• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.5. Keluhan Muskuloskeletal ditinjau dari Sikap Kerja

Untuk mengetahui keluhan musculoskeletal menggunakan Nordic body map yang ditanyakan sesaat setelah bekerja. Hasil dari pemetaan keluhan muskuloskletal yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.5. sebagai berikut:

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pekerja Pembuat Roti Menurut Keluhan Muskuloskeletal Ditinjau dari Sikap Kerja yang dialami oleh pekerja di U.D. Harum Manis di Kecamatan Medan Tembung pada tahun 2010

No Jenis Keluhan Ya Tidak Total %

n % N %

1. Leher 10 66,7 5 33,3 15 100,0

2. Bahu Kiri 6 40,0 9 60,0 15 100,0

3. Bahu Kanan 8 53,3 7 46,7 15 100,0

4. Lengan Atas Kiri 5 33,3 10 66,7 15 100,0

5. Punggung 11 73,3 4 26,7 15 100,0

6. Lengan Atas Kanan 8 53,3 7 46,7 15 100,0

7. Pinggang 10 66,7 5 33,3 15 100,0

8. Bokong 0 0 15 100,0 15 100,0

9. Pantat 0 0 15 100,0 15 100,0

10. Siku Kiri 0 0 15 100,0 15 100,0

11. Siku Kanan 5 33,3 10 66,7 15 100,0

12. Lengan Bawah Kiri 3 20,0 12 80,0 15 100,0

13. Lengan Bawah Kanan 7 46,7 8 53,3 15 100,0

14. Pergelangan Tangan Kiri 8 53,3 7 46,7 15 100,0

15. Pergelangan Tangan Kanan 10 66,7 5 33,3 15 100,0

16. Tangan Kiri 9 60,0 6 40,0 15 100,0 17. Tangan Kanan 12 80,0 3 20,0 15 100,0 18. Paha Kiri 8 53,3 7 46,7 15 100,0 19. Paha Kanan 8 53,3 7 46,7 15 100,0 20. Lutut Kiri 6 40,0 9 60,0 15 100,0 21. Lutut Kanan 7 46,7 8 53,3 15 100,0 22. Betis Kiri 10 66,7 5 33,3 15 100,0 23. Betis Kanan 10 66,7 5 33,3 15 100,0

24. Pergelangan Kaki Kiri 6 40,0 9 60,0 15 100,0

25. Pergelangan Kaki Kanan 6 40,0 9 60,0 15 100,0

26. Kaki Kiri 11 73,3 4 26,7 15 100,0

Berdasarkan tabel 4.6. di atas, dapat diketahui bahwa pekerja pembuat roti mengalami keluhan muskuloskeletal yaitu keluhan pada leher sebanyak 10 orang (66,7%), bahu kiri sebanyak 6 orang (40,0%), bahu kanan sebanyak 8 orang (53,3%), lengan atas kiri sebanyak 5 orang (33,3%), punggung sebanyak 11 orang (73,3%), lengan atas kanan sebanyak 8 orang (53,3%), pinggang sebanyak 10 orang (66,7%), siku kanan sebanyak 5 orang (33,3%), lengan bawah kiri sebanyak 3 orang (20,0%), lengan bawah kanan sebanyak 7 orang (46,7%), pergelangan tangan kiri sebanyak 9 orang (60,0%), pergelangan tangan kanan sebanyak 10 orang (66,7), tangan kiri sebanyak 9 orang (60,0%), tangan kanan sebanyak 12 orang (80,0%), paha kiri sebanyak 8 orang (53,3%), paha kanan sebanyak 8 orang (53,3%), lutut kiri sebanyak 6 orang (40,0%), lutut kanan sebanyak 7 orang (46,7%), betis kiri sebanyak 10 orang (66,7%), betis kanan sebanyak 10 orang (66,7%), pergelangan kaki kiri sebanyak 6 orang (40,0%), pergelangan kaki kanan sebanyak 6 orang (40,0%), kaki kiri sebanyak 11 orang (73,3%), dan kaki kanan sebanyak 13 orang (86,7%).

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Sikap Kerja

5.1.1. Sikap Kerja pada Proses Pencetakan Adonan

Berdasarkan pengamatan, pekerja pembuat roti pada proses pencetakan mengalami keluhan pada daerah pinggang dan tangan. Keluhan pada daerah punggung disebabkan sikap pekerja yang membungkuk pada saat memasukkan dan mengangkat adonan sedangkan keluhan pada daerah tangan dikarenakan pekerja harus mengangkat adonan yang telah terbentuk dengan tangan yang beratnya mencapai 10 kg. prosess ini dilakukan sebanyak 5-7 kali dalam sehari dimana sekali proses pencetakan menghabiskan waktu 1 jam.

Menurut Nurmianto, keluhan pada punggung dapat terjadi karena sikap pekerja yang membungkuk pada saat melakukan proses pencetakan. Sikap kerja ini dapat mengakibatkan tekanan pada tulang belakang meningkat menjadi 190% dari keadaan biasanya (100%). Sikap kerja seperti ini sebaiknya dihindarkan agar pekerja tidak mengalami keluhan pada otot-otot punggung. Sikap kerja seperti ini mengakibatkan punggung mengalami pembebanan secara statis dan dalam waktu yang lama. Otot tidak sempat melakukan relaksasi. Oleh sebab itu pekerja sering megeluh pada daerah punggung. Demikian halnya dengan tangan. Pembebanan yang diberikan pada tangan mengakibatkan otot tangan berkontraksi secara terus menerus dalam waktu lebih dari 8 jam.

