• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KONSEP KELUARGA

A. Pengertian Keluarga Sakinah

4. Keluarga Sakinah

Keluarga merupakan jiwa dan tulang punggung dalam masyarakat. Kesejahteraan keluarga baik lahir maupun batin akan dinikmati oleh suatu bangsa, atau sebaliknya kebodohan dan keterbelakangannya adalah suatu cerminan dari keadaan keluarga-keluarga yang hidup pada masyarakat bangsa tersebut.22 Oleh sebab itu, Islam memberikan perhatian yang besar terhadap pembinaan keluarga sepadan dengan perhatiannya terhadap kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Allah swt menganjurkan agar kehidupan keluarga menjadi bahan pemikiran manusia.

Islam sebagai agama yang memiliki tujuan utamanya adalah kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Islam sangat mementingkan

21 A.M. Ismatulloh,‛Konsep Sakinah, Mawaddah Dan Rahmah Dalam Al-Qur’an (Prespektif Penafsiran Kitab Al-Qur’an Dan Tafsirnya), Mazahib. Vol. XIV, No.i, 2015, 2.

22M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan masyarakat (Bandung: Mizan, 1994), 253.

33

pembinaan baik pribadi maupun keluarga. Pribadi yang baik tentunya akan melahirkan keluarga yang baik, sebaliknya pribadi yang rusak akan melahirkan keluarga yang rusak. Demikian juga apabila suatu keluarga dibangun dengan baik, maka akan melahirkan Negara yang baik pula. Karena keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat sangat berpengaruh terhadap Negara.

Dalam pandangan al-Qur’an, salah satu tujuan utama pernikahan adalah untuk menciptakan keluarga yang saki>nah, mawaddah, dan rahmah antara suami, istri, dan anak-anaknya. Hal ini ditegaskan dalam QS. ar-Rum ayat 21.

ٍ ً ىك

ً ً ىيآ

ٍفى

ى ى ى

ميكىل

ٍ ً

ميكًسيفٍػنى

نيا ىكٍزى

وينيكٍسىتًل

يىهيىلإ

ى ى ىاىك

ميكىنيىب

ن دَّدىوى

ن ى ٍ ىرىك

دَّفًإ

ىًف

ى ًلىذ

وايىآ

وـٍوى ًل

ىفكي دَّكىفىػتىػآ

.

‚Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu kalian rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.‛23 Pada ayat 21 surah ar-Rum diterangkan tanda-tanda kekuasaan Allah swt yaitu kehidupan bersama antara laki-laki dan perempuan dalam sebuah pernikahan. Manusia mengetahui bahwa mereka mempunyai perasaan tertentu terhadap lawan jenisnya.24 Sehingga,

23 Bahrun Abu bakar, Terjemahan Tafsir Jalalain berikut Asbaabun Nuzul jilid 3 (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2012), 1720.

24 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan tafsirnya (edisi yang disempurnakan) (Jakarta: Widya Cahaya, 2011), 481.

34

mereka memahami hikmah Sang Khalik dalam menciptakan dua pasangan tersebut dalam bentuk yang sesuai bagi satu sama lain.

Adanya saki>nah atau ketenteraman, merupakan modal yang paling berharga dalam membina rumah tangga bahagia. Dengan adanya rumah tangga yang sakinah, jiwa dan pikiran menjadi tenteram, tubuh dan hati mereka menjadi tenang, kehidupan dan penghidupan menjadi mantap, kegairahan hidup akan timbul, dan ketentraman bagi laki-laki dan perempuan secara menyeluruh akan tercapai.

Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah kata (

اونكست

) taskunu terambil dari kata (

نكس

) sakana yaitu diam, tenang setelah sebelumnya goncang dan sibuk. Dari sini, rumah dinamai sakan karena dia tempat memperoleh ketenangan setelah sebelumnya si penghuni sibuk di luar rumah.25 Disamping sakinah, al-Qur’an menyebutkan dua kata lain dalam konteks kehidupan rumah tangga, yaitu mawaddah dan rahmah. Mawaddah berasal dari Fi’il wadda-yawaddu, waddan wa mawaddatan artinya cinta, kasih dan suka. Sedangkan rah}mah dari Fi’il rah}imah-yarh}amu-rah}matan wa marhamatan artinya sayang, menaruh kasihan.26

Berkenaan mengenai kata-kata mawaddah (rasa kasih) dan rah}mah (sayang), Mujahid dan ‘Ikrimah berpendapat bahwa yang pertama adalah sebagai ganti dari kata ‚nikah‛ (bersetubuh) dan yang

25 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (pesan, kesan, dan keserasian Al-Qur’an ) (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 35.

