• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Permainan Lari Estafet

5. Kelebihan dan Kekurangan Lari Estafet

Lari estafet merupakan suatu bentuk permainan yang sangat menyenangkan yang dapat dimainkan oleh anak-anak dimana saja.

Permainan lari estafet dapat menambah kegembiraan pada anak apalagi kalau dilakukan dengan kerjasama yang baik. Lari estafet merupakan suatu permainan, setiap permainan mempunyai kelebihan dan kekuranganya masing-masing. Begitu pula dengan permainan lari estafet, terdapat kelebihan dan kekurangan dari permainan lari estafet. Berikut ini merupakan kelebihan dari bermain estafet :

a. Meningkatkan sikap kooperatif pada anak.

b. Mengembangkan fisik motorik pada anak saat memindahkan benda dari satu tempat ke tempat lainnya.

c. Meningkatkan perkembangan bahasa anak yakni dalam berkomunikasi secara lisan baik dengan teman dalam kelompok maupun dengan guru.

d. Menumbuhkan rasa antusiasme pada diri anak.22

Selain mempunyai kelebihan pada permainan lari estafet, terdapat juga kekurangan yang dimiliki oleh permainan lari estafet.

Walaupun terdapat kekurangan pada permainan tersebut, hal itu tidak membuat anak bosan memainkan permainan tersebut karena telah dimodifikasi sehingga permainan lari estafet terlihat menarik. Adapun kekurangan permainan lari estafet sebagai berikut:

____________

22 Khomsi, Atletik, (Semarang: PT Percetakan dan Penerbit Unner Press, 2008), h. 42.

a. Dapat membuat anak-anak menunggu giliran dalam bermain estafet merasa bosan dan enggan bermain.

b. Jika salah satu anak dalam kelompok tidak memahami aturan dalam bermain, maka aktivitas bermain yang dilakukan akan terhambat.

c. Dapat membuat anak merasa lelah, karena dalam bermain estafet dibutuhkan energi yang cukup banyak terkuras.23 6. Manfaat Lari Estafet

Permainan lari estafet merupakan suatu permainan yang membutuhkan banyak gerakan tubuh. Aktivitas yang berhubungan dengan gerak tubuh dapat memberi manfaat bagi anak misalnya anak mampu melakukan suatu permainan sehingga timbul rasa gembira pada anak. Adapun manfaat lainnya pada permainan lari estafet yaitu:

a. Meningkatkan Kemampuan

Seorang anak pada mulanya tidak semangat ketika mengikuti kegiatan permainan lari estafet dan berhasil maka anak akan merasa senang dan bangga. Hal tersebut membuat kemampuan anak meningkat.

b. Meningkatkan Motorik Kasar

Seorang anak yang mulanya lari tidak seimbang, ketika mengikuti permainan lari estafet anak akan berlari dengan cepat dan seimbang. Hal ini menunjukkan bahwa motorik kasar anak meningkat.

____________

23 Khomsi, Atleti,…h. 43.

c. Membangun Kerjasama

Kegiatan permainan lari estafet biasanya dilakukan secara bekelompok. Tentu saja hal tersebut menjadi tantangan tersendiri, abgaimana peserta harus bekerjasma untuk kompak dan dapat menyelesaikan permainan dengan baik.24

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada kajian pustaka dan kerangka pikir diatas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah permainan modifikasi lari estafet dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun di TK Bina Bersama Peuribu Meulaboh Aceh Barat.

____________

24 Saringtun, Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar melalui Permainan Lari Estafet pada Anak Usia 3-4 Tahun di PPT Mutiara Bunda, Jurnal Universitas Negeri Surabaya.

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini dibuat agar pelaksanaan proses penelitian lebih mudah dikerjakan, sehingga membantu penulis dalam pengambilan data. Rancanangan penelitian yang akan dilakukan berupa penelitian eksperimen. Eksperimen merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji semua hubungan sebab akibat.1 Jenis penelitian eksperimen yang penulis gunakan yaitu one-group pre-test-post test design yaitu satu kelompok eskperimen diukur kembali dependennya (post-test dengan indikator-indikator anak yang berkembang dalam kemampuan motorik kasar.

