• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1 Kelainan pada Ginjal

Pemeriksaan USG dilakukan terhadap 13 ekor anjing jantan dengan kasus kelainan organ sistem urinaria dan genitalia. Berdasarkan interpretasi tersebut didapatkan 5 kasus kelainan pada ginjal, 7 kasus kelainan pada vesika urinaria, dan 6 kasus kelainan pada kelenjar prostat.

1 Kelainan pada Ginjal

Kelainan yang ditemukan pada ginjal berupa perluasan medula ginjal, urolithiasis, dan atropi ginjal seperti yang terlihat dalam Tabel 1.

Tabel 1 Kasus-kasus kelainan yang didapat pada ginjal

Kasus Signalemen Interpretasi USG Diagnosa USG

1 2 3 4 5 Buntung/Rottweiler Bully/Pitbull Berki/Lokal/3 tahun Otero/Dalmatian/10 tahun Charlie/Pug/7 tahun

Pelvis renalis dan medula meluas (anechoic) Pelvis renalis dan medula

meluas (anechoic) Pelvis renalis dan medula

meluas (anechoic) Urolithiasis (hyperechoic) Urolithiasis (hyperechoic)

dan atropi (anechoic)

Hidronefrosis, kista intrarenal Hidronefrosis, kista intrarenal Hidronefrosis, kista intrarenal Urolithiasis Urolithiasis

Pengambilan gambar ginjal lebih mudah dilakukan melalui daerah legok lapar dengan ginjal diposisikan agak superfisial di bawah dinding abdomen pada masing-masing sisi. Pengambilan gambar ginjal dapat juga dilakukan melalui ventral dinding abdomen. Menurut Lamb (1995), ginjal kiri dapat ditemukan dengan scanning limpa bagian kaudal sampai dorsal dan ginjal kanan dapat diamati melalui scanning rongga intercostal.

Transducer pada pengambilan gambar ginjal kanan diposisikan lebih

menyudut ke kranial. Sedangkan Widmer et al. (2004) menyatakan, pengambilan gambar yang terbaik untuk ginjal kanan pada anjing yang memiliki thoraks lebih dalam biasanya dengan memposisikan transducer pada rongga intercostal ke-11

b

a

c

dan 12. Pengambilan gambar dari arah dorsal memperlihatkan ginjal dalam bentuk kacang merah yang nyata. Pengambilan gambar dari arah sagital membagi ginjal menjadi dua bagian yang tidak sama besar dan sejajar sumbu tubuh. Pada pengambilan gambar menggunakan arah transversal, ginjal terlihat berbentuk oval sampai bundar.

Kasus Perluasan Medula Ginjal

Perluasan medula ginjal ditemukan pada kasus 1, 2, dan 3. Sonogram ketiga kasus tersebut menunjukan dilatasi pelvis, hilangnya parenkim ginjal, dan terjadi perluasan medula (Gambar 10). Gambaran ini mengarah ke diagnosa hidronefrosis atau kista intrarenal. Menurut Green (1997), gambaran sonogram dari hidronefrosis adalah dilatasi pelvis yang terpisah jauh, perubahan struktur medula dan korteks, serta perluasan anechoic ureter. Namun Ackerman (2002) menyatakan, echogenisitas medula ginjal dapat disalahartikan sebagai hidronefrosis.

Gambar 10 Sonogram ginjal dengan arah transducer dorsal tepat memotong pelvis renalis. Kasus perluasan medula menunjukan a) perluasan medula dan hilangnya parenkim ginjal merupakan bagian yang terlihat anechoic pada sonogram; b) bagian hyperechoic di bagian tengah adalah pelvis renalis; sedangkan c) kapsula ginjal di tepi ginjal dengan echogenic tipis. Bar = 1 cm.

Hidronefrosis adalah pembesaran atau distensi pelvis renalis oleh urin yang terjadi akibat obstruksi ureter (Widmer et al. 2004). Dapat disebabkan oleh

beberapa faktor etiologi, yaitu neoplasia (neoplasia ureteral primer, perluasan neoplasia dari vesika urinaria dan prostat); urolit dalam ginjal yang masuk ke ureter sehingga menyebabkan obstruksi; gumpalan darah; dan penyempitan akibat kongenital atau efek sekunder peradangan atau operasi.

