• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kegiatan Pengusahaan

Kegiatan pengusahaan Hutan Tanaman Industri di PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) sektor Pelalawan terdiri atas pengadaan bibit, penanaman, pemeliharaan tanaman, perlindungan hutan dan pemanenan kayu.

5.1.1 Pengadaan bibit

Pelalawan Central Nursery (PCN) mengembangkan jenis tanaman Acacia crassicarpa sebagai tanaman utama dan Melaleuca sp sebagai tanaman untuk border trees tepi canal di lahan gambut agar tidak terjadi erosi tanah dan untuk keperluan bina desa hutan secara temporer. Bibit dihasilkan dengan dua cara yaitu secara vegetatif (cutting) dan generatif (seedling). Benih untuk seedling diperoleh dari Departemen Penelitian dan Pengembangan PT. RAPP, sedangkan bibit untuk cutting diperoleh dari tanaman induk unggulan (Mother plant) yang sudah terjamin kualitas genetik, fisik dan fisiologisnya. Luas Pelalawan Central Nursery adalah 10 Ha. Areal yang digunakan untuk persemaian adalah sekitar 8 Ha.

5.1.1.1 Penanaman melalui biji (seedling)

Benih yang akan dijadikan bibit untuk pembibitan dengan cara generatif diperoleh dari Departemen Penelitian dan Pengembangan PT. RAPP. Target bibit yang akan dihasilkan selama tahun 2009 adalah 45.600.000 batang bibit yang diperoleh dengan pembibitan secara seedling maupun secara cutting. Target bibit yang dihasilkan secara cutting selama tahun 2009 adalah 22.800.000 batang bibit. Jumlah bibit yang sudah diproduksi dari bulan Januari-Maret 2009 adalah sebanyak 5.819.520 batang bibit.

Kegiatan pembibitan terdiri atas sterilisasi media yang dilakukan di production house dan media yang dipakai adalah cocopeat. Penanaman dan pemeliharaan benih yang bertujuan agar benih berkecambah dilakukan di germination area sekitar 28 hari. Pada saat bibit berumur 8-14 hari setelah penyemaian dilakukan penyulaman (blanking) sehingga dapat diketahui persentase hidup bibit. Bibit yang sudah berumur 28 hari akan ditransfer ke

growing area (areal terbuka). Kegiatan pemupukan, penjarangan, dan penyisipan bibit yang mati dilakukan untuk mendukung pertumbuhan bibit. Kegiatan penjarangan (spacing) terdiri atas beberapa bagian yakni : 1) penjarangan 25% yakni 25% dari jumlah bibit (72 batang/tray) dan dilakukan ketika bibit mempunyai tinggi 3-5 cm, 2) penjarangan 50% (48 batang/tray) dan dilakukan ketika bibit mempunyai tinggi 5-8 cm, 3) penjarangan 66% (32 batang/tray) dan dilakukan ketika tanaman mempunyai tinggi diatas 8 cm , 4) penjarangan 75% (24 batang/tray). Penjarangan dilakukan agar bibit dapat berkembang dengan baik dan memastikan bibit mendapat pasokan makanan, air dan nutrisi yang mendukung pertumbuhan sehingga pertumbuhan bibit dapat dikontrol dan persentase hidup bibit yang diinginkan dapat tercapai.

Pemberian pupuk di growing area dilakukan dengan sistem manual dan sistem mekanis. Sistem manual merupakan pemupukan dengan cara menggunakan gembor, dimana tanaman disiram dengan pupuk secara langsung dengan menggunakan gembor. Sistem mekanis merupakan pemupukan dengan menggunakan boom injection (injektor). Injektor dapat dapat diatur sesuai dengan konsentrasi pupuk yang diinginkan. Penyiraman tanaman dilakukan berdasarkan kebutuhan tanaman terhadapa air, sehingga curah hujan juga sangat mempengaruhi penyiraman tanaman. Proses culling dan cencus dilakukan untuk mengambil tanaman yang mati, kerdil, atau yang terserang penyakit dan dikeluarkan dari dalam tray untuk dibakar. Kegiatan yang paling akhir dilakukan sebelum bibit dikirim ke areal penanaman adalah penyeleksian bibit. Kegiatan ini bertujuan untuk memisahkan bibit yang memenuhi persyaratan (standar) dan yang tidak memenuhi standar. Adapun standar yang harus dipenuhi agar tanaman lulus seleksi adalah; tinggi >14 cm, jumlah daun minimal 3 helai (2 sehat), diameter batang lebih besar dari 2 cm dan kekompakan akar 75-85%. Setelah tahap penyeleksian, bibit yang sudah memenuhi standar dikirim ke areal penanaman.

