• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keluarga Berencana dan Indikator Lain

Dalam dokumen 5.BAB I.doc (Halaman 24-36)

Program keluarga berencana yang di koordinasikan oleh Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki peran dalam mengontrol laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sampai dengan tahun 2015 terdapat 178.638 Pasangan Usia Subur (PUS). Dari jumlah tersebut yang menjadi akseptor aktif sebanyak 139.354. Alat kontrasepsi (alkon) yang dipakai cukup beragam, namun alkon yang paling banyak digunakan adalah suntik. Untuk sektor Keluarga Berencana jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) dan peserta KB dapat dilihat pada tabel 6.3.

Tabel 1.9. Jumlah Pasangan Usia Subur dan Peserta KB di Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2015

Sumber : BKKB KAB. OKI

Penilaian terhadap kesehatan masyarakat tidak bisa dilepaskan dari

masalah status gizi masyarakat. Semakin baik gizi masyarakat maka kemajuan dan produktifitas juga semakin meningkat. Penilaian status gizi masyarakat diukur dari usia balita. Masalah gizi utama yang dihadapi oleh Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah gizi kurang pada balita, dan status gizi ibu hamil, kurang energi protein serta persentase penderita GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium).

f. Pertanian

Indikator Jumlah

Pasangan Usia Subur 178.638

Dengan wilayah yang sangat luas 19.023,47 km2, Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki potensi sumber daya alam yang sangat melimpah. Potensi yang paling menonjol dari Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah dalam bidang pertanian. Selain karena lahannya yang masih sangat luas, sektor ini juga menjadi mata pencaharian dominan bagi masyarakat. Hal ini tercermin juga di dalam kontribusinya yang mencapai 50 persen terhadap total PDRB.

1. Tanaman Pangan

Kabupaten Ogan Komering Ilir menjadi salah satu andalan Provinsi Sumatera Selatan sebagai Lumbung Pangan. Lahan yang dimiliki Kabupaten Ogan Komering Ilir ini terdiri dari tipologi rawa lebak, rawa pasang surut, tadah hujan, irigasi teknis, dan lahan kering.

Komoditi sektor tanaman pangan meliputi padi, palawija dan hortikultura. Produksi padi sawah dan padi ladang tahun 2015 sebesar 624.002 ton yang dihasilkan dari 138.667 hektar luas panen. Sedangkan tanaman palawija menghasilkan 85 ton kacang tanah, 540 ton kedelai, 65 ton kacang hijau, 9.346 ton jagung, 23.587 ton ubi kayu dan 954 ton ubi jalar.

Tabel 1.10. Luas Panen Padi dan Palawija di Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2015 (Ha)

No. Komoditas Jumlah

1 2 3 1. Padi 138.667 2. Jagung 2.442 3. Ubi Kayu 1.296 4. Ubi Jalar 138 5. Kacang Tanah 79 6. Kacang Hijau 48 7. Kedelai 265 Jumlah (ton) 142.935

Sumber : Dinas Pertanian KAB. OKI

Program pengembangan sektor tanaman pangan, tidak hanya untuk meningkatkan produksi pada lahan-lahan yang sudah tergarap, tapi juga bagaimana membuka lahan baru, sebab lahan pertanian yang termanfaatkan baru sekitar 59 persen. Sentra pertanian pangan khususnya beras terdapat di beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Lempuing, Lempuing

Jaya, Air Sugihan Tanjung Lubuk, Pampangan dan Sirah Pulau Padang. Kecamatan Lempuing Jaya merupakan pemasok terbesar (sekitar 27 persen dari total produksi padi Kabupaten Ogan Komering Ilir).

Pemerintah berusaha membantu meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani. Hal ini dilakukan dengan mengintensifkan tanaman sela dan sampingan, membantu memberantas berbagai jenis hama, memberikan bantuan peralatan pertanian, bibit, pupuk, dan penataan sistem pengairan (irigasi). Himbauan juga diberikan kepada masyarakat petani agar melakukan percepatan tanam pada daerah rawan banjir, dan menghindari terjadinya alih fungsi lahan sawah produktif ke penggunaan lainnya.

