• Tidak ada hasil yang ditemukan

FENOMENA FOOD, FUN DAN FASHION DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2. Kelas Sosial dan fenomena ( food,fun dan fashion) dikalangan mahasiswa

Dalam penelitian ini peneliti menggali data dari narasumber Mahasiswa UIN Sunan Ampel yang sering mengunjungi tempat-tempat makanan bersama dengan teman-temannya. Kelas sosial adalah Pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarchis). Dimana perwujudannya adalah lapisan-lapisan atau kelas-kelas tinggi, sedang, ataupun kelas-kelas yang rendah. Dari hasil pengamatan peneliti dan hasil wawancara dari beberapa mahasiswa yang menjadi subyek penelitian ini menyoal seputar menikmati aneka jenis makanan dimaksud , jenis kesenangannya dan gaya fashionnya, tampak terlihat ke dalam tiga kelas yakni Kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class) dan kelas bawah (low class).

a. Kelas atas (upper class)

Kelas ekonomi pertama, sekolompok mahasiswa yang tergolong ekonomi atas (Upper Class) lebih cenderung mendatangi tempat-tempat high-class seperti tempat-tempat karaokean yang di dalamnya selain menyiapkan aneka musik dan lagu yang bisa dimainkan, juga terdapat aneka makan dan minuman yang bisa dipesan sesuai dengan seleranya masing-masing.

Seperti halnya yang di lakukan Nihlatul seorang mahasiswa semester 5 (lima) yang suka mendatangi tempat karaoke sekaligus menikmati dan memesan aneka makaanan disana.

“Saya lebih suka hangout karaokean di NAV atau di Mater Peace sama

teman-teman, selain tempatnya nyaman, kita bisa karaokean nyanyi-nyanyi lagu bareng temen-temen dan sekaligus pesen aneka makanan dan minuman di tempat karaoke tersebut , jadi ya biar nyanyi nggak garing kan kudu ada cemilannya yaitu berupa makanan dan minuman30.”

Dengan demikian, bagi mahasiswa yang tergolong suka karaokean merasa mendapatkan kepuasan secara berganda, yakni selain sebagai momentum strategis untuk menyalurkan hobby nya nyanyi bareng temen-temen dengan lagu-lagu pop ataupun jazz juga dapat memesan serta menikmati aneka jenis makan dan minuman yang mendukung asyiknya senandung lagu yang dinyanyikan bersama teman-temannya

Di Kelas ekonomi atas ini ada juga mahasiswa yang lebih cenderung mendatangi tempat-tempat high class seperti coffe toffee , menurut informan kedua yang berstatus sebagai mahasiswa dan juga bekerja di reparasi mobil,

30

menurutnya tempat-tempat nongkrong kita itu menunjukkan status sosial kita dan menunjukkan selera seseorang dalam memilih tempat untuk nongkrong atau meeting.

“Kalau tempat nongkrong saya terkadang lebih suka nongkrong di Coffe

Toffe karena saya kan mahasiswa yang juga bekerja di bidang body repair mobil,jadi saya sering meeting sama mitra bisnis saya di tempat coffe toffee, kan masak ketika kita janjian dengan seseorang yang dimana kita mau menjalin kerjasama di tempat café yang biasa-biasa saja, maka dari itu saya sering memilih di coffe Toffe ya biar terlihat kantor reparasi mobil saya meyakinkan ketika negoisasi dengan mitra bisnis saya. Yaa meskipun

harganya agak mahal tapi kan itu bisa nunjukin kelas sosial seseorang “31

Menurut Dimas yang merupakan seorang mahasiswa yang aktif kuliah dan juga sambil bekerja di salah satu bengkel reparasi mobil yang berada di dekat plaza Marina bahwasanya dia ketika janjian atau meeting dengan mitra bisnisnya ataupun dengan client customernya lebih memilih tempat nongkrong di Coffe toffee karena menurutnya tempat tersebut menunjukkan kelas sosial seseorang dan alasannya memilih tempat di Coffe toffee agar bisa meyakinkan kantor reparasi mobilnya ketika bernegosiasi atau menjalin kerjasama dengan mitra bisnisnya.