5.1.1.2 Pengadaan bibit secara cutting

Target bibit yang akan dihasilkan secara cutting tahun 2009 adalah 22.800.000 batang bibit tanaman Acacia crassicarpa. Jumlah bibit yang telah dihasilkan dari Januari –Maret 2009 adalah 11.484.576 batang bibit. Kondisi bibit yang diproses dengan cara cutting disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Kondisi bibit yang akan dipindahkan ke rooting area

Pembibitan dengan cara cutting merupakan kegiatan pembibitan dengan menggunakan cara vegetative (cloning). Tanaman induk (mother plant) merupakan jenis tanaman unggulan dan merupakan rekomendasi dari pihak R&D sehingga diharapkan bibit yang akan dihasilkan akan mempunyai sifat genetik tanaman induk. Mother plant merupakan tanaman induk yang akan menghasilkan tunas, dimana tunas tersebut akan dijadikan bibit cutting. Adapun kegiatan pembibitan secara cutting adalah kegiatan di production house meliputi sterilisasi media, pemasukan tunas ke dalam tube, dan pemupukan dimana pupuk langsung dicampur dengan media. Kemudian bibit akan dipindahkan ke rooting area dengan tujuan agar tanaman dapat berakar dan dapat berkembang dengan baik.

Kegiatan yang dilakukan selama di rooting area adalah membuang tunas yang gagal atau mati, penyiraman tanaman, dan pengambilan dan pemberantasan gulma (weeding). Setelah dari rooting area bibit akan dipindah ke growing area. Kegiatan yang dilakukan di growing area untuk cutting hampir sama dengan

kegiatan yang di growing area untuk seedling, yakni kegiatan penjarangan (spacing), pemupukan, penyiraman bibit berdasarkan kebutuhan, sensus dan culling, dan seleksi tanaman yang memenuhi standar yang ditetapkan. Bibit-bibit yang telah memenuhi persyaratan dikirim ke areal penanaman. Prestasi kerja untuk pengadaan bibit secara seedling dan cutting dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11.

Prestasi kerja total untuk pengadaan bibit selama setahun untuk pembibitan dengan seedling adalah 50.292,00 HOK/tahun. Prestasi kerja untuk pembibitan dengan cutting adalah 47.895,12 HOK/ tahun. Total prestasi kerja untuk pengadaan bibit di Pelalawan Nursery Center adalah 98.187,12 HOK/tahun. Selain sektor Pelalawan, Pelalawan Nursery Center juga akan menjual bibit ke sektor Langgam, Mandau, Tasik dan Ukui. Sektor-sektor tersebut mempunyai jenis tanah yang sama dengan Pelalawan yakni jenis tanah gambut.

Tabel 10. Prestasi kerja pengadaan bibit secara Seedling

Kegiatan HTI Prestasi Kerja (HOK/tahun)

Seedling 50292,00

Persiapan tube dan tray

2.496,00

Pengumpulan tube dan tray dari areal terbuka 1.248,00 Bongkar - muat tube dan tray ke pencucian tray 1.248,00

Production : 106 kg seeds/bulan : 5 beds/hari 7.176,00

Pencucian trays 936,00

Pengayakan media 1.248,00

Pencampuran media, pengaturan tray, operator mesin,

penutupan, dipping 2.808,00

Penaburan manual 2 624,00

Pemindahan ke germination area 1.560,00

Germination House : 106 kg seeds/bulan : 5 beds/hari 8.892,00

Penyulaman 3.120,00

Konsolidasi I 780,00

Penaburan manual 1.248,00

Konsolidasi II dan P&D (Pest and disease) 1.560,00 Hygiene dan penyiraman A&F 2.184,00

Open Area 2.6736,00

Pemindahan ke areal terbuka 1.872,00

Penjarangan66 % (umur 5 minggu) dan Penilaian kualitas 2.808,00 Penjarangan 75 % (umur 7 minggu) dan Pemisahan (culling) 2.808,00 Seleksi tanaman, pemisahan tanaman mati dan yang kerdil 5.832,00

