• Tidak ada hasil yang ditemukan

Suhu, kelembaban, keberadaan daerah terbuka, dan cahaya matahari Salah satu komponen yang penting bagi kehidupan kupu-kupu adalah faktor

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4 Analisis Komponen Habitat yang Mempengaruhi Kupu-Kupu 1 Komponen fisik habitat

5.4.1.1 Suhu, kelembaban, keberadaan daerah terbuka, dan cahaya matahari Salah satu komponen yang penting bagi kehidupan kupu-kupu adalah faktor

temperatur lingkungan yang sesuai, hal ini disebabkan karena kupu-kupu merupakan fauna berdarah dingin yang mendapatkan panas dari lingkungannya. Oleh karena itu, kondisi suhu dan kelembaban sangat penting bagi kehidupan kupu-kupu. Dari kelima lokasi penelitian, kelimanya memiliki suhu yang memadai bagi kehidupan kupu-kupu, hal ini dikarenakan karena berdasarkan pengukuran suhu yang dilakukan diperoleh hasil pengukuran suhu terendah adalah 28 0C dan pengukuran suhu tertinggi sebesar 34 0C dan suhu rata-rata tiap lokasi penelitian berkisar antara 28,3 0C hingga 31,8 0C sedangkan suhu optimal bagi kupu-kupu adalah antara 28 0C hingga 35 0C (Guppy dan Shepard 2001)

Suhu lingkungan juga berkaitan dengan kelembaban, serta keberadaan daerah terbuka pada wilayah tersebut. Keberadaan daerah terbuka dapat dianalisis berdasarkan nilai LAI dan GSF yang diperoleh. Hubungan antara suhu, kelembaban serta nilai LAI dan GSF (Tabel 11) dianalisis dengan metode Korelasi Pearson.

Tabel 11 Korelasi antara suhu, kelembaban serta nilai LAI dan GSF

Faktor Lingkungan Kelembaban LAI GSF

Suhu -0,99 -0,80 0,77

Kelemababan 0,77 -0,76

LAI -0,99

Berdasarkan hasil analisis korelasi tersebut, diketahui bahwa antara faktor- faktor lingkungan tersebut saling berbanding. Hubungan antara faktor suhu dengan kelembaban serta antara nilai LAI dengan GSF, nilainya berbanding terbalik, hal tersebut ditandai dengan nilai analisis korelasi yang bernilai negatif. Hubungan antara suhu dengan nilai LAI bernilai negatif sedangkan hubungan antara suhu dengan nilai GSF bernilai positif yang artinya semakin tinggi nilai LAI (menandakan semakin rindang lokasi) maka semakin rendah suhunya serta semakin tinggi GSF (menandakan semakin banyak distribusi cahaya di bawah kanopi) makan semakin tinggi suhunya karena penutupan tajuknya semakin jarang, begitu pula sebaliknya. Hubungan antara kelembaban dengan nilai LAI bernilai positif sedangkan hubungan antara kelembaban dengan nilai GSF bernilai negatif yang artinya semakin tinggi nilai LAI maka kelembabannya semakin tinggi karena cahaya matahari hanya sedikit yang sampai lantai hutan yang menyebabkan terjadinya penguapan yang rendah sedangkan semakin tinggi GSF maka semakin terbuka lokasi tersebut sehingga penguapannya semakin tinggi.

Kupu-kupu menyukai tempat-tempat yang terang dan terbuka (Amir et al 2003). Ruang-ruang terbuka tersebut digunakan sebagai tempat bagi kupu-kupu untuk menghangatkan tubuhnya dengan memanfaatkan sinar matahari agar temperatur tubuhnya optimal. Dari kelima tipe habitat yang dilakukan pengukuran, pengukuran suhu yang dilakukan pada lokasi-lokasi yang areanya relatif terbuka seperti area Tanaman Mediterania, Tanaman Air, dan Taman Garuda memiliki suhu udara yang lebih tinggi daripada area Tanaman Berkayu dan Tanaman Buah yang hanya memiliki sedikit area terbuka. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengukuran suhu rata-rata yaitu pada area Tanaman Mediterania dan Tanaman Air memiliki suhu rata-rata 31,8 0C sedangkan pada area Taman garuda memiliki suhu udara rata-rata 29,5 0C, di lain pihak, suhu udara rata-rata di area

Tumbuhan Berkayu dan area Tanaman Buah adalah 28,7 0C dan 28,3 0C. Perbandingan tingkat suhu dan kelembaban relatif terhadap kekayaan, keanekaragaman, dan kemerataan jenis kupu-kupu disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Perbandingan tingkat suhu dan kelembaban relatif terhadap kekayaan

(Dmg), keanekaragaman (H’), dan kemerataan jenis kupu-kupu (e) Habitat Suhu (°C) Rata-Rata Suhu (°C) Kelembaban (%) Rata-Rata Kelembaban (%) H' Dmg e A 28-29 28,3 68-74 71 3,21 6,89 0,94 B 29-30 28,7 67-71 70 2,42 3,72 0,92 C 29-30 29,5 65-68 67 3,33 8,18 0,92 D 30,5-34 31,8 52-65 58 2,72 5,15 0,92 E 30,5-33 31,8 56-58 57 3,03 6,76 0,89

Keterangan: A (Tanaman buah), B (Tanaman berkayu), C (Taman Garuda), D (Tanaman air), dan E (Tanaman mediterania)

Nilai indeks kekayaan jenis kupu-kupu (Dmg) tertinggi yaitu pada kisaran suhu 29 0C sampai 30 0C dengan nilai indeks tertinggi yaitu pada nilai indeks kekayaan jenis 8,18. Nilai indeks keanekaragaman jenis (H’) tertinggi juga pada kisaran suhu 29 0C sampai 30 0C dengan nilai indeks 3,33. Tipe habitat dengan nilai indeks kekayaan dan keanekaragaman jenis tertinggi adalah tipe habitat Taman Garuda. Nilai indeks kemerataan jenis tertinggi yaitu pada selang suhu 28 0

C sampai 29 0C dengan nilai indeks sebesar 0,94 dan terdapat pada tipe habitat Tanaman Buah.

