• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN TEORETIS A. Komunikasi Kelompok

C. Keluarga Dalam Pandangan Islam

Keluarga dalam pendangan Islam memiliki nilai yang tidak kecil, bahkan Islam menaruh perhatian besar terhadap kehidupan keluarga dengan meletakkan kaidah-kaidah yang arif guna memelihara kehidupan keluarga dari ketidakharmonisan dan kehancuran. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga adalah bata batu pertama untuk membangun istana masyarakat muslim dan merupakan madrasah iman yang diharapkan dapat mencetak generasi-generasi muslim yang mampu meninggikan kalimat Allah di muka bumi. Ma’ruf, segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah, sedangkan munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.17 Firman Allah; QS. At-Tahrim/66:6.













































Terjemahnya:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka dan bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada

16

A. Sari, A. V. S. Hubeis, S. Mangkuprawira, dan A. Saleh, Jurnal Komunikasi Pembangunan: “Pengaruh Pola Komunikasi Keluarga dalam Fungsi Sosialisasi Keluarga terhadap Perkembangan Anak”. (Bogor: Institut Pertanian Bogor) Vol.08, No.2, Juli 2010, h.37, http://Downloads\jurnal komunikasi keluarga\5701-16162-1-PB.pdf. Diakses tanggal 05 januari 2017.

17

mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”18 (QS. At-Tahrim/66:6).

D. Perilaku Remaja 1. Pengertian Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu menjelang masa dewasa. Remaja sering dikenal dengan istilah pubertas dan adolesen.Istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis yang meliputi morfologi dan fisiologi yang terjadi dengan pesat dari masa anak ke masa dewasa. Sedangkan yang dimaksud dengan istilah adoselen, dulu merupakan sinonim dari pubertas, sekarang lebih ditekankan untuk menyatakan perubahan psikososial yang menyertai pubertas.19

Dalam setiap periode peralihan, status individu tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Pada masa ini, remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena status memberi waktu kepada remaja untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.20

Masa remaja adalah suatu periode kehidupan di mana kapasitas untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efesien mencapai puncaknya. Hal ini karena selama periode remaja proses pembentukan otak mencapai kesempurnaan, sistem saraf yang berfungsi memproses informasi berkembang

18

Departemen Agama Ri,Al-Qur’an Dan Terjemahannya(Semarang: PT Karya Toha Putra, 1996).h.448.

19

Soetjiningsih,Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya(Jakarta: CV Sagung Seto, 2010),h.1

20

dengan cepat.21 Kesukaran-kesukaran bagi para remaja ialah masalah sosial, sebab pada masa remaja ini ia berada dalam masa pertumbuhan kepribadiannya. Ia akan sering meniru dan mencontoh apa yang dilihatnya dan didengarnya dari lingkungan sekitarnya. Namun ia belum mengetahui cara bergaul dan berteman yang sebaik-baiknya dengan orang di sekelilingnya.

Pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi, sehingga secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut:

Remaja adalah suatu masa di mana:

a. Individu berkembang saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

b. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang pernah pada keadaan yang relatif lebih mandiri.22

Faktor lingkungan tersebut memberikan pengaruh pada remaja dan mencetuskan timbulnya motivasi untuk menyalahgunakan narkotika. Dengan kata lain, timbulnya masalah penyalahgunaan narkotika dicetuskan oleh adanya interaksi antara pengaruh lingkungan dan kondisi psikologis remaja.

21

Syamsuddin AB. Sistem Pengasuhan Orang Tua Agar Anak Berkualitas (pendekatan

sosiologi, pendidikan, budaya, agama, dan kesehatan), h.81.

22

Sartilo W. Sarwono,Psikologi Remaja(Cet.XIII; Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2010), h.6

2. Tahapan Mencapai Remaja

Masa remaja adalah usia 12-22 tahun, merupakan masa yang khusus dan penting karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut “masa pubertas”. Perubahan ini sangat membingungkan remaja karena memerlukan pengertian bimbingan dan lingkungan di sekitarnya. Dalam lingkungan realis tertentu masa remaja bagi anak laki-laki merupakan saat diperolehnya kebebasan.Sementara untuk anak perempuan saat mulainya segala bentuk pembatasan.23

Tahapan reamaja menurut perkembangannya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: a. Tahap remaja awal (12-15 tahun)

b. Tahap remaja abtrak (15-18 tahun) c. Tahap remaja akhir (19-22 tahun)

Perkembangan anak melewati beberapa tahapan di atas, pada masa pubertas dalam diri anak banyak hal yang menonjol seperti anak aktif memberi, cenderung untuk memberikan perlindungan, minat tertuju pada hal-hal yang bersifat intelektual, dan berusaha memutuskan sendiri tahapan masalah yang dihadapi dan senantiasa bersifat selektif dan objektif. Adapun anak perempuan akan lebih pasif dan menerima, cenderung untuk menerima perlindungan.