Pengepakan dalam box 2.184,00

Pemindahan tanaman kualitas 3, rata-rata 2 beds / hari 1.248,00 Penyemprotan bahan kimia untuk penyakit dan pestisida 1.872,00

Pemupukan 1.872,00

Operator boom 1.248,00

Penyiraman manual untuk tanaman yang di letakkan di tanah 1.248,00 Penyehatan untuk tanaman yang di letakkan di tanah 1.872,00

Sterilisasi cabang 1.872,00

Tabel 11. Prestasi kerja kegiatan pengadaan bibit secara cutting

Kegiatan pembibitan dengan cutting Prestasi kerja (HOK/tahun) Cutting 47.895,12 Produksi Persiapan media 1.872,00 Pengayakan media 833,04 Pemadatan manual 312,00 Pemanenan bibit 4.798,56

Transfer dari mother plant ke production house 624,00

Persiapan pemotongan 6.842,16

Pengaturan pemotongan 3.419,52

Pemindahan ke rooting area 1.301,04

Pemindahan ke open area 1.301,04

Granular 2708,16

Penjarangan 4.062,24

Pemisahan dan sensus 2.184,00

Penyeleksian 3.981,12

Pemupukan 4.056,00

Penyemprotan pestisida untuk penyakit (P&D) 1.560,00

Penyiraman manual 1.248,00

Pengukuran kekompakan akar 936,00

Penunjang Pembersihan Tray 708,24 Pembersihan Nozzle 624,00 Ex Media 780,00 Pemeliharaan 1.248,00 Pelabelan 312,00 Pemeliharaan MPH 1.248,00

5.1.2 Penanaman

Kegiatan penanaman tahun 2009 merupakan bekas tebangan tahun 2008 dan sisa areal yang belum ditanam tahun 2008. Target luas areal yang akan ditanam pada tahun 2009 di sektor Pelalawan adalah 2850 Ha. Areal yang akan ditanam harus lulus HQA (harvesting Quality Asessment) yakni untuk menentukan layak atau tidaknya suatu areal ditanam. Syarat kelulusan HQA tercapai apabila areal sudah bersih, tidak ada kayu, titik tanam (planting point) tidak hilang. Kegiatan HQA dilakukan oleh departemen Harvesting akan tetapi biaya dilimpahkan ke departemen Plantation.

Penanaman merupakan suatu kegiatan menanam tanaman utama dengan metode dan cara tertentu. Penanaman dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu bagian yang pertama adalah bagian pengembangan (development) yakni meliputi persiapan lahan (pre plant spraying), tanam, pemupukan, dan penyulaman. Bagian yang kedua adalah bagian pemeliharaan yakni pemberantasan hama (weeding) dan singling (pemotongan cabang yang bersaing dengan batang utama).

Kegiatan persiapan lahan merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum penanaman bibit dilakukan meliputi pemberantasan gulma yang terdapat pada areal yang akan ditanaman dan penilaian kelayakan lahan untuk ditanaman. Pemberantasan gulma dilakukan dengan penyemprotan pada gulma (Pre plant spraying). Penyemprotan gulma biasanya hanya dilakukan sekali saja yakni sebulan sebelum penanaman (weeding 0). Pada areal gambut (peat land) jenis gulma yang sering ditemukan adalah jenis paku-pakuan.

Areal yang sudah yang sudah memenuhi persyaratan HQA akan ditanam dengan tanaman pokok Acacia crassicarpa dengan jarak tanam 3m x 2,5m dan kedalaman lubang tanam adalah 30 cm x 30 cm. Jarak ini merupakan jarak ideal bagi pertumbuhan tanaman di areal gambut dan memudahkan pemanenan nantinya. Untuk memudahkan proses penanaman bibit maka digunakan tali ajir sehingga bibit yang ditanam tetap lurus dan teratur. Kegiatan penanaman ini juga sekaligus dilakukan kegiatan pemupukan.

