• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Kehamilan 1.Definisi 1.Definisi

Kehamilan merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan peradaban manusia. Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi (Hani Ummi, 2010).

2.2.2. Tanda-tanda kehamilan 1. Tanda Tidak Pasti Kehamilan

a. Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil

b. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda Hegar, tanda Chadwicks, tanda Piscaseck, kontraksi Braxton Hicks dan teraba Ballottement c. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Tetapi sebagian

kemungkinan positif palsu (Manuaba, 2010) 2. Tanda pasti kehamilan

a. Gerakan janin dalam rahim

b. Terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin

c. Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop Laenec, alat karditopografi, alat Doppler. Dilihat dengan ultrasonografi. Dapat juga diperiksa dengan alat yang canggih, yaitu rongten untuk melihat kerangka janin. (Manuaba, 2010)

Menurut (Benson & Pernoll, 2010), Tanda tidak pasti hamil meliputi : a. Amenore

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de graff dan ovulasi. Gejala ini sangat penting karena umumnya perempuan hamil tidak mendapatkan haid. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan diperkirakan kapan persalinan akan terjadi.

b. Mual dan muntah

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Enek terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan, kadang-kadang disertai oleh emesis. Ini sering

terjadi pada pagi hari tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau sering, bisa mengakibatkan gangguan kesehatan yang disebut hiperemesis gravidarum. Akibat mual dan muntah akan membuat nafsu makan berkurang.

c. Mengidam

Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang seiring semakin tuanya usia kehamilan.

d. Pingsan

Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan adanya iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.

e. Sering buang air kecil

Pada awal masa kehamilan, karena adanya desakan rahim ke depan, kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. Pada trimester dua, sudah mulai menghilang karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada trimester tiga gejala ini bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kemih.

f. Payudara menjadi tegang dan membesar

Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli pada mammae. Ujung saraf tertekan sehingga menyebabkan rasa sakit, terutama pada hamil pertama.

g. Anoreksia (tidak nafsu makan)

Terjadi pada bulan-bulan pertama, tetapi setelah itu nafsu makan kembali.

h. Konstipasi dan obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus dan menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

i. Pigmentasi kulit

Terjadi pada kehamilan usia 12 minggu ke atas. Ada beberapa bagian di mana pigmentasi terlihat jelas yaitu : Sekitar pipi (Cloasma gravidarum), dinding perut, sekitar payudara.

(1) Tanda Kemungkinan Kehamilan (Probability sign)

Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat diketahui oleh pemeriksaan fisik kepada wanita hamil. Menurut (Hani Ummi, 2010), tanda kemungkinan ini terdiri atas hal-hal berikut ini:

a. Pembesaran Perut

Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan.

b. Tanda Hegar

Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthimus uteri. c. Tanda Goodel

Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperi bibir.

d. Tanda Chadwick

Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.

e. Tanda Piscaseck

Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.

f. Kontraksi Braxton Hicks

Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkat-nya actomysin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak bermitrik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya, lamanya dan kekuatannya sampai mendekati persalinan.

g. Teraba Ballotement

Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal iini harus ada pada pemeriksaan kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk janin saja tidak cukup karena dapat saja merupakan myoma uteri.

h. Pemeriksaan Tes Biologis Kehamilan (Planotest) Positif

Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya human cjorionic gonadotropin (hCG) yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon direkresi ini peredaran darah ibu (pada plasma darah), dan dieksresi pada urine ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke 30 – 60. Tingkat tertinggi pada hari 60 – 70 usia gestasi, kemudian menurun pada hari ke 100 – 130.

(2) Tanda Pasti kehamilan

Beberapa tanda yang memastikan adanya kehamilan meliputi:

a. Gerakan janin yang dapat dilihat dan dirasakan ibu merasakan gerakakan janin ketika usia kehamilan 16 minngu (akhir bulan keempat) atau awal bulan kelima.

b. Denyut jantung janin (DJJ). Terlihat dan terdengar denyut jantung janin dengan bantuan alat .

1) Didengar dan dicatat dengan Doppler mulai usia kandungan 20 minggu

2) Didengar dengan stetesko-monokuler laennec mulai usia kandungan 20 minggu.