Gambar 11 Pemeriksaan ginjal dengan arah dorsal pada kasus perluasan medula. a) menunjukan bagian anechoic yang merupakan perluasan dari medula dan hilangnya parenkim ginjal; b) korteks ginjal; c) pelvis renalis; d) kapsula ginjal; e) medullary rim yaitu batas antara korteks dan medula yang tipis terlihat jelas pada kasus-kasus tertentu seperti peradangan atau infeksi. Bar = 1 cm.

Gambar 12 Sonogram ginjal dengan arah transducer transversal pada kasus perluasan medula ginjal. (A) Perluasan medula dengan bentuk lobulasi dan jamak sedangkan (B) Perluasan dengan bentuk tunggal. a) bagian anechoic di tengah ginjal merupakan perluasan medula dan hilangnya parenkim ginjal. Bar = 1 cm.

a

c

b

e

d

a

a

a

a

a

A B

Kasus ringan hidronefrosis sulit untuk dideteksi menggunakan USG. Perubahan dini pada USG membatasi penyebaran echo normal pada pelvis renalis menjadi echogenic berbentuk seperti cincin atau anechoic pada bagian tengah sehingga berbentuk seperti tapal kuda. Hal ini sangat membantu jika bagian tengah yang anechoic bisa diperlihatkan secara kontinyu dengan keadaan ureter yang menggembung berisi cairan. Pada hidronefrosis ringan maupun sedang, di sekitar pelvis renalis yang mengalami distensi parenkim ginjal menunjukkan keadaan normal (Barr 1990).

Pada kasus yang lebih parah, distensi pada pelvis yang berisi cairan terekam secara jelas, selain itu echo kuat yang seharusnya terbentuk pada sonogram dari lemak peripelvis dan jaringan ikat disekitarnya menjadi hilang. Parenkim disekitar pelvis terdesak dan kehilangan struktur normalnya. Kadang-kadang ginjal menjadi kantung berisi cairan yang hanya dilapisi oleh kulit tipis diluarnya. Pada kebanyakan kasus yang parah ureter yang mengalami distensi berisi cairan dapat terdeteksi walaupun hal ini sering diikuti dengan aliran yang berliku (Barr 1990).

Selain hidronefrosis, gambaran sonogram pada kasus ini mengarah ke diagnosa kista intrarenal. Kista adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan setiap ruangan berisi cairan yang dibatasi oleh kapsula atau lapisan epitel pada organ. Gambaran USG memperlihatkan lesio yang berbentuk bulat dengan batasan yang jelas serta memiliki area anechoic diantara jaringan lunak yang menyebabkan acoustic enhancement. Kista tunggal dan polikista pada ginjal berkembang pada anjing dan kucing (Widmer et al. 2004).

Kista tunggal bisa terjadi secara dapatan dan bawaan, biasanya bersifat jinak, dan tidak menunjukkan gejala klinis sedangkan polikista bisa bersamaan dengan gagal ginjal. Pada penyakit polikista ginjal yang parah, struktur dari ginjal mungkin terganggu namun echo yang terang dari sinus renal selalu terlihat (Biller

et al. 1990b). Pembesaran abdomen secara progresif merupakan gejala klinis

yang umum ditemukan pada kasus ini. Gejala klinis lain yang ditemukan berupa vomit, anoreksia, penurunan bobot badan, dan poliuria atau polidipsia hematuria, dan pada hidronefrosis bilateral biasanya menyebabkan uremia (Bercovitch 1997; Forrester 2000).

b

d c

a

Kasus Urolithiasis dan Atropi Ginjal

Kasus urolithiasis ginjal ditemukan pada kasus 4 dan 5. Urolithiasis merupakan kelainan sistem urinaria yang biasa terjadi pada anjing dan kucing (Lees 1992). Urolith dapat berlokasi pada parenkim ginjal, pelvis renalis atau bagian proksimal ureter. Urolith yang terdapat di bagian tengah dan distal ureter sulit dideteksi kecuali dengan adanya dilatasi ureter (Barr 1990). Urolith dapat terdiri dari 90-95 % kristal anorganik atau organik dan 5-10 % matriks organik (Forrester 2000). Sonogram kasus 4 dengan posisi lateral rekumbensi dan arah

transducer sagital memperlihatkan adanya massa hyperechoic yang disertai acoustic shadowing pada ginjal (Gambar 13).

