• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

3. Masih kurangnya data tentang profile kemampuan berpikir kreatif siswa di jenjang SMP.

4. Belum ada informasi yang cukup akurat tentang faktor dominan apa yang mendukung kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

12

Ibid., h. 52. 13

Jeanne Ellis Ormord, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 293.

5. Masih sedikit informasi tentang validitas dan reliabilitas soal berpikir kreatif jenjang SMP pada materibangundatarsegiempat.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian terarah dan tidak terjadi penyimpangan terhadap masalah yang akan dibahas, maka peneliti memberikan batasan sebagai berikut:

1. Indikator berpikir kreatif matematis yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator menurut Munandar tahun 1992 :

a. Kelancaran (fluency) yaitu kemampuan memberikan banyak jawaban atau ide-ide.

b. Keluwesan (Flexibility) yaitu kemampuan untuk menghasilkan jawaban dengan cara penyelesaian dan jawaban yang bervariasi. c. Orisinal (Originality) yaitu kemampuan untuk menghasilkan

jawaban dengan cara yang tidak lazim dan kemampuan menghasilkan jawaban yang unik.

d. Elaborasi (elaboration) yaitu kemampuan untuk memperluas ide dan aspek-aspek yang tidak terpikirkan oleh orang lain.

2. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VII SMP di daerah Bekasi.

3. Materi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah bangun datar segi empat.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka perumusan

masalah yang diajukan sebagai berikut:

1. Bagaimana validitas dan reliabilitas konstruk instrumen kemampuan berpikir kreatif matematis?

2. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis?

3. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa berdasarkan gender?

4. Apakah terdapat pengaruh langsung kemampuan fluency terhadap kemampuan elaboration?

5. Apakah terdapat pengaruh langsung kemampuan fluency terhadap kemampuan flexibility?

6. Apakah terdapat pengaruh langsung kemampuan fluency terhadap kemampuan originality?

7. Apakah terdapat pengaruh langsung kemampuan elaboration terhadap kemampuan flexibility?

8. Apakah terdapat pengaruh langsung kemampuan elaboration terhadap kemampuan originality?

9. Apakah terdapat pengaruh langsung kemampuan flexibility terhadap kemampuan originality?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui valid dan reliabilitas kemampuan berpikir kreatif matematis. 2. Mengetahui Kemampuan Berpikir Kreatif .

3. Mengetahui Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis berdasarkan gender. 4. Menganalisis pengaruh langsung antara kemampuan fluency terhadap

kemampuan elaboration.

5. Menganalisis pengaruh langsung antara kemampuan fluency terhadap kemampuan flexibility.

6. Menganalisis pengaruh langsung kemampuan fluency terhadap

kemampuan originality.

7. Menganalisis pengaruh langsung antara kemampuan elaboration terhadap kemampuan flexibility.

8. Menganalisis pengaruh langsung antara kemampuan elaboration terhadap kemampuan originality.

9. Menganalisis pengaruh langsung antara kemampuan flexibility terhadap kemampuan originality.

F. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan terhadap pembelajaran matematika utamanya untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat suatu kebijakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah.

b. Bagi Guru

Bagi guru dapat menjadi masukan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

c. Bagi Siswa

Bagi siswa diharapkan dapat menjadi acuan untuk menemukan metode belajar yang tepat bagi mereka.

G. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka beberapa istilah yang perlu didefinisikan, meliputi berikut ini.

1. Analisis

Dalam kamus bahasa indonesia, analisis adalah penyelidikan suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui apa sebab-sebabnya, bagaimana duduk perkaraanya, dan sebagainya. Selanjutnya yang dimaksud analisis dalam penelitian ini adalah analisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas VII SMP.

