• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bilangan Bulat Negatif Bilangan Bulat Positif Nol

6) Kelemahan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif

Jarolimek & Parker (Isjoni, 2007: 24) mengatakan kelemahan model pembelajaran kooperatif diantaranya yaitu: a) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang b) Agar proses pembelajaran lancer dibutuhkan fasilitas, alat dan biaya yang memadai c) Selama diskusi ada kecenderungan topik permasalahan meluas sehingga tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan, saat diskusi terkadang didominasi seseorang.

Dari uaraian diatas dapat disimpulkan kelemahan model kooperatif adalah dibutuhkan tenaga, waktu dan biaya untuk menjadi pembelajaraan menjadi benar-benar efektif.

c. NHT (Numbered Heads Together)

Buchari Alma (2010: 94), Numberad Heads Together, dalam hal ini kelompok terdiri atas 4 siswa, yang masing- masing diberi nomor 1, 2, 3, 4, mereka diberi pertanyaan lalu dipikirkan bersama. Kemudian guru memanggil nomor siswa, yang harus menyampaikan jawabannya.

commit to user

Agus Suprijono (2009:92), mengungkapkan dalam Numbered Heads Together (NHT) diawali dengan numbering (guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil), setelah kelompok terbentuk guru mengajukan berbagai pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Tiap-tiap kelompok mempunyai kesempatan untuk menemukan jawaban. Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya “ haeds together

berdiskusi memikirkan atas pertanyaan dari guru. Langkah berikutnya guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya dari guru. Hal itu dilakukan terus hingga semua peserta didik dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat memaparkan atas pertanyaan guru.

Isjoni (2002:78) Numbered Heads Together (NHT) adalah tipe

pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan melibatkan lebih banyak siswa dalam mereview mata pelajaran dan memeriksa penguasaan mereka akan materi pelajaran.

Isjoni, (2007:78) Number Head Together di kembangkan Spencer Kagan (1992) mengemukakan bahwa teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan pertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu teknik ini mendorong siswa meningkatkan semangat kerja mereka.

Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006). http://iqbalali.com/2010/01/03/nht-numbered-head-together/

Trianto (2007: 62), Numbered Heads Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif

commit to user

terhadap struktur kelas tradisional. Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan empat struktur fase sebagai sntaks NHT : 1) Penomoran: dalam fase ini guru membagi siswa kedalam kelompok 3-5

orang dan kepada anggota kelompok diberi nomor I – V.

2) Mengajukan pertanyaan: guru mengajukan sebuah pertanyaan keoada

siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya. Misalnya, “Berapakah jumlah gigi orang dewasa” atau berbentuk arahan.

3) Berpikir bersama: siawa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban

pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.

4) Menjawab: guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya yang sesuai mengacungkan nomornya dan menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Hanifah dan Cucu Suhana (2009:41), dalam Numbered Heads

Together (NHT) menemukakan langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam model pembelajaran ini sebagi berikut:

1) Peserta didik dibagi dalam kelompok setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapat nomor.

2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap

anggota kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahuai jawabannya. 4) Guru memnggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil

melaporkan

hasil kerja sama mereka.

5) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.

6) Kesimpulan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Numbered Heads Together (NHT) pada dasrnya merupakan salah satu bentuk tipe dari model pembelajaran kooperatif yang ciri khasnya adalah guru mebentuk

commit to user

kelompok kecil. Memberikan nomor yang berbeda pada setiap anggota kelompok, memberikan permasalahan atau soal-soal yang harus dipecahkan bersama dan menunjuk siswa secara acak melalui nomor yang diambil guru.

Berdasarkan pembahasan diatas peneliti memilih menerapkan

pembelajaran Number Head Together (NHT) karena cara ini menjamin

keterlibatan total dan tanggungjawab semua anggota kelompok karena setiap siswa mempunyai peluang yang sama besar untuk mempresentasika secara individu dari hasil kerja kelompok. Siswa yang menguasai atau memahami akan mudah terlihat saat mempresentasikan hasil sehingga guru akan tahu dimana kesulitan dimana siswa selain itu, Penerapan pembelajaran Number Head Together (NHT) membiasakan siswa dengan kejadian-kejadian yang kongkret yang menuntut anak untuk selalu siap dalam menjawab soal sehingga tumbuh rasa dalam diri siswa untuk selalu mengikuti proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Hal ini sesuai dengan teori pembelajaran kognitif dikemukakan oleh Jean Piaget.

Piaget (Nyimas Aisyah dkk, 2007:2.3), berpandapat proses berpikir manusia merupakan suatu perkembangan yang bertahap dan berpikir intelektual kongkret keabstrakan berurutan melalui empat tahap sebagai berikut:

1) Periode Sensori Motor (0-2) tahun: karakteristik periode ini merupakan gerakan-gerakan sebagai akibat reaksi langsung dari rangsangan itu timbul karena anak melihat dan meraba obyek.

2) Periode Pra-operasional (2-7) tahun: operasi yang dimaksud disini adalah suatu proses berpikir atau logik, dan merupakan aktifitas mental, bukan aktifitas sensori motor.

3) Periode Operasi kongkret (7-12) tahun: dalam periode ini anak berpikirnya sudah dikatakan menjadi operasional. Periode ini disebut operasi kongkret sebab berpikir logiknya atas didasarkan atas manipulasi fisik dari obyek-obyek.

commit to user

4) Periode Operasi Formal (> 12) tahun: periode ini merupakan tahap terakhir dari keempat periode perkembangan intelektual periode operasi formal ini disebut juga periode hipotektif-deduktif yang merupakan tahap tertinggi dari perkembangan intelektual.

Berdasarkan teori piaget siswa kelas IV termasuk dalam kategori operasional kongkret. Oleh karena itu guru harus mampu membuat perencanaan pembelajaran yang dapat menarik siswa, misalnya waktu belajar tidak terlalu panjang serta divariasi dengan kejadian-kejadian yang menyenangkan sehingga siswa tidak merasa bosan.

Berdasarkan uraian diatas dapat dianalisis oleh penulis kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT) adalah sebagai berikut:

1) Kelebihan.

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) yaitu: a) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, b) mampu memperdalam pamahaman siswa,c) menyenangkan siswa dalam belajar, d) mengembangkan sikap positif siswa, e) mengembangkan sikap kepemimpinan siswa, f) mengembangkan rasa ingin tahu siswa, g) meningkatkan rasa percaya diri siwa, h) mengembangkan rasa saling memiliki, i) serta mengembangkan keterampilan untuk masa depan.

2) Kelemahan.

Kelemahan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads

Together (NHT) yaitu: a) siswa pandai kemungkinan besar akan mendominasi diskusi sehingga siawa yang kuarang pandai dan pasif akan merasa rendah diri, b) diskusi akan kurang berjalan lancar jika yang bekerja sama tidak semua anggota, c) siswa akan merasa sedikit canggung dalam berkerja kelompok jika tidak terbiasa kerja dalam kelompok, d) pengelompokan siswa membutuhkan tempat yang berbeda dan membutuhkan waktu.

commit to user

Dokumen terkait