Tabel 1.11. Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang

Menurut Kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Tahun 2015

1. Lempuing 83.087 - 83.087 2. Lempuing Jaya 89.551 2.487 92.038 3. Mesuji 22.407 3.084 25.491 4. Sungai Menang 55.733 - 55.733 5. Mesuji Makmur 4.587 807 5.394 6. Mesuji Raya 12.263 357 12.620 7. Tulung Selapan 4.928 830 5.758 8. Cengal 3.566 - 3.566 9. Pedamaran 34.130 - 34.130. 10.Pedamaran Timur 1.631 62 1.692 11.Tanjung Lubuk 61.534 - 61.534 12.Teluk Gelam 12.402 - 12.402 13.Kayuagung 15.732 - 15.732

14.Sirah Pulau Padang 39.192 - 39.192

15.Jejawi 34.328 - 34.328

16.Pampangan 44.957 137 45.094

17.Pangkalan Lampam 1.880 3.548 5.427

18.Air Sugihan 90.783 - 90.783

Jumlah 612.691 11.311 624.002

Sumber : Dinas Pertanian KAB. OKI

Tabel 1.12. Produksi Padi dan Palawija di Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2015

No. Komoditas Jumlah

1 2 3 1. Padi 624.002 2. Jagung 9.346 3. Ubi Kayu 23.587 4. Ubi Jalar 954 5. Kacang Tanah 85 6. Kacang Hijau 65 7. Kedelai 540 Jumlah (ton) 658.579

Sumber : Dinas Pertanian KAB. OKI

Di sebagian besar kecamatan, pola penanaman khususnya persawahan memiliki kekhasan, yaitu berlangsung pada lahan rawa lebak,

atau tanah yang selalu berair. Secara teknis, rawa lebak adalah lahan “tanggung”. Ketika hujan, air terlalu banyak sehingga menyusahkan penanam. Menjelang kemarau, air kerap berkurang berangsur-angsur sehingga sering kekurangan air. Meskipun dibangun pintu maupun pompa air, kurang berhasil karena hanya mampu menahan air untuk sementara.

Di musim penghujan, kawasan tersebut berwujud kolam, rawa dan danau. Masyarakat pun dengan leluasa memancing dengan berbagai jenis ikan air tawar seperti seluang, sepat, gabus, patin, dan tembakang. Memasuki musim kering kawasan penampung air itu mulai surut. Fungsinya pun berubah menjadi sawah lebak.

Tergantung pada kedalamannya, dikenal lebak pematang, tengah dan dalam. Lebak pematang adalah kawasan yang lebih dulu kering airnya sehingga paling cepat dimanfaatkan sebagai lahan persawahan. Kemudian berturut-turut lebak tengah dan dalam. Untuk sampai ke lebak dalam, petani kerap masih harus menggunakan sampan karena airnya masih cukup dalam. Tanah lebak berupa tanah alluvial yang mengandung kadar humus yang tinggi.

Dalam rangka mengembangkan sektor pertanian, dilakukan berbagai upaya antara lain :

1. Perbaikan manajemen pasca panen

2. Pengembangan agribisnis komoditas unggulan

3. Peningkatan dan pemberdayaaan sumber daya manusia pertanian 4. Pembangunan kawasan agropolitan.

2. Perkebunan

Perkebunan merupakan komoditas unggulan sektor pertanian di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kontribusi perkebunan sangat mendominasi di sektor pertanian pada umumnya. Sektor ini juga cukup banyak menyerap tenaga kerja dan masyarakat yang memiliki aset perkebunan terbukti lebih nyata kesejahteraannya.

Untuk meningkatkan produksi perkebunan, dilakukan Program revitalisasi perkebunan, yaitu upaya percepatan pengembangan perkebunan rakyat melalui perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman perkebunan yang didukung kredit investasi dan subsidi bunga oleh pemerintah dengan melibatkan perusahaan di bidang perkebunan sebagai mitra.

Komoditi utama perkebunan yang berperan penting dalam perekonomian masyarakat Ogan Komering Ilir adalah karet, kelapa sawit, kelapa, dan kopi. Perkebunan menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan investor, khususnya pada komoditi unggulan yaitu karet dan kelapa sawit. Sektor ini memiliki prospek yang baik karena pasarnya jelas dan masih luasnya lahan untuk mengembangkannya.

