Disadur oleh Indrastari Sintia Laksmi
Bisa dikalahkan oleh antibodi
Infeksi Covid-19 bisa terjadi dalam beberapa tingkat keparahan, ringan hingga parah. Pasien Cov-id-19 yang memiliki gejala ringan bisa sembuh dengan sendirinya selama daya tahan tubuhnya baik. Sebuah penelitian yang dilakukan di Australia mengamini bahwa salah satu kelemahan vi-rus corona adalah antibodi yang sehat. Penelitian ini melihat secara teratur kadar antibodi yang dihasilkan oleh seorang pasien Covid-19 berusia 47 tahun dengan gejala ringan hingga sedang. Pasien tersebut tidak memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi atau diabetes. Kondisi tubuhn-ya secara keseluruhan sehat dan hantubuhn-ya terdapat satu infeksi tubuhn-yang sedang terjadi, tubuhn-yaitu Covid-19. Pada hari ke 7-9 sejak gejala Covid-19 pertama kali muncul pada pasien tersebut, sejumlah an-tibodi mulai terbentuk di tubuh. Ini tandanya, tubuh tengah mengeluarkan berbagai senjatanya untuk berusaha melawan virus corona. Beberapa hari setelah antibodi terbentuk, tubuh pasien tersebut mulai membaik.
Memang masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut dalam skala yang lebih besar lagi untuk melihat pola “peperangan” antara virus corona dan antibodi. Namun, penelitian di atas bisa dijadikan se-bagai pengingat pentingnya menjaga daya tahan tubuh dengan menjalani gaya hidup yang sehat.
Bisa dibunuh dengan disinfektan
Virus corona ada banyak jenisnya. Ada virus corona yang menyebabkan SARS, MERS, dan Cov-id-19. Masing-masing memiliki perbedaan dan masih butuh lebih banyak penelitian. Namun se-jauh ini, secara umum karakter keluarga coronavirus cukup mirip, yaitu dianggap lemah jika harus berhadapan dengan bahan disinfektan.
Berdasarkan penelitian, virus corona penyebab SARS dan MERS bisa bertahan di permukaan benda seperti metal, kaca, atau plastik hingga beberapa hari. Meski sejauh ini belum ada peneli-tian mengenai ketahanan virus penyebab Covid-19 di permukaan, tapi diduga hasilnya tidak jauh berbeda dari sepupu sesama coronavirus lainnya.
Kabar baiknya, virus tersebut dianggap bisa nonaktif dengan bahan disinfektan seperti alkohol dengan kadar 60-70%, hidrogen peroksida 0,5%, atau sodium hipoklorit 0,1% dalam waktu 1 menit. Jadi rajin-rajinlah membersihkan permukaan benda yang sering disentuh seperti telepon genggam, gagang pintu, dan meja kerja menggunkaan bahan disinfektan.
Melemah di suhu panas
Sejauh ini belum ada penelitian yang menyebut bahwa virus penyebab Covid-19 lemah terha-dap panas. Namun, coronavirus penyebab penyakit SARS, terbukti bisa melemah pada suhu pa-nas. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO), virus penyebab SARS bisa terbunuh pada suhu 56°C.
Tidak bisa bertahan lama dipermukaan
Virus corona memang bisa bertahan beberapa hari di permukaan. Namun, seiring berjalannya waktu, virus ini tidak lagi cukup kuat untuk bisa menimbulkan infeksi. Sehingga baik WHO mau-pun Kementerian Kesehatan RI tidak melarang pengiriman paket antar negara karena risiko penu-laran melalui media pengiriman paket tersebut sangatlah rendah.
Kelemahan virus corona patut diketahui agar Anda bisa memahami cara mencegah penularan Covid-19 dan bukan untuk meremehkan virus ini. Selalu lakukan pencegahan di berbagai tempat dan waktu, agar risiko Anda terkena virus ini tetap rendah.
Jujurkah kita?
Jujur merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki setiap manusia dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia jujur adalah lurus hati, tidak ber-bohong, tidak curang, tulus, ikhlas. Dengan sikap jujur seseorang dapat meraih keper-cayaan dari orang lain. Sikap jujur juga menjauhkan rasa curiga hingga kekhawatiran akan rusaknya sebuah kepercayaan yang dibangun. Sebuah tim tidak akan berjalan efek-tif ketika satu orang dengan lainnya saling mencurigai.
Jika hal itu terjadi, bukan tidak mungkin tu-juan perusahaan atau lembaga tidak tercapai. Jujur juga salah satu faktor yang dapat menge-liminir terjadinya Korupsi, Kolusi dan Nepo-tisme (KKN). Itulah sebabnya sikap jujur mer-upakan value yang sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap orang apapun jabatan dan tanggungjawabnya dalam organisasi.
Namun demikian, realitasnya kita menyak-sikan betapa nilai kejujuran sudah menjadi barang langka dan sangat rawan dilanggar. Memberi dan menerima gratifikasi atau suap, pemakaian fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi, korupsi waktu, kerap kita lakukan tanpa merasa bersalah. Pun juga janji-janji yang dengan mudah kita ucapkan dan kemu-dian kita pungkiri. Hal tersebut semakin lama semakin bahwa tidak jujur dianggap hal yang biasa saja. Sikap jujur seharusnya bukan han-ya kata-kata saja. Namun harus tergambar atau direfleksikan pada perilaku secara konsisten. Kita harus terus mengevaluasi dan intropeksi diri, sudah jujurkah kita?
Kejujuran dapat dimulai dengan keberanian kita menyatakan pendapat yang konstruktif. Kita perlu membiasakan diri untuk bersikap terbuka dan berani menyatakan ketidaksetu-juan, protes, atau perbedaan pendapat untuk perbaikan bukan untuk destruktif. Dengan de-mikian, kita bisa mengikis sikap defensif dan pembiaran yang bisa menghilangkan semangat ataupun menyebabkan ketakutan untuk meneg-akkan kejujuran.
Selain itu, kita juga perlu menanamkan sifat ju-jur sedari dini kepada anak-anak kita. Dimulai dengan tidak mengajari berbohong. Misalnya, seorang Ibu meminta anak berbohong “bilang saja Ibu sedang mandi..!”, pada saat ia tidak mau menemui tamu. Hal lain yang perlu di-lakukan adalah memberikan reward (pujian) ketika anak melakukan kejujuran dan sanksi yang membangunketika anak kita berbohon. . Misalnya ketika anak mengembalikan buku teman yang tidak sengaja terbawa ke rumah. Dengan demikian generasi yang akan datang akan menjadi generasi jujur/berintegritas dan profeisonal. Semoga….