• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN POKOK

Pasal 4

Unt uk memenuhi asas dan mencapai t uj uan sebagaimana dimaksud dal am Pasal 5 dan Pasal 6 Anggaran Dasar sert a sebagai penj abaran dari mandat dan t ugas pokok sebagaimana dimaksud dal am Pasal 8 dan Pasal 9 Anggaran Dasar, PMI mel aksanakan kegiat an pokok:

a. pembinaan dan pengembangan organisasi;

b. penanggul angan bencana t ermasuk pemul ihan hubungan kel uarga;

c. pel ayanan sosial dan kesehat an, t ermasuk upaya kesehat an t ransf usi darah; d. penyebarl uasan dan pengembangan apl ikasi nil ai-nil ai kemanusiaan dan

hukum perikemanusiaan int ernasional ; dan e. pembinaan generasi muda dan rel awan.

BAB IV

LAMBANG DAN LAGU

Pasal 5

(1) PMI menggunakan l ambang pal ang merah di at as warna put ih sebagai t anda pel indung.

(2) PMI menggunakan l ambang pal ang merah di at as warna put ih di l ingkari garis merah berbent uk bunga berkel opak 5 (l ima) sebagai t anda pengenal .

(3) Penggunaan l ambang sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) dan ayat (2) sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan nasional dan int ernasional mengenai penggunaan l ambang yang berl aku bagi perhimpunan nasional .

Pasal 6

Bent uk, perbandingan ukuran, dan art i l ambang pal ang merah dan PMI adal ah sebagaimana t ercant um dal am l ampiran I Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini.

Pasal 7

(1) Himne dan mars PMI dikumandangkan dal am acara-acara resmi PMI, t erut ama pada musyawarah PMI.

(2) Lirik dan nada himne dan mars PMI sebagaimana dimaksud dal am Pasal 11 Anggaran Dasar adal ah sebagaimana t ercant um dal am l ampiran II Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini.

BAB V PELINDUNG

Pasal 8

(1) Pel indung dapat memberikan saran pert imbangan sert a dukungan moril / mat eriil kepada PMI di set iap t ingkat an.

(2) Pengurus PMI memberikan l aporan kepada pel indung secara berkal a, sekurang-kurangnya 1 (sat u) t ahun sekal i sesuai dengan t ingkat an organisasi.

BAB VI

STRUKTUR ORGANISASI

(1) PMI pusat mel iput i sel uruh wil ayah Republ ik Indonesia. (2) PMI provinsi mel iput i wil ayah provinsi.

(3) PMI kabupat en/ kot a mel iput i wil ayah kabupat en/ kot a. (4) PMI kecamat an mel iput i wil ayah kecamat an.

Pasal 10

(1) PMI provinsi yang-baru dibent uk mel al ui prakarsa PMI pusat , PMI provinsi induk, masyarakat , dan pemerint ah provinsi set empat .

(2) PMI kabupat en/ kot a yang-baru dibent uk at as prakarsa PMI provinsi, PMI kabupat en/ kot a induk, masyarakat , dan pemerint ah kabupat en/ kot a set empat .

(3) PMI kecamat an yang-baru dibent uk at as prakarsa PMI kabupat en/ kot a, masyarakat , dan pemerint ah kecamat an set empat .

Pasal 11

(1)PMI provinsi dan PMI kabupat en/ kot a yang-baru disahkan ol eh PMI pusat . (2)PMI kecamat an yang-baru disahkan ol eh PMI provinsi.

BAB VII KEPENGURUSAN

Pasal 12 Syarat -syarat bagi seseorang cal on pengurus adal ah:

a. warga Negara Indonesia yang set ia pada Pancasil a dan Undang-undang Dasar 1945;

b. bel um pernah dihukum at au t idak t erl ibat dal am organisasi t erl arang; c. bersedia menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan

Garis-Garis Kebij akan PMI;

d. berpengal aman dal am berorganisasi; e. bersedia mengabdi unt uk memaj ukan PMI;

f . bersedia menyediakan wakt u dan t enaga unt uk organisasi;

g. t idak dibenarkan merangkap menj adi pengurus pada t ingkat kepengurusan PMI dan/ at au unit organisasi PMI l ainnya; dan

h. bersedia menandat angani pernyat aan sanggup dical onkan menj adi pengurus dan memenuhi ket ent uan organisasi.

