• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Prioritas BPS Kabupaten Ponorogo Tahun 2016 Pelaksanaan Sensus Ekonomi (SE) 2016 Pelaksanaan Sensus Ekonomi (SE) 2016

AKUNTABILITAS KINERJA

3.4 Kegiatan Prioritas BPS Kabupaten Ponorogo Tahun 2016 Pelaksanaan Sensus Ekonomi (SE) 2016 Pelaksanaan Sensus Ekonomi (SE) 2016

mengadakan pelatihan dengan jumlah peserta sebanyak 883 orang (30 kelas ) secara full board. Tahun 2016 adalah tahun penyelenggaraan Sensus Ekonimi. Pelaksanaan Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) dilakukan dalam beberapa tahapan, mulai dari persiapan,

listing/pendaftaran unit usaha/perusahaan, pencacahan lengkap unit usaha/perusahaan menengah dan besar (UMB), dan pencacahan sampel unit usaha/perusahaan mikro dan kecil (UMK), sampai dengan diseminasi hasil. Kegiatan listing/pendaftaran unit usaha/perusahaan dilakukan di seluruh lapangan usaha di luar Lapangan Usaha Pertanian, pada bulan Mei 2016.

Persiapan SE2016 diawali dengan melaksanakan rekrutment petugas dan pelatihan calon petugas yang sudah lolos dalam seleksi administrasi dan tes tulis . Pelatihan Calon Petugas Pendataan Lapangan Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) selama 13 (tiga belas) hari, yang terbagi dalam 3 (tiga) gelombang. Gelombang 1 berlangsung pada tanggal 11 - 14 April 2016, gelombang 2 pada tanggal 15 – 18 April 2016, dan gelombang 3 pada tanggal 19 -23 April 2016

Pelatihan petugas pencacah (PCL) ditetapkan selama 3 (tiga) hari efektif, dan pelatihan pengawas lapangan (PML) ditetapkan selama 4 (hari) hari efektif. Gelombang 1

sebanyak 11 kelas semuanya kelas PCL, gelombang 2 sebanyak 11 kelas semuanya kelas PCL, dan gelombang 3 sebanyak 8 kelas semuanya kelas PML Pelatihan Calon Petugas Pendataan Lapangan Sensus Ekonomi Tahun 2016 (SE2016) BPS Kabupaten Ponorogo diselenggarakan secara full board di Hotel Rejeki Sarangan Kabupaten Magetan. Pelatihan dilaksanakan di Sarangan Kabupaten Magetan karena di Kabupaten Ponorogo belum ada tempat yang representatif (bisa menampung) untuk mengadakan pelatihan dengan jumlah peserta sebanyak 883 orang (30 kelas ) secara full board.

Untuk kegiatan pendataan lengkap pada tahun 2016 (Listing SE2016), diawali dengan kegiatan pendaftaran bangunan dan usaha/perusahaan yang berada di dalam bangunan tersebut. Jika keberadaan suatu unit usaha/perusahaan telah diidentifikasi, maka kegiatan ini akan dilanjutkan dengan melakukan pendataan karakteristik usaha dan informasi lainnya.

Keberadaan suatu unit usaha/perusahaan akan diidentifikasi oleh petugas lapangan dengan cara mengunjungi setiap bangunan yang berada di wilayah blok sensus (BS) atau subblok sensus (SBS) secara door to door. Sedangkan pendataan karakteristik usaha dan informasi lainnya dari suatu unit usaha dilakukan dengan cara wawancara pemilik/pengelola unit usaha/perusahaan atau penanggung jawab dari aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh unit usaha/perusahaan di tempat atau di bangunan tersebut.

Dengan demikian, keberhasilan kegiatan Listing SE2106 ini sangat ditentukan oleh kemampuan petugas lapangan dalam mengidentifikasi keberadaan suatu unit usaha/perusahaan dan menggali keterangan atau informasi lainnya dari para responden di lapangan.

Tujuan umum Listing SE2016 adalah untuk memperoleh data dasar dari unit usaha/perusahaan yang bergerak di berbagai aktivitas usaha selain usaha pertanian. Data dasar yang dikumpulkan mencakup:

a. Jumlah unit usaha/perusahaan.

b. Nilai produksi/penjualan/pendapatan usaha. c. Jumlah tenaga kerja.

d. Karakteristik dan informasi lainnya seperti jaringan usaha, penggunaan internet usaha

(on-line),waralaba (franchise), kepemilikan usaha (ownnership), dan klasifikasi usaha.

Secara khusus, kegiatan Listing SE2016 bertujuan untuk:

a. Menyajikan data dasar unit usaha/perusahaan dan aktivitas usaha di luar usaha pertanian sampai wilayah administrasi terkecil (small area statistics).

b. Menyusun peta dan direktori perusahaan Usaha Menengah Besar (UMB) yang lengkap dan terpadu untuk setiap wilayah kabupaten/kota.

c. Memperoleh populasi UMB dan Usaha Mikro Kecil (UMK) menurut wilayah maupun lapangan usaha.

d. Menyusun kerangka sampel survei bidang ekonomi, kecuali wilayah kabupaten daerah perdesaan.

e. Mendapatkan informasi lain (penggunaan internet dalam usaha/on-line, sistem waralaba/

franchise, serta kepemilikan usaha/ ownership).