3) Dicatat dengan feto-elektokardiogram mulai usia kandungan 60 minggu

4) Dilihat dan dicatatdengan ultrasonografi (USG) muli usia kandungan 6 minggu

c. Dengan melihat tulang-tulang pada foto rontgen.Tulang rangka janin tampak jelas pada pemeriksaan foto rontgent sejak usia kandungan 8

minggu, namun seiring perkembangan ilmu dan teknologitidak dilakukan lagi karena bahaya yang diakibatkan oleh radiasi sinar X, yaitu kecacatan dan gangguan pertumbuhan janin (Astuti , 2011). 2.2.3. Fisiologi Kehamilan

Selama kehamilan terjadi perubahan yang menakjubkan pada ibu dan janin.: (1) Pada Ibu

a. Trimester Pertama

Tanda-tanda fisik yang kadang terjadi pada ibu adalah perdarahan sedikit (spotting) sekitar 11 hari setelah konsepsi, yakni pada saat embrio melekat pada lapisan uterus. Perdarahan inibiasanyakurang dari jumlah haid yang normal. Perubahan- perubahan fisik berikutnya biasanya adalah nyeri dan pembesaran payudara, kadang diikuti dengan rasa lelah yang sangat dan sering kencing. Gejala ini akan dialami sampai 3 bulan

berikutnya. “Morning Sickness” (sakit di pagi hari) berupa mual muntah biasanya dimulai sekitar 8 minggu mungkin berakhir sampai 12 minggu. Pertumbuhan janin dapat dirasakan ibu di atas simpisis pubis. Ibu akan mengalami kenaikan berat badan sekitar 1-2kg selama kehamilan. (Depkes, 2007).

b. Trimester Kedua

Uterus akan terus membesar. Setelah 16 minggu uterus biasanya berada pada pertengahan antaras impisis pubis dan pusat. Berat badan ibu bertambah sekitar 0,4-0,5 kg/minggu. Ibu akan mulai merasa mempunyai banyak energy. Pada 20 minggu fundus uteri berada dekat pusat. Payudara mulai mengeluarkan kolostrum. Ibu mulai merasakan gerakan janinnya. Perubahan kulit yang normal, berupa cloasma, linea nigra dan striae gravidarum kehamilan (Depkes, 2007).

c. Trimester ketiga

Pembesaran uterus terus bertambah. Pada minggu ke 28 fundus Uteri berada pada 3 jari diatas pusat anatara pusat dan processus xiphoid. Pada minggu ke 32. Fundus uteri berada pada pertengahan

pusan dan processus xiphoid. Minggu ke 36, fundus uteri mencapai 3 jari di bawah procesusxiphiod. Payudara terasa penuh dan lunak, sering kencing kembali terjadi. Sekitar minggu ke 38 janin mulai masuk kedalam rongga panggul. Sakit punggung dan sering kencing meningkat akibat tekanan uterus terhadap kandung kencing. Tidur mungkin menjadi sulit. Terasa kontraksi Braxton Hicks (His Palsu) yang meningkat kehamilan (Depkes, 2007).

(2) Pada Janin a. Trimester I

Sesuai dengan tingkat pertumbuhannya janin diberi berbagai nama. Dari umur fetus (janin) yang sebenarnya, harus dihitung dari saat fertilisasi atau karena fertilisasi selalu berdekatan dengan ovulasi, sekurang-kurangnya dari saat ovulasi. Dalam praktek, tuanya kehamilan dihitung dari haid yang terakhir. Sesuai dengan tingkat pertumbuhannya, berbagai nama diberikan pada anak yang dikandung itu.

1) Ovum : Umurnya dari 0-2 minggu setelah fertilisasi.

2) Embrio : Umurnya dari 3-5 minggu, mulai terjadi pembentukan alat- alat badan dalam bentuk dasar.

3) Fetus : Janin yang sudah mempunyai bentuk manusia. 4) Pada akhir minggu 12, panjang janin 7-9 cm.

b. Trimester II dan III

Pada akhir kehamilan 20 minggu berat janin sekitar 340 gram dan panjangnya 16-17 cm. Ibu dapat merasakan pergerakan bayi, sudah terdapat mekonium didalam usus, dan sudah terdapat verniks pada kulit. Pada usia kehamilan 28 minggu, berat bayi lebih sedikit dari 1 kg dan panjangnya 23 cm. Janin mempunyai periode tidur dan beraktifitas, merespon pada suara, dan melakukan gerakan pernafasan. Pada usia kehamilan 32 minggu berat bayi 1,7 kg dan panjangnya 28 cm, kulitnya mengerut, dan testis telah turun ke skrotum pada bayi laki-laki. Pada usia kehamilan 36-40 minggu, jika ibu mendapatkan gizi yang cukup,

kebanyakan berat bayinya antara 3-3,5 kg dan panjangnya 35 cm (Depkes, 2007).

