• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELEMBAGAAN KEISTIMEWAAN DIY

Dalam dokumen GRAND DESIGN KEISTIMEWAAN DIY (Halaman 29-37)

Kelembagaan Pemda DIY disusun dalam rangka mewujudkan asas dan tujuan pengaturan keistimewaan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 dan Pasal 5 Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY yang terdiri dari pengakuan hak asal usul, kerakyatan, demokrasi, ke-bhineka tunggal ika-an, efektivitas pemerintahan, kepentingan nasional dan pendayagunaan kearifan lokal

agar tujuan keistimewaan dapat terwujud dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kewenangan kelembagaan Pemda DIY diselenggarakan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat berdasarkan prinsip responsibilitas, akuntabilitas dan partisipasi dengan memperhatikan bentuk dan susunan pemerintahan asli.

Urusan Keistimewaan dalam hal Kelembagaan Pemda DIY yang ditugaskan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota meliputi:

1. Kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, tata kerja, tata laksana, pola hubungan, beban kerja, nomenklatur untuk Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan), Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Kundha Titi Mandala sarta Tata Sasana), dan Kecamatan (Kapanewon/Kemantren);

2. Menyusun regulasi untuk pelaksanaan tugas urusan keistimewaan;

3. Pengelolaan sumber daya manusia;

4. Peningkatan budaya pemerintahan.

Terdapat beberapa regulasi yang menjadi dasar hukum yang menjadi dasar pembentukan dan pelaksanaan pada aspek kelembagaan keistimewaan DIY. Secara ringkas beberapa regulasi yang menjadi dasar kelembagaan keistimewaan DIY adalah:

Tabel 1. Dasar Hukum tentang Kelembagaan

NO PERATURAN TENTANG

1 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 3 Jo. Nomor 19 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

Pemerintahan Daerah

NO PERATURAN TENTANG 2014

3 Undang-Undang No 13 Tahun 2012 Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta 4 Peraturan Pemerintah Nomor 31

Tahun 1950

Berlakunya Undang-Undang Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950

5 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2017

Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta

6 Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2007

Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

7 Peraturan Daerah Istimewa DIY Nomor 3 Tahun 2015

Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, telah dicabut dengan Perdais DIY Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah DIY 8 Peraturan Daerah Istimewa DIY

Nomor 1 Tahun 2018

Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta

9 Peraturan Gubernur DIY 83 Tahun 2018

Parampara Praja

10 Peraturan Gubernur DIY Nomor 131 Tahun 2018

Penugasan Urusan Keistimewaan

11 Peraturan Gubernur DIY Nomor 2 Tahun 2020

Pedoman Pemerintahan Kalurahan

12 Peraturan Gubernur DIY Nomor 21 Tahun 2020

Hubungan Kerja Pelaksanaan Kewenangan Urusan Keistimewaan dan Penugasan Urusan Keistimewaan

13 Peraturan Gubernur DIY Nomor 30 Tahun 2021

Perubahan atas Peraturan Gubernur DIY Nomor 25 Tahun 2019 tentang Pedoman kelembagaan urusan Keistimewaan pada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Kalurahan

1. Tugas, Pokok Fungsi Kelembagaan yang Menangani Kewenangan Keistimewaan a. Sekretariat Daerah

1) Biro Tata Pemerintahan;

Biro Tata Pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan fungsi

pendukung di bidang perumusan kebijakan strategis tata pemerintahan dan pelaksanaan urusan pemerintahan bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Tata Pemerintahan mempunyai fungsi:

a) Penyusunan program kerja Biro Tata Pemerintahan;

b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan bidang otonomi daerah dan kerja sama daerah, pemerintahan desa/kelurahan dan kecamatan, kependudukan dan pencatatan sipil, pemerintahan umum, ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat;

c) Koordinasi pelaksanaan kebijakan bidang otonomi daerah dan kerja sama dalam negeri, pemerintahan desa/kelurahan dan kecamatan, kependudukan dan pencatatan sipil, pemerintahan umum, ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat;

d) Pelaksanaan pemantauan bidang otonomi daerah dan kerja sama daerah, pemerintahan desa/kelurahan dan kecamatan, kependudukan dan pencatatan sipil, pemerintahan umum, ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat;

e) Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan kebijakan bidang otonomi daerah dan kerja sama dalam negeri, pemerintahan desa/kelurahan dan kecamatan, kependudukan dan pencatatan sipil, pemerintahan umum, ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat;

f) Pelaksanaan kebijakan urusan keistimewaan bidang tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur;

g) Fasilitasi dan koordinasi proses pengusulan, pengangkatan, dan pemberhentian Gubernur, Wakil Gubernur, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DIY;

h) Koordinasi pelaksanaan tugas dan wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah;

i) Fasilitasi dan koordinasi penyusunan laporan penyelenggaraan

pemerintahan daerah;

j) Pelaksanaan koordinasi, pembinaan, dan pengawasan terhadap urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten/Kota;

k) Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan;

l) Penyusunan laporan pelaksanaan tugas Biro; dan

m) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsi Biro.

2) Biro Organisasi

Biro Organisasi mempunyai tugas melaksanakan fungsi pendukung perumusan kebijakan strategis organisasi;

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Biro Organisasi mempunyai fungsi:

a) Penyusunan program kerja Biro Organisasi;

b) Penyiapan bahan kebijakan bidang kelembagaan dan tatalaksana, standardisasi dan pelayanan publik serta reformasi birokrasi Pemerintah Daerah;

c) Penyiapan bahan koordinasi bidang kelembagaan dan tatalaksana, standardisasi dan pelayanan publik serta reformasi birokrasi Pemerintah Daerah;

d) Perumusan kebijakan strategis, perencanaan dan pengendaliaan urusan keistimewaan bidang kelembagaan Pemerintah Daerah;

e) Penataan kelembagaan dan tatalaksana, standardisasi dan pelayanan publik serta reformasi birokrasi Pemerintah Daerah;

f) Fasilitasi pelaksanaan reformasi birokrasi Pemerintah Daerah;

g) Pelaksanaan koordinasi pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap urusan kelembagaan yang menjadi kewenangan Kabupaten/Kota;

h) Pemantauan dan pengevaluasian pelaksanaan kebijakan bidang kelembagaan, tatalaksana dan pelayanan publik, serta reformasi birokrasi Pemerintah Daerah;

i) Penyusunan laporan pelaksanaan tugas Biro;

j) Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan; dan

k) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsi Biro.

3) Paniradya Kaistimewan

a) Paniradya Kaistimewan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan urusan keistimewaan, perencanaan dan pengendalian urusan keistimewaan serta pengoordinasian administratif urusan keistimewaan.

b) Paniradya Kaistimewan mempunyai fungsi:

(1) Perumusan program kerja Paniradya Kaistimewan;

(2) Pengordinasian penyusunan kebijakan urusan Keistimewaan (3) Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program

keistimewaan;

(4) Penyelenggaraan pembinaan di bidang perencanaan program keistimewaan;

(5) Penyelenggaraan pengendalian program keistimewaan;

(6) Penyelenggaraan kegiatan kesekretariatan;

(7) Fasilitasi dan koordinasi pelaksanaan hubungan antar lembaga;

(8) Penyelenggaraan pelayanan Parampara Praja;

(9) Penyusunan laporan pelaksanaan tugas Paniradya Kaistimewan; dan

(10) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsi Paniradya Kaistimewan.

4) Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan)

a) Kundha Kabudayan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan dan urusan keistimewaan bidang kebudayaan.

b) Kundha Kabudayan mempunyai fungsi:

(1) Penyusunan program kerja Dinas;

(2) Perumusan kebijakan teknis bidang kebudayaan;

(3) Pemeliharaan dan pengembangan cagar budaya penanda keistimewaan Yogyakarta;

(4) Pemeliharaan dan pengembangan sistem budaya sesuai filsafat Kasultanan dan Kadipaten maupun di luar Kasultanan dan

Kadipaten;

(5) Pemeliharaan dan pengembangan sistem sosial yang hidup di masyarakat DIY;

(6) Pemeliharaan dan pengembangan adat dan tradisi, bahasa dan sastra, media rekam, kesenian, permuseuman, sejarah dan kepurbakalaan, dan rekayasa budaya;

