• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN KELOMPOK 2

2) penyebaran kromatid ke arah kutub secara rambang; 3) sentromer melekat pada benang gelendong;

4) sentromer mulai membelah.

c. Anafase II

Pada tahap anafase II ini terjadi proses antara lain:

1) sentromer dari masing-masing kromosom telah membelah dan kromatid telah memisah dan menjadi satu kromosom;

2) kromosom baru itu bergerak menuju kutub.

d. Telofase II

Pada tahap telofase II ini terjadi proses antara lain:

1) selaput inti terbentuk mengelilingi empat hasil pembelahan;

2) bentuk kromosom tidak jelas;

3) masing-masing inti mengandung satu anggota dari pasangan kromosom, keadaan haploid;

4) terjadi modifikasi sel lebih lanjut un-tuk menghasilkan gamet.

Perhatikan Gambar 4.8 yang menun-jukkan tahap-tahap pembelahan meiosis.

Untuk dapat lebih memahami tentang proses pembelahan meiosis Anda dapat melakukan Kegiatan Kelompok 2!

Tujuan : Mengamati fase-fase pembelahan meiosis pada serbuk

sari bunga adam hawa (Rhoeo discolor)

Alat dan Bahan :

1. Mikroskop 5. Pipet

2. Objek glass 6. Pewarna acetocarmin

3. Glass penutup 7. Kuncup bunga adam hawa

4. Kaca pengaduk

Sumber:

Biologi 1,Kimball, 1989

Cara Kerja :

1. Ambillah kuncup bunga yang masih muda kemudian ambil kepala sari yang berwarna hijau kekuningan.

2. Letakkan kepala sari pada obyek glass dan tetesi dengan pewarna asetokarmin.

3. Hancurkan atau haluskan kepala sari dengan pengaduk dan tutuplah dengan obyek glass.

4. Amatilah dengan menggunakan mikroskop. 5. Gambarlah hasil pengamatan Anda di buku tugas.

Jawablah pertanyaan di bawah ini pada buku tugas Anda!

1. Apakah fungsi pewarna asetokarmin?

2. Mengapa diambil kuncup bunga muda dan kepala sari yang hijau kekuningan?

3. Fase-fase apa saja yang Anda amati?

Dari semua penjelasan tentang pembelahan sel secara mitosis dan meiosis, maka dapat dibuat tabel perbandingan antara keduanya yang dapat Anda lihat pada tabel 4.1 di bawah ini.

1. Pembelahan yang memisahkan sister kromatid

2. Satu pembelahan tiap daur, yaitu satu pembelahan kromosom yang sama.

3. Kromosom tidak berpasangan biasanya tidak terbentuk kiasmata, tidak terjadi pertukaran genetik antara kromosom homolog.

Tahap pertama adalah pembelahan kromosom reduksi yang memisahkan kromosom homolog pada anafase I, sister kromatid memisah pada anafase II. Dua kali pembelahan tiap daur yaitu dua pembelahan sitoplasma, satu pembelahan setelah pembelahan reduksi dan satu mengikuti pembe-lahan kromosom yang sama.

Kromosom berpasangan dan mem-bentuk kiasmata, pertukaran genetik terjadi kromosom homolog.

TUGAS KELOMPOK

Tabel 4.1 Perbedaan Mitosis dan Meiosis

Bentuklah kelompok beranggotakan 4-5 orang untuk mendiskusikan permasalahan berikut!

Penyakit kanker tergolong penyakit yang berbahaya bersifat mematikan. Penyakit kanker disebabkan adanya pembelahan sel yang tak terkendali sehingga dapat mengganggu jaringan-jaringan di sekitarnya.

Diskusikanlah lebih lanjut tentang kanker itu! Bagaimana terbentuknya? Mengapa dapat terjadi demikian? Untuk mendukung materi diskusi carilah sumber dari buku atau majalah bahkan bisa dari internet!