Berikut tabel desain penelitian one group pre-test post-test desing menurut sumardi

Tabel 3.1 Desain Penelitian

PRE-TEST TREATMENT POST-TEST

O1 X O2

Sumber : Sumardi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), h. 102

Keterangan:

O1 : Tes awal (pre-test) sebelum perlakuan

X : Perlakuan terhadap kelompok eksperimen yaitu melalui permainan modifikasi lari estafet untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun.

____________

1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT, Remaja Rosdakarya, 2009), h. 149

O2 : Tes akhir (post-test) setelah perlakuan

Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (01), disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (02), disebut post-test.2

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di TK Bina Bersama Peuribu Meulaboh Aceh Barat. Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan Februari 2019 semester genap.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah seluruh individu yang ada ditetapkan menjadi sumber data.3 Populasi dalam penelitian ini adalah anak kelas B1 yang berusia 5-6 tahun di TK Bina Bersama Peuribu Meulaboh Aceh Barat.

2. Sampael

Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Atau sampel dapat didefinisikan sebagian anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi.4 Sampel pada penelitian ini yaitu anak kelompok B TK

____________

2 Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2010), h. 124.

3 Suharsimi Arikunto,,, h. 108.

4 Nanang Martono, metode penelitian kuantitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 74

Bina Bersama Peuribu Meulaboh Aceh Barat yang berjumlah 15 orang, terdiri 8 laki-laki dan 9 perempuan.

D. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian merupakan alat ukur untuk mengumpulkan data dalam penelitian yang akan dilakukan. Senada dengan pendapat Sugiyono bahwa instrument merupakan alat ukur dalam penelitian yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.5

Penelitian ini menggunakan pedoman pengamatan atau pedoman observasi. Adapun instrumennya menggunakan pedoman indikator penilaian observasi anak dalam penggunaan permainan modifikasi lari estafet. Pedoman ini menggunakan skala likert.

Berikut tabel lembar observasi aktivitas anak dalam pengelolaan pembelajaran meningkatkan motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun melalui permainan modifikasi lari estafet.

a. Lembar Observasi Anak

Lembar observasi anak dalam pembelajaran digunakan untuk mengetahui perkembangan anak mengenai kemampuan motorik kasar. Lembar obeservasi yang digunakan diberikan tanda ceklis pada kategori yang diamati sesuai dengan amatan yang dilakukan oleh observer. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai observer yang mengobservasi aktivitas anak.

____________

5Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 148.

Tabel 3.2 Lembar Observasi Aktivitas Anak 1. Keseimbangan Anak belum mampu berlari

dengan seimbang tanpa

2. Kelincahan Anak belum mampu melakukan gerakan dengan cepat dan benar dan anak juga mampu

melakukan gerakan perubahan secara cepat serta anak mampu mengatur kecepatan berlari Anak mulai mampu melakukan gerakan dengan cepat dan benar dan anak juga mampu

melakukan gerakan perubahan secara cepat serta anak mampu mengatur kecepatan berlari Anak sudah mampu melakukan gerakan dengan cepat dan benar dan anak juga mampu

melakukan gerakan perubahan secara cepat serta anak mampu mengatur kecepatan berlari

Anak sangat mampu melakukan gerakan dengan cepat dan benar dan anak juga mampu

melakukan gerakan perubahan secara cepat serta anak mampu mengatur kecepatan berlari 3. Kelenturan Anak belum mampu meliukkan

badan ketika melakukan lari

Anak mulai mampu bermain mengikuti aturan

Anak mampu bermain mengikuti aturan

Anak sangat mampu bermain mengikuti aturan.

