• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Inti a) Think

Dalam dokumen BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 37-45)

Pada tahap think, guru menjelaskan materi sebagai bekal siswa untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di LKS. Kemudian dilanjutkan dengan siswa memahami LKS dan menuliskan strategi pemecahan masalah pada catatan kecil.

Pada pertemuan pertama, ketika guru menjelaskan tentang cara menggambar diagram venn kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, tidak seorang siswa pun yang bertanya sehingga guru memancing dengan permasalahan agar siswa mempunyai ide untuk menyusun pertanyaan. Beberapa siswa mengacungkan tangannya untuk bertanya mengenai materi yang dijelaskan, di antaranya:

“Bu, boleh ga kalo gambarnya bukan lingkaran?”

“Kalo bukan lingkaran terus apa Bu?” “Kalau himpunannya sama gimana Bu?”

Bu Pur pun tidak langsung menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa, tetapi melemparnya kepada siswa lain “Siapa yang punya

pendapat?” tanya bu Pur. Beberapa siswa pun mengacungkan tangan

untuk menanggapi pertanyaan dari temannya dan yang membuat menarik pada saat menjelaskan giagram venn adalah pertanyaan dari Hasbi, “Bu, kalo lingkarannya ada 4 gimana gambarnya?” karena tidak ada siswa yang menjawab akhirnya bu Pur menyampaikan bahwa tidak lazim kalau ada empat lingkaran. Karena semua siswa sudah paham, kemudian guru membagikan LKS dan catatan kecil kepada masing-masing siswa. Semua siswa memahami maksud LKS, terbukti

commit to user

dan menuliskan catatan kecil. Siswa juga tidak kesulitan ketika membaca warna pada rubik hanya saja ada siswa yang tidak bisa membedakan warna kuning dan orange sehingga peneliti harus memberi petunjuk. Ketika menulis catatan kecil, semua siswa menulis strategi yang mereka gunakan, terlihat semua siswa sudah terbiasa untuk menulis dalam catatan kecil sehingga guru, peneliti maupun rekan peneliti tidak lagi memberi contoh penulisannya. Adapun contoh catatan kecil yang dibuat oleh siswa pada pertemuan pertama seperti Gambar 4.8.

Gambar 4.8. Catatan kecil pada Pertemuan Pertama Siklus II Pada pertemuan kedua, guru menjelaskan tentang pemecahan masalah dengan menggunakan konsep diagram venn. Setelah guru selesai menjelaskan, beberapa siswa aktif bertanya karena memang mereka sudah mempersiapkan pertanyaan dari rumah. Seperti pada pertemuan sebelumnya, guru tidak langsung menjawab pertanyaan siswa tetapi melemparnya kepada siswa lain. Karena semua siswa sudah puas, selanjutnya guru membagi LKS dan catatan kecil, kemudian meminta siswa untuk menuliskan strategi pemecahan masalah pada catatan kecil.

Seluruh siswa antusias memahami LKS dan menuliskan idenya dalam catatan kecil. Siswa tidak ada kesulitan dalam

commit to user

memahami LKS dan menulis catatan kecil. Adapun contoh catatn kecil pada pertemuan kedua siklus II seperti Gambar 4.9.

Gambar 4.9. Catatan kecil pada Pertemuan Kedua Siklus II b) Talk

Pada tahap talk, siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing untuk mendiskusikan isi dari catatan kecil yang sudah ditulis pada tahap think. Ketika siswa berdiskusi dalam kelompoknya, peneliti dan rekan peneliti menyebar di setiap kelompok. Peneliti mengamati diskusi kelompok 5, Catur Wahyu kelompok 3, Desvian kelompok 6, kelompok 2 diamati oleh Pandita, kelompok 4 diamati oleh Ulfa sedangkan Retno mengamati kelompok 1.

