A. Kajian Teoritik
5. Kelompok Bermain ( Play Group)
a. Pengertian Kelompok Bermain
Dewasa ini Pendidikan Anak Usia Dini semakin marak di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan masyarakat yang ingin memasukkan anak-anaknya ke dalam Kelompok Bermain cukup tinggi. Sebab Kelompok Bermain menerapkan pendidikan sejak dini sesuai kebutuhan dan perkembangan anak usia dini.
Dirjen PNFI (2010 : 2) Kelompok Bermain adalah salah satu bentuk pendidikan anak usia dini jalur pendidikan non formal yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia 2 – 6 tahun, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak, agar kelak siap memasuki pendidikan lebih lanjut. Sedangkan Jasa Ungguh Muliawan, (2009 : 18) Kelompok Bermain atau play group adalah suatu lembaga pendidikan untuk anak prasekolah umur 2 sampai 3 tahun.
Dengan demikian Kelompok Bermain merupakan Pendidikan Anak Usia Dini jalur non formal yang memberikan layanan pendidikan bagi anak dibawah usia 6 tahun untuk membantu tumbuh dan berkembang
46
anak dalam mencapai kesiapan diri dan mental melangkah ke pendidikan di tingkat selanjutnya.
b. Prinsip Pendidikan Kelompok Bermain
Pendidikan Anak Usia Dini memiliki perbedaan dengan pendidikan formal pada umumnya. Banyak pertimbangan-pertimbangan intelektual, emosional dan kultural yang melahirkan prinsip-prinsip tertentu pendidikannya. Menurut Dirjen PNFI (2010 : 4) Prinsip-prinsip pendidikan dalam Kelompok Bermain adalah :
1) Setiap anak itu unik. Mereka tumbuh dan berkembang dari kemampuan, kebutuhan, keinginan, pengalaman dan latar belakang keluarga yang berbeda.
2) Anak usia 2 – 6 tahun adalah anak yang senang bermain. Bagi mereka bermain adalah cara mereka belajar. Untuk itu kegiatan bermain harus dapat memfasilitasi keberagaman cara belajar dalam suasana senang, sukarela dan kasih sayang dengan memanfaatkan kondisi lingkungan sekitar.
3) Tenaga Pendidik yang bertugas dalam kegiatan bermain adalah pendidik yang memiliki kemauan dan kemampuan mendidik, memahami anak, penuh kasih sayang dan kehangatan, serta bersedia bermain dengan anak.
c. Fungsi Kelompok Bermain
Fungsi kelompok bermain menurut Direktorat Pendidikan Anak
Usia Dini, (2001 : 2) adalah “Sebagai salah satu bentuk pendidikan
prasekolah dengan mengutamakan kegiatan bermain dengan menerapkan sistem bermain sambil belajar secara individual dan kelompok melalui
kegiatan aktif”.
Kelompok bermain menurut BPKB Jayagiri (1994 : 13) merupakan wahana pembinaan anak usia 3 – 6 tahun yang memiliki fungsi sebagai berikut :
47
1) Pengganti sementara peranan orang tua dalam mendidik anaknya. Pada saat ini dimana orang tua sibuk termasuk ibu maka mereka menyerahkan pendidikan anaknya pada kelompok bermain, karena kelompok bermain merupakan kegiatan yang terorganisir sehingga dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak.
2) Sebagai tempat kegiatan bermain bagi anak usia 3 – 6 tahun. Kegiatan bermain dilakukan secara bersama-sama atau berkelompok di bawah bimbingan atau pengawasan pengasuh yang memahami sifat, karakter, kebutuhan dan menguasai teknis bermain bagi anak 3 – 6 tahun. Kelompok bermain merupakan tempat bermain bagi anak yang merasa kesepian dan jenuh di rumah sendirian, karena anak merasa perlu mempunyai teman yang dapat diajak bermain dalam suasana gembira.
3) Sebagai lembaga pendidikan prasekolah untuk mempersiapkan anak memasuki pendidikan selanjutnya. Diharapkan pada lembaga pendidikan prasekolah seperti kelompok bermain, anak terbiasa berhadapan dengan lingkungan pergaulan yang lebih luas di luar lingkungan keluarga. Hal ini mengakibatkan anak-anak yang mengikuti pendidikan pada kelompok bermain lebih siap menyesuaikan diri dalam mengikuti pendidikan selanjutnya.