Sumber : Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan R.I, tentang kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini (no 137, 2014)6

____________

6 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014. h. 22.

b. Validasi Instrumen

Validasi kualitas yang menunjukkan kesesuaian antara alat pengukur dengan tujuan yang diukur atau apa yang seharusnya diukur.7 Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.8

Penelitian ini menggunakan uji validasi yaitu uji validitas menggunakan pendapat dari ahli.9 Setelah instrumen dikontruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori yang relevan, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Keputusan yang diberikan bahwa instrumen dapat digunakan setelah adanya perbaikan dan saran dari ahli.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data primer atau sekunder, pengumpulan data suatu prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan, selalu ada hubungan antara metodepengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan.10 Dalam suatu penelitian, instrument atau alat penelitian memiliki peran yang sangat penting untuk menjawab suatu penelitian. Teknik pengumpulan data atau instrument yang digunakan

____________

7Rukaesih, dkk, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 132.

8Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 348.

9Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,,,.h. 125.

10 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta, Kencana , 2013), h.

17.

dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dan dokumentasi:

1. Observasi

Kegiatan observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan objek pengamatan. Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatannyang dapat diamati.11

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari dan mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya.12 Dokumen yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa data data yang berkaitan dengan penelitian seperti identitas anak, guru sekolah, perangkat pembelajaran, foto-foto kegiatan tindakan dan lain-lain.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan tahap yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena pada tahap inilah peneliti dapat menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan. Setelah semua data dikumpulkan, maka untuk mendeskripsikan data penelitian dapat dilakukan perhitungan yang sesuai.

____________

11 Djaali, Pudji Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: PT.

Gramedia Widia Sarana, 2008), h. 16.

12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2016), h. 231.

Tabel 3.4 Kriteria Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar

No. Kategori Persentase

1. BSB 76%-100%

2. BSH 51%-75%

3. MB 26%-50%

4. BB 0%-25%

Sumber : Johni Dimyati,2016

1. Uji Normalitas (N-Gain)

Peningkatan kemampuan motorik kasar anak dapat ditentukan melalui indeks gain (N-Gain). Indeks gain bertujuan untuk melihat peningkatan hasil kemampuan motorik halus anak. Indeks gain (N-Gain) dapat ditentukan dengan rumus Melzert.13

N – Gain=

Adapun kriteria interpretasi indeks gain (N-Gain) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Indeks Nilai Gain (N-gain) Ternormalisasi Interpretasi indeks gaen

Sumber : Melzer dalam Syahfitri, 2008

Setelah data diperoleh selanjutnya data dianalisis.

Menurut arikunto analisis data merupakan pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang

____________

13Yusrianti, “meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan melalui bermain kartu angka bergambar pada anak usia TK”, jurnal pendidikan anak usia dini, edisi 9 tahun ke-5 tahun 2016, h. 90.

diambil.14Analisis data pada penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif.

2. Uji-t

Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu dilakukan dengan cara membandingkan data sebelum dengan data sesudah perlakuan dari satu kelompok sampel, maka dilakukan pengujian hipotesis dengan Uji-t menurut Suharsimi sebagai berikut:15

Rumus Uji-t

Keterangan:

Md : Mean dari deviasi (d) antara post-test dan pre-test xd : Perbedaan deviasi dengan mean deviasi

N : Banyaknya subjek df : atau db adalah N-1

Untuk pengujian hipotesis, selanjutnya nilai t (hitung) di atas dibanding dengan nilai t dari tabel distribusi (ttabel). Cara penentuan nilai (ttebel) didasarkan pada taraf signifikan α = 0.05 dengan derajat kebebasan dk = n-1 kriteria hipotesis untuk uji satu pihak kanan yaitu:16

Tolak Ho, jika thitung > ttabel, terima Ha

Tolak Ha, jika thitung< ttabel. terima Ho. 17

____________

14Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, h. 236.

15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2010), h. 125

16Supardi, Aplikasi Statistiks dalam Penelitian, (Jakarta: Change Publication, 2013), h. 425.

17Supardi, Aplikasi Statistiks…, h. 324-325.