Pada pertemuan pertama, ketika diskusi untuk mencari warna-warna pada sisi rubik banyak siswa yang saling berebut karena memang rubiknya hanya satu untuk empat orang, tetapi peneliti dan rekan peneliti berhasil menenangkannya. Ketika berdiskusi dalam kelompok, masing-masing siswa kokoh dengan idenya masing-masing sehingga diskusi menjadi hidup. Masing-masing siswa saling mengevaluasi ide yang disampaikan oleh temannya jika hasil akhirnya sama, mereka yakin bahwa jawabannya benar dan itulah hasil kesepakatan diskusinya. Ketika diskusi tidaklah jarang siswa yang bertanya dengan temannya “Lha kui intuke saka ngendi?” (Lha itu dapatnya dari mana) sehingga dalam diskusi kelompok ini mereka benar-benar bertukar pikiran. Sama halnya dengan pertemuan kedua,

commit to user

sudah diulis dalam catatan kecil Jika tidak sama idenya, maka mereka bersama-sama mengeceknya dan didapatlah kesepakatan dalam kelompoknya.

c) Write

Setelah waktu untuk berdiskusi habis, guru meminta agar masing-masing siswa menuliskan hasil diskusinya pada LKS yang sudah dibagikan dengan kalimat sendiri. Pada tahap ini siswa antusias menuliskan hasil diskusinya., semua siswa menuliskan hasil diskusinya dengan kalimatnya sendiri. Mereka sudah mulai terbiasa menyampaikan idenya, walaupun dalam penulisannya masih ada beberapa siswa yang tidak menggunakan simbol matematika dengan tepat.

Setelah tahap write selesai, guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Baik pada pertemuan pertama maupun pertemuan kedua, guru tidak lagi menunjuk siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Tanpa ditunjuk, beberapa siswa sudah mengacungkan tangannya sehingga guru member kesempatan dengan mambagi bagian-bagian tertentu untuk bergantian presentasi.

Setelah diskusi kelas selesai guru memberikan klarifikasi dan bersama-sama siswa menyimpulkan pembelajaran pada hari itu. Dalam menarik kesimpulan, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. Siswa pun antusias dalam menjawab.

3) Kuis Individu

Setelah guru bersama siswa menarik kesimpulan tentang pembelajaran pada hari itu, kemudian dilanjutkan dengan memberikan kuis individu kepada siswa. Siswa diminta duduk kembali di tempatnya masing-masing dan diminta mengerjakan kuis secara individu. Semua siswa pun mengerjakan dengan antusias. Dengan kuis, guru dapat melihat pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan oleh guru. Dengan kuis individu jugalah guru melihat kesalahan siswa dalam menggunakan

commit to user

simbol, miskonsepsi siswa sehingga pada pertemuan selanjutnya guru dapat meluruskan pemahaman siswa.

Hasil dari kuis individu pada pertemuan pertama, terlihat bahwa masih ada siswa yang belum bisa menggunakan simbol dan notasi matematika dengan tepat, mereka masih menggunakan kalimat biasa. Pada pertemuan kedua, terlihat beberapa siswa kesulitan dalam menuliskan strategi yang akan digunakan sehingga guru memberikan penjelasan sedikit mengenai apa yang harus mereka tulis.

Setelah guru selesai mengoreksi kuis individu dan juga LKS, guru membagikan LKS dan kuis tersebut kepada siswa disertai dengan komentar-komentar tertentu. Pada pertemuan kedua ketika siswa menerima hasil kuis individu I dan LKS pada pertemuan pertama mereka menyadari kekurangan mereka dan beberapa siswa bertanya terkait dengan komentar yang tidak mereka pahami.

4) Hasil Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Kemampuan komunikasi matematis menurut Olivares meliputi kemampuan gramatikal, sosiolinguistik, strategis dan diskusi. Untuk kemampuan gramatikal, sosiolinguistik dan strategis dianalisis dari hasil tes akhir siklus II siswa. Semua pekerjaan siswa dikoreksi dan dilihat ketercapaian dari masing-masing aspek kemampuan komunikasi matematis siswa kemudian dikelompokkan dan disimpulkan levelnya untuk masing-msing aspek. Selanjutnya, dihitung prosentase dari setiap level yang dapat dicapai siswa untuk masing-masing aspeknya.