Biasanya mahasiswa dengan kelas sosial atas juga memiliki selera yang tinggi dalam hal mencapai kesenangannya (fun) seperti yang di utarakan oleh Dimas seorang mahasiswa jurusan Sosiologi yang sangat menyukai touring ke suatu tempat wisata dan mengabadikan momen berliburnya di akun sosial media nya.

“Aku type mahasiswa yang ketika liburan aku suka touring. Biasanya aku

planning agenda liburanku ke berbagai tempat wisata terkadang mantai di daerah malang bahkan aku juga sudah sering mantai ke Pulau Lombok.

31

Aku suka mantai soalnya pikiran bisa fresh dengan melihat lautan yg warna biru ditengah-tengah kesibukanku yang kuliah sambil kerja dan mata bisa membuat mata sejuk ketika lihat pemandangan alam di pulau Lombok yang sangat bagus. Terus yang menurutku paling berkesan ya liburan ke luar negeri. Aku sudah pernah liburan ke Negara Singapura dan

Malaysia” 32

Menurut Dimas kesenangan yang dilakukan ketika liburan adalah pergi ke tempat wisata . Tempat wisata yang disukainya yaitu tempat wisata seperti pantai-pantai yang ada di daerah malang. Menurutnya salah satu alasan dirinya suka ke pantai yaitu bisa membuat pikiran menjadi fresh karena sehari-harinya Dimas merupakan seorang mahasiswa yang aktif kuliah dan memiliki kesibukan bekerja di salah satu bengkel reparasi mobil di dekat Plaza Marina. Selain itu alasannya suka mantai di Pulau Lombok karena disana memiliki daya tarik pada keindahan alamnya.

Salah satu alasan Dimas menyebut liburannya yang paling berkesan adalah liburan ke luar negeri yaitu ke Negara Singapura dan Malaysia. Menurutnya di Singapura memiliki tempat wisata yang sangat bagus untuk di buat hunting atau foto-foto.

“Liburan yang paling berkesan itu di Negara singapura karena ada tempat -tempat yang view nya bagus buat foto-foto. Biasanya foto-fotoku yang sedang di singapura tak upload di Instagram karena kalau foto di luar negeri pastinya yang nge-like kan banyak hehe. Selain itu menurutku Orang-orang singapura itu orang-orangnya pada disiplin dan patuh terhadap aturan contohnya saja disana sangat bersih jarang banget melihat

sampah yang berserakan.pokoknya beda jauh lah sama di Indonesia”33

32

Hasil wawancara dengan Dimas (mahasiswa) pada tanggal 3 Desember 2016 33

Bagi Dimas liburan yang paling berkesan adalah liburan ke luar negeri yaitu di Negara Singapura. Menurutnya di singapura terdapat banyak tempat-tempat yang memiliki view atau pemandangan yang bagus buat foto-foto. Karena menurutnya jika foto di luar negeri dan di upload di media sosial seperti Instagram pasti banyak yang kasih like atau kasih jempol. Selain itu di Negara singapura masyarakat disana sangat disiplin serta patuh terhadap aturan dan menjaga lingkungan sekitarnya contohnya disana Negara nya sangat bersih dan jarang sekali di temui sampah yang berserakan.

Hal diatas bisa di simpulkan bahwasannya fenomena berkunjung ke luar negeri diatas bisa menunjukkan „simbol‟ mengenai gaya hidup seseorang dan

menunjukkan smbol strata sosial seseorang.

Dikelas ekonomi atas ini biasanya mahasiswa yang memiliki kelas ekonomi atas mempunyai tampilan fashion yang modis, trendi dan fashionable disertai dengan barang-barang bermerek.

“Biar tampil percaya diri dan pede ,aku ya memperhatikan penampilanku

mas. Kalo bisa ya tampil dengan fashion yang kekinian dan nerapin

fashion yang sedang berkembang saat ini ”34

Bagi Rohma, gaya berpakaian adalah hal penting karena selain sebagai simbol identitas dan ekspresi diri, gaya berpakaian yang baik bisa menumbuhkan percaya diri di lingkungan kampus. Jadi enggak heran jika ada mahasiswa yang rela memotong uang jajannya untuk sekedar membeli baju atau aksesori pelengkap tubuh merek agar terlihat nge-hits.

