BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
E. Efek Hepatoprotektif Pemberian Jangka Panjang Ekstrak Etanol 70%
4. Kelompok perlakuan ekstrak etanol 70% herba Sonchus arvensis L
terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mL/kgBB
Penentuan ada tidaknya efek hepatoprotektif ekstrak etanol 70% herba
Sonchus arvensis L. pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida
berdasarkan penurunan aktivitas serum ALT dan AST akibat praperlakuan ekstrak etanol 70% herba Sonchus arvensis L.. Pada penelitian ini efek hepatoprotektif ekstrak etanol 70% herba Sonchus arvensis L. dilihat dalam tiga peringkat dosis, yakni peringkat dosis terkecil sebesar 0,375 g/kgBB, dosis tengah sebesar 0,75 g/kgBB, dan dosis tertinggi sebesar 1,5 g/kgBB.
Aktivitas serum ALT dan AST kelompok perlakuan ekstrak etanol 70% herba Sonchus arvensis L. dosis 0,375 g/kgBB berturut-turut sebesar 67 ± 3,2 U/L dan 202,2 ± 24,3 U/L. Secara statistik, jika dibandingkan dengan aktivitas serum ALT dan AST kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2
ml/kgBB dan kontrol negatif olive oil 2 mL/kgBB menunjukkan perbedaan yang bermakna (p≤0,05) (Tabel IX dan X), yang berarti penyebab kenaikan aktivitas ALT dan AST serum disebabkan oleh pemberian karbon tertraklorida, bukan disebabkan oleh pelarut olive oil.
Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui bahwa ekstrak etanol 70% herba Sonchus arvensis L. dosis 0,375 g/kgBB memiliki perbedaan yang bermakna jika dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dan kontrol negatif olive oil 2 mL/kgBB, yang berarti bahwa pemberian dosis ekstrak etanol 70% herba Sonchus arvensis L. dosis 0,375 g/kgBB memiliki efek hepatoprotektif dengan menurunkan aktivitas serum ALT dan AST, namum belum bisa kembali seperti keadaan normal akibat kerusakan yang ditimbulkan dari induksi senyawa hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mL/kgBB.
Aktivitas serum ALT kelompok perlakuan ekstrak etanol 70% herba
Sonchus arvensis L. dosis 0,75 g/kgBB sebesar 108,8 ± 13,7 U/L. Secara statistik,
jika dibandingkan dengan aktivitas serum kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dan kontrol negatif olive oil 2 mL/kgBB menunjukkan perbedaan yang bermakna (Tabel IX), yang berarti bahwa dosis ekstrak etanol 70% herba Sonchus arvensis L. sebesar 0,75 g/kgBB dapat memberikan efek hepatoprotektif dengan menurunkan aktivitas ALT serum, namun tidak sampai ke keadaan normal. Pada aktivitas serum AST kelompok perlakuan ekstrak etanol 70% herba Sonchus arvensis L. dosis 0,75 g/kgBB sebesar 417,2 ± 12,3 U/L, bila dilihat secara statistik terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mL/kgBB, tetapi terdapat perbedaan yang
bermakna jika dibandingkan dengan kontrol negatif olive oil (Tabel X), hal ini berarti bahwa dosis ekstrak etanol 70% herba Sonchus arvensis L. sebesar 0,75 g/kgBB tidak dapat menurunkan aktivitas AST serum seperti keadaan normal. Nilai aktivitas AST serum tidak dapat menjadi patokan bahwa hati mengalami kerusakan, karena sebagian besar enzim aspartase tidak spesifik berada di dalam hati saja, melainkan juga berada pada otot rangka, jantung, dan ginjal.
Aktivitas serum ALT kelompok perlakuan ekstrak etanol 70% herba
Sonchus arvensis L. dosis 1,5 g/kgBB sebesar 86,6 ± 4,6 U/L. Hasil uji statistik,
jika dibandingakan dengan aktivitas serum kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dan kontrol negatif olive oil 2 mL/kgBB menunjukkan perbedaan yang bermakna (Tabel IX), yang berarti bahwa pemberian dosis ekstrak etanol 70% herba Sonchus arvensis L. dosis 1,5 g/kgBB dapat memberikan efek hepatoprotektif dengan menurunkan aktivitas ALT serum, namun belum bisa kembali seperti keadaan normal. Pada aktivitas serum AST kelompok perlakuan ekstrak etanol 70% herba Sonchus arvensis L. dosis 1,5 g/kgBB sebesar 417,2 ± 12,3 U/L, bila dilihat secara statistik terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mL/kgBB, tetapi terdapat perbedaan yang bermakna jika dibandingkan dengan kontrol negatif olive oil (Tabel X), yang berarti bahwa pemberian dosis ekstrak etanol 70% herba Sonchus
arvensis L. dosis 1,5 g/kgBB tidak dapat menurunkan aktivitas AST serum.