2.2.4. Perubahan Psikologis dalam Kehamilan

Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Perubahan-perubahan tersebut menurut Pusdiknakes (2011) antara lain :

(1) Trimester Pertama

Pada awal kehamilan, hormon progesteron dan estrogen dalam dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya rasa mual-mual pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Masalah kejiwaan yang sering terjadi pada ibu hamil adalah perasaan takut dan penolakan ibu terhadap kehamilannya, kekecewaaan, kecemasan dan kesedihan..

(2) Trimester Kedua

Trimester kedua sering dikatakan periode pancaran kesehatan. Ini disebabkan selama trimester ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan. Trimester kedua dapat dibagi menjadi dua fase yaitup requickeckening (sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah adanya pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu), yang dapat dilihat pada penjelasan berikut :

Selama akhir trimester pertama dan masa preqiuckening pada trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek di dalammya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi dasar bagaimana ia mengembangkan hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya. Ia akan menerima segala nilai dengan rasa hormat yang telah diberikan ibunya, namun bila ia menemukan adanya sikap yang negatif, maka ia akan menolaknya. Perasaan menolak terhadap sikap negatif ibunya akan menyebabkan rasa bersalah pada dirinya. Kecuali bila ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut normal karena ia sedang mengembangkan identitas keibuannya.

Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan persiapan menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian bahwa ia tidak harus membuang segala peran yang ia terima sebelum kehamilannya.

Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsep bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebabkan perubahan fokus pada bayinya. Pada saat ini, jenis kelamin bayi tidak begitu dipikirkan karena perhatian utama adalah kesejahteraan janin (kecuali beberapa suku yang menganut system patrilineal/matrilineal). (3) Trimester Ketiga

Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu/ penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi.

Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.

2.2.5.Tanda Bahaya Pada Kehamilan

Tanda dan gejala komplikasi / indikasi yang membutuhkan penanganan secara cepat, antara lainxd:

(1) Oedema / bengkak pada muka atau tangan (2) Nyeri abdomen yang hebat

(3) Berkurangnya gerak janin (4) Perdaahan pervaginaan. (5) Sakit kepala hebat (6) Penglihatan kabur (7) Deman

(8) Muntah-muntah hebat

(9) Keluar cairan banyak secara tiba-tiba

Tanda-tanda bahaya kehamilan bila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi oleh ibu hamil dapat menyebabkan kematian (Depkes, 2007).

2.3.Antenatal Care (ANC)

2.3.1. Pengertian

Antenatal care merupakan pengawasan pada ibu hamil yang dilakukan

selama masa kehamilan. Pengawasan antenatal dan postnatal sangat penting dalam menurunkan angka kesakitan dan angka kematian ibu maupun perinatal (Manuaba, 2010).

Setiap keluarga ibu hamil memiliki hak mendapatkan perawatan selama kehamilan. Perawatan ibu yang komprehensif termasuk perawatan melalui kiat pendidikan dan emosional selama tahun kehamilan adalah makna utama dalam upaya dan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan keluarga. Asuhan keperawatan ibu yang komprehensif merupakan hal yang paling efektif (Morgan & Hamilton, 2009).

Kesehatan umum menjelang dan saat hamil sangat penting dan sangat menentukan tumbuh kembang janin dalam kandungan sehingga diperlukan edukasi pada ibu hamil selama masa kehamilan dalam antenatal care yang meliputi diet selama kehamilan, perawatan jasmani, masalah psikosomatik (yang

berhubunga dengan kejiwaan), serta pemeriksaan fisik selama masa kehamilan (Manuaba,2001).

