• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. LANDASAN TEOR

2.1.6.3 Kelemahan dan Kelebihan Model Advance

Setiap model pembelajaran yang diterapkan oleh pengajar tidak lepas dari kelebihan dan kelemahan.Adapun kelebihan dari model pembelajaran advance organizer diantaranya:

(1) Guru dapat mengontrol keluasan materi pembelajaran sehingga siswa dapat menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.

(2) Apabila materi pelajaran cukup luas dan waktu yang dimiliki luas maka teori ini sangat tepat dilakukan.

(3) Siswa dapat mendengar melalui peraturan tentang suatu materi pelajaran, sekaligus siswa dapat melihat atau mengobservasi.

(4) Pembelajaran ini dapat digunakan dalam jumlah siswa yang cukup banyak. Selain kelebihan juga terdapat kekurangan, diantara kekurangan model

advabce organizer antara lain:

(1) Materi pra syarat harus sudah diajarkan.

(2) Harus ada kerjasama aktif antara guru dan siswa. (3) Memakan waktu yang relatif lama.

2.1.7 Pendekatan ATONG

Pendekatan ATONG adalah pembelajaran yang dipolakan dengan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Siswa juga selalu dibawa pada suasana A(amati) terhadap semua situasi belajar, lalu T(tanya) pada setiap masalah muncul, supaya mereka melakukan O(olah) atas jawaban dari pertanyaan, kemudian N(nalar) untuk seterusnya sampai pada G(gagas) suatu ide atau inovasi baru (Sukestiyarno, 2013). Amati artinya siswa membaca, mendengar, menyimak,

melihat terhadap semua situasi belajar untuk melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi. Tanya artinya siswa mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan dan berpikir kritis pada setiap masalah yang muncul. Olah artinya melakukan eksperimen, mengolah informasi dari hasil eksperimendan mengolah jawaban dari kegiatan menanya untuk mengembangkan sikap jujur , teliti, dan disiplin. Nalar artinya mencermati dan menyimpulkan hasil kegiatan mengolah untuk mengembangkan kemampuan berpikir induktif dan deduktif dalam mengambil kesimpulan dan Gagas artinya mendapatkan suatu ide atau inovasi baru untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa (Sukestiyarno, 2013). Hal ini dilakukan agar belajar siswa menjadi lebih bermakna, proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah.Cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang berpedoman pada suatu metode ilmiah adalah dengan menggunakan pendekatan ilmiah.

Langkah-langkah pendekatan ATONG (Sukestiyarno, 2013) adalah sebagai berikut.

Tahap 1 : Siswa meng-Amati terhadap sesuatu yang akan dipelajari. Disini dimulai dengan melakukan eksplorasi terhadap konsep yang dipelajari di rumah melalui tugas terstruktur.

Tahap 2 : Siswa meng-Tanya dari hasil eksplorasi maupun saat tatap muka terhadap segala sesuatu masalah yang dihadapi.

Tahap 3 : Siswa meng-Olah terhadap informasi yang diterimanya. Melalui diskusi kelompok digunakan untuk memecahkan masalah yang ada. Diskusi dirancang agar semua terlibat dengan cara memberi giliran.

Tahap 4 : Siswa me-Nalar terhadap apa yang dipelajari. Melalui sharing hasil untuk mengungkapkan nalar yang dipikirkan melalui kelompok maupun individu.

Tahap 5 : Siswa meng-Gagas ide yang dirangkumnya. Melalui presentasi hasil diskusi akan muncuk gagasan siswa. Pada tahap ini guru merangkum isi bahan yang baru dipelajari.Akhirnya ditutup dengan tugas terstruktur konsep yang akan datang.

2.1.8 Model Advance Organizer Berbasis ATONG

Pembelajaran model advance organizer berbasis ATONG adalah model pembelajaran yang dirancang dengan mengaitkan konsep baru atau informasi baru dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa untuk membantu siswa belajar memperoleh pengalaman belajar guna mencapai peningkatan kemampuan berpikir kreatif dimana pembelajarannya menggunakan pendekatan ATONG sehingga diperoleh pembelajaran yang bermakna. Sehingga dapat disimpulkan bahwa advance organizer berbasis ATONG ini merupakan suatu model pembelajaran yang pada prinsipnya siswa dapat menyerap, mencerna, memahami, mengingat pelajaran dengan baik sehingga dapat meningkatkan kreativitas berpikir dalam memecahkan masalah yang diberikan. Dengan

meningkatnya kemampuan siswa dalam berpikir kreatif maka akan memperluas proses berpikir siswa.