C GAMETOGENESIS

Gametogenesis merupakan proses pembentukan sel-sel gamet di dalam tubuh makhluk hidup. Proses-proses tersebut dapat terjadi pada makhluk hidup berikut.

1. Hewan

Proses spermatogenesis pada hewan meliputi dua proses.

a. Spermatogenesis

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa atau sel kimia jantan yang terjadi di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Proses spermatogenesis berlangsung sebagai berikut.

4. Dari satu sel dihasilkan dua sel anak.

5. Kandungan genetik dari hasil mitosis identik.

Dari satu sel dihasilkan empat sel anak tiap daur.

Kandungan genetik dari proses meiosis berbeda, kromosom dapat merupakan turunan dari kromosom induk atau bapaknya dengan kombi-nasi yang bermacam-macam karena adanya pengelompokan secara ram-bang dan derajat pindah silang.

Sel primordial sperma yang bersifat diploid (2n) di dalam testis membelah secara mitosis berkali-kali dan akhirnya memben-tuk atau menghasilkan empat sel spermato-gonium diploid (2n). Sel spermatospermato-gonium mengalami perkembangan dan membelah secara mitosis membentuk spermatosit primer (2n). Kemudian spermatosit primer mengalami pembelahan secara meiosis I dan menghasilkan dua buah spermatosit sekun-der yang haploid (n). Setiap spermatosik se-kunder akan melanjutkan pembelahan secara meiosis II dan masing-masing meng-hasilkan dua spermatosit sehingga pada akhir meiosis dua dihasilkan empat buah spermatosit. Pada manusia dua spermatid

mengandung 22 autosom + 1 kromosom X atau 22 AA + X dan spermatid lainnya mengandung 22 autosom + 1 kromosom Y atau 22 AA + Y yang akan digunakan dalam pewarisan jenis kelamin. Selanjutnya keempat spermatid akan mengalami pematangan empat buah spermatozoa yang haploid (n).

Setiap spermatozoa mempunyai ekor untuk membantu pergerakan, mengandung akrosom yang dapat menghasilkan enzim proteinase dan hiakironidase. Untuk menembus lapisan pelindung sel telur, selama pertumbuhan dari spermatogonium sampai menjadi spermatozoa dirawat dan dipelihara oleh sel sertoli untuk menghasilkan nutrisi bagi spermatozoa dan sel leydig dalam menghasilkan hormon jantan yaitu hormon testosteron. Proses pembentukan spermatozoa ini berlangsung mulai menginjak dewasa dan berjalan secara terus-menerus.

Agar lebih memahami tentang proses spermatogenesis, perhatikan Gambar 4.9 di bawah ini.

Perlu Diketahui

Pembentukan gamet pada hewan tingkat tinggi dan manusia melalui 2 cara yaitu:

1. spermatogensis, terjadi pada testis, menghasil-kan 4 sel yang fungsio-nal.

2. oogenesis, terjadi pada ovarium, menghasilkan 1 sel telur fungsional, dan 3 badan sel kutub.

Gambar 4.9 Proses spermatogenesis

b. Oogenesis

Oogenesis adalah proses pembentukan ovum atau sel telur yang terjadi di dalam ovarium oleh sel folikel. Proses yang terjadi pada oogenesis adalah sebagai berikut.

Sel primordial ovum atau oogenesis yang bersifat diploid (2n) membelah secara mitosis berkali-kali dan menjadi oosit primer (2n). Oosit primer akan melakukan pembelahan meiosis I dan akan menjadi oosit sekunder dan haploid (n) kemudian menjadi badan polar atau sel polosit sekunder (n). Sedangkan sel polosit primer membelah menjadi dua buah sel polosit sekun-der (n).

Pada akhir oogenesis, ootid akan mengalami pertumbuhan dan perkem-bangan menjadi sebuah ovum haploid (n) yang fungsional dan 3 sel polosit sekunder akan mengalami degenerasi (pada manusia ovum mengandung 22 autosom dan kromosom X atau 22AA + X).