(1) Pengurus pusat mul ai berf ungsi set el ah disahkan ol eh Musyawarah Nasional . (2) Pengurus provinsi mul ai berf ungsi set el ah mendapat kan surat pengesahan dari

pengurus pusat .

(3) Pengurus kabupat en/ kot a mul ai berf ungsi set el ah mendapat kan surat pengesahan dari pengurus provinsi.

(4) Pengurus kecamat an mul ai berf ungsi set el ah dit et apkan ol eh pengurus kabupat en/ kot a.

Pasal 14

(1) Serah t erima ant ara pengurus l ama dan pengurus baru pada set iap t ingkat an harus dil aksanakan sel ambat -l ambat nya 1 (sat u) bul an set el ah pengesahan ol eh Musyawarah Nasional unt uk pengurus pusat dan pengesahan pengurus pusat unt uk pengurus provinsi, pengurus provinsi unt uk pengurus kabupat en/ kot a, dan pengurus kabupat en/ kot a unt uk pengurus kecamat an.

(2) Serah t erima kepengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), waj ib dil engkapi dengan berit a acara serah t erima yang mencakup keuangan, hart a kekayaan, ut ang piut ang, sumber daya manusia, dan sumber daya l ainnya.

Pasal 15

Dal am mel aksanakan keput usan Musyawarah Nasional dan Musyawarah Kerj a Nasional , pengurus pusat berkewaj iban:

a. menj abarkan pokok-pokok kebij akan dan rencana st rat egis PMI dal am bent uk program kerj a t ahunan;

b. menet apkan perat uran pel aksanaan;

c. mel aksanakan pengawasan, pembinaan, dan pengembangan kegiat an kepal angmerahan di sel uruh wil ayah Republ ik Indonesia mel al ui hubungan dan pendekat an, baik secara l angsung maupun t idak l angsung dengan segenap j aj aran PMI;

d. bekerj a sama dengan pemerint ah dal am mengembangkan kegiat an kepal angmerahan;

e. membangun j ej aring dengan pemangku kepent ingan l ainnya di t ingkat pusat dal am rangka pengembangan kepal angmerahan;

f . berpart isipasi akt if dal am kegiat an gerakan int ernasional Pal ang Merah dan Bul an Sabit Merah sert a bekerj a sama dengan l embaga-l embaga int ernasional l ainnya; dan

g. mel akukan hal -hal l ain unt uk kepent ingan PMI.

Pasal 16

(1)Pengurus pusat mewakil i PMI di dal am dan di l uar pengadil an.

sebagaimana dimaksud dal am ayat (1) kepada pengurus provinsi at au pengurus kabupat en/ kot a.

Pasal 17

Dal am mel aksanakan keput usan-keput usan Musyawarah Provinsi dan Musyawarah Kerj a Provinsi, pengurus provinsi berkewaj iban:

a. menj abarkan pokok-pokok kebij akan, rencana st rat egis PMI, dan rencana program pokok dal am bent uk rencana kerj a t ahunan;

b. mel aksanakan pengawasan, pembinaan, dan pengembangan kegiat an kepal angmerahan di sel uruh wil ayah provinsi mel al ui hubungan dan pendekat an, baik secara l angsung maupun t idak l angsung dengan segenap j aj aran PMI;

c. bekerj a sama dengan pemerint ah provinsi dal am mengembangkan kegiat an kepal angmerahan;

d. membangun j ej aring dengan pemangku kepent ingan l ainnya di t ingkat provinsi dal am rangka pengembangan kepal angmerahan; dan

e. mel akukan hal -hal l ain unt uk kepent ingan PMI provinsi.