ᵗ=

38 A. Hasil Penelitian

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini di TK Bina Bersama yang berlokasi Jl. Meulaboh-Banda Aceh. Tk Bina Bersama merupakan sebuah lembaga pendidikan formal yang memiliki karakteristik pendidikan yang bersifat umum. Tk Bina Bersama didirikan pada tahun 2012 dan hanya memiliki satu bangunan namun mencakupi beberapa ruang, yaitu ruang kepala sekolah, 1 ruang belajar dan 1 toilet. Pada saat ini memiliki 2 orang pendidik dan 20 orang anak didik.

Tabel 4.1 Daftar Pendidik TK Bina Bersama Peuribu No Nama Status Kepegawaian Jenis PTK

1. Asiah, S.Pd PNS Kepala sekolah

2. Desi Hasnita Guru Honorer Sekolah Guru kelas 3. Safriani Guru Honorer Sekolah Guru kelas Sumber : Hasil Penelitian di TK Bina Bersama Peuribu Meulaboh Aceh

Barat

Tabel 4.2 Daftar Peserta Didik TK Bina Bersama Peuribu

No Nama Anak Usia Jenis Kelamin

12. NZ 6 Tahun Perempuan

13. SV 6 Tahun Perempuan

14. SAH 6 Tahun Perempuan

15. UF 6 Tahun Perempuan

Sumber : Hasil Penelitian di TK Bina Bersama Peuribu Meulaboh Aceh Barat

Tebel 4.3 Waktu Pelaksanaan Penelitian Kelas B No Jadwal Penelitian Jenis

Sumber : Hasil Penelitian di TK Bina Bersama Peuribu Meulaboh Aceh Barat

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Hasil penelitian diperoleh dari hasil observasi anak menggunakan instrumen penelitian di TK Bina Bersama Peuribu. Data tersebut terdiri dari 2 yaitu pre-test dan post-test. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dan peningkatan terhadap kemampuan motorik kasar anak setelah melakukan permainan modifikasi lari estafet.

1. Hasil Penelitian Peningkatan Motorik Kasar melalui Permainan Modifikasi Lari Estafet

Untuk mengetahui peningkatan motorik kasar melalui permainan modifikasi lari estafet, peneliti menggunakan rumus Uji-t yang dijabarkan sebagai berikut:

1) Uji-t

Tabel 4.4 Tabel Penolong Uji-t No Nama Anak Skor Perolehan Gain (d)

Menghitung nilai rata-rata dari gain (d) Md =

Md = Md = 35

Menentukan nilai thitung dengan menggunakan rumus:

t =

t =

t =

t = t = 11.6 2) Uji Hipotesis

Setelah melakukan Uji-t selanjutnya dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui apakah rumusan hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Rumusun hipotesis yang diajukan adalah permainan modifikasi lari estafet dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun di TK Bina Bersama Peuribu Meulaboh Aceh Barat.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan thitung

(Uji-t) dengan ttabel menggunakan perolehan skor tes awal (pre-test) dan skor tes akhir (post-test). Hipotesis Ho diterima apabila thitung < ttabel, sedangkan tolak Ho apabila thitung > ttabel.

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh thitung =15 dari taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = n – 1 yaitu dk = 15-1 = 14, maka nilai t diperoleh (1-0.05)(14) = 1.761. sehingga diperoleh thitung >

ttabel yaitu 11.6 > 1.761.

Dengan demikian terjadi penolakan Ho dan penerimaan Ha yang artinya pada kriteria peningkatan kemampuan motorik kasar terdapat perbedaan yang signifikan antara skor perolehan tes awal dan tes akhir.

Sehingga kategori yang terdapat yaitu BSB (Berkembang Sangat Baik).

Oleh karena itu, hasil hipotesis di atas menunjukkan adanya peningkatan motorik kasar anak usia 5-6 tahun melalui permainan modifikasi lari estafet dikarenakan Ha diterima.

Untuk melihat peningkatan kemampuan motorik kasar digunakan data hasil tes awal (pre-test) dan (post-test). Data tersebut didapat dari setiap indikator pada rubrik penilaian kemampuan motorik kasar. Untuk mendapatkan hasil tersebut peneliti menggunakan Permainan Modifikasi Lari Estafet ketika Treatment dan ketika pre-test dan post-test tidak menggunakan Permainan Modifikasi Lari Estafet.

