• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

5.3 Keluaran (Output)

Tujuan umum program penanggulangan TB paru adalah menurunkan angka kesakitan dan angka kematian karena TB paru. Upaya untuk menurunkan angka tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan angka penemuan kasus TB paru serta dilakukan bersama lintas sektor dan lintas program. Upaya peningkatan angka penemuan kasus dapat mencegah penularan akibat TB paru.

Penemuan kasus yang telah dilakukan di Puskesmas Pijorkoling belum mencapai target yang telah ditentukan. Angka penemuan kasus pada tahun 2013 yaitu 11,23%, sedangkan target angka penemuan kasus 70% (jumlah penderita TB BTA positif yang dilaporkan diantara perkiraan jumlah penderita TB BTA positif). Hal ini terjadi karena penemuan kasus masih dilakukan dengan menunggu penderita datang ke puskesmas.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Firdaufan dkk (2009) yang dilakukan di Eks Karesidenan Surakarta menunjukkan hasil pelaksanaan program TB paru belum mencapai target yang diharapkan. Program tersebut belum mencapai target disebabkan rendahnya partisipasi dokter, Rumah Sakit dan tenaga kesehatan lainnya dalam penemuan kasus dan diagnosis kasus TB.

Secara umum pelaksanaan program penanggulangan TB paru khususnya dalam penemuan kasus dan pemeriksaan dahak belum berjalan dengan maksimal, hal ini diakibatkan karena kurang optimalnya ketersediaan dana dan komitmen politis. Penyuluhan TB paru yang dilakukan sesuai dengan jadwal puskesmas keliling, sehingga penyuluhan hanya terbatas kepada masyarakat yang datang ke puskesmas keliling. Kurangnya kesadaran di sebagian masyarakat akan penyakit TB paru akan menyebabkan mereka menjadi tidak aktif untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan, namun masih terdapat masyarakat yang mengetahui penyakit TB paru.

Pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan dilakukan melalui supervisi ke puskesmas sekaligus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program TB paru. Monitoring dan evaluasi harus dilakukan dengan peninjauan langsung ke puskesmas untuk melihat hasil pelaporan dari puskesmas.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai implementasi program penanggulangan TB paru di Puskesmas Pijorkoling dapat disimpulkan bahwa:

1. Pelaksanaan program TB paru di Pukesmas Pijorkoling belum maksimal. Hal ini dikarenakan komitmen politis kurang optimal. Kurangnya komitmen politis ditunjukkan dengan minimnya dukungan dana dari pemerintah kota Padangsidimpuan untuk TB paru dan tidak adanya kerjasama lintas sektor. Sumber dana program TB paru berasal dari Global Fund dan APBD. Petugas TB paru belum mendapatkan pelatihan. Dari segi sarana dan prasarana sudah cukup memadai.

2. Penemuan kasus TB paru kebanyakan hanya menunggu sehingga tidak pernah dilakukan penjaringan suspek secara aktif. Kegiatan penjaringan dan penyuluhan hanya dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan puskesmas keliling. Pemeriksaan dahak dilakukan dengan mengumpulkan dahak sesuai dengan SPS, namun masih terdapat hambatan yaitu masyarakat tidak kooperatif karena masih banyak penderita tidak membawa kembali pot dahak ke puskemas untuk diperiksa. Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan cara memfiksasi slide kemudian slide dibawa ke PRM. Hasil diagnosis lama karena jadwal ke PRM hanya sekali seminggu, sehingga penderita tidak dapat mengetahui langsung hasil diagnosisnya.

3. Angka penemuan kasus di Puskesmas Pijorkoling pada tahun 2013 sebesar 11,23% tergolong masih rendah. Hal ini menyatakan bahwa penemuan kasus belum mencapai target nasional yaitu 70%, sehingga program penanggulangan TB Paru di Puskesmas Pijorkoling dinyatakan belum maksimal.

6.2 Saran

A. Pemda Kota Padangsidimpuan

Diharapkan kepada Pemda Kota Padangsidimpuan agar:

1. Meningkatkan komitmen melalui kerjasama dengan pihak-pihak terkait (instansi kesehatan, Kecamatan, pihak swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat/LSM, organisasi kesehatan) dalam keberlangsungan program penanggulangan TB paru.

B. Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan

Diharapkan kepada Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan agar:

1. Meningkatkan pengawasan dan pemantauan terhadap pelaksanaan program penanggulangan TB paru di setiap wilayah kerja puskesmas. 2. Meningkatkan kualitas tenaga kesehatan di Puskesmas Pijorkoling

melalui pelatihan terhadap petugas TB paru. C. Puskesmas Pijorkoling

Diharapkan kepada Puskesmas Pijorkoling agar:

1. Meningkatkan hubungan kerjasama lintas sektor (kecamatan dan desa/kelurahan) agar dapat berperan aktif serta mendukung pelaksanaan program.

2. Melibatkan dan meningkatkan lintas program dalam melakukan penjaringan kasus TB paru.

3. Meningkatkan penyuluhan dan sosialisasi TB paru secara aktif kepada masyarakat sehingga masyarakat memiliki kesadaran dan pengetahuan yang baik mengenai penyakit TB paru.

4. Meningkatkan kemampuan SDM (Sumber Daya Manusia) agar dapat meningkatkan manajemen dalam pelaksanaan program.

D. Petugas TB Paru

Diharapkan kepada Petugas TB paru agar:

1. Bersedia lebih aktif melakukan kegiatan penemuan kasus TB paru sehingga angka penemuan penderita TB paru dapat ditingkatkan.

2. Memanfaatkan sarana dan prasarana yang mendukung dalam melaksanakan program penannggulangan TB paru.

DAFTAR PUSTAKA

Aboy. 2013. Implementasi Program Penanggulangan Tuberkulosis di Puskesmas Kampung Dalam Kota Pontianak. Jurnal, FISIPOL UNTAN. Pontianak. Aditama, Tjandra Yoga. 2002. Tuberkulosis: Diagnosis, Terapi dan Masalahnya.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Jakarta.

Awusi RYE, Saleh Y.D, dan Hadiwijoyo, Yuwono. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penemuan Penderita TB Paru di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Berita Kedokteran Masyarakat. Palu.

Berutu, R.D.N. 2006. Analisis Kompetensi Petugas Puskesmas dalam Penemuan Penderita Tuberkulosis Paru pada Program Penanggulangan Tuberkulosis di Puskesmas Hutarakyat Kabupaten Dairi Tahun 2006. Skripsi, FKM USU. Medan.

Budiman, Hary. 2012. Analisis Pelaksanaan Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi Sosial dalam Pengendalian Tuberkulosis di Dinas Kesehatan Kota Padang. Jurnal, IKM UNAND. Padang.

Depkes RI. 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta. Dinkes Provinsi Sumatera Utara. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2012. Medan

Dinkes Kota Padangsidimpuan. 2013. Profil Kesehatan Kota Padangsidimpuan. Padangsidimpuan.

Firdaufan; Santoso; Hartanto, Rifai; Hendratno; Sumardiyono; Sutisna, Endang; Syahril, Mohammad. 2009. Evaluasi Program Pengendalian Tuberkulosis dengan Strategi DOTS di Eks Karesidenan Surakarta. Jurnal Kedokteran Indonesia.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik. Bumi Aksara. Jakarta.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Sosial. Jakarta. Salemba Humanika.

Hernanto, Lilik. 2001. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Pelaksanaan Pemeriksaan Mikroskopis Dahak Penderita Tuberkulosis Paru dalam Strategi DOTS di Puskesmas Kabupaten Blora. Tesis, IKM UNDIP. Semarang.

Kasim, Felix; Soen, Mary; Hendranata, K.T. 2011. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Strategi DOTS Sebagai Upaya Penanggulangan TB di Puskesmas yang Berada dalam Lingkup Pembinaan Dinas Kesehatan Kabupaten Subang. Jurnal, FK UKM. Bandung.

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta. _______. 2011. Stop TB: Terobosan Menuju Akses Universal Pengendalian TB di

Indonesia 2010-2014.Jakarta.

_______. 2012. Pedoman Exit Strategi: Dana Hibah Global Fund. Jakarta. _______. 2012. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta.

_______. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta.

_______. 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta.

Keputusan Menteri Kesehatan RI. 2009. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 364/MENKES/SK/IV/2009 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB). Jakarta.

Khoirudin, Arwani; Mulawarman, A.D. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Tenaga Kesehatan dalam Upaya Peningkatan Penemuan Suspek Tuberkulosis Paru. Jurnal, Ilmu Manajemen.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat: Ilmu & Seni. Rineka Cipta. Jakarta.