3. Faktor-Faktor Lingkungan Yang Memengaruhi Remaja

Ada beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi proses adaptasi remaja. Diantaranya sebagai berikut:24

23

Bahiyatun.Psikologi Ibu Dan Anak: Buku Ajar Bidan.(Jakarta: EGC, 2008), h.81. 24

Sartilo W. Sarwono, Psikologi Remaja, (Cet.XIII; Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2010) h.200-206.

a. Suasan Keluarga

1). Hubungan keluarga yang baik

Ketidak harmonisan hubungan remaja dengan anggota-anggota keluarga diakibatkan oleh kesalahan keduanya. Misalnya, di satu sisi orang tua mengharapkan remaja berperilaku sesuai usianya, tetapi disisi lain orang tua malah memperlakukan seperti anak kecil. Begitu pula remaja di satu sisi menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain dia kurang memerhatikan norma keluarga sehingga terkadang melampaui batas.

Peristiwa tersebut akan menimbulkan konflik antara anak dan orang tua. Namun hubungan ini semakin membaik, terutama saat orang tua mulai menyadari bahwa anaknya bukan lagi anak kecil, dan remaja pun menyadari bahwa keinginannya untuk bebas tidak harus bersikap negatif. Dengan saling menyesuaikan diri hubungan orang tua dan anak akan lebih santai serta rumah menjadi tempat yang lebih menyenangkan.

2). Suasana Keluarga yang Retak

Tidak harmonisnya hubungan keluarga antara orang tua dan remaja menjadi sebab terjadinya rumah tangga menjadi retak.Suasananya ini dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain perceraian, orang tua terlalu sibuk bekerja, salah satu orang tua telah tiada, orang tua dan anggota keluarga lainnya tidak mau mengerti tugas perkembangan remaja, atau remaja sendiri tidak mau peduli terhadap tugas-tugas yang menjadikan keluarga itu retak.

a. Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga

Kondisi sosial ekonomi keluarga tidak memungkinkan remaja untuk memiliki simbol-simbol status yang sama dengan yang dimiliki

teman-teman sebayanya, seperti pakaian, kendaraan, dan lainnya akan membuat remaja merasa lebih rendah diri, bahkan menghambat perkembangan dan kemajuannya. Sebaliknya jika kondisi sosial ekonomi keluarga yang mapan akan membuat remaja sangat percaya diri dan cepat berkembang mencapai kemajuan yang diharapkan. b. Posisi Remaja dalam Keluarga

Meskipun pada tingkatan usia yang berbeda-beda, umumnya antara adik perempuan dengan kakak laki-laki atau sebaliknya, atau antara adik laki-laki dengan kaka laki-laki terjalin hubungan yang sangat kuat. Terkadang anak yang lebih besar lebih berperan sebagai pelindung ikut campur dalam proses kebebasan adiknya, sehingga terjadi pula konflik antara keduanya, meskipun tidak setajam konflik dengan orang tua.

c. Perbedaan Jenis Kelamin

Pada masa remaja tampak perbedaan antara laki-laki dan perempuan, yang tidak banyak terjadi saat mereka masih kanak-kanak. Perbedaan yang tampak itu antara lain:

1). Anak laki-laki yang ingin menguasai anak perempuan, sehingga anak perempuan merasa benci terhadapnya.

2). Orang tua membuat standar tertentu bagi anak laki-laki yang berbeda dengan standar untuk anak perempuan. Orang tua tidak suka bila anak perempuan melakukan apa yang dilakukan oleh anak laki-laki.

3). Orang tua lebih suka bila kakak perempuan mengalah pada adik laki-lakinya. Tentu perlakuan ini akan menimbulkan kecemburuan tersendiri pada kaka perempuan.

Ketiga perbedaan perlakuan tersebut akan menimbulkan hambatan bagi pertumbuhan kepribadian anak perempuan dan anak laki-laki sehingga memicu berkurangnya rasa percaya diri remaja dengan lingkungannya dan dapat menjadikan penyimpangan perilaku anak adalah:25

a. Terlibat narkoba b. Seks bebas c. Anak jalanan

d. Pemerasan, perampokan

e. Pemerkosaan yang dilakukan anak berusia 12-20 tahun terhadap anak kecil

f. Bunuh diri g. Pembunuhan

Peran keluarga dalam perkembangan psikologis anak dalam hal ini keluarga menjadi tempat bagi anak untuk dapat menyelesaikan masalah dan membantu anak dalam melewati tiap tahap perkembangannya. Sedini mungkin perlu dibimbing untuk menentukan kepribadian sehingga anak dapat menyesuaikan diri secara baik, dapat berkomunikasi, berekspresi dan memecahkan masalah dengan orang lain.

25