• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok perlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. pada tikus jantan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Hasil Uji Efek Hepatoprotektif Jangka pendek Infusa Herba Sonchus arvensis

4. Kelompok perlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. pada tikus jantan

Kelompok perlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. dilakukan dalam jangka pendek dengan tiga peringkat dosis. Jangka pendek maksudnya diberikan praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. pada hewan uji secara oral pada 6 jam sebelum pemejanan karbon tetraklorida 2 ml/kgBB secara intraperitonial.

Pengukuran aktivitas ALT kelompok praperlakuan infusa herba

Sonchus arvensis L. 0,375 g/kgBB memberikan hasil sebesar 106,8 ± 12,53

(U/I). Angka ini memberikan perbedaan bermakna (p<0,05) terhadap kelompok kontrol hepatotoksin dan kontrol negatif olive oil, yang berarti bahwa praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. 0,375 g/kgBB memiliki kemampuan yang sangat kecil untuk menurunkan aktivitas ALT. Hasil pengukuran aktivitas AST kelompok praperlakuan infusa herba Sonchus

tidak bermakna (p>0,05) terhadap kontrol hepatotoksin dan perbedaan bermakna (p<0,05) terhadap kontrol negatif olive oil (tabel VII) yang berarti bahwa praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. 0,375 g/kgBB tidak dapat menurunkan aktivitas AST. Persentase efek hepatoprotektif yang diperoleh dari kelompok praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. 0,375 g/kgBB adalah sebesar 64,09% untuk aktivitas ALT dan 25,99% untuk aktivitas AST (tabel VI). Dari data ini dapat ditarik kesimpulan bahwa praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. 0,375 g/kgBB tidak memberikan efek hepatoprotektif terhadap tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dimana praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. 0,375 g/kgBB memiliki kemampuan yang sangat kecil dalam menurunkan aktivitas ALT dan tidak memiliki kemampuan untuk menurunkan aktivitas AST.

Kelompok praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. 0,75 g/kgBB menghasilkan aktivitas ALT sebesar 119,2 ± 20,26 (U/I) seperti yang disajikan dalam tabel VI. Data ini menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05) dengan kelompok kontrol hepatotoksin dan kelompok kontrol negatif olive oil. Hasil pengukuran aktivitas AST kelompok praperlakuan infusa herba Sonchus

arvensis L. 0,75 g/kgBB sebesar 317,6 ± 17,34 (U/I) yang menunjukkan

perbedaan bermakna (p<0,05) dengan kelompok kontrol hepatotoksin dan kontrol negatif olive oil. Data-data ini menunjukkan dosis ini dapat menurunkan aktivitas ALT dan AST. Persentase efek hepatoprotektif kelompok praperlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. 0,75 g/kgBB sebesar

57,27% untuk aktivitas ALT dan 49,23% (tabel VI). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dosis 0,75 g/kgBB, infusa herba Sonchus arvensis L. belum dapat memberikan proteksi yang optimal terhadap kerusakan organ hati akibat induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB.

Aktivitas ALT kelompok praperlakuan dosis 1,5 g/kgBB sebesar 53 ± 1,87 (U/I) seperti pada tabel VII menunjukkan perbedaan bermakna dengan aktivitas ALT kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida (p<0,05). Analisis statistik menunjukkan perbedaan tidak bermakna antara kelompok praperlakuan infusa herba 1,5 g/kgBB dengan kelompok kontrol negative

olive oil. Hal ini menunjukkan penurunan aktivitas ALT mendekati aktivitas

normal. Hasil pengukuran aktivitas AST kelompok praperlakuan infusa herba 1,5 g/kgBB terukur sebesar 138,6 ± 12,49 (U/I) menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05) dengan kontrol hepatotoksin dan perbedaan tidak bermakna dengan kelompok kontrol negatif olive oil. Penurunan aktivitas AST pada kelompok praperlakuan infusa herba 1,5 g/kgBB mendekati nilai normalnya. Hal ini menunjukkan adanya penurunan aktivitas ALT dan AST pada kelompok perlakuan infusa dosis 1,5 g/kgBB.

Berdasarkan perhitungan efek hepatoprotektif, infusa herba Sonchus

arvensis L. pada kelompok praperlakuan infusa herba 1,5 g/kgBB adalah

sebesar 93,72% untuk aktivitas ALT dan 90,84% untuk aktivitas AST (tabel VI). Dari besarnya persentase efek hepatoprotektif pada kelompok praperlakuan infusa herba 1,5 g/kgBB, dapat disimpulkan infusa herba 1,5

g/kgBB mampu memberikan perlindungan terhadap kerusakan hati tikus akibat induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dengan baik.

