mengingatkan agar jika terdapat permintaan terhadap obat tersebut maka obat yang akan kadaluarsa diserahkan terlebih dahulu. Jika obat yang akan kadaluarsa sudah terjual atau dikembalikan pada PBF, maka statusnya akan dicatat pada buku khusus “obat yang akan expired.” Namun, jika obat-obat tersebut tidak terjual atau tidak dapt dikembalikan ke PBF hingga batas kadaluarsanya, maka obat-obat tersebut akan dimusnahkan.

Untuk mengurangi kerugian akibat obat-obat yang kadaluarsa, penjualan atau pengeluaran barang atau obat di Apotek Atrika dilakukan dengan menggunakan sistem FEFO (First Expired First Out). Hal ini dilakukan dengan menyusun barang yang tanggal kadaluarsanya lebih cepat diletakkan pada bagian depan atau bagian atas tumpukan obat sehingga akan diambil dahulu. Pengeluaran barang atau obat pada Apotek Atrika dapat terjadi karena pembelian, baik pembelian dengan resep maupun pembelian untuk swamedikasi, dan pengiriman barang atau obat ke cabang Apotek Atrika sesuai permintaan. Setiap pengeluaran barang atau obat, baik karena pembelian maupun karena pengiriman, dicatat pada kartu stok dan buku yang sesuai dengan jenis pengeluaran, yaitu buku catatan resep, buku penjualan bebas, dan buku pengiriman.

Pelayanan resep pada Apotek Atrika dilakukan mulai dari penerimaan resep, pemberian harga, penimbangan/peracikan, pengemasan, koreksi, hingga penyerahan obat. Pelayanan ini dilakukan berdasarkan HTKP (Harga, Timbang, Kemas, dan Penyerahan) sehingga mempermudah pengawasan dan pengendalian

terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi setiap bagian pengerjaan. Resep yang ditebus pada awalnya akan ditempeli dengan kertas kecil berisi tabel HTKP disertai kolom paraf. Resep yang mengandung narkotika diberikan label HTKP berwarna kuning sedangkan resep non narkotika diberi label HTKP berwarna putih. Hal ini dilakukan agar mempermudah penelusuran resep. Obat yang ditebus melalui resep diberi harga dan nomor resep lalu kasir akan menandatangani kolom H. Resep ini lalu diserahkan ke ruang racik untuk disiapkan. Setelah obat disiapkan, obat akan diserahkan pada pasien. Pada kertas HTKP, setiap orang yang melakukan salah satu fungsi HTKP harus menandatangani pada huruf yang ia lakukan fungsinya. Pelayanan resep di Apotek Atrika sudah dilakukan dengan baik. Semua resep yang sudah diterima, disimpan per hari berdasarkan nomor urut resep. Pengeluaran obat-obatan yang diresepkan, dilakukan pencatatan informasi mengenai tanggal pembuatan resep, nomor resep, nama obat, dan jumlah obat yang diberikan dalam buku catatan resep. Resep-resep tersebut akan disimpan selama 3 tahun. Setelah itu, dilakukan pemusnahan resep dengan membuat berita acara yang selanjutnya dilaporkan kepada Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat.

Obat golongan narkotika dan psikotropika hanya dapat diserahkan berdasarkan resep asli dari dokter lalu obat yang diserahkan dicatat pada buku pengeluaran obat narkotika dan psikotropika. Resep yang mengandung obat golongan narkotika dan psikotropika tidak boleh diulang dan apabila tidak ditebus semua, maka sisa obat yang belum diambil hanya dapat diambil pada apotek yang sama. Obat golongan narkotika pada resep diberi garis bawah merah dan disimpan secara terpisah dengan resep lain. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam pembuatan laporan.

Apotek Atrika melakukan pelaporan penggunaan obat golongan narkotika dan psikotropika kepada Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat setiap periode, yakni setiap bulan, baik untuk obat golongan narkotika maupun golongan psikotropika. Pelaporan narkotika dan psikotropika dilakukan sebelum tanggal 10.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan, Apotek Atrika menjalin hubungan baik dengan apotek pesaing dan dengan dokter, seperti dr. Freddy S. Hardjoko, Sp. KK. Hubungan dengan apotek pesaing dapat menguntungkan apotek karena bila obat yang diminta pasien tidak tersedia, maka apotek dapat membeli obat tersebut

dari apotek pesaing. Kecepatan dan ketepatan pelayanan resep juga selalu ditingkatkan. Pelayanan informasi obat bagi pasien telah terlaksana cukup baik karena apoteker yang selalu berada di apotek.

Administrasi dan manajerial dalam hal pencatatan obat juga telah dilakukan secara terkomputerisasi. Sistem ini menggunakan program khusus yang mencatat pembelian, persediaan, dan penjualan barang-barang di apotek beserta keterangan dari barang-barang tersebut. Sistem ini berguna dalam mengintegrasikan infromasi mengenai arus barang apotek, termasuk dalam hal pengeluaran barang karena sistem ini terhubung langsung dengan kasir. Selain itu, sistem ini juga dapat memberi peringatan mengenai obat yang akan kadaluarsa. Akan tetapi, program yang digunakan masih memiliki kekurangan karena terkadang terjadi kegagalan pelaksanaan fungsi tertentu sehingga masih harus disempurnakan.

KESIMPULAN

Dalam dokumen U NIVERSITAS INDONESIA (Halaman 34-47)

Dokumen terkait