• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Kelemahan Dan hambatan Penelitian

Penelitian ini diterapkan di dua kelas pada kelas XI MAN Model Palangka Raya untuk membandingkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan tipe TSTS terhadap hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. Adapun kelemahan pada penelitian ini yaitu pada hasil uji homogenitas didapatkan bahwa hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa tidak homogen hal ini dikarenakan pemilihan kelas yang digunakan telah ditentukan oleh Guru Fisika. Selain itu, kurangnya waktu dalam pelaksanaan penelitian karena pada umumnya penelitian dengan model ini membutuhkan waktu yang relativ lama, peneliti hanya menyesuaikan waktu pembelajaran berdasarkan silabus dan waktu pelajaran fisika untuk tiap pertemuannya.

Pelaksanaan pengambilan data penelitian di sekolah memiliki banyak kendala yang dapat mempengaruhi penelitian. Kendala-kendala yang ditemui dalam penelitian antara lain adalah jadwal mata pelajaran fisika yang diletakkan setelah pelajaran jam olahraga sehingga siswa kelelahan dan berkeringat yang mengakibatkan siswa tidak fokus dalam belajar fisika, selain itu jam pelajaran juga terbuang sedikit karena menunggu siswa istirahat setelah jam olahraga. Kendala lainnya adalah peneliti sering lupa dalam beberapa fase pada kedua model, misalnya pada fase memberikan penghargaan kelompok.

151 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat peningkatan yang signifikan hasil belajar siswa dengan uji Wilcoxon sebesar 0,000 pada ketiga ranah hasil belajar yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil tersebur lebih kecil dari nilai α = 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, didapat N-Gain menggunakan model kooperatif tipe jigsaw pada ranah kognitif sebesar 0,59, ranah afektif sebesar 0,75 dan ranah psikomotorik sebesar 0,76, sedangkan untuk tipe two stay two stray pada ranah kognitif sebesar 0,56, ranah afektif sebesar 0,77 dan ranah psikomotorik sebesar 0,71 dengan semuanya pada kategori sedang.

2. Terdapat peningkatan yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa dengan uji Wilcoxon sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, didapat N-Gain menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan nilai 0,52 dan tipe two stay two stray dengan nilai 0,55 dengan kategori sedang.

3. Tidak terdapat perbedaan signifikan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan tipe two stay two stray didapat nilai uji beda menggunakan Mann Whitney U untuk ranah kognitif sebesar 0,343, ranah afektif sebesar 0,785 dan ranah

psikomotorik sebesar 0,768 dengan semua hasil uji beda lebih besar dari nilai α = 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

4. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan tipe two stay two stray didapat nilai uji beda menggunakan Mann Whitney U sebesar 0,168 lebih besar dari nilai α = 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

5. Penilaian aktivitas guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw secara keseluruhan didapatkan rata-rata penilaian sebesar 82,89 dengan kategori baik, sedangkan penilaian aktivitas guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray secara keseluruhan didapatkan rata-rata penilaian sebesar 84,17 dengan kategori baik. Penilaian aktivitas siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw secara keseluruhan didapatkan rata-rata penilaian sebesar 79,85 dengan kategori baik, sedangkan penilaian aktivitas siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray secara keseluruhan didapatkan rata-rata penilaian sebesar 83,58 dengan kategori cukup baik.

B. Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal terhadap waktu atau jadwal belajar siswa dan kegiatan-kegiatan yang mungkin dapat mengganggu jadwal penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Andriliani, Sevia. Pengaruh Model Jigsaw Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMAN 1 WAY Jepara.

Aplikasi Al-Qur‟an in word, versi 2.2

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, Sri. 2015. Penerapan Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Pada Pembelajaran Fisika Siswa Kelas XI SMA Negeri Jayaloka tahun Pelajaran 2014/2015.

Coletta, Vincent P. 2007. Interprenting force concept inventory scores: normalized gain and SAT scores.

DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005. Djamarah Syaiful, Psikologi Belajar, jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara, 2006. Hanafiah Nanag, dkk, Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Aditama. 2009. Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Raras, Aristin, dkk. Perbandingan Hasil Belajar Fisika Siswa Yang Menggunakan

model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Discovery-Inquiry Di SMA. Seminar nasional Fisika Volume IV.

Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Bandung: IKAPI, 2007.

Siregar, Syofian. 2014. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Soleha, lutfi Awaliyah. 2015. Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray Dan Jigsaw Pada Konsep Sistem Pencernaan.

Sudijono Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan dan Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suprihatiningrum, Jamil. 2014. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Ar-ruzz Media

Suprijono Agus, Cooperative Learnng (Teori dan Aplikasi Paikem), Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Supriyadi, Gito. 2011. Pengantar dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Malang: Intimedia.

Surapranata, Sumarrna. 2009. Analisis,Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Susilo, Fuadi. Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Jigsaw Dan GI (Group Investigation) Ditinjau Dari Kreativitas Dan Sikap Ilmiah Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri Vol. 5, No. 3, 2016.

Tipler A Paul, Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid I,Jakarta: Erlangga, 1998.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto, Model-Model pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Surabaya: Prestasi Pustaka, 2007.

Novitasari, Alfi.2015. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Pada Siswa kelas VIID SMP Negeri 11 Yogyakarta.

Warsono & Hariyanto. 2013. Pembelajaran Aktif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Warnita, I Dewa Made. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Selemedag Tahun Pelajaran 2014/2015.

Wati, Fitria. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Berpikir Kritis Dan Kemampuan Pemecahan Masalah.

Winkel, 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia.

Wina, Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Dokumen terkait