Ketika bibit selesai ditanam maka langsung dipupuk dengan menggunakan pupuk Rock Phospat, MOP, dan micro nutrient ( Fertibore dan Zinc cope). Tabel prestasi kerja untuk kegiatan penanaman dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Prestasi kerja kegiatan penanaman

Kegiatan Besar Prestasi

Kerja (HOK/Ha)

Total HOK Penanaman

15,75

Infield drain 2,00

Cross field drain dan Mid drain 2,00

Survey boundary 0,75

Pre plant spraying 1,00

Penanaman bibit 4,00

Pemupukan

Rock Posphat 1,00

KCL (MOP) 1,00

Fertibore (sambil membawa tugal) 1,50 Zinc cop (sambil membawa tugal) 1,50

Penyulaman 1,00

Kegiatan blanking (penyulaman) dilakukan setelah umur bibit setelah ditanam 1 bulan. Kegiatan blanking bertujuan untuk menyiangi tanaman yang mati dan menggantinya dengan bibit yang baru. Total prestasi kerja untuk kegiatan penanaman adalah 15,75 HOK/Ha.

5.1.3 Pemeliharaan

Areal pemeliharaan tahun 2009 terdiri dari areal penanaman tahun 2008 dan 2009. Kegiatan pemeliharaan terdiri dari penyemprotan bahan kimia (weeding rotation) untuk membunuh gulma yang ada pada areal tanaman. Weeding rotation I dilakukan 1 bulan setelah tanam. Bersamaan dengan penyemprotan akan dilakukan juga pencabutan tanaman-tanaman pengganggu yang bersaing dengan tanaman utama. Jenis tanaman pengganggu yang dicabut secara manual adalah tanaman yang tingginya menyamai tanaman utama atau tanaman penggangu tetap bertahan hidup walaupun sudah dilakukan penyemprotan. Weeding rotation II dilakukan 3 bulan setelah tanam, weeding rotation III dilakukan setelah 5 bulan tanam, weeding rotation IV dilakukan setelah 8 bulan tanam, weeding rotation V dilakukan setelah 12 bulan tanam. Jenis gulma yang dominan adalah jenis pakis dan paku-pakuan sehingga bahan kimia yang digunakan untuk membasmi gulma tersebut adalah Gramoxon dan Metsulindo.

PMA (Plantation Monitoring Assesment) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa persentase tanaman yang hidup dan menilai pertumbuhan tanaman. PMA I dilakukan 6 bulan setelah penanaman. Kegiatan yang dilakukan adalah menghitung jumlah tanaman yang bertahan hidup dan pengukuran tinggi tanaman. PMA II dilakukan 1 tahun setelah penanaman. Kegiatan yang dilakukan adalah penjumlahan tanaman yang bertahan hidup, pengukuran diameter dan tinggi pohon. Kegiatan PMA dilaksanakan oleh kontraktor departemen Planning namun pembayaran upah pekerja dilimpahkan ke departemen Plantation. Prestasi kerja untuk kegiatan pemeliharaan tanaman dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Prestasi kerja kegiatan pemeliharaan tanaman

Pemotongan cabang yang bersaing dengan batang utama (singling) akan dilakukan ketika tinggi tanaman mencapai 1,5-2,5 meter. Pemotongan cabang ini dilakukan agar tidak terjadi persaingan antara batang utama dan cabang, sehingga batang utama dapat berkembang dengan baik ke arah tinggi maupun diameter.

Total prestasi kerja untuk pemeliharaan tanaman adalah 30 HOK/Ha. Kegiatan pemeliharaan untuk weeding ditangani 7 kontraktor yakni CV. Pusaka Alam Lestari, CV. Fauma Kheda, CV. Semoga Jaya, CV. Ayu Lestari, CV. Rahmat, CV. Artomoro, dan CV. Anugrah Melayu Madina. Kegiatan pemeliharaan untuk singling ditangani oleh CV. Rahmat, CV. Talabu dan CV. Opung Butu Butu.

Kegiatan Prestasi kerja

(HOK/ha)

Pemeliharaan Tanaman

Kegiatan weeding rotation I 2,00

Pencabutan tanaman pengganggu di sekitar tanaman 2,00

Kegiatan weeding rotation II 2,00

Pencabutan tanaman pengganggu di sekitar tanaman 2,00

Kegiatan weeding rotation III 1,00

Pencabutan tanaman pengganggu di sekitar tanaman 2,00 PMA 1 ( Plantation Monitoring Assesment ) 7,00

