• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERILAKU REMAJA SUBURBAN TERHADAP FENOMENA

3.4 Kegiatan-Kegiatan yang dilakukan Cosplayer

Muncul dan berkembangnya sebuah komunitas adalah fenomena sosial yang wajar. Setiap komunitas memiliki kegiatan yang menunjukkan identitas komunitas mereka sendiri. Demikian juga halnya dengan komunitas cosplay yang berada di Cilodong. Mereka menekuni hobinya dengan memerankan karakter tokoh idola dan mengenakan kostum tokoh tersebut. Hal ini, menunjukkan identitas keberadaan komunitas ini. Selain menunjukkan identitas kehadiran

komunitas cosplay yang berada dipinggiran kota ini adalah untuk mewadahi para cosplayer yang memiliki hobi yang sama sehingga mampu lebih mengembangkan dirinya agar lebih baik dengan proses interaksi dan sosialisasi di dalam sebuah komunitas. Komunitas cosplay Cilodong ini bersifat musiman dan terbilang masih sangat awal sejak kehadirannya di daerah suburban. Para informan yang tergabung ke dalam komunitas ini berjuang untuk mendapat respon positif dan kepercayaan oleh relasi ataupun event-event untuk dikenal dan berkonstribusi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan para cosplayer Cilodong ini adalah untuk memperkenalkan dunia cosplay kepada masyarakat baik masyarakat di daerah tempat tinggalnya maupun masyarakat luar.

3.4.1 Gathering

Gathering merupakan kegiatan yang paling mendasar dari sebuah komunitas, gathering itu memiliki arti berkumpul. Setiap anggota komunitas bertemu dengan sesama teman sehobi dan seminat, kemudian sharing pendapat tentang keadaan serta perkembangan hobi yang mereka jalani. Biasanya gathering dimanfaatkan oleh orang yang baru terjun ke dunia cosplay untuk belajar lebih jauh dan mendalami sebuah hobi yang baru ia gemari. Pada umumnya gathering itu sifatnya bebas, tidak ada aturan tegas yang membatasi serta tidak ada batasan umur. Siapapun yang memiliki kecintaan yang sama terhadap dunia cosplay dapat mengikuti acara yang terdapat dalam gathering, tidak hanya anggota-anggota dalam komunitas saja. Gathering merupakan kegiatan untuk meningkatkan

kuantitas sebuah komunitas dan juga untuk mempererat interaksi yang berlangsung antar cosplayer sehingga memiliki rasa kebersamaan dan memiliki.

“…Awal kegiatan komunitas ini sih yang paling penting itu ajang kumpul-kumpul atau nama lainnya gathering, jadi gathering ini acara untuk saling sharing terkait perkembangan hobi kita, saling tukar informasi dan pengetahuan tambahan yang gunanya untuk meng-upgrade kita biar lebih baik lagi. Terus bicarain masalah event-event terbaru yang bakal kita kunjungin untuk bahan referensi cosplay kita, terus membahas kompetisi-kompetisi yang mampu menaikkan rate kita biar membawa nama baik komunitas dan juga diri sendiri. Intinya sih gathering itu perlu banget buat menguatkan rasa kebersamaan dan memiliki kita para cosplayer di Cilodong…”59 Menurut Wisnu, gathering merupakan acara yang paling penting demi mempertahankan keutuhan komunitas cosplay Cilodong ini. Gathering komunitas ini lokasinya selalu berubah agar mendapatkan suasana yang baru dan inspirasi yang fresh. Biasanya mereka melakukan gathering di daerah Pemda Bogor ataupun Kebun Raya Bogor. Selanjutnya gathering diadakan setiap sebulan sekali agar para cosplayer tidak merasa bosan dan memiliki pengalaman yang banyak untuk di sharing dalam acara gathering. Acara gathering biasanya berisi fun games, undian doorprize, dan juga bazaar.

Gambar 3.4

Kegiatan gathering komunitas cosplay Cilodong

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

3.4.2 Competition

Kegiatan ini merupakan fase lanjutan setelah gathering, kompetisi diadakan dengan tujuan mengembangkan kemampuan atau skill dan kualitas setiap individu, karena dengan kompetisi maka visi yang di jalani oleh setiap pelakunya tidak bersifat statis. Melalui kompetisi minat tersebut berkembang secara kualitas karena banyak pelaku hobi tersebut melakukan inovasi dengan menunjukkan jiwa kreatifitasnya. Tujuan kompetisi pun bukan untuk saling menjatuhkan, namun untuk saling belajar, mengenal dan menghargai antara anggota komunitas. Setiap komunitas pasti akan membentuk tim untuk mengikuti kompetisi yang mampu menjadi ajang pembuktian eksistensi cosplayer di Cilodong. Para cosplayer yang

tergabung dalam komunitas akan menyesuaikan dan menyiapkan kebutuhan yang akan diperlukan ketika mengikuti kompetisi, baik kostum, pendalaman karakter, make-up dan mental yang mampu menunjang totalitas dalam mempresentasikan sebuah karakter untuk memenuhi kriteria yang telah ditentukan di dalam kompetisi tersebut.