Potensi pengembangan perkebunan di Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2015 sebagian telah dikelola oleh perusahaan perkebunan besar yaitu untuk perkebunan karet 16.750 ha. Sedangkan untuk perkebunan kelapa sawit sebesar 157.719 ha.

Tabel 1.13. Luas Areal dan Produksi Perkebunan di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Tahun 2015

Komoditas Luas Areal

Produksi

Jumlah (Ton) (Kg/Ha/Th)Rata-rata

Karet 155.005 180.288 1.739 Kelapa Sawit 14.932 146.755 14.597 Kelapa 3.323 2.903 1.287 Kopi 866 529 917 Kakao 170 83 613 Aren 102 39 494 Lada 56 15 433 Pinang 320 79 383 Jumlah 174.774 330.692

Karet dan kelapa sawit mempunyai peran penting dan strategis dimana jika dikembangkan akan meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat. Luas areal perkebunan rakyat yang terbesar adalah komoditi karet dengan luas 155.055 ha kemudian kelapa sawit seluas 14.932 ha. Produksi kelapa sawit dapat menjadi bahan baku industri di dalam negeri dan penghasilan devisa. Produk hilir kelapa sawit 75 persen merupakan produk pangan dan 25 persen digunakan untuk produksi lain seperti sabun dan biofuel.

Permasalahan pengembangan perkebunan kelapa sawit adalah masih belum berkembangnya industri hilir, pengolahannya baru sebatas menjadi CPO padahal jika dikembangkan dapat meningkatkan nilai tambah pada sektor industri non migas. Selain itu sarana prasarana transportasi untuk mencapai sentra-sentra perkebunan juga masih memerlukan banyak perbaikan.

Untuk komoditi kelapa, luas perkebunannya sekitar 3.323 ha. Berdasarkan areal penanaman kelapa yang ada, maka Kabupaten Ogan

Komering Ilir bersama Kabupaten Banyuasin terpilih sebagai kawasan industri kelapa di Provinsi Sumatera Selatan.

3. Peternakan

Peternakan merupakan unit sub sektor Pertanian yang berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan khususnya protein hewani. Kebutuhan protein hewani terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya zat gizi.

Produksi hasil peternakan di Kabupaten Ogan Komering Ilir berupa daging, susu dan telor. Populasi ternak besar pada tahun 2015 diantaranya terdapat 26.250 ekor sapi, 10.337 ekor kerbau dan 35.349 ekor kambing. Sedangkan ternak kecil terdiri dari 357.460 ekor ayam buras, 135.050 ekor itik/itik manila dan 1.053.700 ayam pedaging.

Tabel 1.13. Populasi Ternak dan Unggas di Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2015 (ekor)

NO JENIS TERNAK JUMLAH POPULASI

1 Sapi Perah 4 2 Sapi Potong 26.246 3 Kerbau 10.337 4 Kambing 35.349 5 Domba 2.269 6 Babi 1.065 7 Ayam Buras 357.460 8 Ayam Pedaging 1.053.700 9 Ayam Petelur 27.550 10 Itik 135.050

Tabel 1.14.

Produksi Daging dan Susu Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2015 NO JENIS TERNAK PRODUKSI

DAGING (Kg) PRODUKSI SUSU (liter) PRODUKSI TELUR (Kg) 1 Sapi Perah - - -2 Sapi Potong 1.199.829 - -3 Kerbau 19.060 - 2.042,58 4 Kambing 52.439 - 770,5 5 Domba 1.696 - -6 Babi 15.620 - -7 Ayam Buras 3.695,71 - -8 Ayam Pedaging 1.274.710 277.669,75 -9 Ayam Petelur 34.633,2 296.980,46 -10 Itik 20.115,88 812.754,38

Sumber : Dinas Peternakan KAB. OKI

Beberapa sentra produksi daging di Kabupaten Ogan Komering Ilir diantaranya untuk jenis sapi dan kambing terdapat di Kecamatan Lempuing, sedangkan untuk kerbau paling banyak terdapat di Kecamatan Pampangan dan Pangkalan Lampam. Selain kerbau, di Kecamatan Pangkalan Lampam juga banyak dibudidayakan domba. Sementara itu untuk wilayah yang banyak memelihara jenis unggas adalah Kecamatan Kayuagung.

