• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

B. Kelimpahan Kupu-kupu

Kelimpahan adalah banyaknya individu yang menempati wilayah tertentu atau jumlah individu suatu spesies per satuan luas atau per satuan volume (Michael, 1984). Kelimpahan adalah proporsi yang direpresentasikan oleh masing-masing spesies dari seluruh individu dalam suatu komunitas. Selain itu, kelimpahan juga merupakan jumlah total spesies pada suatu wilayah atau ekosistem yang didalamnya terdapat suatu mahkluk hidup yang satu dengan lainnya. Kelimpahan jenis serangga sangat ditentukan oleh aktivitas reproduksinya serta didukung oleh faktor lingkungan yang cocok dan tercukupi kebutuhan sumber makanannya (Gopal, 1979) dalam (Anggara, 2012).

Kelimpahan kupu-kupu umumnya lebih rendah di hutan primer dan tertinggi pada hutan terganggu, pinggiran hutan dan daerah terbuka. Hal ini disebabkan hutan primer keragaman vegetasinya sangat homogen dan kurang cahaya. Cahaya akan

dapat menarik kupu-kupu, karena kupu-kupu membutuhkan cahaya untuk menjaga keseimbangan suhu tubuhnya (Ramesh, 2010).

Pada jenis serangga ini atau biasa di sebut Lepidoptera yang memiliki kombinasi corak warna yang variatif sehingga banyak diminati oleh masyarakat. Kupu-kupu merupakan bagian dari kehidupan di alam, yaitu sebagai salah satu satwa penyerbuk pada proses pembuahan bunga. Hal ini secara ekologis turut memberi andil dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem dan memperkaya keanekaragaman hayati. Jenis kupu-kupu berbeda disetiap tempat, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya jenis tanaman, udara yang bersih, dan pencahayaan yang cukup. Perubahan kondisi habitat kupu-kupu seperti berubahnya fungsi areal hutan, sawah dan perkebunan dapat menyebabkan penurunan jumlah maupun jenis kupukupu di alam. Selain dapat dijadikan sebagai indikator kualitas lingkungan, kupu-kupu juga banyak memberikan manfaat dalam kehidupan manusia, seperti estetika atau keindahan, budaya pendapatan ekonomi, serta objek penelitian (Saputro, 2007).

Secara sederhana kupu-kupu memiliki jumlah yang paling banyak diantara ordo lainnya yang penyebarannya tersebar dari dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian 1500-1800 m diatas permukaan laut (Kunte, 2006). Penelitian tentang spesies kupu-kupu telah banyak dilakukan terutama di pulau Sumatra. Berdasarkan hasil kompilasi data penelitian diberbagai lokasi di pulau Sumatra di peroleh 453 spesies dari 11 famili kupu-kupu. Untuk mengetahui kekayaan spesies kupu-kupu untuk pulau-pulau yang terpisah dari Sumatra, perlu dilakukan penelitian

lebih lanjut, karena diperkirakan spesies yang ditemukan pada pulau-pulau tersebut berbeda dengan spesies yang ada dipulau Sumatra (Dahelmi, 2009) dalam (Afriani, 2010).

Lepidoptera merupakan fauna yang termasuk kelompok serangga yang memiliki peran sangat penting dalam ekosistem yaitu sebagai pembantu dalam penyerbukan pada tumbuhan. Selain itu kupu-kupu juga dapat dijadikan sebagai bioindikator terhadap perubahan kualitas lingkungan karena kupu-kupu sangat sensitif terhadap perubahan ekosistem. Terdapat banyak jenis kupu-kupu dengan ciri khas yang indah dan cantik karena memiliki warna dan bentuk yang menawan. Sehingga memiliki nilai ekonomis yang biasa dijadikan koleksi, bahan pola dan seni (Peggie, 2006).

Serangga jenis ini memiliki berbagai warna tubuh dan sayap, serta dapat ditemukan di mana-mana. Larvanya berkelompok di suatu inangnya dan perubahan bentuk larvanya menjadi kupu-kupu sangat mudah diamati. Kupu-kupu berperan penting dalam memelihara keanekaragaman hayati sebagai polinator. Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan membantu perbanyakan tumbuhan secara alamiah. Oleh karena itu kupu-kupu sangat bagus digunakan sebagai subyek untuk pengamatan ilmu pengetahuan dan studi ilmiah serta obyek wisata. Pengamatan ilmu pengetahuan dan studi ilmiah dapat berupa penelitian kupu-kupu di suatu tempat dengan mengetahui keragamannya, perkembangbiakannya maupun preferensinya (Djunijanti, 2014).

Dapat membutuhkan intensitas cahaya matahari yang tinggi karena kupu-kupu menggunakan panas matahari untuk membantu terbang. Ketika cuaca dalam keadaan

gelap atau hujan, kupu-kupu akan bersembunyi di balik daun. Kupu-kupu memiliki tipe mulut penyedot yang digunakan untuk memakan nektar. Kupu-kupu harus hidup di daerah yang banyak terdapat tumbuhan berbunga yang merupakan penghasil utama nectar. Selain memakan nectar, kupu-kupu memerlukan mineral bagi kelangsungan hidupnya. Mineral ini biasanya di dapatkan dari permukaan tanah, bebatuan atau tepian sungai. Oleh karena itu kupu- kupu lebih memilih tempat yang terbuka dimana tanah atau bebatuan dapat dihinggapi kupu-kupu (Priyono, 2013).

Keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan maupun penurunan keanekaragaman jenisnya. Kupu-kupu telah banyak memberikan manfaat dalam kehidupan manusia, seperti estetika atau keindahan, budaya, nilai ekonomi, penelitian, petunjuk mutu lingkungan, dan penyebaran tumbuhan (Achmad 2002).

Kupu-kupu dapat dijumpai hampir di setiap tipe habitat, asalkan ada tumbuhan pakan yang cocok bagi spesies kupukupu tersebut. Hutan primer, hutan skunder, hutan produksi, dan kebun menjadi habitat bagi banyak spesies kupu-kupu (Peggie, 2014).

Kupu-kupu yang baru keluar dari kepompong memperoleh pasokan energi dari fase sebelumnya (fase larva). Kupu-kupu dalam melangsungkan hidupnya memerlukan tumbuhan inang untuk meletakkan telur-telurnya dan sebagai pakan larva. Kupu-kupu dalam mempertahankan hidupnya memerlukan tumbuhan berbunga sebagai tumbuhan pakannya. Kupu-kupu menghisap nektar bunga dengan alat mulut yang disebut probosis. Probosis akan memanjang ketika akan menghisap nektar dan

menggulung ketika tidak digunakan. Beberapa kupu-kupu lebih menyukai buah yang membusuk atau getah pohon daripada nektar bunga (Maryland, 2009).

Kupu-kupu merupakan anggota dari ordo Lepidoptera. Mempunyai dua sayap, sayap belakang lebih kecil dari sayap depan. Sayap ditutupi dengan bulu-bulu atau sisik. Sayap relatif indah dan menarik. Memiliki antena panjang dan ramping. Hewan ini memiliki mata majemuk yang menutupi sebagian besar kepala. Memiliki antena yang bervariasi ukuran dan strukturnya. Dendang (2009) menyatakan bahwa kupu-kupu mengalami metamorfosa sempurna karena kehidupannya dimulai dari telur, larva, pupa, dan dewasa (Subyanto, 2001).

Kekayaan spesies kupu-kupu dapat mengalami penurunan sejalan dengan semakin meningkatnya deforestasi dan alih fungsi lahan hutan (Koneri, 2008). Oleh karenanya kekayaan spesies kupu-kupu yang ada di Pulau Sumatera diduga akan terus mengalami penurunan mengingat kedua hal ini masih terus berlanjut di pulau ini, termasuk di Riau. Kekayaan spesies kupu-kupu pada suatu kawasan sangat dipengaruhi oleh keanekaragaman flora yang ada di dalamnya (Dewenter & Tscharntke, 2000). Hal ini disebabkan karena banyak spesies kupu-kupu yang memiliki asosiasi spesifik dengan spesies tumbuhan tertentu, yaitu sebagai inang bagi larva mereka (Solman, 2004).

Serangga ini memiliki daerah penyebaran yang sangat luas, yakni mulai dari hutan, padang rumput, rawa, di daerah terbuka seperti perkotaan dan bahkan daerah salju, sehingga sering dijumpai di mana-mana. Keberadaannya di alam mempunyai

berbagi fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai serangga pollinator atau penyerbuk bunga dan komponen ekosistem (Kristanto, 2008).

Serangga seperti ngengat dan kupu-kupu, mempunyai dua sayap yang mirip membran yang penuh sisik. Kupu-kupu aktif pada siang hari, sedangkan ngengat aktif pada malam hari. Alat mulut larva bersifat menggigit, mengunyah, sedangkan alat mulut imagonya bertipe menghisap. Dari ordo ini, hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi sebagai hama, namun beberapa diantaranya ada yang predator. Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan atau penghisap madu atau nektar (Chrismana, 2008).

Keberadaan kupu-kupu saat ini terancam langka dan punah, hal ini disebabkan sudah banyaknya alih fungsi hutan. Hutan-hutan semakin berkurang dan beralih menjadi lahan-lahan pemukiman dan pertanian. Keberadaaan kupu-kupu tergantung akan habitatnya jika habitat kupu-kupu memiliki bahan makanan bagi serangga ini maka hidup mereka keanekaragaman kupu-kupu makin meningkat (Thomas, 2004).

Kupu-kupu adalah serangga dalam ordo Lepidoptera, dan digolongkan dalam subordo Rhopalocera karena sifatnya yang diurnal. Kupu-kupu memiliki nilai penting bagi manusia, sehingga harus dijaga kelestariannya. Secara ekologis kupu-kupu turut andil dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem dan memperkaya keanekaragaman hayati di alam (Rizal 2007).

Kupu-kupu merupakan salah satu serangga yang terdapat di kawasan Cagar Alam Mandor. Serangga tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam proses penyerbukan. Sebagai salah satu contoh kelompok serangga yang mengalami

metamorfosis sempurna, keberadaan kupu-kupu sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Perubahan pada lingkungan akan berdampak pada perubahan keberadaan kupu-kupu. Kupu-kupu mulai banyak diteliti karena bermanfaat sebagai bioindikator kesehatan lingkungan. Bioindikator menunjukkan adanya kaitan antara kondisi faktor biotik dan abiotik lingkungan (Shahabuddin, 2003).

Dokumen terkait