• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : PENGERTIAN LEMBAGA DANA PENSIUN D

C. Kedudukan Lembaga Dana Pensiun Sebagai Badan

2. Kekayaan Lembaga Dana Pensiun

Dana pensiun mempunyai dana awal yang bersumber dari angsuran utang iuran masa kerja lalu yang dibayarkan oleh pendiri merupakan sumber utama pembentukan kekayaan dana pensiun. Pada prinsipnya, pengelolaan kekayaan dan investasi dana pensiun harus mengutamakan atau memperhatikan faktor keamanan guna memenuhi kewajiban pembayaran manfaat pensiun.

Kekayaan dana pensiun berdasarkan Pasal 29 Undang-undang Dana Pensiun bersumber dari iuran pemberi kerja, iuran peserta, hasil pengembangannya (investasi) serta pengalihan dari dana pensiun lain (apabila ada). Pada dana pensiun yang menyelenggarakan PPMP, iuran utang kerja masa lalu (PSL) pada umumnya diakui oleh pemberi kerja. Dalam hal demikian, sumber utama pembentukan kekayaan dana pensiun adalah iuran pemberi kerja untuk melunasi PSL yang besarnya harus

dihitung oleh aktuaris. Dana yang bersumber dari iuran tersebut merupakan dana awal dana pensiun.

Makin cepat suatu dana pensiun dibentuk makin kecil dana awal. Menurut pendapat Kadarisman, keputusan untuk membayar dana awal adalah keputusan yang sangat strategis sehingga perlu dipertimbangkan sungguh-sungguh faktor lain yang menunjang terbentuknya kekayaan dana pensiun adalah fasilitas keringanan pajak yang diberikan pemerintah yaitu dibebaskannya pajak atas iuran dana pensiun maupun investasi tertentu yang dilakukan oleh dana pensiun.45

Kekayaan dana pensiun diinvestasikan oleh pengurus pada jenis- jenis investasi. Kekayaan dana pensiun pemberi kerja diinvestasikan oleh pengurus berdasarkan arahan investasi yang ditetapkan oleh pendiri, serta oleh pendiri dan dewan pengawas (untuk Dana Pensiun Program Iuran Pasti), dan harus sejalan dengan Keputusan Menteri Keuangan tentang Investasi Dana Pensiun. Pengelolaan kekayaan dana pensiun tersebut dapat dialihkan kepada perusahaan efek yang memiliki izin untuk bertindak sebagai manajer investasi atau kepada bank umum yang memenuhi Pada DPPK, PPIP, dan DPLK sumber utama iuran dana pensiun adalah iuran pemberi kerja, iuran peserta dan hasil pengembangan. Pada DPLK, disamping iuran pemberi kerja dan iuran peserta, dimungkinkan juga pengalihan dana dari dana pensiun lain termasuk dana pesniun pemberi kerja.

45

persyaratan. Sementara itu, pengelolaan investasi DPLK diinvestasikan oleh pengurus berdasarkan pilihan peserta.

Kekayaan dana pensiun berupa surat-surat berharga (sekuritas) seperti sertifikat deposito, saham dan obligasi harus dititipkan pada penerima titipan, yang dalam hal ini adalah bank penerima tiitipan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Perbankan. Kekayaan dana pensiun yang dititipkan pada penerima titipan hanya dapat ditarik atau dialihkan atas perintah pengurus. Dalam rangka pelaksanaan hal tersebut, pendiri dana pensiun yang bersangkutan harus menunjuk penerima titipan.

Berdasarkan penunjukan tersebut, pengurus harus mengadakan perjanjian penitipan kekayaan dengan penerima titipan.

Perjanjian penitipan kekayaan dana pensiun, berdasarkan Pasal 7 ayat 1 Peraturan Pemerintah No.76 Tahun 1992, sekurang-kurangnya harus memuat:

1. Tugas, wewenang dan tanggung jawab penerima titipan: 2. Biaya penitipan yang harus dibayar oleh dana pensiun;

3. Pernyataan penerima titipan bahwa penerima titipan akan memberikan informasi dan mneyediakan buku, catatan dan dokumen yang berkenan dengan kekayaan dana pensiun yang dititipkan dalam rangka pemeriksaan terhadap dana pensiun.

Tugas, wewenang dan kewajiban bank penerima titipan adalah : 1. Memelihara dan mengadministrasikan rekening efek milik dana

pensiun serte memeriksa kelengkapan efek (surat berharga) yang dititipkan;

2. Mengambil tindakan yang menurut bank penerima titipan adalah diperlukan untuk menyelesaikan kekayaan dana pensiun yang dititipkan;

3. Memberi atau membayar ganti rugi kepada dana pensiun atas kerugian yang timbul karena:

a. Surat berharga (efek) hilang atau rusak;

b. Kegagalan atau keterlambatan bank penerima titipan untuk menyerahkan surat berharga (efek) atau melakukan pembayaran atas surat berharga (efek);

c. Kegagalan atau keterlambatan bank penerima titipan untuk mengadministrasikan (registrasi) surat berharga yang dibeli; d. Mencatat dan membukukan surat berharga (efek) milik dana

pensiun, terpisah dari harta kekayaan bank penerima titipan. e. Mengecualikan surat berharga (efek) milik dana pensiun dari

tuntutan hukum terhadap harta kekayaan bank penerima titipan; f. Mencatat dan membukukan surat berharga (efek) milik dana

pensiun terpisah dari harta kekayaan bank penerima titipan; g. Mengeluarkan surat berharga (efek) dari tempat penyimpanan

surat berharga (efek) hanya berdasarkan instruksi pengurus dana pensiun.