Pasal 18

Dal am mel aksanakan keput usan Musyawarah Kabupat en/ Kot a dan Musyawarah Kerj a Kabupat en/ Kot a, pengurus kabupat en/ kot a berkewaj iban:

a. menj abarkan pokok-pokok kebij akan, rencana st rat egis PMI, dan rencana program pokok dal am bent uk rencana kerj a t ahunan;

b. mel aksanakan pengawasan, pembinaan, dan pengembangan kegiat an kepal angmerahan di sel uruh wil ayah kabupat en/ kot a mel al ui hubungan dan pendekat an, baik secara l angsung maupun t idak l angsung dengan segenap j aj aran PMI;

c. bekerj a sama dengan pemerint ah provinsi dal am mengembangkan kegiat an kepal angmerahan;

d. membangun j ej aring dengan pemangku kepent ingan l ainnya di t ingkat kabupat en/ kot a dal am rangka pengembangan kepal angmerahan; dan

e. mel akukan hal -hal l ain unt uk kepent ingan PMI kabupat en/ kot a.

Pasal 19 Pengurus kecamat an berkewaj iban:

(1)Mel aksanakan t ugas-t ugas yang diberikan ol eh pengurus kabupat en/ kot a.

(2)Mel akukan hubungan, pendekat an dan kerj a sama dengan pemangku kepent ingan di wil ayah kerj anya.

(1)Pengurus pusat menyampaikan l aporan pel aksanaan t ugas kepal angmerahan pada Musyawarah Kerj a Nasional dengan t embusan kepada pel indung PMI.

(2)Pengurus provinsi, pengurus kabupat en/ kot a, dan pengurus kecamat an menyampaikan l aporan pel aksanaan t ugas kepal angmerahan kepada pengurus set ingkat di at asnya dengan t embusan kepada pel indung PMI di set iap t ingkat an.

BAB VIII

PERGANTIAN ANTARWAKTU Pasal 21

(1) Kekosongan pengurus di t ingkat pusat diisi berdasarkan Keput usan Musyawarah Kerj a Nasional .

(2) Kekosongan pengurus di t ingkat provinsi diisi berdasarkan Keput usan Musyawarah Kerj a Provinsi sert a diusul kan kepada pengurus pusat unt uk mendapat kan pengesahan.

(3) Kekosongan pengurus di t ingkat kabupat en/ kot a diisi berdasarkan Keput usan Musyawarah Kerj a Kabupat en/ Kot a sert a diusul kan kepada pengurus provinsi unt uk mendapat kan pengesahan.

(4) Kekosongan pengurus di t ingkat kecamat an diisi berdasarkan Keput usan Rapat Pl eno Pengurus Kabupat en/ Kot a at as usul pengurus kecamat an.

BAB IX KEANGGOTAAN

Pasal 22

(1) Anggot a biasa adal ah mereka yang t el ah berusia 18 t ahun at au t el ah menikah. (2) Anggot a l uar biasa adal ah warga negara asing yang t el ah berusia 18 t ahun at au

t el ah menikah.

(3) Anggot a kehormat an adal ah mereka yang dianggap t el ah berj asa memberikan sumbangan yang sangat berart i t erhadap kemaj uan PMI.

Pasal 23

Anggot a biasa mendaf t arkan diri kepada pengurus kabupat en/ kot a di wil ayah domisil i yang bersangkut an.

Pasal 24 Hak dan Kewaj iban Anggot a Biasa:

a. mendapat pembinaan dan pengembangan dari PMI;

b. menyampaikan pendapat dal am f orum-f orum/ pert emuan resmi PMI;

c. memil iki hak bicara dan hak suara dal am set iap musyawarah di t ingkat kabupat en/ kot a dan set iap rapat di t ingkat kecamat an; dan

d. memil ih dan dipil ih sebagai pengurus PMI. (2) Kewaj iban anggot a biasa adal ah:

a. menj al ankan dan menyebarl uaskan prinsip-prinsip dasar gerakan int ernasional Pal ang Merah dan Bul an Sabit Merah;

b. memat uhi anggaran dasar, anggaran rumah t angga, dan perat uran organisasi PMI l ainnya;

c. mempromosikan kegiat an PMI;

d. berpart isipasi akt if dal am kegiat an PMI; e. menj aga nama baik PMI; dan

f . membayar uang iuran keanggot aan.

Pasal 25

Anggot a l uar biasa mendaf t arkan diri kepada pengurus kabupat en/ kot a di wil ayah domisil i yang bersangkut an.