Kegiatan weeding rotation IV 2,00

PMA 2 ( Plantation Monitoring Assessment ) 7,00

Kegiatan weeding rotation V 2,00

Singling 1,00

5.1.4 Perlindungan Hutan

Kegiatan perlindungan hutan di PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) sektor Pelalawan difokuskan pada pencegahan kebakaran dan pengendalian terhadap hama penyakit. Jenis tanah di sektor Pelalawan adalah jenis tanah gambut yang sangat rentan terhadap kebakaran. Oleh karena itu jika tidak turun hujan selam 3 hari berturut-turut wajib dilakukan patroli ke lapangan untuk memastikan ada atau tidaknya kebakaran di areal yang dilindungi. Kegiatan pengendalian kebakaran didukung sarana kerja berupa alat-alat pemadam kebakaran dan bangunan pencegahan kebakaran serta prasarana kerja berupa jalan hutan di areal tanam dan organisasi pengendali kebakaran. Pengawasan terhadap areal tanam dalam rangka pencegahan kebakaran hutan dilakukan terus menerus melalui menara-menara pengawas api pada titik-titik strategis pada areal tanaman yang dilindungi. Selain pengawasan terhadap kebakaran hutan dan hama penyakit, perlindungan hutan juga meliputi penjagaan kawasan lindung. Kegiatan untuk pengusahaan kawasan lindung meliputi pemeliharaan dan penjagaan plasma nuftah, pembibitan tanaman asli (nursery alam).

Total prestasi kerja untuk pelindungan hutan untuk pengendalian kebakaran hutan dan hama penyakit adalah 1,10 HOK/Ha dan untuk perlindungan untuk kawasan lindung adalah 0,12 HOK/Ha. Jadi total prestasi kerja untuk perlindungan hutan adalah 1,22 HOK/Ha.

Pengawasan terhadap areal hutan dalam rangka pencegahan terhadap kebakaran hutan terus-menerus dilakukan. Patroli dilakukan 18 kali dalam sebulan. Namun apabila tidak turun hujan dalam 3 hari berturut-turut akan dilakukan patroli untuk memastikan bahwa areal hutan aman dari bahaya kebakaran hutan. Seluruh karyawan pada unit operasional diwajibkan untuk membantu tim pengendali kebakaran hutan bila terjadi kebakaran yang cukup besar.

5.1.5 Pemanenan Kayu

Target tebangan berdasarkan RKT 2009 di PT. RAPP sektor Pelalawan adalah 386.061 m3 kayu. Target tebang tersebut diperoleh dari areal hutan seluas 2.757,6 hektar. Kegiatan pemanenan kayu di PT.RAPP sektor Pelalawan dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu pemanenan manual ongkak, pemanenan manual alat, pemanenan mekanis. Kegiatan pemanenan kayu PT. RAPP merupakan kerja sama antara PT. RAPP dengan kontraktor kerja pemanenan.

5.1.5.1Pemanenan Manual Kupas (Manual Harvesting Debarked)

Pemanenan manual kupas adalah sistem pemanenan dengan menggunakan tenaga manual. Pemanenan manual dapat dibagi menjadi 2 bagian yakni manual ongkak dan manual alat. Manual ongkak merupakan pemanenan dengan menggunakan tenaga manusia secara keseluruhan, mulai dari penebangan, pemotongan,penumpukan kayu, penyaradan hingga ke tepi canal. Perbedaan manual ongkak dan manual alat terletak pada sistem penyaradan yang digunakan. Pada manual ongkak penyaradan dilakukan dengan menggunakan sistem ongkak (tenaga manusia), sedangkan pada manual alat menggunakan excavator.

Kegiatan pemanenan dilakukan dalam bentuk regu dimana satu regu terdiri dari 8 orang. Alat yang digunakan untuk menebang pohon adalah chainsaw untuk masing-masing regu. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah merobohkan pohon, membagi batang, menumpuk kayu di infield drain, menyarad kayu hingga ke tepi canal (TPN), barging, dan tumpuk di TPK. Sebelum dilakukan penebangan, pihak PT. RAPP sektor Pelalawan (supervisi tebang) dan kontraktor tebang mensurvei areal untuk menentukan batas-batas petak dan arah sarad. Jumlah hari efektif per bulan adalah 26 hari. Untuk satu hari kerja, kegiatan pemanenan manual alat menghasilkan prestasi kerja 24 m3/hari/regu dengan waktu efektif 8 jam yaitu sekitar 4,75 HOK/Ha. Kegiatan pemanenan manual ongkak menghasilkan prestasi kerja 19,22 m3/hari/regu dengan waktu efektif 8 jam, yaitu sekitar 5,93 HOK/Ha. Proses penyaradan pada manual ongkak akan disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Proses Penyaradan pada Manual Ongkak