Jasa yang diberikan bank penerima titipan adalah antara lain:

1. Penyimpanan dan pengadministrasian surat berharga (efek) seperti :

a. Melakukan penyimpanan surat berharga (efek), baik pada safe deposit boc, rekening efek pada PT KSEI dalam hal transaksi perdagangan tanpa warkat, maupun pada bank Indonesia untuk SBI;

b. Mengadministrasikan surat berharga (efek). 2. Penyelesaian transaksi (transaction handling);

3. Pengurus hak (corporate action), misalnya pembayaran bunga dan pokok obligasi, dividen, dan saham bonus;

4. Perwalian (proxy) yaitu bertindak mewakili dana pensiun sebagai pemegang saham atau obligasi untuk menghadiri RUPS/RUPO;

5. Informasi dan laporan yang berhubungan dengan surat berharga (efek) yang disimpan pada bank penerima titipan.

Biaya-biaya penitipan yang harus dibayar oleh dana pensiun sesuai dengan jasa yang diinginkan dari Bank penerima titipan antara lain:

1. Safe keeping fee (fee atas penyimpanan), yang dihitung

berdasarkan presentase atas nilai/nominal portofolio yang disimpan dan diadministrasikan;

2. Transaction handling fee, yang dihitung dengan besaran dana

yang tetap per transaksi;

3. Corporate actions fee, yang dihitung dengan besaran dana yang tetap per pengurusan;

4. Proxy fee, yang dihitung berdasarkan besaran dana yang tetap

5. Minimum maintenance fee, yang merupakan besaran dana yang ditetapkan sebagai biaya minimal yang harus dibayar dana pensiun setiap bulannya. Apabila tidak aktif, portofolio nihil atau jumlah tagihan kurang dari kisaran dana yang ditetapkan tersebut.

Dalam rangka mengamankan kekayaan dana pensiun terdapat larangan-larangan yang berkaitan dengan kekayaan dana pensiun, yaitu sebagai berikut:46

1. Dana pensiun dilarang melakukan pembayaran apa pun kecuali pembayaran-pembayaran yang telah ditetapkan dalam peraturan dana pensiun.

2. Dana pensiun tidak diperkenankan meminjam atau mengagunkan kekayaan dana pensiun sebagai jaminan atas suatu pinjaman.

3. Larangan pengembalian kekayaan dana pensiun kepada pemberi kerja. 4. Investasi pada surat berharga yang diterbitkan oleh atau pada tanah dan

bangunan yang dimiliki atau dipergunakan oleh orang/badan tersebut dibawah ini,yaitu:

a. Pengurus, pendiri, mitra pendiri atau penerima titipan;

b. Badan usaha yang dari 25 persen sahamnya dimiliki oleh orang atau badan yang terdiri dari pendiri, mitra pendiri, pengurus, penerima titipan atau serikat kerja yang anggotanya adalah peserta dana pensiun yang bersangkutan;

46

c. Pejabat atau direktur dari badan tersebut di atas, serta keluarganya sampai derajat kedua menurut garis lurus maupun ke samping, termasuk menantu dan ipar.

Pengecualiannya adalah :

1. Investasi pada surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal;

2. Dana pensiun berdasarkan keuntungan yang menginvestasikan maksimum 50 persen dalam bentuk saham biasa pada perusahaan pendiri atau mitra pendiri;

3. Penyewaan tanah, bangunan atau harta tetap lainnya, sepanjang dengan harga pasar yang berlaku.

Nilai Wajar Kekayaan Dana Pensiun

Dasar penilaian kekayaan dana pensiun dalam laporan aktiva bersih berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 509/KMK/06/2002 jo Keputusan Menteri Keuangan Nomor 511/KMK/06/2002 adalah:

a. Kas, rekening giro, tabungan, deposito berjangka, deposito on call berdasarkan nilai nominal;

b. Piutang iuran beserta bunga atas keterlambatan pembayaran iuran berdasarkan nilai nominal;

c. Piutang hasil investasi, berdasarkan nilai nominal;

d. Sertifikat deposito dan surat pengakuan utang berdasarkan nilai tunai; e. Saham yang tercatat di bursa efek berdasarkan nilai pasar yang wajar; f. Obligasi yang tercatat di bursa efek berdasarkan;

1) Nilai perolehan setelah amortisasi premi atau diskonto, dalam hal dikelompokkan sebagai obligasi yang dimiliki hingga jatuh tempo; atau

2) Nilai wajar,dalam hal dikelompokkan sebagai obligasi yang diperdagangkan atau tersedia untuk dijual.

g. Penempatan langsung pada saham berdasar metode ekuitas atau nilai yang ditetapkan penilai independen yang terdaftar pada instansi berwenang;

h. Penyertaan pada perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan; i. Tanah,bangunan, atau tanah dan bangunan berdasar nilai yang

ditetapkan penilai independen yang terdaftar pada instansi berwenang; j. Unit penyertaan reksadana berdasar nilai aktiva bersih;

k. Sertifikat bak Indonesia berdasar nilai tunai;

l. Surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan:

1) Nilai perolehan amortisasi premi atau diskonto, dalam hal dikelompokkan sebagai surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo;

2) Nilai wajar, dalam hal dikelompokkan sebagai surat berharga yang diperdagangkan atau tersedia untuk dijual; atau

3) Nilai tunai, dalam hal dikelompokkan sebagai surat berharga yang jatuh temponya kurang dari satu tahun.

m. Aktiva selain tersebut di atas berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

3 Pembubaran dan Pemberesan Lembaga Dana Pensiun

Dokumen terkait