Pasal 26 Hak dan Kewaj iban Anggot a Luar Biasa: (1) Hak anggot a l uar biasa adal ah:

a. mendapat pembinaan dan pengembangan dari pengurus PMI; dan b. menyampaikan pendapat dal am f orum-f orum/ pert emuan resmi PMI. (2) Kewaj iban anggot a l uar biasa adal ah:

a. menj al ankan dan menyebarl uaskan prinsip-prinsip dasar gerakan int ernasional Pal ang Merah dan Bul an Sabit Merah;

b. memat uhi anggaran dasar dan anggaran rumah t angga PMI; c. mempromosikan kegiat an PMI;

d. berpart isipasi akt if dal am kegiat an PMI; e. menj aga nama baik PMI; dan

f . membayar uang iuran keanggot aan.

Anggot a kehormat an diangkat dengan surat keput usan pengurus pusat berdasarkan usul an pengurus pusat , pengurus provinsi, at au pengurus kabupat en/ kot a.

Pasal 28 Hak dan Kewaj iban Anggot a Kehormat an: (1) Hak anggot a kehormat an adal ah:

a. menyampaikan pendapat dal am f orum-f orum/ pert emuan resmi PMI; b. berpart isipasi akt if dal am kegiat an PMI; dan

c. dipil ih sebagai pengurus PMI.

(2) Kewaj iban anggot a kehormat an adal ah:

a.menj al ankan dan membant u menyebarl uaskan prinsip-prinsip dasar gerakan int ernasional Pal ang Merah dan Bul an Sabit Merah;

b.memat uhi anggaran dasar dan anggaran rumah t angga PMI; c. membant u mempromosikan kegiat an PMI; dan

d.menj aga nama baik PMI.

Pasal 29

(1)Keabsahan sebagai anggot a biasa dan anggot a l uar biasa PMI dinyat akan ol eh t ercant umnya nama anggot a yang bersangkut an dal am buku daf t ar anggot a di PMI kabupat en/ kot a dan kepadanya diberikan kart u anggot a.

(2)Set iap anggot a yang pindah dari kabupat en/ kot a, t empat yang bersangkut an berdomisil i, diwaj ibkan memberit ahukan kepada kabupat en/ kot a yang bersangkut an dan mel aporkan kepada kabupat en/ kot a di t empat t inggal yang baru.

Pasal 30

Pembinaan anggot a dil aksanakan ol eh pengurus PMI sesuai dengan t ingkat annya.

Pasal 31

(1)Anggot a PMI dinyat akan gugur keanggot aanya apabil a yang bersangkut an: a. berhent i;

b. diberhent ikan; at au c. meninggal dunia.

(2)Anggot a PMI dapat diberhent ikan ol eh pengurus PMI sesuai dengan t ingkat annya apabil a yang bersangkut an mel akukan perbuat an yang mencemarkan nama baik PMI dan/ at au di j at uhi hukuman pidana yang t el ah berkekuat an hukum t et ap.

Pasal 32

(1) Ket ent uan-ket ent uan yang berkait an dengan keanggot aan PMI dit et apkan ol eh pengurus pusat .

(2) Ket ent uan-ket ent uan yang berkait an dengan iuran anggot a biasa dan anggot a l uar biasa dit et apkan ol eh pengurus pusat .

BAB X RELAWAN

Pasal 33

(1)Anggot a biasa dan anggot a l uar biasa dapat bergabung dal am wadah korps sukarel a.

(2)Anggot a biasa dan anggot a l uar biasa yang memil iki keahl ian khusus yang dapat dimanf aat kan unt uk menunj ang kegiat an PMI dapat menj adi t enaga sukarel a. (3)Ket ent uan–ket ent uan yang berkait an dengan rel awan remaj a, korps sukarel a,

t enaga sukarel a dan pendonor darah sukarel a dit et apkan ol eh pengurus pusat .