2.3.2. Tujuan Antenatal Care

Asuhan Antenatal, suatu manajemen kehamilan mempunyai banyak tujuan (Benson & Pernoll, 2009) :

a. Untuk memastikan sejauh mungkin, kehamilan tanpa komplikasi dan persalinan bayi hidup yang sehat

b. Untuk menentukan dan memberikan perawatan pada keadaan risiko apapun c. Untuk menentukan tingkat perawatan yang dibutuhkan secara individual d. Untuk membantu ibu mempersiapkan persalinan, kelahiran dan

membesarkan anak

e. Untuk melakukan penapisan penyakit-penyakit umum yang dapat memengaruhi kehidupan atau kesehatan ibu hamil atau anak

f. Untuk memperkuat kebiasaan kesehatan yang baik untuk ibu hamil dan keluarga ( Benson & Pernoll, 2009)

Sedangkan tujuan Asuhan Antenatal menurut Morgan dan Hamilton (2009) yaitu :

(1) Untuk mencapai persalinan yang aman, memuaskan serta asuhan keperawatan ibu yang ekonomis

(2) Untuk menyadari bahwa persalinan merupakan suatu pengalaman keluarga, serta memerlukan partisipasi aktif dari anggota keluarga itu sendiri dalam proses keperawatan

(3) Untuk meyakini bahwa hak penentuan diri ibu serta keluarga dalam lingkup asuhan yang aman

(4) Untuk memfokuskan pada kesehatan dan pertumbuhan sebagai proses perkembangan selama tahun kehamilan.

Sedangkan menurut Rostam Mochtar dalam bukunya “Sinopsis Obstetri”

tujuan Antenatal Care (ANC) yaitu:

(1) Mengenal dan menangani penyakit-penyakit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas

(2) Mengenal dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin

(3) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak

(4) Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehat sehari-hari (Mochtar, 2013).

2.3.3. Jadwal Antenatal care

Dengan memperhatikan tujuan pengawasan antenatal dijadwalkan pemeriksaan sebagai berikut:

(1) Pemeriksaan pertama

Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid. (2) Pemeriksaan ulang

a. Setiap bulan sampai umur kehamilan 6-7 bulan. b. Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan.

c. Setiap minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi persalinan.

(3) Pemeriksaan khusus jika terdapat keluhan-keluhan tertentu.

Menurut Sarwono (2012) setiap ibu hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan secara periode Antenatal :

(1) Satu kali kunjungan pada trimester pertama (sebelum 14 minggu) (2) Satu kali kunungan pada trimester kedua (antara 14-28 minggu)

(3) Dua kali kunjungan pada trimester ketiga (antara 28 - 36 sesudah minggu ke 36).

Menurut Manuaba (2010) jadwal antenatal Care adalah sebagai berikut: (1) Trimester I dan II

a. Setiap bulan sekali

b. Diambil data tentang laboratorium c. Pemeriksaan ultrasonografi

d. Nasehat diet tentang empat sehat lima sempurna, tambahan protein ½ gr/kg= 1 telur/hari

e. Observasi adanya penyakit yang dapat memengaruhi kehamilan dan adanya komplikasi kehamilan.

f. Rencana untuk pengobatan penyakitnya, menghindari terjadinya komplikasi kehamilan dan imunisasi tetanus I

(2) Trimester III

a. Setiap dua minggu sekali, sampai ada tanda kelahiran b. Evaluasi data laboraturium untuk melihat hasil pengobatan c. Diet 4 sehat 5 sempurna

d. Pemeriksaan ultrasonografi e. Imunisasi tetanus II

f. Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi hamil trimester ketiga

g. Rencana pengobatan

h. Nasehat tentang tanda-tanda inpartu, kemana harus datang untuk melahirkan.

Jadwal kunjungan ANC dapat dilihat pada table dibawah ini : Tabel.2.1. Kunjungan Pemeriksaan Antenatal

Trimester Jumlah kunjungan minimal

Waktu kkunjungan yang dianjurkan

I 1 x Sebelum minggu ke 16

II 1 x Antara minggu ke 24-28

III 2 x Antara minggu 30-32

Antara minggu 36-38 Sumber : Kemenkes 2013.

2.3.4. Pelayanan Standar Antenatal Care

Pelayanan atau standar minimal selama hamil termasuk “7T” yaitu:

(1) Timbang berat badan (2) Ukur Tekanan darah (3) Ukur Tinggi fundus uteri

(4) Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) lengkap

(5) Pemberian Tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan (6) Tes terhadap penyakit menular seksual, HIV/AIDS dan Malaria

(7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (Depkes RI, 2013). 2.3.5. Kunjungan ibu hamil

Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk mendapatkan pelayanan Antenatal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan Antenatal Care (ANC) sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI,2010).

(1) Kunjungan ibu hamil Kl

Kunjungan baru ibu hamil K1 adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan.

(2) Kunjungan ulang

Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama satu periode kehamilan berlangsung.