Sehingga didapatkan hasil skor pre-test dan post-tes sebagai berikut.

Tabel 4.5 Skor Perolehan Tes Awal dan Tes Akhir

No Nama Anak Skor Perolehan

Nilai rata-rata 48.33 83.33

Skor tertinggi 75 100

Skor terendah 25 50

(Sumber : Hasil penelitian di TK Bina Bersama Peuribu Meulaboh Aceh Barat, 2019)

Berdasarkan hasil diatas terlihat bahwa terdapat adanya peningkatan hasil belajar anak pada ter awal (Pre-test) dan tes akhir

(post-test). Pada Pre-test diperoleh skor tertinggi yaitu 75 dan terendah 25 serta didapat didapat skor rata-rata sebesar 43.33 dengan kategori berkembang sesuai harapan. Pada post-test diperoleh skor tertinggi yaitu 100 dan skor terendah 50 serta didapatkan skor rata-rata 83.33 dengan kategori berkembang sangat baik.

Berdasarkan hasil tes tersebut dapat dilihat dari diagram batang sebagai berikut:

Rata-Rata Skor Pre-test dan Post-test Kemampuan Motorik Kasar

Gambar 4.1 Diagram Batang Rata-Rata skor pre-test dan post-test

Dari histogram di atas menunjukkan bahwa adanya peningkatan terhadap kemampuan motorik kasar terlihat dari perbedaan nilai yang didapat yaitu tes akhir didapatkan nilai lebih besar dari tes awal. Dari skor pre-test dan post-test yang dapatkan, maka dapat disederhanakan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yaitu sebegai berikut.

0 20 40 60 80 100

Pre-test Post-test

Series1

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pre-test dan Post-test

Berdasarkan tabel frekuensi distribusi nilai pre-test dan post-test di atas dapat digambarkan dalam histogram sebagai berikut:

Perkembangan Sebelum dan Sesudah Perlakuan

Gambar 4.2 Diagram Batang Interval Perkembangan Belajar Pre-Test dan Post-Test

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar a. Pre-test

Analisi data awal (pre-test) pada kategori kemampuan motorik kasar dengan memberikan permainan kepada anak berupa permainan melompat ban dan berlari zig-zag. Pada saat 0

kegiatan tersebut ada beberapa anak yang belum seimbang pada saat melompat, kemudian ada juga beberapa anak kurang lincah dan seimbang saat melakukan permainan tersebut. Pada saat kegiatan tersebut mayoritas anak dalam kategori belum berkembang.

b. Treatment

Treatment dilakukan sebanyak 5 kali. Kegiatan yang dilakukan pada treatment dengan permainan modifikasi lari estafet untuk setiap indikator. Hal yang dibawa selain tongkat adalah balon, bendera, balok, dan kelereng. Pada kegiatan tersebut anak dibagi menjadi dua kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari empat anak. Masing-masing-masing anak mempunyai gaya yang berbeda saat melakukan permainan modifikasi lari estafet. Pada saat berlangsungnya permainan tersebut sebagian anak tidak sabar menunggu gilirian mainnya dan anak-anak sangat antusias dengan permainan modifikasi lari estafet. Pada treatmen pertama ada satu anak masih ragu ragu untuk berjalan jinjit diatas kardus yang telah tergambar kotak dan anak tersebut belum mampu menyesuaikan kakinya dengan gambar kotak tersebut. Adapun anak lainnya masih memerlukan bimbingan untuk melakukan permainan serta anak belum mampu mematuhi peraturan pada permainan tersebut. Namun pada treatment selanjutnya anak mulai mampu melakukan permainan tersebut sesuai dengan indikator yang diminta. Pada saat kegiatan yang dilakukan, anak terlihat aktif dan bersemangat pada saat proses permainan berlangsung.

c. Post-test

Analisi data (post-test) pada kategori kemampuan anak dalam motorik kasar. Pada kegiatan ini anak melompat dan berlari zig-zag. Proses kegiatan ini yaitu anak melompat ban dengan satu persatu dan selanjutnya anak berlari zig-zag.