Pasal 34 Hak dan Kewaj iban Rel awan:

(1) Hak rel awan adal ah:

a. mendapat pembinaan dan pengembangan kemampuan dan ket erampil an dari PMI;

b. menyampaikan pendapat dal am f orum-f orum/ pert emuan rel awan PMI;

c. memil iki hak bicara dan hak suara dal am set iap musyawarah di t ingkat kabupat en/ kot a dan set iap rapat di t ingkat kecamat an mel al ui wadah pal ang merah remaj a, korps sukarel a, t enaga sukarel a dan pendonor darah sukarel a; dan

d. dapat dipil ih sebagai Pengurus PMI. (2) Kewaj iban rel awan adal ah:

a. menj al ankan dan menyebarl uaskan prinsip-prinsip dasar gerakan int ernasional Pal ang Merah dan Bul an Sabit Merah;

b. memat uhi anggaran dasar, anggaran rumah t angga, dan perat uran organisasi PMI l ainnya;

c. mempromosikan kegiat an PMI;

d. mel aksanakan t ugas-t ugas kepal angmerahan yang diberikan ol eh pengurus dan/ at au Kepal a Markas; dan

BAB XI KARYAWAN

Pasal 35

Persyarat an, hak dan kewaj iban karyawan diat ur l ebih l anj ut dal am pedoman karyawan yang dit et apkan ol eh pengurus pusat .

BAB XII

MUSYAWARAH DAN RAPAT

Pasal 36 Pimpinan musyawarah adal ah:

(1) Pengurus pusat , pengurus provinsi at au pengurus kabupat en/ kot a memimpin rapat paripurna Musyawarah Nasional , Musyawarah Provinsi, at au Musyawarah Kabupat en/ Kot a sampai dengan t erpil ihnya pimpinan Musyawarah Nasional , Musyawarah Provinsi, at au Musyawarah Kabupat en/ Kot a;

(2) Pimpinan musyawarah dipil ih set el ah t at a t ert ib dan j adwal musyawarah dit et apkan.

(3) Rapat -rapat paripurna sel anj ut nya, rapat -rapat komisi, dan rapat l ainnya dipimpin ol eh pimpinan rapat yang dipil ih di ant ara pesert a musyawarah yang bersangkut an.

Pasal 37

(1)Pengurus dinyat akan demisioner set el ah l aporan pert anggungj awaban pengurus yang bersangkut an dit erima ol eh musyawarah.

(2)Pengurus yang dinyat akan demisioner menj adi pesert a musyawarah dan dapat menj adi narasumber.

(3)Kewenangan pengurus demisioner diat ur l ebih l anj ut dengan perat uran organisasi.

Pasal 38 Pemil ihan pengurus dil aksanakan sebagai berikut :

(1)Ket ua Umum Pengurus Pusat PMI, Ket ua Pengurus Provinsi PMI, dan Ket ua Pengurus Kabupat en/ Kot a PMI dipil ih l angsung dal am Musyawarah Nasional , Musyawarah Provinsi, dan Musyawarah Kabupat en/ Kot a.

(2)Pengurus pusat PMI, pengurus provinsi PMI, dan pengurus kabupat en/ kot a PMI l ainnya dipil ih dal am musyawarah mel al ui sist em f ormat ur.

Pasal 39

(1) Format ur adal ah represent asi dari pesert a musyawarah yang dipil ih dal am Musyawarah Nasional , Musyawarah Provinsi, at au Musyawarah Kabupat en/ Kot a yang bert ugas membent uk susunan l engkap pengurus PMI.

(2) Format ur berj uml ah ganj il sekurang-kurangnya 3 (t iga) orang dan sebanyak-banyaknya 7 (t uj uh) orang, t ermasuk Ket ua Umum Pengurus Pusat , Ket ua Pengurus Provinsi, dan Ket ua Pengurus Kabupat en/ Kot a t erpil ih.

(3) Ket ua Umum Pengurus Pusat PMI, Ket ua Pengurus Provinsi PMI, dan Ket ua Pengurus Kabupat en/ Kot a PMI t erpil ih, l angsung menj adi Ket ua Format ur. (4) Hasil kerj a f ormat ur Musyawarah Nasional disampaikan pada sidang pl eno

musyawarah unt uk mendapat kan pengesahan.

(5) Hasil kerj a f ormat ur Musyawarah Provinsi at au Musyawarah Kabupat en/ Kot a disampaikan pal ing l ama 1 (sat u) bul an unt uk mendapat kan pengesahan dari pengurus PMI set ingkat di at asnya.

