• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Penunjang

Dalam dokumen Facebook (Halaman 34-41)

BAB III Akuntabilitas Kinerja

C. Kegiatan Penunjang

Dalam pencapaian sasaran strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, kegiatan penunjang yang dilakukan meliputi:

1. Pengadaan yang dilakukan dalam rangka mendukung kegiatan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Dalam menjalankan fungsi pemerintahan, pengadaan merupakan hal yang tidak bisa lepas dari pelaksanaan kinerja kegiatan sebagai dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis di seluruh Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Pengadaan yang telah dilaksanakan pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10

Pengadaan yang telah dilaksanakan tahun 2012

NO JENIS PENGADAAN

1 Pakaian Dinas Pegawai

2 Pengadaan pakaian kerja/sopir/pesuruh

3 Pencetakkan/Penerbitan/Penggandaan/Laminasi

4 Pengadaan sarana dan prasarana untuk 10 kabupaten/kota tahun 2012 5 Pengadaan peralatan audio, visual, audio-visual dan penunjang

2. Dukungan manajemen administrasi perkantoran.

Dukungan manajemen administrasi perkantoran bertujuan untuk

Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2012 27 Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Administrasi perkantoran mempunyai fungsi yang penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan pokok organisasi agar kegiatan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Dengan terselenggaranya layanan administrasi perkantoran akan membantu program kefarmasian dan alat kesehatan untuk mencapai hasil secara optimal. Kegiatan dukungan manajemen administrasi perkantoran yang dilaksanakan pada tahun 2012 sebagaimana yang tercantum di dalam tabel 11.

Tabel 11

Kegiatan dukungan manajemen administrasi perkantoran tahun 2012

NO JENIS KEGIATAN

1 Pembayaran Gaji dan Tunjangan

2 Administrasi Kegiatan

3 Langganan daya dan jasa

4 Perawatan gedung kantor

5 Perawatan kendaraan bermotor operasional

6 Keperluan sehari hari perkantoran

7 Pengepakan/pengiriman/pengangkutan barang

8 Pelantikan/pengambilan sumpah jabatan

9 Rapat kerja internal program kefarmasian dan alat kesehatan 10 Rapat Koordinasi dan rapat kerja pimpinan

3. Dukungan manajemen administrasi kepegawaian

Administrasi kepegawaian berkaitan dengan penggunaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi. Administrasi kepegawaian meliputi perencanaan pegawai, pengorganisasian pegawai, pengarahan pegawai, pengendalian pegawai, dan pengadaan pegawai. Kegiatan dukungan manajemen administrasi kepegawaian yang dilaksanakan pada tahun 2012 sebagaimana yang tercantum di dalam tabel 12.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2012 28 Tabel 12

Kegiatan dukungan manajemen administrasi kepegawaian

NO JENIS KEGIATAN

1 Penyusunan Formasi Pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Bina kefarmasian dan Alat Kesehatan

2 Penyusunan Pemutakhiran data kepegawaian di lingkungan Direktorat Jenderal Bina kefarmasian dan Alat Kesehatan

3 Percepatan penyelesaian Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIM-K)

4 Daftar Urut Kepangkatan bagi Pegawai Negeri Sipil

5 Penyusunan rencana kebutuhan dan pengembangan Pegawai Negeri Sipil

6 Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur Negara Direktorat Jenderal Bina kefarmasian dan Alat Kesehatan

4. Pengelolaan Barang Milik Negara

Pengelolaan barang milik negara meliputi semua aktivitas yang berkaitan dengan barang milik negara yang terdiri dari : perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan (meliputi sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, dan bangun guna serah/bangun serah guna), pengamanan (meliputi administrasi, fisik dan hukum) dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan (meliputi penjualan, tukar menukar, hibah, dan penyertaan modal pemerintah), penatausahaan (meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan), pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

Dalam pengelolaan barang milik negara, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan melaksanakan kegiatan penyusunan laporan barang milik negara, konsolidasi pelaporan barang milik negara, monitoring pengelolaan barang milik negara dana dekonsentrasi, pertemuan hibah satker mati di Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, unit layanan pengadaan, dan penghapusan barang milik negara di Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Untuk menindaklanjuti Peraturan Menteri Keuangan nomor 125/PMK.06/2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara yang Berasal Dari Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan Sebelum Tahun Anggaran 2011, maka dalam rangka percepatan proses hibah barang milik negara yang berasal dari dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Melakukan konsolidasi data dengan masing-masing bidang/sub bidang pengelola Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2012 29 2) Melakukan pengecekan fisik dan lokasi keberadaan barang milik negara

tersebut serta memberikan label Kementerian Kesehatan.