2. Kemampuan Berpikir Kreatif

Kemampuan berpikir kreatif yang diteliti dalam penelitian ini meliputi 4(empat) kemampuan yakni: (1) kelancaran (fluency), menghasilkan banyak gagasan/ jawaban yang relevan dan arus pemikiran lancar, (2) keluwesan (flexibility), menghasilkan gagasan-gagasan yang seragam, mampu mengubah cara atau pendekatan dan arah pemikiran berbeda, (3) keaslian (originality) memberikan jawaban yang tidak lazim, yang diberikan jawaban orang lain, (4) elaborasi (elaboration), mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan.

11 A. Deskripsi Teoritik

a. Pengertian Matematika

Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan, tidak hanya pada tingkat sekolah dasar, namun sampai pada tingkat perguruan tinggi.

Matematika berasal dari kata mathema artinya pengetahuan, mathanein artinya berpikir dan belajar. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia diartikan matematika adalah ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan (depdiknas).1

Russel mendefinisikan bahwa matematika sebagai studi yang dimulai dari pengkajian bagian-bagian yang sangat dikenal menuju arah yang tidak dikenal. Arah yang dikenal tersusun baik (konstruktif) secara bertahap menuju arah yang rumit secara bertahap menuju arah yang rumit (kompleks), dari bilangan bulat ke bilangan pecah, bilangan real ke bilangan kompleks, dari penjumlahan dan perkalian ke differensial dan integral, dan menuju matematika yang lebih tinggi.2

Matematika adalah bahasa, sebab matematika merupakan simbol yang berlaku secara universal dan sangat padat makna dan pengertian.Bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat persentasinya dengan simbol, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide dari pada mengenai bunyi.

Jhonson dan Myklebust, Lemer, Kliner menitik beratkan matematika sebagai bahasa simbolis. Secara lebih spesifik Jhonson dan Myklebust mengemukakan bahwa matematika adalah bahasa simbolis

1

Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika,

(Jakarta: PT Grafindo Persada, 2014), h. 48.

2

yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.3

Selain sebagai bahasa, matematika juga sebagai suatu alat berpikir. Karena matematika adalah ilmu pengetahuan yang terbentuk karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses serta matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran).

Soedjadi memberikan enam definisi atau pengertian matematika, yaitu: (1) matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir dengan baik, (2) matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi, (3) matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan, (4) matematika adalah pengetahuan fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk, (5) matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik, dan (6) matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.4

Berdasarkan definisi diatas matematika adalah suatu alat berpikir yang merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak meliputi ilmu-ilmu tentang bilangan, penalaran, permasalahan kuantitatif dan pengetahuan tentang ruang dan bentuk yang pengkajiannya dilakukan secara bertahap dari yang paling mudah ke arah yang lebih rumit.

b. Pengertian Berpikir Kreatif

Manusia diberi karunia yang luar biasa oleh Allah SWT dengan adanya kemampuan untuk berpikir yang membedakannya dengan makhluk yang lain. Berpikir inilah yang menjadikan manusia sebagai makhluk yang dimuliakan.

3

Mulyono, Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar “Teori, Diagnosis, danRemediasinya”, (Jakarta: PT RinekaCipta, 2012), h. 202.

4

Nahrowi Adjie dan Maulana, Pemecahan Masalah Matematika, (Bandung: UPI Press, 2006), h. 34.

Arti kata “pikir” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah akal budi, ingatan, angan-angan.5 Berpikir artinya aktivitas menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang dalam ingatan. Menurut Gilmer, berpikir merupakan suatu pemecahan masalah dan proses penggunaan gagasan atau lambang-lambang pengganti suatu aktivitas yang tampak secara fisik. Selain itu, ia mendefinisikan bahwa berpikir merupakan suatu proses dari penyajian suatu peristiwa internal dan eksternal, kepemilikan masa lalu, masa sekarang, dan masa depan yang satu sama lain saling berinteraksi.6

Menurut Peter, “berpikir (thinking) adalah proses mental seseorangyang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan memahami (comprehending)”.7

Berpikir menyebabkan seseorang harus bergerak untuk mengembangkan pikirannya hingga di luar informasi yang didengarnya. Misalkan kemampuan berpikir seseorang untuk menemukan solusi baru dari suatu persoalan yang dihadapi. Sedangkan Menurut Suryabrata berpikir merupakan proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses jalannya (pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan).8