34

Ada juga mahasiswa yang dalam tampilan busananya lebih memperhatikan merek dari pakaian yang dikenakan. Seperti halnya Dwi seorang mahasiswa semester 5 yang lebih memperhatikan brand dari produk fashionnya.

“Aku biasanya sih suka tampilan yang casual pake kaos kera merek Pollo, pakai jeans merek Levis , pakai sepatu cats merek converse dan pakai tas merek eiger dan pakai jam tangan merek G-shock”35

Menurut Dwi yang menyukai tampilan casual dengan memakai kaos kera dengan merek pollo dan memakai celana jeans dengan merek Levis. Disertai mengenakan tas ransel bermerek Eiger dan dikombinasi dengan accesoris yang menempel di lengan tangannya yaitu jam tangan dengan merek G-Shock.

b. Kelas menengah (Midle class)

Kelas Ekonomi kedua, adanya sekelompok mahasiswa kelas menengah (Middle class) yang mendatangi langsung restoran makanan siap saji di McDonald atau KFC dalam waktu-waktu tertentu untuk memenuhi keinginannya atau seleranya terhadap makanan siap saji dalam bentuk kentucky.

“Alasan saya lebih suka mendatangi makanan fast food biasanya di McDonald sama eman-teman sih karena aku emang suka makan Kentucky ,selain itu tempatnya juga enak di buat nongkrong , full AC. Di tempat tersebut juga bisa di buat diskusi kecil-kecilan atau bahas-bahas

suatu hal ketika ngumpul sama teman.”36

Sebagai tempat makanan yang menjual makanan yang siap saji seperti McDonald tentunya mempunyai daya tarik sendiri untuk para konsumen seperti halnya Mahasiswa yang sering mengunjungi tempat tersebut merasakan

35

Hasil wawancara dengan Dwi (mahasiswa) pada tanggal 28 Desember 2016 36

kenyamanan jika kumpul bersama teman-temannya di tempat tersebut karena tempatnya enak di buat diskusi, ruangannya juga ber AC.

Masyarakat McDonaldisasi diambil dari kata McDonald‟s Corporation,

sebuah perusahaan makanan cepat saji yang berasal dari Amerika. Perusahaan ini pertama kali didirikan oleh Mac dan Dick McDonald, kemudian dibeli oleh Ray Kroc dan sekarang rumah makan cepat saji McDonald ada di seluruh dunia. Perusahaan McDonald sangat mempehitungkan efesiensi waktu dan kuantitas produk yang dihasilkan, sehingga dalam membuat produknya McDonald tidak menggunakan jasa manusia, melainkan teknologi mesin, sehingga makanan yang dihasilkan bisa lebih banyak tanpa memperhatikan kualitasnya. Makanan yang disajikan pun siap saji tanpa menunggu lama,gelas, piring, dan peralatan lain yang digunakan bersifat habis sekali pakai karena terbuat dari kertas sehingga tidak menghabiskan banyak waktu untuk mencuci peralatan-peralatan tersebut.

Ada juga beberapa mahasiswa yang lebih cenderung menyukai berkumpul dengan sekelompok temannya di Café yang di dalamnya tidak hanya menyajikan minuman berupa aneka Kopi namun juga menyajikan aneka menu makanan yang bermacam-macam serta tempatnya yang nyamaan dengan desain interior tema-tema tertentu

“Tempat yang sering saya kunjungi sama teman-teman untuk berkumpul adalah di café-café daerah sidoarjo atau daerah Surabaya, alasanku suka ngumpul di café-café itu nyediain berbagai jenis kopi ,atau aneka minuman jus dan juga aneka makanan ringan seperti kentang crispy, tahu crispy ,jamur crispy dan lain sebagainya, tempatnya juga enak buat nongkrong , ada wifi nya juga. Selain itu di tempat itu saya biasanya sambil bawa laptop ngerjain tugas disitu. Sekarang di café-café di daerah