“…Kompetisi itu pasti ada dan mengingat semakin terkenalnya cosplay. Kompetisi cosplay semakin banyak bahkan setiap minggu pasti ada saja sampai jadwalnya saja bisa bentrok. Kita sebagai komunitas harus pintar menempatkan tim kita untuk mendapat prestasi selain itu kepercayaan cosplayer lain untuk mendapatkan nama atau rate dan juga kepercayaan masyarakat di daerah kita yang masih memandang kita dengan sebelah mata…”60

Cilodong sebagai daerah pinggiran kota menilai fenomena cosplay yang hadir merupakan hobi yang aneh dan kekanak-kanakan. Pandangan masyarakat awam terhadap hobi cosplay ini hanya membuang-buang uang saja. Maka dari itu untuk mendapatkan respon yang tidak sebelah mata, para cosplayer Cilodong ini harus berjuang semaksimal mungkin untuk mengumpulkan prestasi dan menepis semua respon-respon negatif oleh masyarakat. Kompetisi-kompetisi yang berlangsung biasanya diadakan oleh panitia-panitia dari sebuah event bahkan perusahaan-perusahaan terkenal pun mengelar kompetisi cosplay sebagai daya tarik produknya. Tidak ada batasan dan kriteria tertentu untuk dapat mengikuti kompetisi cosplay, siapapun boleh mengikuti kompetisi, hanya dibutuhkan penghayatan dalam memerankan karakter yang dibawakannya di atas panggung dan teknik blocking yang tak kalah pentingnya serta mengenai kostum yang

diperankannya. Sebenarnya dalam berkreasi cosplay tidak ada pakem yang baku dalam menciptakan kostum. Mereka hanya membutuhkan imajinasi, bereksperimen, dan melihat perkembangan di berbagai media sosial.

Gambar 3.5

Kompetisi coswalk event One Piece 2015

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016

3.4.3 Expo

Kegiatan ini adalah langkah ketiga setelah kompetisi, dimana para cosplayer sudah memiliki pengalaman dan ilmu yang cukup untuk melebarkan visi mereka yang semua hobi menjadi sebuah hal yang sifatnya profit. Di sini setiap anggota memamerkan karya terbaik mereka untuk diperjualbelikan, kualitas yang mereka dapat dari gathering dan kompetisi diaplikasikan disini.. keunikan yang ditawarkan “budaya Jepang” menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung atau penikmat event-event bertema Jepang yang digelar Indonesia, membuat rasa

penasaran muncul sehingga sifat ingin tahu mendorong mereka untuk mencari tahu lebih banyak. Melalui kegiatan expo ini akan menangkap keunikan yang dimiliki cosplayer di Cilodong dengan peran media sebagai motor penggerak event cosplay yang akan menemukan sarana baru, baik itu untuk kepentingan berita maupun hal lain. Salah satu hal lain yang dibawa media adalah peran cosplayer yang dapat diikutsertakan menjadi sebuah icon bagi perusahaan yang menginginkannya, selayaknya model untuk sebuah produk. Kegiatan tersebut tidak hanya menguntungkan media namun juga menguntungkan cosplay dan cosplayer-nya.

“…Menurut gue kehadiran media sosial itu emang punya peran yang besar demi menaikkan nama komunitas kita. Melalui kegiatan expo ini lalu diliput media atau dengan kita share di sosmed pasti orang-orang akan tau eksistensi kita di dunia cosplay. Ga jarang lho ada perusahaan yang menyuruh atau mengajak kita untuk mengisi eventnya dari tim kita dan mempercayakan kita untuk menjadi mascot produknya mereka. Lumayan naikin nama kita hal-hal yang begitu tuh…”61

Pada intinya kegiatan-kegiatan yang dilakukan komunitas tidak lain adalah untuk menepis respon-respon negatif yang sering dilayangkan kepada cosplayer di Cilodong. Namun, untuk mewujudkan itu semua membutuhkan effort yang besar sebab daerah tempat asal cosplayer di Cilodong ini masih awam mengenai dunia per-cosplay-an dan masih memandang sebelah mata.

Gambar 3.6

Event The Jungle 2014 bertema Naruto

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2016