Setelah proses listing dan pendataan, tahap berikutnya adalah pemeriksaan/pengawasan lapangan. Pemeriksaan dilakukan oleh PML setelah dokumen hasil pencacahan dikumpulkan dari PCL yang meliputi kelengkapan dokumen, kelengkapan isian dan kualitas data yang diperoleh.

Tahapan berikutnya dalam kegiatan SE2016 adalah kegiatan Task Force (Supervisi) oleh pegawai definitif dari BPS Kabupaten yang bertujuan untuk mengecek ulang kelengkapan dan akurasi data yang sudah diperiksa oleh PML. Untuk hasil yang belum akuran akan dilakukan pendataan ulang, dan pada blok- blok potensi ekonomi yang hasilnya sangat jauh di bawah SE2006, dan ada kemungkinan responden ada yang belum tercacah maka dilakukan Revisit penyisiran agar tidak ada usaha yang kelewat cacah.

Setiap PML wajib melaporkan seluruh kigiatan yang disebut dengan laporan monitoring. Laporan monitoring berfungsi untuk mengetahui kegiatan SE2016 sampai tahap apa dan seberapa % pelaksanaan listing SE2016 sudah selesai dilakukan. Laporan monitoring ini terdiri atas 2 macam:

a. Laporan PML

PML menerima laporan jumlah usaha dari PCL dan mengirimkannya melalui SMS gateway ke nomor SMS center.

b. Laporan Monitoring Kabupaten

Petugas kabupaten menerima laporan jumlah usaha dari koseka dan meng-upload di website https:// monitoring.bps.go.id

Tahap berikutnya dari kegiatan lapangan adalah Receiving Batching yaitu proses penerimaan (Receiving) dan pengelompokan (Batching) dokumen ini dilakukan oleh bagian Tata Usaha (TU). Banyaknya dokumen yang diterima oleh TU di-entry di aplikasi SIPMEN dan dilaporkan di website monitoring.bps.go.id untuk memudahkan proses monitoring.

Setelah dokumen melalui proses receiving batching, proses selanjutnya adalah penyuntingan dan penyandian (editing dan coding). Proses editing coding ini menjadi tanggung jawab seksi distribusi. Jumlah dokumen yang keluar masuk proses edit di-entry di aplikasi SIPMEN dan diupload di website monitoring.bps.go.id untuk memudahkan proses monitoring.

Langkah selanjutnya dari kegiatan SE2016 adalah proses editing coding, yaitu memilah-milah dokumen yang sudah di lakukan editing dan coding . Dokumen SE2016-RBL dan peta diserahkan ke seksi IPDS untuk scan. Jumlah dokumen yang scan tersebut

di-entry di aplikasi SIPMEN dan diupload di website monitoring.bps.go.id untuk memudahkan

proses monitoring. Kemudian dokumen lainnya diserahkan ke TU untuk proses pengepakan dan di-entry juga di aplikasi SIPMEN. Entry di aplikasi SIPMEN dilakukan oleh 3 bagian yaitu Tata Usaha, Seksi Distribusi, dan Seksi IPDS. Prosesnya berjalan berkesinambungan dari Tata Usaha, lalu ke subject matter (Seksi Distribusi), lalu ke IPDS, kemudian kembali ke Tata Usaha.

Dari keseluruhan kegiatan SE2016 maka diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Hasil Sensus Ekonomi 2016 per 31 Desember 2016 sebesar 61.718 usaha yang tersebar di 1.740 Blok Sensus (BS). Dari 1.740 BS, merupakan sampel terpilih dari BPS Pusat, dan 9 BS adalah sampel tambahan Blok Persiapan.

b. Dari hasil sementara Sensus Ekonomi 2016, usaha/ perusahaan di Kabupaten Ponorogo paling banyak bergerak di sektor G yaitu Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan

perawatan mobil dan sepeda motor sebesar 44,76%. Kemudian peringkat kedua (17,81%)

adalah sektor C (Industri Pengolahan), dan diikuti sektor I (Penyediaan Akomodasi dan

Penyediaan Makan Minum) sebesar 17,03%. Sedangkan usaha yang paling sedikit

jumlahnya bergerak di sektor D (Pengadaan Listrik, Gas, Uap/ Air Panas dan Udara

Dingin) hanya sebesar 0,09%, dan sektor E (Pengelolaan air, Pengelolaan Air Limbah, Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah, dan Aktivitas Remediasi) sebesar 0,22%.

c. Dari 21 kecamatan, kecamatan yang paling banyak usahanya adalah kecamatan Ponorogo (13.106 usaha), kemudian kecamatan Babadan (6.073 usaha), dan Kecamatan Kauman (3.826 usaha). Untuk kecamatan yang paling sedikit usahanya adalah kecamatan Pudak (214 usaha), Ngebel (933 usaha), dan Sooko (977 usaha).

d. Menurut skala usaha, usaha di kabupaten Ponorogo paling banyak berbentuk usaha mikro, kemudian usaha kecil, usaha unit pembantu, usaha menengah, dan usaha besar

Dokumen terkait