Bagian luar ovum diselubungi oleh membran corona radiate dan zona pelucida. Selama pertumbuhan dan perkembangannya, ovum diatur oleh hormon wanita (estrogen dan progresteron). Oogenesis pada manusia berlangsung sejak awal hingga dewasa dan berjalan sampai berumur 40 atau 50 tahun saja.

Agar lebih jelas perhatikan Gambar 4.10 di bawah ini!

2. Tumbuhan Tingkat Tinggi

Proses gametogenesis pada tumbuhan tingkat tinggi meliputi tahap-tahap berikut.

Gambar 4.10 Proses oogenesis

Sumber : Biologi Campbell, 2002

sel kecambah primordial

oogonium (diploid)

oosit primer (dalam tahap meiosis I)

Pembelahan Meiosis Pertama badan polar (haploid)

Pembelahan Meiosis Kedua (dirangsang fertilisasi)

badan polar kedua (haploid) ovum

haploid oosit sekunder

a. Mikrosporogenesis

Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan gamet jantan (sperma) yang berlangsung pada bunga yaitu di dalam serbuk sari bagian dari kepala sari (antenna) yang di dalamnya terdapat kantong serbuk sari atau mikrosporangium. Proses mikrosporogenesis berlangsung sebagai berikut:

Sebuah sel induk mikrospora diploid (mikrosporosit) dalam antenna membelah secara meiosis I dan menghasilkan sepasang sel haploid. Pada meiosis II menghasilkan 4 mikrospora haploid (n) yang berkelompok mem-bentuk tetrad. Setiap mikrospora akan mengalami kariokinesis (pembelahan inti), sehingga menghasilkan 2 inti yang haploid yaitu satu inti dinamakan inti saluran serbuk sari dan satu inti generatif. Inti generatif membelah se-cara mitosis tanpa disertai sitokinesis dan terbentuklah 2 inti sperma (n) dan inti serbuk sari tidak membelah. Dengan demikian maka sebutir serbuk sari yang telah masak mengandung 3 inti yang haploid, yaitu serbuk inti saluran serbuk sari dan 2 buah inti sperma.

b. Megasporogenesis

Megasporogenesis adalah proses pembentukan gamet betina (ovum) yang berlangsung dalam bakal buah (ovarium) dan menghasilkan kandung lembaga. Proses megasporogenesis berlangsung sebagai berikut.

Sebuah sel induk megaspora diploid (megasporosit) dalam ovarium mengalami meiosis I dan menghasilkan 2 sel diploid. Selanjutnya mengalami meiosis II menghasilkan 4 megaspora haploid yang letaknya berderet dan 3 megaspora mengalami degenerasi dan mati. Satu megaspora yang tersisa mengalami pembelahan mitosis tiga kali berturut-turut tanpa diikuti sitokinesis (pembelahan plasma) dan menjadi 8 inti megaspora (kandung lembaga muda) yang haploid, kemudian 4 inti kelompok di kalaza (bagian antara bakal biji dan tangkai biji) dan 4 inti berada di dekat mikrofil. Satu inti dari masing-masing kelompok bergerak ke tengah dan menyatu membentuk inti kandung lembaga sekunder (2n) sedangkan 3 inti yang berada pada kalaza dinamakan inti antipoda dan 3 inti yang berada di mikrofil berkembang menjadi 1 inti sel telur atau ovum (n) yang di tengah dan 2 inti sinergid (n) yang di sampingnya maka pada kandung lembaga yang masak terdapat:

1) 3 inti antipoda 3) 1 inti ovum (n)

2) 2 inti sinergid (n) 4) 1 inti kandung lembaga sekunder (2n).

Agar pemahaman Anda tentang proses gametogenesis pada tumbuhan tingkat tinggi lebih jelas dapat Anda lihat pada Gambar 4.11 berikut ini!