3) Melakukan koordinasi dengan masing-masing unit Eselon I terkait untuk penentuan pelaksanaan inventarisasi fisik oleh kedua belah pihak dalam rangka proses hibah barang milik negara tersebut.

4) Melakukan inventarisasi oleh petugas yang ditunjuk untuk mewakili Dinas Kesehatan dan Unit Eselon I

5) Melakukan penandatanganan Berita Acara Inventarisasi oleh petugas terkait dan diketahui oleh Kepala Dinas Kesehatan/Sekretaris

6) Mengusulkan permohonan hibah barang milik negara yang kondisinya baik dan permohonan penghapusan barang milik negara yang rusak kepada pimpinan unit Eselon I terkait.

7) Mengusulkan permohonan penghapusan barang milik negara yang tidak diketemukan (hilang dan/atau terkena bencana/force majure) pada saat inventarisasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Perbandingan antara nilai Barang Milik Negara pada laporan barang dan laporan keuangan per 31 Desember 2012 per akun neraca dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13

Perbandingan antara nilai Barang Milik Negara pada laporan barang dan laporan keuangan per 31 Desember 2012 per akun neraca

No Uraian Neraca Laporan Barang Laporan Keuangan Selisih

1 Persediaan 150.820.620 150.820.620 -

2 Tanah - - -

3 Peralatan dan Mesin 9.683.684.310 9.683.684.310 -

4 Gedung dan Bangunan - - -

5 Jalan, Irigasi dan Jaringan - - -

6 Aset Tetap Lainnya - - -

7 KDP - - -

8 Software 678.000.000 . -

9 Aset Tak Berwujud Lainnya 47.500.000 725.500.000 -

10 Aset Lain-lain*) - 6.717.091.000 - 11 Aset Tetap Yg Tdk Digunakan Dlm Ops Pemerintah 6.717.091.000 - - Total 17.277.095.930 17.277.095.930 -

*)Aset lain-lain pada laporan barang adalah nilai BMN yang dihentikan penggunaannya dari operasional pemerintah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2012 30 Berdasarkan tabel 13, dapat disimpulkan bahwa dari hasil rekonsiliasi laporan barang milik negara dan laporan keuangan per 31 Desember 2012 tidak terdapat perbedaan/selisih atau jumlahnya telah sama masing-masing sebesar Rp17.277.095.930,-

Sekretariat Ditjen Binfar dan Alkes pada Tahun Anggaran 2012 menerima Hibah dari Global Fund untuk program Health System Strengthtening berupa Peningkatan Sarana dan Prasarana Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota pada 20 Kabupaten/Kota di 5 Provinsi. Daftar Kabupaten/Kota yang memperoleh hibah dari Global Fund untuk program Health System Strengthtening dapat dilihat pada tabel 14. Hibah Langsung dari Global Fund sudah mendapat Pengesahan oleh Pengelola Barang dengan diterbitkannya Surat Pengesahan Hibah Langsung (SPHL) untuk Akun 52 Nomor 01069, dan Akun 53 Nomor 01070 tanggal 31 Desember 2012. Barang Milik Negara yang berasal dari Hibah Global Fund ini dimaksudkan untuk diserahkan kepada Pemerintah Daerah setempat dimana Program Global Fund-Health System Strengthtening tersebut dilaksanakan dan Satuan Kerja Sekretariat Ditjen Binfar dan Alkes sudah melakukan Pencatatan terhadap Hibah Langsung yang telah menjadi Aset Tetap dan telah direklasifikasi menjadi Aset Tetap Yang Tidak Digunakan. Pelaksanaan Hibah barang milik negaraakan dilaksanakan pada tahun anggaran 2013.