(7) Pelaksanaan fasilitasi pengembangan industri kreatif dari sektor kebudayaan;

(8) Pelaksanaan fasilitasi penyelenggaraan bidang kebudayaan Kabupaten/Kota;

(9) Pemberdayaan sumber daya dan mitra kerja bidang kebudayaan;

(10) Pelaksanaan program keistimewaan bidang kebudayaan;

(11) Pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan;

(12) Pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan bidang kebudayaan;

(13) Pelaksanaan koordinasi, pemantauan, evaluasi, pembinaan, dan pengawasan urusan pemerintahan bidang kebudayaan yang menjadi kewenangan Kabupaten/Kota;

(14) Pelaksanaan kegiatan kesekretariatan;

(15) Penyusunan laporan pelaksanaan tugas Dinas; dan

(16) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5) Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Kundha Niti Mandala sarta Tata Sasana)

a) Kundha Niti Mandala sarta Tata Sasana mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan dan urusan keistimewaan bidang pertanahan serta urusan pemerintahan dan urusan keistimewaan bidang tata ruang.

b) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kundha Niti Mandala sarta Tata Sasana mempunyai fungsi:

(1) Penyusunan program kerja Dinas;

(2) Perumusan kebijakan teknis bidang pertanahan dan tata ruang;

(3) Penyusunan perencanaan teknis urusan keistimewaan bidang pertanahan dan tata ruang;

(4) Penyiapan bahan pengendalian pelaksanaan urusan keistimewaan bidang pertanahan dan tata ruang;

(5) Fasilitasi pengelolaan dan pemanfaatan Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten;

(6) Fasilitasi administrasi, pengendalian, dan penanganan permasalahan pertanahan;

(7) Fasilitasi pengadaan tanah untuk kepentingan umum;

(8) Fasilitasi pengendalian pemanfaatan Tanah Desa;

(9) Penyiapan bahan rekomendasi izin lokasi lintas Kabupaten/Kota;

(10) Penyiapan bahan penetapan lokasi pengadaan tanah untuk kepentingan umum;

(11) Fasilitasi penyelesaian sengketa tanah garapan lintas Kabupaten/Kota;

(12) Fasilitasi penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan oleh Pemerintah Daerah;

(13) Fasilitasi penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee lintas Kabupaten/Kota;

(14) Fasilitasi penyelesaian masalah tanah kosong lintas Kabupaten/Kota;

(15) Inventarisasi dan pemanfaatan tanah kosong lintas Kabupaten/Kota;

(16) Perencanaan penggunaan tanah lintas Kabupaten/Kota;

(17) Penyelenggaraan penataan ruang kawasan tanah Kasultanan dan tanah Kadipaten;

(18) Penyelenggaraan sarana prasarana keistimewaan urusan pertanahan dan tata ruang;

(19) Pelaksanaan koordinasi, pemantauan, evaluasi, pembinaan dan pengawasan urusan pemerintahan bidang pertanahan dan urusan pemerintahan bidang tata ruang yang menjadi kewenangan kabupaten/kota;

(20) Pelaksanaan kegiatan kesekretariatan;

(21) Pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan;

(22) Penyusunan laporan pelaksanaan tugas Dinas; dan

(23) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan fungsi dan tugas Dinas.

6) Parampara Praja

a) Parampara Praja mempunyai tugas mempunyai tugas memberikan pertimbangan, saran, dan pendapat kepada Gubernur dalam rangka penyelenggaraan urusan keistimewaan.

b) Untuk melaksanakan tugas, Parampara Praja mempunyai fungsi:

(1) Penyusunan program kerja Parampara Praja;

(2) Penetapan kebijakan internal dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi Parampara Praja;

(3) Pemberian kajian dan telaahan kebijakan dalam rangka penyelenggaraan urusan keistimewaan kepada Gubernur;

(4) Pemberian pertimbangan, saran, dan pendapat dalam rangka penyelenggaraan urusan keistimewaan kepada Gubernur;

(5) Penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program kerja; dan

(6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.

Dalam dokumen GRAND DESIGN KEISTIMEWAAN DIY (Halaman 29-37)