Konsumsi masyarakat terhadap produk peternakan seperti daging, telur dan susu menjadi perhatian karena akan mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat. Produksi daging pada tahun 2015 sebesar 1.199.829 Kg sapi potong dan 19.060 Kg daging kerbau.

4. Perikanan

Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan 75 persen rawa/perairan, ditambah dengan banyaknya aliran sungai yang melintasi wilayah ini, tentu merupakan potensi perikanan yang luar biasa jika dikelola dengan baik. Perikanan menjadi salah satu sub sektor utama penyumbang PAD. Komoditi perikanan dibedakan menjadi perikanan tangkap (mencakup perikanan umum dan perikanan laut) serta perikanan budidaya

Jenis ikan yang dibudidayakan di kolam dan keramba antara lain Ikan Mas, Tawes, Mujair, Nila, Lele, Patin, Tembakang dan Gurame. Untuk jenis tambak terdapat ikan Bandeng dan Udang Windu. Perusahaan tambak udang windu yang berkualitas ekspor telah ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir yaitu PT. Wachyuni Mandira yang berlokasi di Kecamatan Sungai Menang.

Wilayah penangkapan di perairan umum terdapat di seluruh kecamatan, sedangkan untuk perikanan laut meliputi kawasan 4 kecamatan yaitu Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal dan Sungai Menang. Potensi kekayaan laut lainnya yang masih tersimpan adalah rumput laut, teripang, ikan, terumbu karang dan jenis biota laut lainnya. Untuk mengembangkan sub sektor perikanan, diperlukan peningkatan sarana dan prasarana yang cukup memadai seperti sarana transportasi ke sentra perikanan, sarana pengolahan, sarana pemasaran serta armada dan peralatan tangkap lainnya.

Potensi kekayaan alam Kabupaten Ogan Komering Ilir khususnya di subsektor perikanan yang belum tergali masih sangat luas. Potensi perikanan perairan umum sebesar 114.587 ha dan perikanan air payau 180.093.309 ha. Dari jumlah tersebut baru sedikit yang telah dimanfaatkan.

5. Kehutanan

Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang cukup potensial. Hutan menjadi wahana lingkungan hidup yang mampu menjaga kestabilan cadangan air tanah, menjadi paru-paru di daerah, rumah tinggal satwa, juga hasil kayunya sangat bermanfaat. Hutan akan memberikan manfaat yang cukup besar apabila dikelola dengan baik dan cermat. Kawasan hutan di Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki banyak potensi kayu alam yang bernilai ekonomi tinggi. Kayu gelondongan yang berkualitas baik banyak diproduksi dari hasil hutan produksi meliputi kayu bulat dan kayu tiang.

Eksploitasi hutan melalui HPH pada tahun-tahun sebelumnya, menyisakan permasalahan meluasnya lahan kritis terutama lahan gambut dan semakin sempitnya luas areal hutan. Disamping itu, pengurangan luas areal hutan juga disebabkan oleh adanya pembukaan lahan baru baik untuk perkebunan maupun untuk pemukiman.

Untuk mengurangi dampak buruk kerusakan hutan tersebut, maka dibangunlah Hutan Tanaman Industri (HTI) yang diyakini memiliki manfaat ganda baik untuk pelestarian kawasan hutan, pembangunan resapan air, maupun manfaat ekonomi dari tanaman yang dihasilkan. Beberapa perusahaan HTI yang mendapat izin penguasaan hutan pada tahun 2015 diantaranya adalah:

 Sebangun Bumi Andalas Woods Industries dengan luas areal 142,36 ha

 Bumi Andalan Permai dengan luas areal 192,70 ha

 Bumi Mekar Hijau dengan luas areal 250,37 ha

 Ciptamas Bumi Subur dengan luas areal 2,37 ha

 Paramitra Mulia Langgeng dengan luas areal 29,96 ha.

Dalam dokumen 5.BAB I.doc (Halaman 24-36)

Dokumen terkait