35

kedua sebagai kata ganti ‚anak‛. Jadi menurut mujahid dan ‘Ikrimah, maksud ungkapan ayat ‚bahwa dia menjadikan antara suami dan istri rasa kasih sayang‛ ialah adanya perkawinan sebagai yang disyariatkan Tuhan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan dari jenisnya sendiri, yaitu jenis manusia, akan terjadi persenggamaan merupakan suatu yang wajar dalam kehidupan manusia, sebagaimana adanya anak-anak merupakan suatu yang umum pula.27

Ada yang berpendapat bahwa mawaddah bagi anak muda, dan rahmah bagi orang tua. Ada yang menafsirkan mawaddah ialah rasa kasih sayang yang makin lama terasa makin kuat antara suami istri. Hidup bersuai-isteri itu bukan semata-mata mawaddatan, bertambah mereka tua, bertambahlah kasih mesra kedua pihaknya bertambah dalam. Itulah rahmatan, yang kita artikan kasih sayang. Kasih sayang lebih mendalam dari cinta. Bertambah mereka tua, bertambah mendalam rahmatan kedua belah pihak.28

Dalam perkembangannya, kata sakinah diadopsi ke dalam Bahasa Indonesia dengan ejaan yang disesuaikan menjadi sakinah yang berarti kedamaian, ketentraman, ketenangan, kebahagiaan. Disamping itu ada kata mawaddah juga sudah diadopsi ke Bahasa Indonesia menjadi mawaddah yang berarti kasih sayang. Mawaddah mengandung pengertian fiosofis adanya dorongan batin yang kuat dalam diri sang

27 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan tafsirnya (edisi yang disempurnakan) …, 482.

28 Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Tafsir al-Azhar Juz 21 (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2006), 65.

36

pecinta untuk senantiasa berharap dan berusaha menghindarkan orang yang dicintainya dari segala hal yang buruk, dibenci dan menyakitinya. Mawaddah adalah kelapangan dada dan kehendak jiwa dari kehendak buruk. Adapun kata rahmah, setalah diadopsi dalam Bahasa Indonesia dengan ejaannya disesuaikan menjadi rahmat yang berarti kelembutan hati dan perasaan empati yng mendorong seseorang melakukan kebaikan kepada pihak lain yang patut dikasihi dan disayangi.29

Suatu penelitian ilmiah menunjukkan bahwa setelah meneliti ribuan pasangan suami istri (pasutri), disimpulkan bahwa setelah diadakan korelasi, maka antara kedua pasangan tadi terdapat banyak kesamaan, baik secara psikologis maupun secara fisik. Maksud ‚jenis kamu sendiri‛ disini adalah dari sisi psikis dan fisik yang sama sehingga mereka mempunyai kesamaan antara keduanya. Hanya dengan hidup bersama pasangan yang serasa akrab (familiar) dengannya, maka akan tumbuh perasaan mawadddah dan rahmah, kasih sayang dan perasaan cinta. Oleh karena itu, teman hidup harus dipilih dari jenis, kelompok fisik, dan kejiwaan yang mempunyai kemiripan serupa dengannya.30

Demikian agungnya perkawinan itu, dan rasa kasih sayang ditimbulkannya, sehingga ayat 21 surah ar-Rum ditutup dengan menyatakan bahwa semuaya itu merupakan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah swt bagi orang-orang yang mau menggunakan pikirannya. Akan tetapi, sedikit sekali manusia yang mau mengingat

29 A.M. Ismatulloh,‛Konsep Sakinah …, 3.

37

kekuasaan Allah yang menciptakan pasangan bagi mereka dari jenis mereka sendiri (jenis manusia) dan menanamkan rasa cinta dan kasih sayang dalam jiwa mereka.31

Untuk itu, dalam membangun keluarga sakinah diperlukan perencanaan mulai dari masa pra nikah, masa nikah, bahkan paska nikah. Upaya perencanaan keluarga sakinah pada masa pra nikah antara lain dapat dilakukan dengan cara memastikan bahwa kedua calon mempelai sama-sama telah siap menjadi suami istri baik secara lahi maupun batin. Sedangkan untuk membentuk keluarga sakinah pada masa nikah antara lain dapat dilakukan dengan pembagian peran yang fleksibel dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan mengetahui hak dan kewajiban masing-masing.

Sakinah juga diterapkan paska pernikahan, dimana pada situasi sakinah gagal diraih dalam keluarga dan perceraian disepakati sebagai jalan keluar, maka proses perceraian agar mempertimbangkan keinginan semua pihak baik smuai, istri, maupun anak-anak. Setelah terjadi perceraian pasti ada jaminan bahwa kewajiban orang tua atas anak-anak mereka dapat terpenuhi dengan baik karena anak selamanya adalah anak orangtuanya.

Dalam uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga sakinah adalah suatu keluarga yang dibina atas dasar ikatan perkawinan sah yang

31 Ibid., 483.

38

terdiri dari ayah/suami, ibu/istri dan anak dengan tujuan tercapaianya kehidupan yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

Dokumen terkait