Pendapat Suryabrata diatas menunjukkan jika seseorang

dihadapkan pada situasi tertentu, maka dalam berpikir orang tersebut akan menyusun informasi yang ada sebagai pengertian-pengertian, kemudian membuat pendapat yang sesuai dengan pengetahuannya, dan akan membuat kesimpulan yang digunakan untuk membahas atau mencari solusi tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketika seseorang merumuskan masalah, memecahkan masalah, ataupun ingin memahami sesuatu masalah yang dihadapi, maka iamelakukan aktivitas

5

Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 1.

6

Ibid, h. 2.

7

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet 8, h. 230.

8

Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, (Surabaya: Unesa University Press, 2008), h. 12.

berpikir. Sebagaimana yang dikatakan Reggiero, berpikir merupakan suatu aktivitas mental untuk membantu memformulasikan atau memecahkan suatu masalah, membuat keputusan, atau memenuhi hasrat keingintahuan.9

Berpikir menurut Pail Mussen dan Mark R.Rossenzweig adalah yang mengacu pada banyak macam aktivitas yang melibatkan manipulasi konsep dan lambang serta panyajuan objek. Berpikir menurut Resnick yaitu proses yang melibatkan operasi mental seperti klasifikasi, induksi, deduksi, dan penalaran. Berpikir merupakan proses yang kompleks dan non algoritmik dimulai dengan pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarik kesimpulan.10

Berpikir kreatif juga dapat didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu dalam menemukan suatu ide baru. Evans menjelaskan bahwa berpikir kreatif adalah suatu aktivitas mental untuk membuat hubungan-hubungan (connections) yang terus-menerus (kontinu), sehingga ditemukan kombinasi yang “benar” atau sampai seseorang itu menyerah.11

Pengertian ini menunjukkan bahwa berpikir kreatif merupakan aktivitas menemukan kombinasi baru berupa ide-ide yang belum dikenal sebelumnya. Dalam membahas berpikir kreatif tentunya tidak akan lepas dengan kata kreativitas. Kreativitas biasanya diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru.

Menurut Munandar yang merupakan kesimpulan dari beberapa ahli, bahwa berpikir kreatif merupakan kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, atau fleksibilitas, dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan. Unsur-unsur tersebut membentuk sifat-sifat dasaryang khas dari proses berpikir kreatif, selain itu unsur-unsur ini pula yang membuat pengembangan berpikir kreatif yang tepat.

9

Ibid, h. 13.

10

Ali Hamzah, dan Muhlisrarini, op.cit, h. 37.

11

Kreativitas yang ditekankan oleh Munandar adalah keseluruhan kepribadian yang metupakan hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Lingkungan merupakan tempat individu tinggal dan berinteraksi dengan individu lain dapat mendukung berkembangnya proses berpikir kreatif, tetapi ada pula yang justru menghambat berkembangnya proses berpikir tersebut. Kemampuan berpikir kemudian digunakan untuk menghadapi

berbagai permasalahan yang ada ketika berinteraksi dengan

lingkungannya dan mencari berbagai alternatif pemecahannya sehingga dapat tercapai penyesuaian diri yang tepat.12

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan seseorang untuk membangun ide atau gagasan yang baru secara fasih dan fleksibel. Ide dalam pengertian di sini adalah ide dalam memecahkan atau mengajukan masalah matematika dengan tepat atau sesuai dengan permintaan.13

c. Pengertian Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Berpikir kreatif dalam matematika mengacu pada pengertian berpikir kreatif secara umum. Bishop menjelaskan bahwa seseorang memerlukan 2 model berpikir berbeda yang komplementer dalam matematika, yaitu berpikir kreatif yang bersifat intuitif dan berpikir analitik yang bersifat logis. Pengertian ini menunjukkan bahwa berpikir kreatif tidak didasarkan pada pemikiran yang logis tetapi lebih sebagai pemikiran yang tiba-tiba muncul, tak terduga, dan diluar kebiasaan.14

Pehkopen memandang berpikir kreatif sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran.Krulik dan Rudnick menjelaskan bahwa berpikir kreatif merupakan pemikiran yang bersifat asli, reflektif, dan menghasilkan suatu produk yang kompleks. Sehingga dapat disimpulkan

12

Utami Munandar, op. cit., h. 50.