Nurainun. 2009. Pelaksanaan Program Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Aek Kanopan Labuhanbatu Utara. Skripsi, FKEP USU. Medan.

Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

_______. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan penyakit Menular. Jakarta.

Sutimbuk, Dedek; Mawarni; Kartika, L.R.W. 2012. Analisis Kinerja Penanggung Jawab Program TB Puskesmas Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia.

Wahab, Irwana. 2003. Penggunaan Komponen Strategi DOTS dalam Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Padang Bulan Selayang tahun 2003. Skripsi, FKM USU. Medan.

Warta Tuberkulosis Indonesia. 2013. Pembiayaan AIDS, TB dan Malaria (ATM) “Menyongsong BPJS 2014.

Wibowo, Adik. 2014. Kesehatan Masyarakat di Indonesia: Konsep, Aplikasi dan Tantangan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

WHO. 2013. Tuberculosis. http:// www.who.int/gho/tb/en. Diakses tanggal 7 Desember 2014.

Zuliana, Imelda. 2009. Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Pelayanan Kesehatan dan Faktor Peran Pengawas Menelan Obat Terhadap Tingkat Kepatuhan Penderita TB Paru dalam Pengobatan di Puskesmas Pekan Labuhan Kota Medan. Skripsi, FKM USU. Medan.

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH-INTERVIEW)

IMPLEMENTASI PROGRAM PENGENDALIAN TB PARU DI PUSKESMAS PIJORKOLING KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015

I. Daftar Pertanyaan untuk Informan Di Bidang Seksi Pengendalian Dan Pemberantasan Penyakit A. Identitas Informan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Pendidikan terakhir : 5. Tanggal wawancara : B. Pertanyaan

1. Sesuai dengan jabatan yang Bapak/Ibu emban

a. Apakah menurut Bapak/Ibu penyakit TB paru penting dibuat ke dalam program kesehatan?

b. Mengapa menurut Bapak/Ibu TB paru penting dalam program kesehatan?

c. Bagaimana menurut Bapak/Ibu dana yang ada saat ini untuk TB paru? 2. Bagaimana menurut Bapak/Ibu dengan sumber pendanaan untuk

pelaksanaan program TB paru?

3. Bagaiman menurut Bapak/Ibu dengan dana yang berasal dari Global Fund?

4. Bagaimana menurut Bapak/Ibu dengan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program penanggulangan TB paru?

5. Bagaimana dengan persediaan Obat Anti Tuberkulosis?

6. Bagaimana kerjasama lintas sektor dalam mendukung pelaksanaan program penanggulangan TB paru?

7. Apa peran dinas kesehatan dalam mengatasi masalah TB paru? 8. Bagaimana pelatihan yang diberikan kepada petugas TB?

10. Bagaimana sistem monitoring dan evaluasi yang Bapak/Ibu lakukan dalam program penanggulangan TB paru?

II. Daftar Pertanyaan untuk Informan Kepala Puskesmas Pijorkoling A. Identitas Informan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Pendidikan terakhir : 5. Tanggal wawancara : B.Pertanyaan

1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu dengan sumber pendanaan untuk pelaksanaan program TB paru?

2. Bagaimana menurut Bapak/Ibu dengan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program TB paru?

3. Bagaimana kerjasama yang dilakukan oleh puskesmas untuk mengatasi masalah TB paru?

4. Bagaimana menurut Bapak/Ibu prosedur diagnosis TB paru? 5. Terkait pelatihan

Apakah pernah dilakukan pelatihan terhadap petugas?

III. Daftar Pertanyaan untuk Informan Petugas TB Paru Puskesmas Pijorkoling A. Identitas Informan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Pendidikan terakhir : 5. Tanggal wawancara : B. Pertanyaan

1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu dengan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam progam TB paru?

2. Bagaimana dengan sumber pendanaan dalam program penanggulangan TB paru?

3. Terkait dengan pelaksananaan program pengendalian TB, apa saja hambatan yang sering ditemui?

4. Strategi apa yang dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala tersebut? 5. Dalam penemuan kasus

a. Bagaimana pelaksanaan penemuan kasus TB paru yang dilakukan di Puskesmas?

b. Apakah pernah dilakukan penemuan kasus TB paru dengan door to door ke rumah warga?

c. Apakah penemuan kasus sudah mencapai target dan berapa targetnya? 6. Dalam pemeriksaan BTA (+)

a. Bagaimana cara pemeriksaan BTA (+)?

b. Setelah hasil datang dari PRM, apa yang Bapak/Ibu lakukan dalam mendiagnosa penderita?