Surabaya atau sidoarjo itu sekarang unik-unik lho mas contohnya ada café dengan desain unik di dinding-dinding café.”37

Café merupakan tempat yang disenangi buat mahasiswa untuk berkumpul bareng sama teman-temannya , di era modernisasi seperti sekarang ini café tidak hanya untuk penikmat kopi saja, namun café sekarang menyediakan berbagai jenis makanan . café sangat disenangai oleh mahasiswa karena kebanyakan café pasti free wifi dimana mahasiswa yang membawa laptop biasanya sambil mengerjakan tugas-tugas perkuliahannya sambil menikmati sajian kopi dan makanan yang di pesan.

Di kelas mahasiswa ekonomi menengah ini mahasiswa di kelas menengah biasanya cenderung menyenangi untuk jalan-jalan ke Mall bersama teman temannya. Hal ini dikarenakan Kampus UIN Sunan Ampel Surabaya yang terletak di Kota Surabaya yang merupakan kota Metropolis tentunya di terdapat berbagai pusat perbelanjaan seperti banyak sekali Mall-mall yang ada di kota tersebut. Hal ini juga dirasakan oleh sekelompok mahasiswa yang memiliki waktu luang dan mengisi waktu luang mereka untuk jalan-jalan ke Mall .Dari penuturan salah seorang informan yang memiliki banyak waktu luang di luar kegiatan belajar mereka. Untuk itu mereka lebih suka menghabiskan waktunya dengan jalan-jalan di mall.

“Dalam seminggu biasanya satu kali aku ke mall, biasanya sama temen-temen kuliah ke Royal Plaza atau ke Delta Plaza. Ya biasanaya sekedar jalan-jalan doang. Atau paling nggak ya aku Cuma makan di food court

royal plaza”38

37

Hasil wawancara dengan Ana faizati (mahasiswa) pada tanggal 9 Desember 2016 38

Dari yang di ungkapkan Maksudatul yang merupakan seorang mahasiswa asal Siodarjo bahwasannya setidaknya dia berkunjung ke mall seminggu sekali dengan teman-temannya . biasanya mereka hanya sekedar mengisi waktu luang dengan jalan-jalan atau sekedar makan bersama dengan teman-temannya.

Hal tersebut serupa dengan yang dikatakan Dani mahasiswa semester 1 (satu)jurusan tehnik lingkungan,

“Kalau aku sih ke mall tidak harus ada sesuatau yang akan dibeli, paling

nggak ya nemenin pacar jalan-jalan atau bareng-bareng temen kos biasanya

sih seminggu sekali atau bahkan lebih”39

Rata-rata dari mereka yang berstatus mahasiswa mengatakan bahwa pergi ke mall merupakan suatu kunjungan untuk mengisi waktu luangnya yang dilakukan setidaknya seminggu sekali, bisa bersama pacar , teman kos ataupun teman-teman kuliah. Alasan suka mengunjungi mall adalah untuk sekedar jalan-jalan atau makan bareng sama teman-temannya.

Mall yang selalu di identikkan dengan pusat perbelanjaan atau shopping oleh karena itu pihak mall seringkali menawarkan berbagai diskon produk di waktu-waktu selama hari libur tertentu khususnya di akhir pekan (weekend) ataupun ketika ada event-event terntentu sepeerti menjelang tahun baru atau peringatan hari raya Idul Fitri. Diskon-diskon tersebut tentrunya mampu menyedot pengunjung sekaligus konsumen agar dating ke mall tersebut.

“Biasanya aku ke mall hanya sekedar jalan-jalan saja, namun terkadang sering nggak bisa nahan ketika lihat ada diskon harga ketika weekend apalagi barang-barangnya juga bagus, bawaannya pengen beli terus.akhirnya ya

39

belanja-belanja barang kayak pakaian, tas ataupun sepatu yang ada

diskonnya”40

Apa yang dikatakan oleh Ikrimatus yang biasanya hanya sekedar jalan-jalan saja di mall. Karena adanya diskon harga ketika akhir pekan dirinya pun akhirnya membeli barang-barang seperti pakaian yang dirasa bagus. Hal ini juga menunjukkan mahasiswa sekarang sudah terpengaruhi untuk berperilaku konsumtif di tengah-tengah maraknya industry pusat perbelanjaan khususnya di kota-kota besar seperti Kota Surabaya.