13

Tatag Yuli, op. cit., 24.

14

bahwa berpikir kreatif dipandang sebagai suatu kesatuan atau kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen untuk menghasilkan sesuatu yang baru.Sesuatu yang baru tersebut merupakan salah satu indikasi dari berpikir kreatif dalam matematika. Indikasi yang lain dikaitkan dengan kemampuan berpikir logis dan berpikir divergen.15

Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis merupakan kegiatan atau aktivitas mental untuk memecahkan masalah matematika secara tepat atau sesuai permintaan (pertanyaan) dengan penemuan yang menghasilkan sesuatu yang baru dari sesuatu yang telah ada, seperti ide, keterangan, konsep, pengalaman, dan pengetahuan.

d. Indikator Berpikir Kreatif

Olson menjelaskan bahwa untuk tujuan riset mengenai berpikir kreatif, kreativitas (sebagai produk berpikir kreatif) sering dianggap terdiri dari dua unsur, yaitu kefasihan dan keluwesan (fleksibilitas):16

1) Kefasihan ditunjukkan dengan kemampuan untuk menemukan

gagasan besar, gagasan pemecahan masalah secara lancar dan tepat. 2) Keluwesan mengacu pada kemampuan untuk menemukan gagsan

yang berbeda-beda dan luar biasa untuk memcahkan suatu masalah. Williams menunjukkan ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif, yaitu:17

1) Kefasihan, yaitu kemampuan untuk menghasilkan pemikiran

gagasan atau perntanyaan dalam jumlah yang banyak.

2) Fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak macam pikiran, dan mudah berpindah dari jenis pemikirantertentu pada jenis pemikiran lainnya.

3) Orisinalitas, yaitu kemampuan untuk berpikir dengan cara baru atau dengan ungkapan yang unik dan kemampuan untuk menghasilkan

15 Ibid., h. 21. 16 Ibid., h. 18. 17 Ibid., h. 19

pemikiran-pemikiran yang tidak lazim dari pemikiran yang jelas diketahui.

4) Elaborasi, yaitu kemampuan untuk menambah atau memperinci hal-hal yang detail dari suatu obyek, gagasan, atau situasi.

Berdasarkan kognisi dan proses berpikir, Munandar memperjelas beberapa karakteristik siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif pada proses pembelajaran yaitu:18

1) Keterampilan berpikir lancar

a) Mencetuskan banyak gagasan, penyelesaian masalah atau pertanyaan.

b) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.

c) Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. 2) Keterampilan berpikir luwes

a) Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi. b) Dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda. c) Mencari banyak alternative atau arah yang berbeda-beda. d) Mampu merubah cara pendekatan atau cara pemikiran. 3) Orisinil.

a) Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.

b) Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri. c) Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari

bagian-bagian atau unsur. 4) Memperinci (mengelaborasi)

a) Mampu mengembangkan dan memperkaya suatu gagasan atau produk.

b) Menambahkan atau memperinci detil dari suatu obyek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

Berdasarkan uraian diatas, indikator berpikir kreatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah berpikir lancar (Fluency),berpikir

18

luwes (Flexibility), berpikir orisinal (Originality) dan memperinci (Elaboration).

Fluency mengacu pada kemampuan siswa untuk menghasilkan jawaban beragam dan bernilai benar. Jawaban dikatakan beragam jika jawaban tampak berlainan dan mengikuti pola tertentu. Produktivitas siswa untuk menghasilkan jawaban yang beragam dan benar serta kesulitan untuk menyelesaikan masalah juga akan dinilai dan dieksplor untuk menambah hasil deskripsi tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa.

