• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok Jabatan Fungsional

Dalam dokumen BAB%20I%20LAPORAN%20MAGANG (Halaman 39-43)

GAMBARAN UMUM DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

10. Kelompok Jabatan Fungsional

Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional Senior sebagai Ketua Kelompok dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan Jabatan Fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Uraian tentang tugas masing-masing Sub Bagian dan Sub Bidang pada Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Barat telah diatur dalam Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 113 Tahun 2009.

40

BAB IV

PEMBAHASAN

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah.

Akuntansi PPKD adalah sebuah entitas akuntansi yang dijalankan oleh fungsi akuntansi di SKPKD, yang mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD dalam kapasitas sebagai Pemda. SKPKD adalah suatu satuan kerja yang mempunyai tugas khusus untuk mengelola keuangan daerah. SKPKD biasanya dikelola oleh suatu entitas tersendiri berupa Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD).

Badan/Biro/Bagian Keuangan juga menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SKPKD (RKA-SKPKD) selaku Pejabat Pengguna Anggaran. Konsekuensi atas keadaan ini adalah bahwa Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPKD (PPK-SKPKD) hanya mengurusi masalah pendapatan/belanja untuk satuan kerja saja.

Dalam pelaksanaan anggaran transaksi yang terjadi di SKPKD dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

1. Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD sebagai satuan kerja.

2. Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD pada level Pemerintah Daerah seperti pendapatan dana perimbangan, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. Termasuk transaksi-transaksi pembiayaan, pencatatan investasi dan hutang jangka panjang.

Prosedur akuntansi bagi SKPKD yang berfungsi merekam transaksi-transaksi pada level pemerintah daerah ini akan meliputi:

1. Akuntansi Pendapatan (Dana Perimbangan dan Pendapatan Lainnya)

2. Akuntansi Belanja (belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga)

3. Akuntansi Pembiayaan

41

5. Akuntansi Hutang 6. Akuntansi Konsolidator 7. Akuntansi Selain Kas

Adapun petugas yang bertanggungjawab dalam penyelenggaraan akuntansi pada PPKD adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Akuntansi SKPKD

Dalam kegiatan ini, Fungsi Akuntansi SKPKD memiliki tugas sebagai berikut :

 Mencatat transaksi-transaksi Pendapatan, Belanja, Pembiayaan, Asset, Hutang dan Selain Kas berdasarkan bukti-bukti yang terkait.

 Memposting jurnal-jurnal tersebut ke dalam buku besarnya masing- masing.

 Membuat laporan keuangan, yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

2. Bendahara di SKPKD

Dalam kegiatan ini, Bendahara di SKPKD memiliki tugas :

 Menyiapkan dokumen-dokumen atas transaksi yang terkait dengan proses pelaksanaan akuntansi PPKD.

4.1. SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PENGELUARAN KAS

Sistem dan prosedur akuntansi pengeluaran kas pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) meliputi serangkaian proses mulai dari pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan pengeluaran kas dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.

4.1.1. Fungsi Yang Terkait

Fungsi yang terkait pada prosedur akuntansi pengeluaran kas pada satuan kerja pengelola keuangan daerah adalah fungsi akuntansi pada satuan kerja pengelola keuangan daerah.

42 4.1.2. Dokumen Yang Digunakan

Adapun dokumen yang digunakan pada prosedur akuntansi pengeluaran kas pada satuan kerja pengelola keuangan daerah terdiri atas:

1. Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya disingkat SPD adalah dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar penerbitan SPP.

2. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD.

3. Kuitansi pembayaran dan bukti penerimaan lainnya merupakan dokumen sebagai tanda bukti pembayaran.

4. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM.

5. Bukti Transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran daerah. 6. Nota Debet Bank merupakan dokumen atau bukti dari bank yang menunjukkan

adanya transfer uang keluar dari rekening kas umum daerah.

7. Buku Jurnal Pengeluaran Kas merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan pengeluaran kas.

8. Buku Besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat peringkasan (posting) semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal pengeluaran kas ke dalam buku besar untuk setiap rekening asset, kewajiban, ekuitas dana, belanja, pendapatan dan pembiayaan.

9. Buku Besar Pembantu merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat transaksi-transaksi dan kejadian yang berisi rincian item buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.

4.1.3. Laporan Yang Dihasilkan

Laporan yang dihasilkan dari prosedur akuntansi pengeluaran kas pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah, terdiri atas:

43

1. Laporan Realisasi Anggaran 2. Neraca

3. Laporan Arus Kas

4. Catatan atas Laporan Keuangan

4.1.4. Jenis Pengeluaran Kas

Jenis pengeluaran kas daerah terdiri dari: a. Belanja daerah, dan

b. Pengeluaran pembiayaan daerah.

Belanja daerah merupakan perkiraan beban pengeluaran daerah yang dialokasikan secara adil dan merata agar relatif dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi, khususnya dalam pemberian pelayanan umum. Berikut ini yang termasuk belanja daerah: kelompok belanja langsung dan kelompok belanja tidak langsung.

Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Sedangkan, kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Berikut ini yang termasuk pengeluaran pembiayaan: pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran pokok utang dan pemberian pinjaman daerah.

A. Akuntansi Belanja

Dalam dokumen BAB%20I%20LAPORAN%20MAGANG (Halaman 39-43)

Dokumen terkait