Tabel 14

Daftar Kabupaten/Kota yang menerima dana hibah GF-HSS

No Provinsi Kabupaten/Kota

1 Aceh Bireun

2 Aceh Nagan Raya

3 Aceh Pidie

4 Jawa Timur Bangkalan

5 Nusa Tenggara Barat Bima

6 Nusa Tenggara Barat Dompu

7 Nusa Tenggara Barat Kota Bima

8 Nusa Tenggara Barat Lombok Barat

9 Nusa Tenggara Barat Lombok Tengah

10 Nusa Tenggara Barat Lombok Timur

11 Nusa Tenggara Barat Sumbawa

12 Sulawesi Tenggara Bombana

13 Sulawesi Tenggara Buton

14 Sulawesi Tenggara Kolaka

Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2012 31

16 Sulawesi Tenggara Kota Kendari

17 Sulawesi Tenggara Muna

18 Sulawesi Tenggara Wakatobi

19 Sulawesi Selatan Jeneponto

20 Sulawesi Selatan Luwu

Hasil penatausahaan barang milik negara digunakan untuk perencanaan kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan barang milik negara setiap tahun, bahan penyusunan rencana anggaran, dan pengamanan administrasi barang milik negara.

Permasalahan–permasalahan yang perlu disampaikan terkait dengan

pelaksanaan penatausahaan dan pengelolaan barang milik negara, antara lain : a. Kurangnya pengelola barang milik negara yang berpengalaman dan

kompeten di bidang pengelolaan barang milik negara baik secara teknis dan Aplikasi SIMAK-BMN.

b. Sulitnya memperoleh data pendukung terkait Persediaan dan Aset Tetap dari para pengelola program termasuk pula kegiatan yang menghasilkan Aset yang menyebabkan laporan menjadi tidak tepat waktu.

Dalam rangka penyelesaian masalah terkait pelaksanaan penatausahaan barang milik negara, langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut :

a. Penambahan sumber daya manusia pengelola barang milik negara dan

mengadakan pelatihan teknis dan aplikasi SIMAK-BMN yang

berkesinambungan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia pengelola barang milik negara yang sudah ada.

b. Pembuatan sistem dan standar operasional prosedur agar pengelolaan persediaan dan barang milik negara dapat terkontrol dengan baik dan bisa dilaksanakan tepat waktu.

c. Peningkatan kerja sama dan konsolidasi yang baik antara petugas SIMAK-BMN dengan petugas SAK baik secara horisontal dalam lingkup internal Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang(UAKPB) dan secara vertikal ke UAPPB-W serta UAPPB-E1.

d. Peningkatan kerja sama dan konsolidasi yang baik antara petugas SIMAK-BMN dengan pengelola program.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2012 32 5. Penerbitan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)

Surat Tanda Registrasi Apoteker adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri Kesehatan kepada apoteker yang belum diregistrasi. Menteri mendelegasikan pemberian surat tanda registrasi apoteker kepada Komite Farmasi Nasional. Komite Farmasi Nasional merupakan unit non struktural yang bertanggungjawab kepada Menteri Kesehatan melalui Direktur Jenderal. Komite Farmasi Nasional dalam melaksanakan tugasnya dibantu Sekretariat yang mempunyai tugas memberikan pelayanan administrasi umum untuk mendukung pelaksanaan tugas komite farmasi nasional; memproses penerbitan, pengesahan dan mengirimkan surat tanda registrasi apoteker; serta mengelola keuangan, kearsipan, personalia, dan kerumahtanggaan komite farmasi nasional.

Tabel 15

STRA yang diterbitkan tahun 2011-2012

STRA YANG DITERBITKAN TAHUN 2011-2012

2011 30.200

2012 8.903

Jumlah 39.103

Gambar 7. Perbandingan data STRA yang diterbitkan tahun 2012 laki-laki dan perempuan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2012 33 Gambar 8. Perbandingan data STRA yang diterbitkan per tanggal 31

Desember 2012

Dalam dokumen Facebook (Halaman 34-41)

Dokumen terkait