Dalam kegiatan pembelajaran penelitian ini, siswa tidak hanya duduk diam menerima konsep dari guru, melainkan dilatih untuk menemukan langkah-langkah penemuan konsepnya. Dengan demikian, siswa tidak mudah lupa dan lebih mudah menerapkan konsep yang telah didapat kedalam pemecahan masalah.Langkah- langkah pembelajaran dalam model pembelajaran Advance Organizer berbasis ATONG dapat dilihat sebagai berikut.

Tahap 1 : Orientasi Organizer

Pada pembelajaran awal guru mengklarifikasi tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan memberikan motivasi kepada siswa. Serta memberitahukan rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

Tahap 2 : Apresepsi organizer (meng-Amati)

Guru memberikan apersepsi materi prasyarat kemudian menyajikan organizer serta konteks materi.Siswa memperhatikan dan mengamati apa yang disajikan guru. Disini siswa melakukan eksplorasi terhadap konsep yang sudah dipelajari di rumah dengan sesuatu yang akan dipelajari.Kemudian siswa dibagi menjadi kelompok kecil beranggotakan 4-5 orang siswa dengan kemampuan akademik yang heterogen.

Tahap 3 : Penyajian Organizer (meng-Amati dan men-Tanya)

Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi langkah-langkah penemuan konsep materi pelajaran dan Lembar Kerja yang berisi masalah (problem) kepada setiap kelompok diskusi dan melakukan penagihan tugas

terstruktur yang terdapat pada Buku siswa yang ditugaskan pada pertemuan sebelumnya. Disini siswa mengamati, mendiskusikan dan menanyakan hal yang terkait dengan masalah yang dihadapi dari hasil eksplorasi yang dilakukan di rumah dengan pengetahuan yang diperoleh pada pembelajaran melalui diskusi kelompok. Guru mendorong siswa berpikir kreatif dalam menyelesaikan Lembar Kerja (problem) serta mengamati jalannya diskusi dan memberikan arahan kepada siswa yang mengalami kendala.

Tahap 4 : Presentasi Tugas (meng-Olah dan me-Nalar)

Siswa mencoba menghubungkan jawaban pada tugas soal yang sudah dikerjakan dengan pengetahuan baru yang diperoleh pada saat pembelajaran. Dengan kegiatan ini siswa dituntut mengungkapkan pemecahan masalah lain(meng-Olah) untuk merangsang daya berpikir kreatifnya (me-Nalar). Kemudian perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya ke depan kelas. Siswa yang lain dapat mengomentari hasil pekerjaan temannya (diharapkan siswa dapat menemukan pemecahan masalah dengan cara yang berbeda-beda namun memiliki nilai kebenaran jawaban). Guru bertindak sebagai narasumber dan fasilitator.

Tahap 5 : Penguatan pengolahan kognitif (meng-Gagas)

Pada kegiatan ini siswa dapat mengolah dan menalar pengetahuan baru yang diperolehnya sehingga dapat menyimpulkan materi (menggagas) yang baru disajikan oleh guru. Guru mengklarifikasi (konfirmasi) kepada siswa tentang masalah yang dibahas, agar siswa dapat memahami tentang penyelesaian yang diharapkan. Guru juga memberikan motivasi dan meminta siswa untuk lebih bereksplorasi serta mempelajari materi yang sudah pernah dipelajari. Setelah itu,

diakhir pembelajaran ditutup dengan mengadakan kuis dan pemberian tugas terstruktur untuk pertemuan yang akan datang

2.1.9 Tinjauan Materi

Materi kubus dan balok merupakan salah satu materi pokok dari kompetensi dasar bangun ruang sisi datar. Materi ini terdapat dalam standar kompetensi memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian- bagiannya, serta menentukan ukurannya. Materi pokok ini diajarkan pada kelas VIII semester 2.

Dokumen terkait