Sikap kerja seperti ini sebaiknya dihindari agar pekerja tidak merasakan keluhan di daerah tangan dan punggung. Namun jika tidak bisa dihindari, pekerja

sebaiknya melakukan relaksasi agar otot dapat beristirahat sebentar. Relaksasi yang dapat dilakukan misalnya meluruskan punggung sekitar 5-10 menit setelah membungkuk dan relaksasi pada tangan dapat dilakukan dengan meluruskan tangan kedepan ataupun kebawah.

5.1.2. Sikap Kerja pada Proses Penghalusan Adonan Roti

Pada proses ini, pekerja sering mengeluhkan pada daerah tangan dan kaki. Hal ini disebabkan pada saat menghaluskan adonan, pekerja harus membalikkan adonan pada mesin dengan menggunakan tangan sampai beberapa kali hingga adonan halus. Aktivitas yang berulang pada tangan ini mengakibatkan otot-otot tangan menjadi lelah. Sedangkan keluhan pada daerah kaki dikarenakan kaki harus menopang tubuh dimana posisi tubuh pada saat penghalusan tidak berdiri tegak melainkan agak sedikit miring kedepan. Kaki berusaha menopang tubuh agar tidak jatuh.

Menurut Peter, salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal yaitu aktivitas berulang. Keluhan terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi. Tangan pekerja dipaksa untuk bekerja dengan melakukan pekerjaan yang sama dalam waktu yang lama tanpa ada relaksasi. Sebaiknya relaksasi pada tangan dilakukaan dengan meluruskan tangan ke bawah atau ke depan atau dengan menggerakkan tangan secara perlahan ke depan dan ke belakang. Pada kaki juga demikian, kareana harus menopang tubuh dalam jangka waktu yang lama, kaki mengalami pembeban secara statis sehingga mengakibatkan otot-otot kaki berkontraksi secara terus menerus. Hal ini mengakibatkan kaki terasa pegal dan lelah.

Relaksasi juga perlu dilakukan pada kaki agar terhindar dari rasa lelah maupun sakit. Relaksasi yang dapat dilakukan pada kaki misalnya dengan berjalan sekitar 5 menit atau dengan menekuk kaki ke belakang selama 5-7 menit sehingga otot kaki mengalami relaksasi sebentar.

5.1.3. Sikap Kerja pada Proses Pencetakan Roti

Keluhan yang dirasakan oleh pekerja pada proses pencetakan adonan adalah pada daerah tangan dan leher. Hal ini disebabkan dalam proses ini, pekerja harus mencetak roti dengan gerakan tangan yang cepat untuk memenuhi pesanan yang ada. Selain itu, pada saat mencetak roti, pekerja juga sering menunduk. Akibat sikap ini otot-otot pada daerah leher bekerja secara statis dimana pembuluh-pembuluh darah dapat tertekan sehingga aliran darah dalam otot menjadi berkurang yang berakibat berkurangnya glukosa dan oksigen dari darah dan harus menggunakan cadangan yang ada. Hal ini mengakibatkan rasa pegal dan lelah pada daerah otot.

Untuk menghindari keluhan yang dirasakan pada tangan dan leher, pekerja sebaiknya melakukan relaksasi setelah 30 menit bekerja. Relaksasi yang dapat dilakukan misalnya pada tangan, ssperti yang sudaah disebut di atas, dapat dilakukan dengan meluruskan tangan ke depan atau ke bawah atau dengan menggerak-gerakkan tangan selama 5 menit sehingga otot tangan tidak berkontraksi terus menerus. Sedangkan pada leher, relaksasi yang dapat dilakukan seperti memutar leher dari bawah ke atas secara pelahan-lahan atau dengan menggerakkan leher ke bawah, ke atas, dan ke samping secara bergantian.

5.1.4. Sikap Kerja pada Proses Pemanggangan

Keluhan yang dirasakan pekerja pada proses pemanggangan adalah pada daerah pinggang. Hal ini disebabkan sikap kerja pekerja pada saat mengangkat wadah, yang terbuat dari aluminium yang telah berisi penuh roti, agak membungkuk.

Menurut Suma’mur, bila seorang tenaga kerja mengangkat barang sambil membungkuk maka tekanan yang besar sekali akan terjadi pada daerah pinggang. Oleh sebab itu, sikap kerja mengangkat dengan posisi tubuh membungkuk ini harus dihindari untuk mencegah tekanan pada daerah pinggang. Cara mengangkat yang baik menurut Suma’mur adalah :

1. Beban yang akan diangkat harus berada sedekat mungkin ke tubuh.

2. Mula-mula lutut harus bengkok dan tubuh harus berada pada sikap dan punggung lurus

3. Punggung harus lurus, agar bahaya terhadap kerusakan pada diskus dihindarkan.

Dokumen terkait