Kejadian Penyakit yang Dialami Masyarakat Kecamatan

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.5 Kejadian Penyakit yang Dialami Masyarakat Kecamatan

Tabel 4.9 Kejadian Penyakit yang Dialami Berdasarkan Pengalaman gangguan kesehatan gigi dan mulut dalam waktu satu tahun terakhir

Sum ber : Data Prim er

No Pengalaman gangguan kesehatan gigi dan mulut dalam satu tahun terakhir

Frekuensi % 1 Tidak Pernah 18 18 2 3 4 Kadang-kadang (1-2 kali) Sering (3-4 kali) Selalu ( >4 kali) 48 22 12 48 22 12 Jumlah 100 100

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

Terolah, Mei 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 82% masyarakat Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember, pernah mengalami gangguan kesehatan gigi dan mulut dalam satu tahun terakhir dengan frekuensi 1-2 kali yang termasuk dalam kategori kadang- kadang sebesar 48%, 22 % masyarakat menglami gangguan kesehatan gigi dan mulut dengan frekuensi 3-4 kali yang termasuk dalam kategori sering, dan 12% masyarakat menglami gangguan kesehatan gigi dan mulut dengan frekuensi lebih dari 4 yang termasuk dalam kategori selalu. Sedangkan penyakit gigi dan mulut yang dialami adalah gigi berlubang, gusi bengkak, gusi berdarah, sariawan, dan gigi goyah.

Kebutuhan (need) sama dengan keadaan sehat dan sakit (Supriyanto, 2002). Hampir semua orang pernah mengalami gangguan kesehatan gigi dan mulut karena setiap proses pencernaan makanan melibatkan gigi dan mulut sebagai port de entry yaitu tempat awal masuknya makanan. Pada proses awal pencernaan makanan, makanan dikunyah dan dipotong-potong oleh geligi menjadi ukuran lebih kecil dan seringkali makanan masih tersisa di sela-sela gigi sehingga menyebabkan berkembangnya kuman-kuman. Keberadaan kuman-kuman inilah yang menjadi penyebab gangguan kesehatan gigi dan mulut.

Apabila masyarakat terserang penyakit dan juga merasakan sakit akan timbul berbagai macam perilaku dan upaya antara lain: tidak berbuat apa-apa (no action), tindakan mengobati sendiri (self treathment), mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan tradisional, mencari pengobatan ke warung obat, mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang dilakukan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan yang dikategorikan ke dalam Balai Pengobatan, Puskesmas, Rumah Sakit, kemudian perilaku yang terakhir dilakukan masyarakat yang terserang penyakit dan juga merasakan sakit adalah mencari pengobatan ke fasilitas modern yang dilakukan oleh dokter, bidan, dan perawat praktek (Notoatmodjo, 2003).

Dalam menghadapi gangguan kesehatan gigi dan mulut, masyarakat mempunyai berbagai upaya agar gangguan kesehatan gigi dan mulut yang dialami dapat segera teratasi. Berikut ini upaya dalam mengatasi gangguan kesehatan gigi dan mulut yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

Tabel 4.10 Upaya Mengatasi Gangguan Kesehatan Gigi dan Mulut yang Dialami Su mb er : Dat a

Primer Terolah, Mei 2011

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa 40,2% masyarakat Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember melakukan pencarian pengobatan dengan membeli obat sendiri ke warung obat atau toko obat.

Sebagian besar masyarakat Kecamatan Sumbersari menganggap bahwa kesehatan gigi dan mulut masih dapat dicegah dan diobati sendiri sehingga dalam tahap pencarian pengobatan menurut Notoatmodjo (2003), masyarakat masih tergolong dalam upaya pencarian pengobatan no action and self treathment. Masyarakat berasumsi bahwa tingkat kegawatdaruratan gangguan kesehatan gigi dan mulut tidak sebesar gangguan kesehatan lainnya dan akan sembuh sendiri dalam waktu yang tidak lama. Misalnya: sariawan biasanya dapat hilang sendiri setelah 10-14 hari (Endahyani, 2009). Namun, gangguan kesehatan gigi dan mulut tidak boleh diremehkan karena penyebaran bakteri ke daerah lain juga dapat menimbulkan penyakit seperti pada mata, hidung, jantung, persendian, sakit kepala, penyakit pada saluran pencernaan (Endahyani, 2009).

Kesadaran tentang penyakit atau keinginan berobat (kuratif) merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah bertambah parahnya gangguan-gangguan kesehatan yang dialami. Namun, tindakan pencegahan sebelum terjadinya gangguan kesehatan gigi dan mulut juga tidak boleh dipandang sebelah mata.

Berikut ini tabel mengenai pentingnya tindakan pencegahan yang disajikan sebagai berikut:

No Upaya Mengatasi Gangguan Kesehatan Gigi dan Mulut yang Dialami

Frekuensi %

1 Dibiarkan saja 32 39,1

2 3 4

Membeli obat sendiri

Pengobatan ke pengobatan tradisional Pengobatan ke fasilitas kesehatan

33 1 16 40,2 1,2 19,5 Jumlah 82 100

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

Tabel 4.11 Gambaran Pentingnya Tindakan Pencegahan Sum ber : Data Prim er Terolah, Mei 2011

