• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1.2 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa

2.1.4.4 Kekuatan Dalam Opini Publik

Opini publik atau pendapat umum sebagai suatu kesatuan pernyataan tentang suatu hal yang bersifat kontroversial merupakan suatu penilaian sosial, maka opini publik memiliki peranan penting dalam kehidupan bernegara, terutama yang menganut paham demokrasi, karena melekat di dalamnya beberapa kekuatan yang perlu diperhatikan :

1. Opini publik dapat menjadi suatu hukuman sosial terhadap orang atau sekelompok orang dalam bentuk rasa malu, rasa dikucilkan, rasa dijauhi, rasa rendah diri.

1. Opini publik sebagai pendukung bagi kelangsungan berlakunya norma sopan santun dan susila, baik antara yang muda dan yang lebih tua, maupun antara yang muda dengan sesamanya.

2. Opini publik dapat mempertahankan eksistensi suatu lembaga atau juga menghancurkan suatu lembaga institusi.

3. Opini publik dapat mempertahankan atau menghancurkan kebudayaan. 4. Opini publik dapat melestarikan norma sosial.

2.1.5 Peran Media Massa Dalam Opini Publik

2.1.5.1 Hubungan Media Massa Dengan Opini Publik

Media massa dipandang memiliki pengaruh yang kuat dalam membangun

opini publik. Media massa merupakan “alat” untuk menyampaikan pendapat

umum, karena tidak adanya batasan ruang dan waktu sehingga memungkinkan memiliki pengaruh yang kuat pula. Media massa memberikan penekanan- penekanan pada pemberitaan tertentu sehingga menciptakan isu -isu penting. Media massa menyampaikan informasi tertentu dan membawa aspirasi suatu kelompok atau golongan. Publik yang merupakan bagian dari massa tertarik terhadap suatu isu aktual menyangkut kepentingan umum melalui media massa. Dominick (Ardianto, 2004: 58) menyebutkan tentang dampak komunikasi massa pada pengetahuan, persepsi dan sikap orang-orang. Media massa terutama televisi, yang menjadi agen sosialisasi (penyebaran nilai-nilai) memainkan peranan penting dalam transmisi sikap, persepsi dan kepercayaan.

Setiap kali jaringan komunikasi berubah, opini publik juga berubah. Salah satu faktor penyebab pergeseran dalam opini publik adalah media massa. Interaksi antara media dengan institusi masyarakat menghasilkan produk isi media (media content). Oleh audiens, isi media diubah menjadi gugusan-gugusan makna, apakah yang dihasilkan dari proses penyandian pesan itu, menurut Meyer, sangat ditentukan oleh norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya, pengalaman yang lalu, kepribadian dan selektivitas dalam penafsiran (Olii, 2007: 50).

Opini publik dapat direkayasa dan dibentuk dengan memanfaatkan media massa. Opini publik yang terbentuk ini dapat bernilai positif maupun negatif. Media massa berupaya menciptakan citra dan opini publik yang positif kepada khalayak (audiens) sebagai sasaran.

2.1.5.2Fungsi Media Massa Dalam Pembentukan Opini Publik

Salah satu fungsi pokok media massa (Olii, 2007: 89) adalah sebagai sumber informasi dan pendapat tentang berbagai peristiwa dalam masyarakat. Media massa memiliki beberapa fungsi dalam opini publik (McQuail, 1996: 55), yaitu:

1. Fungsi Informasi

Media menjadi fasilitas untuk mendiseminasikan pernyataan sumber yang dapat menjadi opini publik.

2. Fungsi mediasi

Media menempatkan diri sebagai penghubung antara realitas sosial yang obyektif dengan pengalaman pribadi seseorang. Media dimanfaatkan untuk membentuk opini publik yang berlandaskan fakta empiris di tengah masyarakat.

3. Fungsi Amplifikasi

Media dijadikan sarana untuk memperkuat pernyataan yang dilontarkan seseorang untuk berubah menjadi pendapat umum yang berkembang. 4. Media merupakan instrumen strategis yang tidak dapat dilepaskan dalam

public opinion processing.

2.1.5.3 Kelebihan Media Massa Dalam Pembentukan Opini Publik

Kelebihan media massa dalam proses pembentukan opini public (McQuail, 1996: 51) antara lain :

1. Media massa mampu menjangkau lebih banyak orang dan wilayah geografis yang lebih luas.

2. Format dan isi media selalu berhubungan dengan publik. Posisi media sering menjadi public sphere.

3. Media sebagai juru bahasa yang menjelaskan dan memberi makna terhadap suatu peristiwa yang menjadi public opinion.

4. Media massa bisa menjadi jaringan interaktif yang menghubungkan komunikator dengan khalayak beserta feedback-nya.

2.2 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan kerangka berpikir yang bersifat teoritis serta tersusun secara sistematis mengenai masalah yang diteliti (Adi, 2004 :29). Sementara Suwardi Lubismengemukakan bahwa kerangka konsep merupakan kemampuan peneliti menyusun konsep operasional peneliti yang bertitik tolak pada kerangka teori dan tujuan penelitian. Dalam kerangka konsep harus bisa menunjukkan sistematis variabel-variabel penelitian yang menunjukkan kerangka operasional (Lubis, 1998 : 110-111).

Adapun konsep atau variabel yang terdapat di dalam penelitian ini adalah Opini Masyarakat Desa Mulio Rejo, Sunggal, Deli Serdang Terhadap Pemberitaan Kebijakan Pemerintah Mengenai Kasus Narkoba di Televisi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan berikut :

Media Massa

Televisi

Pemberitaan

Peran Media Massa Dalam Pembentukan Opini Publik

Fungsi Amplifikasi Fungsi Informasi Fungsi Mediasi

2.3 Definisi Operasional

2.3.1 Operasionalisasi Variabel

Berdasarkan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas, maka dapat dibentuk operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian sebagai berikut:

Tabel 2

Operasional Variabel

Variabel Penelitian Indikator

Fungsi Media Massa Dalam Pembentukan Opini Publik

1.Fungsi Informasi 2.Fungsi Mediasi 3.Fungsi Amplifikasi Karakteristik Responden 1.Jenis Kelamin

2.Usia 3.Pendidikan 4.Pekerjaan

2.3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Fungsi Media Massa Dalam Pembentukan Opini Masyarakat :

a. Fungsi informasi, yaitu fungsi media televisi sebagai fasilitas untuk menyebarluaskan berita mengenai kebijakan pemerintah menghukum mati pengedar narkoba, yang kemudian menimbulkan opini publik.

b. Fungsi mediasi, yaitu fungsi televisi sebagai media penghubung antara kebijakan pemerintah menghukum mati pengedar narkoba dengan fakta empiris yang ada di masyarakat terkait masalah narkoba. Media

menjadi sarana pembentukan opini publik yang berlandaskan fakta empiris di tengah masyarakat.

c. Fungsi amplifikasi, yaitu fungsi televisi untuk memperkuat pernyataan yang disampaikan seorang sumber, terkait kebijakan pemerintah menghukum mati pengedar narkoba, yang kemudian berkembang menjadi pendapat umum.

2. Karakteristik Responden:

a. Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin dari responden laki-laki atau perempuan

b. Usia, yaitu umur atau usia dari responden.

c. Pendidikan, yaitu tingkat pendidikan terakhir responden. d. Pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan dari responden.

e. Penghasilan, yaitu besar pendapatan responden dari pekerjaan yang menjadi mata pencaharian.

Dokumen terkait