Gambar 13 Sonogram ginjal dengan urolith pada pengambilan arah sagital. a) urolith; b) acousting shadowing; c) bagian anechoic di sekeliling urolith merupakan medula ginjal; dan d) bagian yang bersifat

hyperechoic adalah korteks ginjal. Bar = 1 cm.

Massa hyperechoic yang disertai acoustic shadowing merupakan ciri khas dari urolith (Barr 1990; Green 1997; Feeney et al. 1999). Menurut Green (1997),

acoustic shadowing adalah area hitam pada sonogram yang terbentuk karena ultrasound mengenai tulang atau udara yang bersifat menghambat laju suara. Hal

tersebut menimbulkan echogenic yang kuat pada permukaan struktur jaringan namun mengakibatkan jaringan di bagian bawah tidak dapat dideteksi.

Pada kasus 5, ditemukan adanya massa keras di ginjal saat dilakukan palpasi. Pemeriksaan USG menampakan ginjal kanan dan kiri memiliki perbedaan ukuran serta ditemukan massa hyperechoic hampir diseluruh ginjal kiri Dari pemeriksaan USG tersebut diketahui pula bahwa ginjal kanan mengalami

d

c

Ginjal kiri Ginjal kanan

C

B A

b

b

atropi sebagai dekompensasi dari adanya urolith pada ginjal kiri (Gambar 14).

Acoustic shadowing yang terbentuk pada sonogram terlihat sebagian namun dari

hasil nekropsi ditemukan bahwa massa tersebut merupakan urolith. Kemungkinan akibat struktur urolith yang kurang kompak sehingga masih dapat ditembus oleh

ultrasound. Gambaran sonogram dari atropi ginjal menunjukkan penyempitan

medula dan hilangnya struktur korteks yang bersifat anehoic.

Gambar 14 Sonogram ginjal pada kasus urolithiasis dan atropi ginjal. (A) Ginjal kiri dengan arah transducer sagital memperlihatkan: a) massa

hyperechoic hampir di seluruh ginjal disertai dengan b) acoustic shadowing, dari (C) hasil nekropsi menunjukkan bahwa massa hyperechoic tersebut adalah urolith. (B) Ginjal kanan dengan arah transducer transversal memperlihatkan: c) penyempitan medula

akibat penekanan d) korteks ginjal, dari (C) hasil nekropsi menunjukkan bahwa ginjal kanan mengalami atropi. Bar = 1 cm.

Beberapa penyebab urolithiasis pada ginjal adalah infeksi saluran urinaria oleh bakteri, kelainan metabolik, dan faktor diet (Forrester 2000). Anjing yang memiliki urolith berukuran kecil pada sistem urinaria biasanya tidak menunjukkan gejala klinis namun urolith berukuran besar pada sistem urinaria bawah

berhubungan dengan urinasi atau iritasi sepanjang mukosa uretra. Hal tersebut dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk urinasi, hematuria, dan stranguria. Saat terjadi obstruksi ureter, anjing menunjukkan gejala vomit, lemah, lesu, dan nyeri pada abdomen di sekitar daerah ginjal (Bartges et al. 2007). Selain itu pengukuran kadar kreatinin dalam darah dengan uji laboratorium dapat digunakan untuk menilai fungsi ginjal (Dorland 2005). Kreatinin adalah senyawa non protein nitrogen yang difiltrasi dari darah oleh glomerulus dan diekskresikan melalui urin (Polzin 1997).

Dokumen terkait