Untuk kemampuan diskusi siswa dilihat dari hasil observasi kemampuan diskusi siswa pada pertemuan pertama, pertemuan kedua pada siklus II dan hasil observasi diskusi setelah tes akhir siklus II. Dari ketiga data tersebut kemudian dibandingkan kemampuan diskusi siswa untuk setiap indikatornya yang meliputi kemampuan merespon, kemampuan memberi gagasan dan kemampuan bertanya yang diperoleh dari ketiga pertemuan tersebut. Kemudian disimpulkan level kemampuan

commit to user

dicapai siswa. Adapun analisis kemampuan diskusi dengan menggunakan triangulasi waktu secara lengkap seperti yang tertera pada Lampiran 60. Selanjutnya ringkasan kemampuan komunikasi matematis siswa pada siklus II seperti pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Ringkasan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Pada Siklus II

Aspek Kemampuan

Komunikasi Matematis

Level Keterangan Prosentase

Gramatikal

2

Siswa bisa mendefinisikan 2 himpunan yang saling lepas dengan lengkap tetapi dalam menggunakan simbol banyak kekurangan, bahkan dalam pemecahan masalah siswa tidak dapat menggunakan simbol dengan tepat.

25%

Antara 2 dan 3 (2-3)

Siswa dapat mendefinisikan 2 himpunan yang saling lepas dengan lengkap dan tepat, tetapi dalam menggunakan simbol matematika masih ada sedikit kekurangan.

37,5%

3

Siswa sudah dapat menggunakan simbol matematika dengan tepat dan juga dapat mendefinisikan 2 himpunan yang saling lepas dengan lengkap.

37,5%

Sosiolinguistik 1

Siswa dapat menyatakan simbol matematika dalam kalimat sehari-hari tetapi kurang lengkap. Ketika mengubah permasalahan sehari-hari dalam kalimat matematika sudah tepat. Siswa dapat membaca notasi matematika tetapi masih banyak simbol yang tidak dimengerti dan siswa tidak memberikan penjabaran strategi yang digunakan dan tidak member kesimpulan pada akhir jawaban.

4,17%

2

Siswa sudah dapat membaca notasi matematika tetapi kurang tepat, dalam menyatakan permasalahan sehari-hari dalam bahasa matematika masih ada sedikit kekurangan. Siswa memberikan kesimpulan pada akhir jawaban tetapi proses pengerjaannya kurang tepat dan dalam menyatakan simbol matematika ke dalam kalimat sehari-hari masih kurang sempurna.

Antara 2 dan 3 (2-3)

Siswa dapat mengubah permasalahan sehari-hari dalam simbol matematika dan dapat menyatakan simbol matematika dalam kalimat sehari-hari tanpa mengubah maknanya. Siswa dapat membaca notasi matematika dengan tepat dan memberikan kesimpulan pada akhir jawaban disertai pengerjaan tetapi tidak tepat.

37,5%

3

Siswa dapat menyatakan simbol notasi matematika dalam kalimat sehari-hari dengan tepat dan mereka juga dapat membaca notasi matematika dengan benar. Siswa dapat menyatakan permasalahan sehari-hari dengan tepat dan memberikan kesimpulan disertai pengerjaan yang benar.

41,67%

Strategis

Antara 0 dan 1 (0-1)

Siswa dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari permasalahan yang diberikan tetapi kurang lengkap, siswa dapat mendeskripsikan strategi yang akan digunakan tapi banyak kekurangan, siswa tidak dapat mengevaluasi ide.

4,17%

Antara 1 dan 2 (1-2)

Siswa dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari permasalahan yang diberikan dengan tepat, siswa juga dapat mendeskripsikan strategi yang akan mereka gunakan tetapi kurang lengkap. Ketika mengevaluasi ide, siswa memberikan alasan tetapi tidak pas pengerjaannya.