Flexibility mengacu pada kemampuan siswa menghasilkan berbagai macam ide dengan pendekatan yang berbeda untuk menyelesaikan masalah. Siswa diharapkan mampu menjelaskan setiap cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Produktivitas siswa dalam mengubah sudut pandang penyelesaian dan tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal juga akan dinilai dan dieksplor untuk menambah deskripsi hasil tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa.

Originality mengacu pada kemampuan siswa memberikan jawaban yang tidak lazim, berbeda dengan yang lain dan bernilai benar. Siswa diharapkan menyelesaikan soal dengan pemikirannya sendiri. Orisinalitas jawaban siswa akan dinilai dan dieksplor lebih jauh untuk mengukut tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa.

Elaboration mengacu pada kemampuan siswa mengembangkan, menambah, dan memperkaya suatu gagasan. Diharapkan siswa dapat menambahkan informasi atau keterangan lebih lanjut untuk memperjelas jawaban siswa. Produktivitas dalam memberikan informasi tambahan akan dinilai dan dieksplor lebih lanjut untuk mengukur tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa.

Dalam penelitian ini, aspek-aspek berpikir kreatif yang diukur berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif menurut Munandar adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1

Indikator Aspek Berpikir Kreatif

Aspek Indikator

Berpikir Lancar (fluency)

1. Mencetuskan banyak gagasan, penyelesaian

masalah atau pertanyaan.

2. Memberikan banyak cara atau saran untuk

melakukan berbagai hal. Berpikir Luwes

(flexibility)

1. Menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan

yang bervariasi.

2. Dapat melihat masalah dari sudut pandang yang

berbeda-beda.

3. Mencari banyak alternative atau arah yang

berbeda-beda. Berpikir

(Originality)

1. Mampu menguungkapkan hal yang baru dan

unik.

2. Memikirkan cara yang tidak lazim untuk

mengungkapkan diri.

3. Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang

tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur. Berpikir

(Elaboration)

1. Mampu mengembangkan dan memperkaya suatu

gagasan atau produk.

2. Menambahkan atau memperinci detil dari suatu

obyek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, yaitu:

1. Dini Kinanti Fardah, (2012) dengan judul “ Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Matematika Melalui Open-Ended”.19

Jurnal KREANO diterbitkan oleh Jurusan Matematika FMIPA UNNES Volume 3 Nomor 2 Desember 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola berpikir kreatif siswa kategori tinggi sebanyak 20% dari seluruh siswa, pola berpikir kreatif kategori sedang sebanyak

19Dini kinanti fardah, “ Analisis Proses dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Matematika Melalui Open-Ended”.Jurnal KREANO diterbitkan oleh Jurusan Matematika FMIPA UNNES Volume 3 Nomor 2 Desember 2012.

33,33% dari seluruh siswa, dan pola berpikir kreatif siswa kategori rendah sebanyak 46,67% daro seluruh jumlah siswa.

2. Fatimatuzahro dan Mega Teguh Budiarto, (2014) dengan judul “ Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Matematika Open-Ended Ditinjau dari Perbedaan Kemampuan Matematika”.20

Jurnal MATHE dunesa diterbitkan oleh Jurusan Matematika UNESA Volume 3 Nomor 2 Tahun 2014. Hasil penelitian ini bahwa siswa kemampuan matematika tinggi menunjukkan dengan kemampuan berpikir kreatif hanya pada indikator fluency, dan elaboration, kemudian siswa dengan kemampuan matematika sedang menunjukkan kemampuan berpikir kreatif hanya pada indikator fluency, dan siswa dengan kemampuan matematika rendah tidak menunjukkan berkemampuan berpikir.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Anton David Prasetiyo, dan dkk, dalam jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, Volume 2 tahun 2014 dengan judul Berpikir Kreatif Siswa Dalam Penerapan Model Pembelajaran Berdasar Masalah Matematika.21 Disimpulkan bahwa setelah diterapkan model pembelajaran berdasar masalah berpengaruh dalam kemampuan berpikir kreatif siswa.

