• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II POLA IBU TIRI DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK

B. Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan yang terdekat untuk membesarkan,mendewasakan,dan didalamnya anak mendapatkan pedidikan yang pertama kali. Keluarga merupakan kelompok masyarakat terkecil, akan tetapi merupakan lingkungan paling kuat dalam membesarkan anak dan terutama bagi anak yang belum sekolah.29Keluarga adalah suatu kesatuan yang dibentuk oleh bagian-bagian yang saling berubungan dan berinteraksi.

28

Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi Dalam Keluarga,( Jakarta: Rineka Cipta,2014),h. 70

29

1. Bentuk Keluarga

Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan. Secara tradisional keluarga di kelompokkan menjadi dua, yaitu :30

a. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri ayah, ibu, dan anak di peroleh dari keturunannya.

b. Keluarga besar adalah keluarga inti di tambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah ( kakek-nenek,paman-bibi)

Namun, dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualism, pengelompokan tipe keluarga selain kedua di atas berkembang menjadi :

1) Keluarga bentukan kembali adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya. Keadaan ini di Indonesia juga menjadi tren Karena adanya pengaruh gaya hidup berat yang pada zaman dahulu jarang sekali di temui sehingga seorang yang telah cerai atau ditinggal pasangannya cendrung hidup sendiri untuk membesarkan anak-anaknya.

2) Orang tua tunggal adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.

3) Ibu dengan anak tanpa perkawinan

30

4) Seseorang yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah. Kecendrungan di indonesai juga meningkat dengan dalih tidak mau di repotkan oleh pasangan atau anaknya kelak jika telah menikah.

5) Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya. Biasanya dapat di jumpai pada daerah kumuh perkotaan, tetapi pada akhirnya mereka di nikahkan oleh pernikahan dengan pemerintah daerah ( kabupaten atau kota ) meskipun usia pasangan tersebut telah tua demi status anak-anaknya.

6) Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama. 2. Fungsi Keluarga

Indonesia membagi fungsi keluarga menjadi delapan dengan bentuk oprasional yang dapat di lakukan oleh setiap keluarga ( UU No. 10 Tahun 1992 joPP No. 21 tahun 1994), yaitu :31

a. Fungsi Keagamaan

1) Membina norma/ajaran sebagian dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga.

2) Menerjemahkan ajaran/norma agama ke dalam tingkah laku hidup sehari-hari keseluruhan anggota keluarga.

3) Memberi contoh kongrit dalam hidup sehari-hari dalam pengalaman dari ajaran agama.

31

Sarlito Wirawan Sarwo, Pergeseran Norma Prilaku Seksual Kaum Remaja,( Jakarta: Rajawali,1981),h. 214

4) Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang keagamaan yang tidak atau kurang di perolehnya di sekolah dan masyarakat.

5) Membina rasa, sikap dan praktik kehidupan keluarga beragama sebagai fondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

b. Fungsi Budaya

1) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin do pertahankan.

2) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai.

3) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga, anggotanya mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negative globalisasi.

4) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang dengan budaya masyarakat/bangsa untuk menunjang terwujudnya norma keluarga.

c. Fungsi cinta kasih

1) Menumbuhkan kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antara anggota keluarga ke dalam ucapan dan tingkah laku secara terus menerus.

2) Membina tingkah laku saling menyayangi baik antara anggota keluaraga maupun antara keluarga yang satu dengan yang lainnya secara kuantitatif dan kualitatif.

3) Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ukbrowi dalam keluarga secara serasi, selaras, dan seimbang.

4) Membina rasa, sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia.

d. Fungsi perlindungan

1) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga yang baik dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun luar keluarga.

2) Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk ancaman dan tantanggan yang dating dari luar.

3) Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia.

f. Fungsi reproduksi

1) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga.

2) Memberikan pengalaman kaidah-kaidah pembentukan keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental.

3) Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah anak yang diinginkan dalam keluarga.

4) Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif menuju keluarga kecil bahagia.

g. Fungsi sosialisasi

1) Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan utama.

2) Menyadari, merencanakan, dan menciptakan kehidupan keluaraga sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai konflik dan permasalahan yang di jumpainya, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

3) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang di perlukannya untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan yang di perlukan oleh lingkungan sekolah maupun masyarakat.

4) Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga sehingga tidak saja dapat bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi orang tua dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil bahagia.

h. Fungsi ekonomi

1) Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga.

2) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga.

3) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras, dan seimbang.

4) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia.

i. Fungsi pelestarian lingkungan

1) Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan intern keluarga.

2) Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat sekitarnya.

3) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia.

Dokumen terkait