45,83%

Antara 2 dan 3 (2-3)

Siswa dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari permasalahan yang diberikan dengan tepat, dalam mendeskripsikan langkah yang akan digunakan lengkap tetapi ketika mengevaluasi ide, alasan yang diberikan kurang sempurna.

16,67%

3 Siswa dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari permasalahan yang diberikan dengan tepat, dalam mendeskripsikan langkah yang akan digunakan lengkap,ketika mengevaluasi ide, alasan yang diberikan sempurna.

33,33%

Diskusi Antara 0 dan 1

Siswa dapat memberikan respon dengan tepat dan lengkap, dalam berpendapat logis tetapi kurang lengkap dan siswa tidak pernah memberikan pertanyaan.

commit to user

(0-1) Siswa memberikan respon dengan benar tetapi kurang lengkap, dalam berpendapat logis tetapi kurang lengkap dan siswa tidak pernah memberikan pertanyaan.

8,33%

Siswa dapat memberikan respon atas permasalahan yang diberikan dengan lengkap tetapi siswa tidak memberikan pendapat dan tidak bertanya.

12,5%

1

Siswa dapat memberikan respon tetapi banyak kekurangan, dalam berpendapat tidak sesuai dengan permasalahan yang ada, ketika memberikan pertanyaan tidak sesuai dengan materi.

4,17%

2

Siswa dapat memberikan respon atas pertanyaan yang diberikan tetapi kurang lengkap, dalam berpendapat logis tetapi kurang lengkap, siswa memberikan pertanyaan sesuai materi tetapi kurang berbobot.

4,17%

Antara 2 dan 3 (2-3)

Siswa dapat memberikan respon atas pertanyaan yang diberikan dengan lengkap, tetapi dalam memeberikan pendapat masih kurang sempurna. Siswa dapat membuat pertanyaan yang berbobot.

4,17%

Siswa dapat memberikan respon atas pertanyaan yang diberikan dengan lengkap, dalam berpendapat logis dan lengkap, ketika memberi pertanyaan sesuai dengan materi tetapi kurang berbobot.

8,33%

Siswa dapat memberikan respon atas pertanyaan yang diberikan dengan lengkap, dalam berpendapat logis tetapi kurang lengkap, siswa memberikan pertanyaan sesuai materi tetapi kurang berbobot.

4,17%

Siswa dapat memberikan respon atas pertanyaan yang diberikan tetapi kurang lengkap, dalam berpendapat logis tetapi kurang lengkap, siswa memberikan pertanyaan sesuai materi dan berbobot.

8,33%

3

Siswa dapat memberikan respon atas permasalahan yang diberikan guru dengan lengkap, siswa dapat memberikan pendapat dengan lengkap dan siswa dapat membuat pertanyaan yang berbobot.

commit to user

Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa 37,5% siswa sudah mencapai level 3 pada aspek kemampuan gramatikal, untuk kemampuan sosiolinguistik 41,67% siswa mencapai level 3, pada kemampuan strategis 33.33% siswa mencapai level 3 dan untuk kemampuan diskusi 37,5% siswa mencapai level 3.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII G pada siklus II, terlihat bahwa 37,5% siswa sudah mencapai level 3 pada aspek kemampuan gramatikal, untuk kemampuan sosiolinguistik 41,67% siswa mencapai level 3, pada kemampuan strategis 33,33% siswa mencapai level 3 dan untuk kemampuan diskusi 37,5% siswa mencapai level 3. Dalam hal ini kemampuan komunikasi matematis siswa pada siklus II sudah mencapai target yang telah ditentukan yaitu setidaknya 30% siswa mencapai level 3 untuk masing-masing aspek kemampuan komunikasi matematis. Oleh karena itu tidak perlu dilanjutkan tindakan untuk siklus berikutnya.

Dalam dokumen BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 37-45)

Dokumen terkait