Hasil analisis statistik aktivitas ALT kelompok perlakuan infusa herba

Sonchus arvensis L. antar dosis menunjukkan adanya perbedaan bermakna

antara dosis 1,5 g/kgBB dengan kelompok perlakuan infusa herba Sonchus

arvensis L. dosis 0,75 dan 0,375 g/kgBB, sedangkan perbedaan tidak

bermakna antara dosis 0,75 dan 0,375 g/kgBB. Begitu pula yang terjadi pada aktivitas AST menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara dosis 1,5 g/kgBB dengan kelompok perlakuan infusa herba Sonchus arvensis L. dosis 0,75 dan 0,375 g/kgBB, sedangkan perbedaan tidak bermakna antara dosis 0,75 dan 0,375 g/kgBB. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan dosis dengan efek hepatoprotektif yang diharapkan. Berdasarkan hasil perbandingan antar kelompok dosis, infusa herba Sonchus arvensis L. dapat memberikan efek hepatoprotektif dengan dosis yang sesuai. Dosis tertinggi dari peringkat dosis yang diberikan memberikan efek yang sangat baik pada penurunan aktivitas ALT dan AST pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida. Penelitian ini menyatakan adanya efek hepatoprotektif yang diberikan oleh infusa herba Sonchus arvensis L.. Peningkatan aktivitas AST umumnya lebih besar dibandingkan peningkatan aktivitas ALT karena AST tidak spesifik dilepaskan hanya di organ hati saja.

Model hepatotoksin yang digunakan adalah karbon tetraklorida yang akan membentuk metabolit reaktif radikal bebas triklorometil (CCl3•) dengan adanya aktivitas metabolisme CYP2EI, yang selanjutnya akan diubah menjadi

radikal triklorometilperoksi (CCl3O2•) yang bersifat lebih reaktif sehingga menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid (Hodgson, 2010). Peroksidasi lipid dan radikal bebas peroksida dengan konsentrasi tinggi yang sangat reaktif ini akan menyebabkan kerusakan pada hati yang ditandai dengan tingginya aktivitas enzim ALT dan AST pada aliran darah (Khan, et al., 2012).

Perlindungan yang dapat diberikan oleh infusa herba Sonchus arvensis L. terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh karbon tetraklorida berasal dari aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh herba Sonchus arvensis L. (Khan, 2012). Antioksidan pada infusa herba Sonchus arvensis L. memiliki kemampuan menangkap radikal bebas triklorometil (CCl3•) dan mengubahnya menjadi produk nontoksik. Perlindungan ini ditandai dengan menurunnya aktivitas enzim ALT-AST didalam darah hewan uji. Senyawa antioksidan akan mengurangi ikatan kovalen antara radikal bebas reaktif dengan molekuler seluler (asam nukleat, protein, lemak) yang dapat menyebabkan gangguan proses-proses seluler penting seperti metabolisme lipid. Senyawa antioksidan akan mengurangi gangguan metabolisme lipid dan sintesis lipoprotein yang memungkinkan terjadinya penumpukan lemak di hati (steatosis). Penangkapan radikal bebas oleh senyawa antioksidan akan membantu melindungi hati dari peroksidasi lipid sehingga kerusakan hati akan menurun dan ditandai dengan menurunnya aktivitas ALT dan AST. Uji hispatologi hati hewan uji juga perlu dilakukan pada penelitian selanjutnya sebagai data pendukung untuk melihat bagaimana kerusakan organ hati hewan uji.

Tiga peringkat dosis yang diberikan pada hewan uji yaitu 0,375 g/kgBB, 0,75 g/kgBB, dan 1,5 g/kgBB apabila dikonversikan ke dosis manusia berturut-turut adalah 4,2 g/70 kgBB manusia ; 8,4 g/70 kgBB manusia ; dan 16,8 g/70 kgBB manusia. Konversi dosis ini merupakan jumlah dosis yang sangat besar untuk penggunaan pada manusia, oleh karena itu dosis sebesar ini belum dapat diterapkan kepada manusia.

Dari ketiga peringkat dosis yang diberikan pada kelompok hewan uji, diperoleh persen hepatoprotektif ALT berturut-turut untuk peringkat dosis 0,375 g/kgBB; 0,75 g/kgBB; dan 1,5 g/kgBB adalah 64,09 ; 57,27 ; dan 93,72 %. Untuk persen hepatoprotektif AST berturut-turut adalah 25,99; 49,23; dan 90,84 %. Hal ini menunjukkan bahwa efek hepatoprotektif terbaik yang diberikan oleh infusa herba Sonchus arvensis L. adalah pada pemberian peroral dengan dosis 1,5 g/kgBB pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. Dengan demikian penelitian ini menyatakan dosis efektif hepatoprotektif infusa herba Sonchus arvensis L. adalah 1,5 g/kgBB. Karena sudah diketahui dosis efektif pada penelitian dengan praperlakuan 6 jam sebelum induksi karbon tetraklorida, maka dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai waktu efektif pemberian infusa herba Sonchus arvensis L. jangka pendek untuk mengetahui pada jam keberapakah infusa herba Sonchus

arvensis L. menunjukkan proteksi maksimum terhadap sel hati.

Penelitian ini menggunakan karbon tetraklorida sebagai model hepatotoksin yang memberikan kerusakan hati berupa steatosis. Perbedaan senyawa hepatotoksin dalam penelitian dapat meyebabkan kerusakan yang

berbeda pula pada hewan uji, demikian pula dengan mekanisme penurunan aktivitas ALT dan AST pada kerusakan sel hepatosit seperti nekrosis dengan perlakuan infusa herba. Beberapa senyawa model lain seperti parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hati seperti nekrosis dengan terbentuknya metabolit NAPQI. Dengan demikian dapat dilakukan penelitian dengan model hepatotoksin yang berbeda seperti parasetamol untuk melihat apakah ada efek hepatoprotektif infusa herba Sonchus arvensis L. terhadap kerusakan yang disebabkan oleh model hepatotoksin parasetamol.

Dokumen terkait