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa 36% masyarakat Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember menyatakan tidak penting untuk melakukan tindakan pencegaha1n (seperti: memeriksakan kesehatan gigi dan mulut rutin tiap enam bulan sekali atau rutin membersihkan karang gigi). Masyarakat baru mengakses fasilitas pelayanan kesehatan yang ada setelah benar-benar membutuhkannya. Masyarakat yang sudah mengalami gangguan kesehatan gigi dan mulut cenderung merasakan bahwa efek tindakan pencegahan tidaklah nyata dan tindakan pencegahan yang dilakukan merupakan investasi yang sia-sia. Pentingnya tindakan pencegahan terhadap gangguan kesehatan gigi dan mulut diwujudkan dalam bentuk bagaimana pengalaman masyarakat dalam melakukan tindakan pencegahan. Pengalaman masyarakat Kecamatan Sumbersari dalam melakukan tindakan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12 Gambaran Pengalaman Masyarakat Kecamatan Sumbersari dalam Melakukan Tindakan Pencegahan terhadap Gangguan Kesehatan Gigi dan Mulut

Sumb er : Data Prime r Terolah, Mei 2011

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa 74% masyarakat Kecamatan Sumbersari menyatakan tidak pernah melakukan tindakan pencegahan. Pengalaman masyarakat Kecamatan Sumbersari dalam melakukan tindakan pencegahan dapat dikatakan masih belum maksimal karena berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.11 diperoleh

No Pentingnya tindakan pencegahan Frekuensi %

1 Tidak penting 36 36 2 3 4 Kurang Penting Penting Sangat Penting 31 25 8 31 25 8 Jumlah 100 100

No Pengalaman Melakukan Tindakan Pencegahan Frekuensi % 1 Tidak Pernah 74 74 2 3 4 Kadang-kadang (1-2 kali) Sering (3-4 kali) Selalu (>4 kali) 16 4 6 16 4 6 Jumlah 100 100

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

untuk melakukan tindakan pencegahan gangguan kesehatan gigi dan mulut.

Masyarakat yang masih menganggap penting untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap gangguan kesehatan gigi dan mulut, mereka memiliki upaya-upaya tertentu dalam melakukan tindakan pencegahan. Upaya tindakan pencegahan tersebut digambarkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.13 Upaya Masyarakat Kecamatan Sumbersari dalam Melakukan Tindakan Pencegahan terhadap Gangguan Kesehatan Gigi dan Mulut

Sum ber : Data Prim er Terolah, Mei 2011

Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa dari masyarakat Kecamatan Sumbersari yang pernah melakukan tindakan pencegahan, sebesar 38,5% melakukan tindakan pencegahan dengan mengunjungi praktek dokter gigi.

Masyarakat yang pernah melakukan tindakan pencegahan terhadap gangguan kesehatan gigi dan mulut, cenderung mengunjungi praktek dokter gigi karena tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap dokter gigi sebagai tenaga kesehatan yang lebih kompeten di bidang kesehatan gigi dan mulut. Selain itu prosedur pelayanan praktek dokter gigi dinilai lebih mudah dari poli gigi Puskesmas maupun Rumah Sakit. Masyarakat dapat langsung memperoleh pelayanan pada jam-jam praktek tanpa terkendala masalah prosedur pelayanan Puskesmas maupun Rumah Sakit meskipun dari sisi tarif pelayanan yang lebih mahal.

Kebutuhan (need)masyarakat terhadap pelayanan kesehatan memang tidak terlepas dari need masyarakat terhadap tenaga pemberi pelayanan kesehatan yang dibutuhkan baik untuk melakukan tindakan pencegahan maupun untuk melakukan tindakan pengobatan.

No Upaya Pencegahan Frekuensi %

1 Membeli Vitamin atau bahan herbal 5 19,2 2

3 4

Mengunjungi Poli gigi Puskesmas Mengunjungi Poli gigi Rumah Sakit Mengunjungi Praktek Dokter gigi

5 6 10 19,2 23,1 38,5 Jumlah 26 100

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

Tabel 4.14 Gambaran Pemberi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut yang Dibutuhkan Masyarakat Kecamatan Sumbersari.

Su mb er : Dat a

Primer Terolah, Mei 2011

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57% masyarakat Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember memiliki kebutuhan terhadap pemberi pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh dokter gigi. Tersedianya dokter dan fasilitas pelayanan kesehatan merupakan faktor lain yang meningkatkan need. Hal ini didukung oleh pernyataan Trisnantoro (2004) yang menyatakan bahwa kehadiran dokter akan meningkatkan pelayanan kesehatan.

Salah satu tenaga kesehatan yang berkompeten dan mudah diakses masyarakat di bidang kesehatan gigi dan mulut adalah dokter gigi dan dokter spesialis karena masyarakat baik menengah atas maupun bawah, dapat mengakses pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan dokter gigi melalui poli gigi Puskesmas atau poli gigi Rumah Sakit, dan praktek dokter gigi. Dokter gigi bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut kepada pasien agar pasien menjaga kebersihan gigi dan mulutnya (Pratiwi, 2007).

Hakikat pemenuhan kebutuhan (need) masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut baik untuk tindakan pencegahan maupun untuk tindakan pengobatan adalah bagaimana penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat dan mampu memenuhi tuntutan para pemakai jasa pelayanan kesehatan.

Berikut ini tabel mengenai pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang dibutuhkan masyarakat yang disajikan sebagai berikut:

No Pemberi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut yang Dibutuhkan

Frekuensi %

1 Kebutuhan terhadap Tukang Gigi 31 31

2 3 4

Kebutuhan terhadap Perawat atau bidan Kebutuhan terhadap Dokter Gigi

Kebutuhan terhadap Dokter Gigi Spesialis

3 57 9 3 57 9 Jumlah 100 100

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

Kecamatan Sumbersari

Sumber : Data Primer Terolah, Mei 2011

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa 42% masyarakat Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember, memiliki kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut dengan tarif murah.

Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut dengan tarif murah

Dalam dokumen KEBUTUHAN (NEED) MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) UNIVERSITAS JEMBER (Studi Di Wilayah Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember) (Halaman 66-74)