Pada selang kelembaban antara 65 % hingga 68 % yaitu pada lokasi Taman Garuda, nilai kekayaan dan keanekaragaman kupu-kupu memiliki nilai tertinggi yaitu dengan nilai kekayaan jenis (Dmg) sebesar 8,18 serta nilai keanekaragaman jenis (H’) sebesar 3,33. Pada selang kelembaban 68 % hingga 74 %, lokasi Tanaman Buah memiliki nilai kemerataan tertinggi yaitu 0,94.

Tingkat keanekaragaman jenis kupu-kupu pada tiap-tipe habitat dengan suhu dan kelembaban relatif lingkungan yang berbeda-beda menunjukkan adanya preferensi kupu-kupu dalam memilih lingkungan tempat tinggalnya. Berdasarkan data, diketahui bahwa sebagian besar jenis kupu-kupu menyukai habitat dengan suhu udara yang tidak terlalu tinggi serta tidak terlalu rendah, hal ini disebabkan karena sifat kupu-kupu yang poikilotermik dimana suhu tubuhnya mengikuti suhu lingkungannya. Hal ini dibuktikan berdasarkan nilai indeks kekayaan dan

keanekaragaman jenis tertinggi terdapat pada habitat dengan suhu udara 29-30 0C sedangkan pengukuran suhu udara pada seluruh tipe habitat diperoleh suhu udara terendah adalah 28 0C dan suhu udara tertinggi adalah 34 0C sehingga suhu rata- rata pada lokasi tersebut (29,5 0C) merupakan nilai suhu pertengahan. Kekayaan dan keanekaragaman jenis juga terdapat pada habitat Taman Garuda dengan kelembaban udara relatif 65 % – 78 % dimana berdasarkan pengukuran pada seluruh tipe habitat, kelembaban relatif terendah bernilai 52 % dan kelembaban relatif tertinggi sebesar 74 % sehingga rata-rata kelembaban relatif pada lokasi tersebut (67 %) merupakan nilai kelembaban pertengahan.

Jenis kupu-kupu yang dapat beradaptasi dengan suhu tinggi dan menyukai wilayah yang terbuka yaitu kupu-kupu dari genus Graphium dan Junonia seperti Graphium sarpedon, Graphium doson, Junonia almana, Junonia atlites, Junonia erigone, Junonia hedonia, Junonia iphyta, dan Junonia orithya. Jenis-jenis tersebut banyak ditemukan pada tipe habitat Tanaman Mediterania dan Taman Garuda. Jenis kupu-kupu yang menyukai habitat dengan suhu tinggi namun wilayahnya tidak terlalu terbuka yaitu kupu-kupu genus Eurema yaitu Eurema alitha, Eurema blanda, Eurema hecabe, dan Eurema sari. Jenis-jenis kupu-kupu tersebut paling banyak ditemukan di Taman Garuda. Kupu-kupu yang beradaptasi dengan habitat yang cukup hangat dan agak tertutup adalah kupu-kupu dari genus Euploea yaitu Euploea mulciber, Euploea caramalzeman, serta Euploea phaenarette yang paling banyak ditemukan pada habitat Tanaman Buah dan Tanaman Berkayu sedangkan pada habitat Tanaman Mediterania genus ini banyak ditemukan pada area yang relatif lebih tertutup. Jenis kupu-kupu yang menyukai habitat yang gelap dan terlindung adalah kupu-kupu jenis Euthalia monina, jenis ini hanya ditemukan pada habitat Tanaman Berkayu.

Kupu-kupu yang ditemukan pada habitat dengan suhu tinggi memiliki perbedaan dengan kupu-kupu yang ditemukan pada habitat dengan suhu rendah. Pada habitat dengan suhu tinggi, banyak ditemukan jenis-jenis kupu-kupu dengan warna sayap yang terang sedangkan pada habitat dengan suhu rendah banyak ditemukan jenis-jenis kupu-kupu yang memiliki warna sayap yang gelap. Perbedaan warna sayap tersebut menandakan pola adaptasi kupu-kupu terhadap lingkungannya, menurut Sihombing (2002), kecerahan dan kepekatan warna pada

sayap kupu-kupu sangat penting karena kupu-kupu bersifat poikilotermik yang suhu tubuhnya akan meningkat dan menurun mengikuti suhu sekitarnya. Berdasarkan penelitian Indriani (2009), pada habitat dengan suhu lingkungan rendah, warna sayap yang gelap membantu kupu-kupu untuk menyerap panas lebih banyak dari lingkungannya. Perbedaan warna kupu-kupu tersebut ditunjukkan pada Gambar 22.

Gambar 22 Perbedaan warna sayap kupu-kupu berdasarkan perbedaan suhu habitat : Delias periboea dan Catopsilia pomona hidup pada habitat suhu tinggi sedangkan Euploea mulciber dan Cirrochroa tyche hidup pada habitat suhu rendah.

Dokumen terkait