C. Kerangka Berpikir

Kurikulum 2004 mata pelajaran matematika mengisyaratkan

pentingnya kreativitas siswa, berpikir kreatif, maupun aktivitas kreatif.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengisyaratkan agar tiap pembelajaran matematika di sekolah dimulai dengan memberikan soal-soal konstektual dengan solusi atau strategi penyelesaian tidak tunggal. Tapi pada umumnya, guru hanya memberikan permasalahan rutin yang bersifat tertutup

20

Fatimatuzahro dan Mega Teguh Budiarto, “ Identifikasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Matematika Open-Ended Ditinjau dari Perbedaan Kemampuan

Matematika”. Jurnal MATHEdunesa diterbitkan oleh Jurusan Matematika UNESA, Vol. 3 No. 2 Tahun 2014, h. 85-89

21Anton David Prasetiyo, dan dkk, “Berpikir Kreatif Siswa Dalam Penerapan Model Pembelajaran Berdasar Masalah Matematika”. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, Volume 2 tahun 2014.

(memiliki jawaban atau cara penyelesaian tunggal) dan kebanyakan siswa mengerjakan tugas atau latihan soal yang tidak jauh berbeda dengan cara yang diajarkan oleh guru. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang memiliki kesempatan untuk mengekplorasi kreativitas dan produktivitas berpikirnya.

Matematika merupakan ilmu yang mendasari lahirnya ilmu-ilmu lain dan berperan penting dalam perkembangan teknologi masa kini.Oleh karena itu, penguasaan terhadap matematika dirasakan sangat perlu karena matematika diajarkan di semua jenjang pendidikan.Hal ini sebagai bekal peserta didik dalam menguasai kompetensi dasar, berpikir logis, kritis, sistematis dan kreatif.

Kemampuan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan

menyelesaikan permasalahan matematika dengan penyelesaian yang berbeda namun tetap diterima keabsahannya. Kemampuan berpikir kreatif meliputi kemampuan memunculkan banyak gagasan, jawaban maupun pertanyaan, mampu melihat permasalahan serta menghasilkan jawaban dari perspektif yang berbeda, menyusun sesuatu yang baru dan mampu mengembangkan ide lain dari suatu ide dan mampu memperinci suatu permasalah.

Kemampuan berpikir kreatif matematis perlu dikembangkan karena dapat memebrikan manfaat yang sangat luas terhadap kehidupan siswa. contohnya adalah dalam memahami dan mengaplikasikan materi matematika pada kehidupan sehari-hari, siswa yang kreatif cenderung dapat menyelesaikan masalah dengan baik dan senantiasa mamiliki pemikiran yang lebih mendalam terhadap suatu situasi dan masalah yang mereka temukan.

Secara grafis kemampuan berpikir kreatif siswa disignifikan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian:

1. Kemampuan fluency pengaruh langsung positif terhadap kemampuan elaboration.

2. Kemampuan fluency pengaruh langsung positif terhadap kemampuan flexibility.

3. Kemampuan fluency pengaruh langsung positif terhadap kemampuan originality.

4. Kemampuan elaboration pengaruh langsung positif terhadap kemampuan flexibility.

5. Kemampuan elaboration pengaruh langsung positif terhadap kemampuan originality.

6. Kemampuan flexibility pengaruh langsung positif terhadap kemampuan originality. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Fluency Elaboration Flexibility Originality

23

Penelitian dilakukan di SMPN 1 , SMPN 2 , SMPN 8, SMPN 9, SMPN 11, dan SMP IT Ar Raudhah Tambun Bekasi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII pada bulan Mei 2016 semester genap tahun ajaran 2015-2016.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survai, karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang kemampuan berpikir kreatif matematika siswa terhadap pembelajaran matematika dengan memberikan tes. Penelitian survai deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditunjukkan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik

Dokumen terkait