Analisis statistik mengenai perbedaan aktivitas serum ALT dan AST antara ketiga peringkat dosis ekstrak etanol 70% herba Sonchus arvensis L. terlihat bahwa kelompok perlakuan ekstrak etanol 70% herba Sonchus arvensis L.
dosis 0,375 g/kgBB memiliki perbedaan yang bermakna dengan kelompok perlakuan ekstrak etanol 70% herba Sonchus arvensis L. dosis 0,375 g/kgBB dan dosis 1,5 g/kgBB (Tabel IX dan Tabel X), hal ini berarti bahwa dosis ekstrak etanol 70% herba Sonchus arvensis L. 0,375 g/kgBB memiliki efek hepatoprotektif yang lebih baik diantara kedua peringkat dosis lainnya. Namun, pada kelompok perlakuan ekstrak etanol 70% herba Sonchus arvensis L. dosis 0,75 g/kgBB memiliki perbedaan yang tidak bermakna dengan kelompok perlakuan ekstrak etanol 70% herba Sonchus arvensis L. dosis 1,5 g/kgBB (Tabel IX dan X), yang berarti bahwa efek hepatoprotektif yang diberikan pada perlakuan ekstrak etanol 70% herba Sonchus arvensis L. dosis 0,75 g/kgBB dan perlakuan ekstrak etanol 70% herba Sonchus arvensis L. dosis 1,5 g/kgBB memiliki tingkatan efek yang setara.
Pada penelitian ini digunakan model hepatoprotektif dengan prinsip melindungi hati sebagai pencegahan terpaparnya zat berbahaya, yakni dimana pemberian ekstrak 70% herba Sonchus arvensi L. diberikan terlebih dahulu, setelah itu diberikan penginduksi kerusakan hati berupa senyawa hepatotoksin karbon tetraklorida. Diharapkan dengan pemberian ekstrak etanol 70% herba
Sonchus arvensis L. dapat memberikan perlindungan terhadap hati dengan adanya
kandungan flavonoid yang berperan sebagai antioksidan alami. Senyawa-senyawa hidroksil yang terkandung dalam flavonoid akan mereduksi radikal bebas menjadi senyawa yang tidak reaktif. Berbagai macam senyawa flavonoid memiliki sifat kepolaran yang berbeda-beda, untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai jumlah kandungan senyawa flavonoid seperti flavonoid glikosida yang
terkandung dalam herba Sonchus arvensis L., sehingga dapat diketahui jumlah senyawa flavonoid glikosida yang kurang larut air dan larut air yang dapat tersari menggunakan pelarut etanol 70%.
Senyawa flavonoid sebagai antioksidan yang terkandung dalam herba
Sonchus arvensis L. berperan dalam mekanisme penangkapan radikal bebas
sehingga kerusakan pada sel hati dapat menurun diikuti dengan penurunan aktivitas ALT dan AST serum. Pengujian dengan melihat aktivitas ALT dan AST serum merupakan pengujian secara biokimia, selain itu, dapat pula dilakukan pengujian histopatologi hati sebagai data pendukung penegasan terhadap hasil pengujian yang diperoleh secara biokimia.
Persen nilai efek hepatoprotektif dengan menurunkan aktivitas serum ALT dari masing-masing kelompok peringkat dosis dimulai dari dosis terkecil ke dosis tertinggi yang diperoleh berturut-turut sebesar 83,8; 57,1; 71,3 % (Tabel VIII). Nilai persen efek hepatoprotektif tidak menunjukkan adanya kekerabatan antara dosis dengan persen efek hepatoprotektif, dimana kekerabatan yang dimaksud adalah seiring dengan peningkatan dosis terjadi efek hepatoprotektif yang semakin meningkat atau semakin menurun pula, dan hal tersebut tidak terlihat pada ketiga peringkat dosis yang digunakan.
Berdasarkan hasil analisis statistik dan perhitungan efek hepatoprotektif, dapat ditarik kesimpulan bahwa ekstrak etanol 70% herba
Sonchus arvensis L. dosis 0,375 g/kgBB merupakan dosis efektif dengan efek
hepatoprotektif sebesar 83,8%. Bila ketiga dosis dikonversi ke manusia akan diperoleh urutan dosis dari dosis terkecil sebesar 0,075; 0,15; 0,3 g/kgBB. Dosis
konversi yang didapatkan untuk manusia terlalu besar untuk bisa diterapkan, oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai variasi dosis yan lebih kecil dari dosis 0,375 g/kgBB ekstrak etanol 70% herba Sonchus arvensis L. untuk mendapatkan dosis efektif yang mana dengan dosis terkecil sudah dapat memberikan efek yang baik, sehingga lebih sesuai untuk diterapkan pada manusia.