Kalau di lihat Mall ataupun pusat perbelanjaan saat ini sudah mulai

mengintegrasikan prinsip “berbelanja sebagai rekreasi” karena orang sering

mengisi waktu luangnya atau waktu liburannya untuk sekedar jalan-jalan ataupun berbelanja di Mall. Hal ini menunjukkan bahwa budaya konsumtif masyarakat perkotaan menjadi bagian dari gaya hidupnya.

Mahasiswa dengan kelas ekonomi menengah biasanya gaya fashionnya berpenampilan modis, trendi namun tidak terlalu memperhatikan merek.

“Dalam tampilan saya sih tidak terlalu memperhatikan merek mas,

mungkin yang penting bisa tampil modis dengan kombinasi pakaian yang

bagus”41

Dari penjelas Ratri dirinya dalam berbusana tidak terlalu memperhatikan merek pakaiannya. Baginya mengkombinasikan kemeja, jeans, jilbab, tas, sepatu, dan segala pernak-perniknya dengan kreatif malah terlihat fashionable dari pada memperhatikan brand sebuah produk.

40

Hasil wawancara dengan Ikrimatus (mahasiswa) pada tanggal 30 Desember 2016 41

c. Kelas bawah (low class)

Kelas ekonomi ketiga, Mahasiswa yang tergolong di kelas ekonomi bawah (low class) dalam pemilihan menikmati makanan lebih menyukai di beberapa lokasi di bawah pohon yang rindang atau di Gazebo dan ada pula yang beberapa mahasiswa yang mengunjungi warteg pinggir jalan yang biasanya tampak di datangi mahasiswa yang datang dengan tujuan menikmati sajian makanan dan minuman yang terkesan cukup sederhana tetapi juga cukup mengundang selera tersendiri. Dari segi fashion hanya mementingkan memakai pakain dengan unsur rapi dan sopan.

Hal ini dikatakan oleh Ahmadi mahasiswa semester 5 (lima) yang lebih suka membawa bekal makanan dari rumah karena menurutnya makanan dari rumah itu hiegienis dan bergizi ketimbang makanan junk food.

“Ketika kuliah saya lebih suka membawa bekal makanan mas, karena

menurutku makanan dari rumah itu kebersihannya terjamin ketimbang beli makanan di luar. Selain itu juga hemat pengeluaran. Saya biasanya makan bekal makanan saya di bawah pohon yang rindang atau di gazebo kan enak

hawanya semilir kena angina”42

Membawa bekal makanan dari rumah merupakan salah satu pilihan yang tepat bagi mahasiswa jika ingin terjamin kebersihan makanannya. Seperti yang dikatakan Ahmadi bahwasannya beli makanan yang di luar itu tidak menjamin kebersihannya karena kita tidak tau bagaimana proses pembuatan suatu makanan.

42

Pendapat lain ada juga seorang mahasiswa yang lebih menyukai makanan khas jawa timur karena menurutnya lidahnya sudah terbiasa mengkonsumsi makanan-makanan khas jawatimur dan tidak menyukai makanan junk food .

`“Saya lebih suka makan makanan jawa timur-an saja seperti nasi pecel , rujak ataupun soto. Saya orangnya nggak suka makanan yang siap saji mas karena makanan di kfc, mc Donald juga mahal. kayak makanan junk food itu kan juga nggak baik buat kesehatan karena ada teman saya yang kena sakit liver gara gara terlalu sering mengkonsumsi makanan junk food, jadi

saya lebih sering makan di warteg aja”43

.

Di kelas ekonomi bawah (low class) ini mereka cenderung menyukai pergi jalan-jalan ke tempat-tempat yang sederhana seperti taman-taman kota untuk sekedar refresing atau pergi nyangkruk di warung kopi.

“Lebih suka jalan-jalan di taman bungkul kalau sabtu malam minggu, selain suasana nya ramai juga nggak ngabisin duit dari pada pergi ke mall

yang bisa ngabisin duit”44

Menurut Ahmadi yang lebih menyenangi jalan-jalan di taman kota yaitu di taman Bungkul ketika sabtu malam minggu, karena jika jalan-jalan ke Mall pastinya menghabiskan banyak uang karena tergiur akan barang-barang yang ada di mall.

Sedangkan ada beberapa mahasiswa yang lebih cenderung menyukai ke warung kopi untuk sekedar nyangkruk dan berkumpul atau berdiskusi dengan teman-temannya.

“Hiburanku kalau lagi gak punya uang ya mending ngopi aja mas, dari

pada pergi ketempat lain mending enak ngopi sambil cangkrukan dan bisa juga wifi-an”45

43

Hasil wawancara dengan Afran (mahasiswa) pada tanggal 27 Desember 2016 44

Hasil wawancara dengan Ahmadi (mahasiswa) pada tanggal 7 Desember 2016 45

Dari penjelasan Afran bahwasanya dirinya lebih suka ke warung kopi dari pada jalan-jalan ke tempat lain ketika keuangannya sedikit. Alasannya di warung kopi juga bisa berkumpul bareng temannya dan juga bisa menikmati fasilitas wifi yang disediakan oleh penjual warung kopi untuk mengakses internet

Dikelas ekonomi ke bawah, biasanya mahasiswa dengan ekonomi bawah gaya berbusananya sederhana. Dia lebih mementingkan kesan rapi dan sopan tampilannya sesuai dengan aturan kampus .

“Yang penting bagiku ya busana ya sopan dan rapi sesuai aturan kampus

mas. Aku sih biasanya pakai kemeja lengan pendek, celana kain dan sepatu. Aku nggak terlalu merhatikan pakaianku yang penting nyaman di pakai dan tidak melanggar norma gitu aja .apalagi beli barang bermerek

aku ya nggak punya uang lebih mas ”46

Bagi Aminul yang terpenting dalam berbusana adalah ada unsur rapid dan sopan sesuai aturan kampus .Aminul lebih suka memakai kemeja lengan pendek, celana kain dan sepatu. Menurutnya tidak terlalu memperhatikan fashion karena yang penting nyaman dikenakan dan tidak melangggar norma. Karena bagi mahasiswa kos seperti Aminul yang tidak membeli barang yang bermerk karena lebih mementingkan uangnya digunakan untuk kebutuhan yang lain.

Di kelas ekonomi bawah ini ada juga mahasiswa yang ikut-ikutan gaya hidup teman-temannya atau lingkungan kampusnya yang kelas ekonominya lebih tinggi darinya.

“Pernah saya memaksakan diri untuk menuruti ajakan teman-teman ke KFC ataupun nge-mall padahal ketika itu saya lagi bokek alias nggak punya uang,

46

ya alasan saya agar diakui dan terlihat sama dengan mereka yang gaya hidupnya suka jalan-jalan ke mall ataupun makan di KFC”47

Dari penjelasan Ahmadi bahwasanya dirinya terkadang memaksakan diri untuk mengikuti ajakan temannya. Alasannya adalah agar terlihat sama dengan teman yang lainnya yang kelas ekonomi nya lebih tinggi darinya. Disini bisa dilihat bahwasanya seorang mahasiswa kelas bawah juga ingin dipandang dan diakui oleh individu lain bahwasanya kelasnya setara dengan mahasiswa yang statusnya kelas ekonomi atas. Salah satu cara mengekspresikan agar dirinya sejajar dengan mahasiswa kelas ekonomi yang lebih tinggi yaitu dengan mengikuti gaya hidup mahasiswa yang kelas ekonominya lebih tinggi agar terlihat sebagai mahasiswa hits atau mahasiswa kekinian. Meskipun mahasiswa dengan kelas ekonomi bawah namun dirinya tidak mau dipandang sebelah mata oleh