(3) K4

K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih untuk mendapatkan pelayanan Antenatal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan dengan syarat:

a. Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu). b. Satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)

c. Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah minggu ke 36).

d. Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu.

2.3.6. Keuntungan Antenatal Care

Keuntungan Antenatal care sangat besar karena dapat mendeteksi komplikasi dari kehamilan dan risikonya. Sehingga ibu dapat diarahkan untuk melakukan rujukan ke rumah sakit. (Manuaba, 2010).

Selain itu kelainan-kelainan yang mungkin akan timbul pada kehamilan tersebut lekas diketahui dan segera dapat diatasi, sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut. Tempat pemeriksaan Antenatal. Ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya pada dokter ahli kebidanan, dokter umum, bidan, perawat, dan bidan. Dalam satu komunitas seperti Indonesia ada pusat-pusat kesehatan Puskesmas dan KIA-nya dimana seorang ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya.

2.3.7. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan laboratorium (rutin maupun sesuai indikasi) dan pemeriksaan ultrasonografi.

(1) Melakukan pemeriksaan laboratorium rutin (untuk semua ibu hamil) pada kunjungan pertama

a. Kadar hemoglobin

b. Golongan darah ABO dan rhesus

c. Tes HIV: ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi,sedangkan di daerah epidemi rendah tes HIV ditawarkan pada ibu hamil dengan IMS dan TB

d. Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria: untuk ibu yang tinggal di atau memiliki riwayat bepergian kedaerah endemik malaria dalam 2 minggu terakhir

(2) Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi:

a. Urinalisis (terutama protein urin pada trimester kedua dan ketiga) jika terdapat hipertensi.

b. Kadar hemoglobin pada trimester ketiga terutama jika dicurigai anemia

c. Pemeriksaan sputum bakteri tahan asam (BTA): untuk ibu dengan riwayat defisiensi imun, batuk > 2 minggu atau LILA <23,5 cm d. Tes sifilis

e. Gula darah puasa (lihat bab 5.14 untuk keterangan lebih lengkap mengenai waktu dan langkah pemeriksaan)

(3) Melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG). a. Pemeriksaan USG direkomendasikan:

1. Pada awal kehamilan untuk menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak dan jumlah janin, serta deteksi abnormalitas janin yang berat

2. Pada usia kehamilan sekitar 20 minggu untuk deteksi anomali janin

3. Pada trimester ketiga untuk perencanaan persalinan

b. Lakukan rujukan untuk pemeriksaan USG jika alat atau tenaga kesehatan tidak tersedia (Kemenkes, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kehamilan merupakan peristiwa alamiah. Meskipun begitu, setiap kehamilan merlukan perhatian khusus. Beberapa wanita kemungkinan mengalami penyimpangan masa kehamilan. Ada beberapa komplikasi yang dapat dialami selama kehamilan. Untuk itu pemeriksaan, pengawasan atau antenatal care selama kehamilan sangat penting (Mirza,2008).

Setiap hari pada tahun 2013, kira-kira 800 ibu meninggal karena komplikasi kehamilan dan persalinan. Angka kematian ibu pada tahun 2013 tercatat 289.000 (WHO, 2014). Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN 2010-2014 dan MDGs. Angka Kematian Ibu semenjak tahun 1991 menunjukkan hasil 390 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Sedangkan pada Tahun 2012, Angka SDKI secara nasional menunjukkan AKI sebesar 359 per 100.000 KH (angka kisaran 239 s.d 478 per 100.000 KH. Untuk menuju pemenuhan target MDGs, Kementerian Kesehatan dalam waktu satu dekade terakhir berupaya maksimal dengan berpedoman pada konsep Continuum of care (pelayanan berkesinambungan) yang meliputi pelayanan kesehatan pada masa kehamilan, persalinan dan nifas (Bina Kesehatan Ibu, 2013)

Antenatal care (Pelayanan antenatal) merupakan pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil antara lain dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan, dan perawat (Depkes RI, 2010). Dari kunjungan antenatal care, kesehatan ibu dan janinnya dapat dipantau perkembangannya dan dapat identifikasi komplikasi kehamilan secara dini serta berkesempatan untuk mengedukasi ibu maupun keluarga tanda-tanda gawat obstetri dan kebutuhan yang mendukung selama kehamilan (Sulochana,dkk., 2011)

Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan dengan distribusi waktu mimimal 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu),

Dokumen terkait