7. Terkait dengan penyuluhan

a. Siapa yang melaksanakan penyuluhan?

b. Bagaimana penyuluhan tuberkulosis dilaksanakan? c. Berapa kali frekuensi dilakukannya penyuluhan?

8. Bagaimana alur pemeriksaan penderita TB paru yang ada di puskesmas ini?

9. Bagaimana prosedur diagnosis TB paru?

10.Bagaimana dengan waktu yang diperlukan untuk melakukan diagnosis TB paru?

11.Berapa orang yang menanggungjawabi masalah TB paru dan apa saja pekerjaannya?

12.Apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan pelatihan dalam program penanggulangan TB?

IV. Daftar Pertanyaan untuk Informan Petugas Analisis Puskesmas Padangmatinggi A. Identitas Informan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Pendidikan terakhir : 5. Tanggal wawancara : B. Pertanyaan

1. Terkait dengan sarana dan prasarana, menurut Bapak/Ibu

a. Apa saja sarana dan prasarana yang diperlukan dalam melakukan pemeriksaan BTA (+)?

b. Apakah sarana dan prasarana sudah memadai? 2. Dalam pemeriksaan BTA (+)

a. Bagaimana cara pemeriksaan BTA (+)?

b. Apa kendala yang ditemui pada saat pemeriksaan BTA (+)? 3. Bagaimana prosedur diagnosis TB paru?

4. Bagaimana dengan waktu yang diperlukan untuk melakukan diagnosis TB paru?

V. Daftar Pertanyaan untuk Informan Penderita TB Paru A. Identitas Informan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Pendidikan terakhir : 5. Tanggal wawancara : B. Pertanyaan

1. Ketika Bapak/Ibu berobat ke puskesmas,

Apakah ada petugas yang menerangkan apa itu penyakit TB paru dan bagaimana cara menyembuhkannya?

2. Menurut Bapak/Ibu bagaimana alur pemeriksaan yang dilakukan petugas selama berobat ke puskesmas?

3. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pelayanan yang dilakukan tenaga kesehatan di puskesmas ini?

4. Menurut Bapak/Ibu, apakah hasil diagnosis yang dilakukan oleh Puskesmas cepat?

5. Bagaimana awal mula Bapak/Ibu berobat TB paru ke puskesmas? 6. Apakah petugas pernah memberikan penyuluhan mengenai TB paru?

7. Menurut Bapak/Ibu, apakah hasil diagnosis yang dilakukan oleh Puskesmas cepat?

VI. Daftar Pertanyaan untuk Informan Pengawas Menelan Obat (PMO) A. Identitas Informan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Pendidikan terakhir : 5. Tanggal wawancara : B. Pertanyaan

1. Ketika Bapak/Ibu pernah membawa keluarga berobat ke puskesmas

Apakah ada petugas yang menerangkan apa itu penyakit TB paru dan bagaimana cara menyembuhkannya?

2. Apa saja tugas Bapak/Ibu sebagai PMO?

3. Menurut Bapak/Ibu bagaimana alur pemeriksaan yang dilakukan petugas selama berobat ke puskesmas?

4. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pelayanan yang dilakukan tenaga kesehatan di puskesmas ini?

5. Apakah petugas pernah memberikan penyuluhan mengenai TB paru?

6. Menurut Bapak/Ibu, apakah hasil diagnosis yang dilakukan oleh Puskesmas cepat?

VII. Daftar Pertanyaan untuk Informan Penderita TB Paru yang Sembuh A. Identitas Informan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Pendidikan terakhir : 5. Tanggal wawancara : B. Pertanyaan

1. Ketika Bapak/Ibu berobat ke puskesmas,

Apakah ada petugas yang menerangkan apa itu penyakit TB paru dan bagaimana cara menyembuhkannya?

2. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pelayanan yang dilakukan tenaga kesehatan di puskesmas ini?

3. Menurut Bapak/Ibu, apakah hasil diagnosis yang dilakukan oleh Puskesmas cepat?

4. Bagaimana awal mula Bapak/Ibu berobat TB paru ke puskesmas? 5. Apakah petugas pernah memberikan penyuluhan mengenai TB paru?

6. Menurut Bapak/Ibu, apakah hasil diagnosis yang dilakukan oleh Puskesmas cepat?

Dokumen terkait