5.1.5.2Pemanenan Mekanis Kulit (Mechanical Harvesting Undebarked)

Pemanenan mekanis kulit secara umum sama dengan pemanenan manual. Perbedaannya adalah kayu yang dihasilkan pada pemanenan mekanis kulit tidak dikupas. Kulit dibiarkan tetap melekat pada kayu dan diperhitungkan dalam pengukuran berat kayu. Jumlah hari efektif per bulan adalah 26 hari. Untuk satu hari kerja, kegiatan pemanenan manual kulit menghasilkan prestasi kerja 40,71 m3/hari/regu dengan waktu efektif 8 jam, yaitu sekitar 2,80 HOK/Ha.

5.1.5.3 Barging

Barging merupakan pengangkutan kayu dari TPN ke TPK. Pengangkutan kayu ini harus melewati canal yang mempunyai ukuran 10 x 8 x 3 meter. Canal berfungsi sebagai jalur keluarnya kayu dari hutan dan sebagai akses transportasi. Kegiatan barging menggunakan tenaga Tug boat. Kayu disusun dalam barge- barge. Satu barge mempunyai kapasitas 22 m3 kayu. Satu Tug boat dapat menarik 12 barge. Prestasi kerja barging adalah 264 m3/hari. Trip barging ditentukan oleh jarak TPN ke TPK. Apabila jaraknya dekat maka dalam satu hari dapat lebih dari sekali trip, namun apabila jaraknya jauh maka dalam satu hari hanya satu kali trip. Maka prestasi kerja kegiatan barging adalah 264 m3/hari, yakni sekitar 2,31 HOK/Ha. Proses Barging disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5. Proses Barging pada Canal

5.1.5.4 Hauling

Kegiatan pengangkutan kayu ke pabrik dinamakan hauling. Kayu-kayu yang sudah dimuat akan di bawa ke pabrik dengan Road train BDP 70 ton dan RTP berkapasitas 100 ton. Pengangkutan kayu ke pabrik (Pangkalan kerinci) dari sektor Pelalawan melewati jalan darat dan berjarak 21 km. Kedua jenis alat angkutan ini dalam satu hari dapat menghasilkan 3-4 kali trip. Perjalanan dari TPn Pelalawan ke pabrik sekitar 45 menit. Hari kerja efektif adalah 25 hari. Satu unit Road train BDP 70 ton dan RTP berkapasitas 100 ton terdiri dari satu orang supir dan satu orang rekannya. Road train BDP 70 ton terdiri dari 36 regu yakni sekitar 1,40 HOK, sedangkan RTP berkapasitas 100 ton terdiri dari 20 regu yakni sekitar 1,05 HOK. Proses hauling disajikan pada Gambar 6. Prestasi kerja kegiatan pemanenan kayu dan prestasi kerja kegiatan pengusahaan HTI dapat dilihat pada Tabel 14 dan Tabel 15.

Gambar 6.Proses Hauling pada Sektor Pelalawan.

Tabel 14. Prestasi kerja kegiatan pemanenan kayu.

Kegiatan HTI Besar Prestasi kerja

Total

Under brushing

30,43

10,00

Pemanenan manual Kupas

Manual alat 4,75

Manual ongkak 5,93

Pemanenan Mekanis- non kupas 2,80

Barging 2,31

Hauling

Road Train BDP 70 ton 1,40

RTP FH 16 1,05

Tabel 15. Prestasi kerja kegiatan pengusahaan HTI di PT.RAPP

Kegiatan HTI Satuan Prestasi Kerja

Pengadaan Bibit Penanaman Pemeliharaan tanaman Perlindungan Hutan Pemanenan Kayu Under brushing Manual ongkak Manual alat Mekanis Barging Canal Cleaning Hauling

Road Train BDP 70 ton RTP (FH 16) HOK/Ha HOK/Ha HOK/Ha HOK/Ha HOK/Ha HOK/Ha HOK/Ha HOK/Ha HOK/Ha HOK/Ha HOK/Ha HOK/Ha 34,45 15,75 30,00 1,22 30,43 10,00 5,93 4,75 2,80 2,31 2,24 1,40 1,05 Keterangan : *) Total prestasi kerja kegiatan pengadaan bibit sebesar 98.187,12

HOK/tahun dibagi luas areal penanaman tahun 2009 seluas 2850 Ha.

Dokumen terkait