Pasal 40

(1)Pengurus pusat mengaj ukan Rancangan Pokok-Pokok Kebij akan dan Rencana St rat egis unt uk kurun wakt u 5 (l ima) t ahun berikut nya.

(2)Pengurus provinsi mengaj ukan Rencana Program Pel aksanaan Tugas PMI sesuai dengan kondisi wil ayahnya berdasarkan Pokok-Pokok Kebij akan dan Rencana St rat egis PMI unt uk kurun wakt u 5 (l ima) t ahun berikut nya.

(3)Pengurus kabupat en/ kot a mengaj ukan Rencana Program Pel aksanaan Tugas PMI sesuai dengan kondisi wil ayahnya berdasarkan Pokok-pokok Kebij akan dan Rencana St rat egis PMI unt uk kurun wakt u 5 (l ima) t ahun berikut nya.

Pasal 41

Musyawarah dapat mengambil keput usan mengenai masal ah-masal ah pent ing l ainnya sepanj ang t idak bert ent angan dengan anggaran dasar, anggaran rumah t angga, dan ket ent uan-ket ent uan l ain yang berl aku.

Pasal 42

(1)Musyawarah Kerj a Nasional , Musyawarah Kerj a Provinsi dan Musyawarah Kerj a Kabupat en/ Kot a dil aksanakan dan dipimpin ol eh pengurus pada set iap t ingkat an.

(2)Musyawarah Kerj a Nasional , Musyawarah Kerj a Provinsi dan Musyawarah Kerj a Kabupat en/ Kot a bert ugas:

a. mengeval uasi l aporan pel aksanaan kerj a dan real isasi anggaran pendapat an sert a bel anj a t ahun yang l al u;

b. menet apkan program kerj a dan rencana anggaran pendapat an sert a bel anj a unt uk t ahun yang akan dat ang; dan

Pasal 43

Musyawarah Nasional Luar Biasa, Musyawarah Provinsi Luar Biasa, dan Musyawarah Kabupat en/ Kot a Luar Biasa dapat diadakan at as prakarsa pengurus yang bersangkut an.

Pasal 44

(1)Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diadakan at as usul sepert iga j uml ah provinsi dan sepert iga j uml ah kabupat en/ kot a.

(2)Musyawarah Provinsi Luar Biasa dapat diadakan at as usul sepert iga j uml ah kabupat en/ kot a dan/ at au at as usul pengurus pusat dengan perset uj uan pel indung di daerahnya.

(3)Musyawarah Kabupat en/ Kot a Luar Biasa dapat diadakan at as usul sepert iga j uml ah kecamat an dan/ at au at as usul pengurus provinsi dengan perset uj uan pel indung di wil ayahnya.

Pasal 45

(1) Musyawarah Luar Biasa harus j el as mencant umkan agenda yang bersif at l uar biasa di dal am undangan.

(2) Musyawarah Luar Biasa adal ah sah apabil a dihadiri dua pert iga dari j uml ah yang berhak hadir dal am Musyawarah Nasional , Musyawarah Provinsi, at au Musyawarah Kabupat en/ Kot a.

(3) Keput usan di dal am Musyawarah Luar Biasa diambil at as dasar musyawarah muf akat at au didukung sekurang-kurangnya t iga perempat dari j uml ah yang hadir sebagaimana dimaksud ayat (2).

(4) Keput usan yang diambil dal am Musyawarah Luar Biasa sama kuat nya dengan keput usan yang diambil dal am Musyawarah Nasional , Musyawarah Provinsi, at au Musyawarah Kabupat en/ Kot a.

Pasal 46

(1)Rapat pl eno pengurus pusat , pengurus provinsi, pengurus kabupat en/ kot a, dan pengurus kecamat an dil akukan sekurang-kurangnya 4 (empat ) kal i dal am 1 (sat u) t ahun yang disesuaikan menurut kebut uhan organisasi.

(2)Rapat pl eno pengurus pusat , pengurus provinsi, pengurus kabupat en/ kot a, dan pengurus kecamat an adal ah sah apabil a dihadiri ol eh sekurang-kurangnya set engah dari j uml ah pengurus yang bersangkut an.

Dokumen terkait