Kegiatan ini sangat membuat anak antusias karena anak tidak hanya melompat dan berlari saja tetapi juga ada kegiatan mencocokkan angka dengan titik. Hal ini dikarenakan anak telah dilakukan treatment selama 5 hari dengan menggunakan permainan modifikasi lari estafet sehingga anak sudah bisa melakukan permainan tersebut. Pada kegiatan ini mayoritas anak dalam kategori berkembang sangat baik. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa permainan modifikasi lari estafet memiliki pengaruh terhadap kemampuan motorik kasar anak.

Kemampuan anak dalam motorik kasar yang diambil dari hasil observasi sebelum perlakukan terdapat 11 anak yang mempunyai kemampuan motorik kasar yang belum berkembang dan mulai berkembang serta 4 orang anak dengan kategori berkembang sesuai dengan harapan. Sehingga mayoritas skor kemampuan motorik kasar sebelum perlakuan belum berkembang. Hal ini berbeda dengan hasil observasi setelah perlakuan ada 13 orang anak yang mempunyai kemampuan motorik kasar dengan kategori perkembangan sesuai harapan dan berkembang sangat baik dan 2 orang anak mempunyai kategori mulai berkembang. Dapat disimpulkan bahwa permainan modifikasi lari estafet dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di TK Bina Bersama Peuribu Meulaboh Aceh Barat.

Berdasarkan hasil analisis tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) terhadap peningkatan kemampuan motorik kasar dengan nilai rata-rata tes awal (pre-test) sebesar 43.33 dan tes akhir (post-test) dengan nilai rata-rata sebesar 83.33. Dapat disimpulkan bahwa permainan modifikasi lari estafet dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar dengan kategori berkembang sangat baik.

48 BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun melalui permainan modifikasi lari estafet di TK Bina Bersama Peuribu Meulaboh Aceh Barat, maka dapat disimpulkan bahwa permainan modifiksi lari estafet memiliki pengaruh terhadap kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di TK Bina Bersama Peuribu Meulaboh Aceh Barat. Hal ini dibuktikan melalui pengujian hipotesisi menggunakan Uji-t, yang mana pada kategori : Kemampuan motorik kasar didapatkan bahwa thitung > ttabel, artinya Ho

ditolak dan Ha diterima.

Peningkatan kemampuan motorik kasar saat diterapkan permainan modifikasi lari estafet dapat diketahui melalui hasil pre-test dan post-test, artinya permainan modifikasi lari estafet dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak usia 5-6 tahun di TK Bina Bersama Peuribu Meulaboh Aceh Barat. Hal ini dibuktikan pada kategori:

Kemampuan motorik kasar diperoleh nilai rata-rata pada skor pre-test sebesar 48.33 dan meningkatkan ketika post-test diperoleh nilai sebesar 83.33.

B. Saran

Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian, peneliti mengungkapkan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Kepala Sekolah

a. Menyediakan sarana prasarana sekolah khususnya Alat Permainan Edukatif (APE) Outdoor dan menjaga

kualitas agar memberikan rasa aman, nyaman dan menarik bagi siswa.

b. Perlunya sosialisasi kepada orangtua tentang pentingnya keterampilan motorik kasar terhadap tumbuh kembang anak.

2. Bagi Guru

a. Guru mampu mengembangkan strategi pembelajaran secara kreatif dan inovatif melalui Alat Permainan Edukatif Outdoor untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar.

b. Kemampuan motorik kasar anak akan berkembang apabila pendidik memberi stimulus berupa kegiatan-kegiatan yang menarik minat anak untuk bermain.

3. Penelitian ini hendaknya dapat menajadi salah satu

3. Penelitian ini hendaknya dapat menajadi salah satu

Dokumen terkait