4) Membantu perkembangan anak secara menyeluruh. Pada kelompok bermain, anak diberikan sejumlah stimulasi dalam rangka pengembangan kognitif, psikomotorik, afektif dan sosial.
d. Kelompok Bermain ‘Aisyiyah
„Aisyiyah adalah sebuah gerakan perempuan Muhammadiyah yang lahir hampir bersamaan dengan lahirnya organisasi Islam terbesar di Indonesia ini (Wikipedia, 2012). „Aisyiyah merupakan salah satu
organisasi Islam yang mempunyai peranan penting dalam membangun masyarakat madani di Indonesia. Oleh karenanya, „Aisyiyah juga memiliki amal usaha yang bergerak diberbagai bidang yaitu : pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Dari sekian banyak bidang yang dimiliki terdapat bidang pendidikan yang mencapai 4560 yang terdiri dari Kelompok Bermain, Pendidikan
48
Anak Usia Dini, Taman Kanak-Kanak, Tempat Penitipan Anak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan lain-lain.
Organisasi Islam yang bernama „Aisyiyah ini merupakan organisasi
yang dibentuk oleh perempuan Muhammadiyah pada tahun 1917. Dan yang menjadi pilar utama dalam menggerakkan organisasi Islam ini ialah “Gerakan Pemberantasan Kebodohan”. Salah satu pilar ini selalu
digemakan oleh „Aisyiyah dalam memberantas buta huruf, baik buta
huruf arab maupun huruf latin pada tahun 1923 (Wikipedia, 2012). Dengan tujuan untuk memajukan pendidikan (formal, non formal dan informal) serta mencerdaskan kehidupan bangsa hingga terwujud manusia muslim yang bertakwa, berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri, cinta tanah air dan berguna bagi masyarakat serta diridhai Allah SWT, berbagai program dikembangkan untuk menangani masalah pendidikan dari usia pra TK hingga Sekolah Menengah Umum dan Keguruan.
Dengan demikian Kelompok Bermain „Aisyiyah sebagai PAUD
jalur non formal begitu kental dalam mewujudkan peserta didiknya
menjadi individu yang berjiwa Qur‟ani. Peserta didik tidak hanya siap
mental melangkah ke jenjang pendidikan selanjutnya akan tetapi juga menjadi pribadi yang disiapkan untuk menghadapi kondisi baik dan buruk di lingkungan sekitarnya.
49 B. Penelitian-Penelitian yang Relevan
Dibawah ini akan disajikan secara garis besar tentang beberapa temuan atau hasil dari penelitian yang dianggap ada keterkaitan dengan penelitian ini, antara lain :
1. Judul Skripsi : Studi Kasus Penanaman Nilai-nilai Keagamaan Dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam pada Anak-anak Kelompok Bermain di Yayasan Salman Al Farisi Yogyakarta oleh SAMIDAH (93164029) : 1999 Hasil penelitian: Proses Penanaman Nilai-nilai keagamaan pada anak-anak
Kelompok Bermain Salman Al Farisi terintegrasi dalam semua kegiatan anak disekolah. Dari kegiatan anak sebelum pelajaran dimulai, yaitu saat anak baru datang di sekolah sampai anak mau pulang sekolah penuh dengan nilai penanaman nilai-nilai keagamaan.
2. Judul Skripsi : Penanaman Nilai Agama Pada Anak di Taman Kanak-kanak (TK) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) 31 Sumbersari Malang oleh WAHYU NAFILATUL AZIZAH (05110130) : 2009.
Hasil Penelitian: TK Muslimat NU 31 Sumbersari Malang yang didukung oleh sarana prasarana yang lengkap mulai dari ruang kelas, dan peralatan sholat yang lengkap sehingga mempermudah guru dan siswa untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Tetapi perlu diingat bahwa keberhasilan
50
secara keseluruhan dalam proses belajar mengajar tergantung pada keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada hakikatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran.