• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

4. Kemampuan Berpikir Kritis

Kemajuan teknologi dan informasi merupakan aspek yang menggerakkan atau mendorong manusia untuk lebih maju dalam berpikir. Manusia di dorong untuk memiliki kemampuan berpikir kritis dalam menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk menyaring dengan cerdas, cermat, dan bertanggung jawab segala macam informasi yang belum tentu baik dan teruji kebenaranya.29

Menurut R. Swartz dan D.N. Perkins oleh Zaleha Izhab Hassoubah menyatakan yang dimaksud berpikir kritis berarti:30

a. Bertujuan untuk mencapai penilaian yang kritis terhadap apa yang akan kita terima atau apa yang akan kita lakukan dengan alasan yang logis.

28

Dalman, ibid., hlm. 6.

29 Setyawan Pujiono, Berpikir Krits dalm Literasi Membaca dan Menulis untuk Memperkuat Jati

Diri Bangsa (prosiding bahasa dan sastra Indonesia, Purwokerto:PIBSI xxxiv, 2012), hlm. 779.

30 Zaleha Izhab Hassoubah, Developing Creative and Critical Thinking Skills, Cara Berpikir

b. Memakai stndar peniaian sebagai hasil dari berpikir kritis dalam membuat keputusan.

c. Menerapkan berbagai strategi yang tersusun dan memberikan alasan untuk menentukan dan menerapkan standar tersebut.

d. Mencari dan menghimpun informasi yang dapat dipercaya untuk dipakai sebagai bukti yang dapat mendukung suatu penilaian.

Kemudian R.H. Ennis memberikan sebuah definisi yaitu Berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.31

Orang yang mampu berpikir kritis adalah orang yang selalu mempertanyakan apa yang diperoleh atau kebenaran yang diperoleh untuk di buktikan kalau informasi tersebut adalah benar. Ciri-ciri seseorang yang mampu berpikir kritis adalah selalu mempertanyakan suatu argumen untuk memperoleh kebenaran yang hakiki. Hal ini karena seorang pemikir kritis dapat melihat secara tajam segala macam informasi yang diterima melalui pemahaman secara menyeluruh, analisis secara teliti, dan penilaian dengan kriteria yang dapat dipertanggung jawabkan.32

Siswa yang mampu berpiir kritis adalah siswa yang sering bertanya pada guru mengenai informasi yang diperoleh, namun dengan argumennya atau asumsi-asumsi yang siswa paparkan untuk memperoleh kebenaran materi/informasi yang disampaikan guru. Siswa yang mampu berpikir kritis merupakan siswa yang memiliki wawasan luas, mungkin dapat diperoleh melalui membaca atau pengalaman hidupnya. Siswa ini mampu menganalisis secara teliti materi yang diperolehnya. Wawasan yang luas yang dimiliki siswa

31 Zaleha Izhab Hassoubah , ibid., hlm. 87.

32

dapat terlihat ketika dalam pembelajaran siswa mampu memahami suatu materi dan apabila diberikan pertanyaan dia mampu menjawab dengan segenap kemampuan dan pengetahuan yang diperoleh. Proses ini mampu membuat siswa berpikir kritis dari mengingat, menganalisis, dan menyampaikan pendapat sesuai dengan pengetahuannya.

Menurut Marsono, dkk. yang dikutip oleh Setyawan Pujiono ada delapan keterampilan berpikir kritis yang perlu dikuasai seseorang untuk melakukan kegiatan membaca. Kedelapan keterampilan berpikir kritis tersebut yaitu,(a) keterampilan memfokuskan, (b) keterampilan mengumpulkan informasi, (c) keterampilan mengingat, (d) keterampilan mengorganisasi, (e) keterampilan menganalisis, (f) keterampilan menggeneralisasi, (g) keterampilan mengintegrasi, (h) keterampilan mengevaluasi.33

Menurut Richard W. Paul oleh Zaleha seorang pakar psikologi mengatakan:34

Hanya ketika kita mengembangkan anak-anak untuk berpikir secara kritis terhadap materi pelajaran, penggunaan bahasa, informasi yang mereka terima, keadaan lingkungan, dan prasangka yang dianggap sebagai suatu kebenaran, hanya ketika kita mendidik anak-anak untuk menguji struktur logika berpikir secara kritis, menguji kebenaran ilmu pengetahuan dengan pengalaman, menguji pengalaman dari berbagai aspek, hanya ketika kita memberikan ganjaran kepada mereka yang memikirkan diri mereka, yang menunjukkan kemandirian intelektual, keberanian, kesopanan dan keimanan, hanya ketika kita memiliki kesempatan yang sebenarnya bahwa anak-anak tersebut pada akhirnya akan menjadi orang dewasa yang bermoral dan bertanggung jawab, dan mulai komintmen mereka dapat tercipta masayarakat yang menjunjung tinggi nilai-nila moral.

33 Setyawan Pujiono,ibid. hlm. 779.

34 Zaleha Izhab Hassoubah, Developing Creative and Critical Thinking Skills, Cara Berpikir

Pendidikan dan proses belajar mengajar di sekolah haruslah memperhatikan dengan betul perkembangan siswa. Dalam proses belajar mengajar siswa tidak hanya menyerap ilmu pengetahuan dari guru saja, namun siswa diberikan pengalaman-pengalaman belajar. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengumpulkan informasi secara mandiri, mengamati, menanya, menalar dan menilai apa yang sedang mereka pelajari. Pembelajaran yang memusatkan pada siswa merupakan jalan untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir secara kritis dalam belajar, sehingga kemampuan untuk berpikir secara kritis siswa dapat terasah disetiap pembelajaran.

R.H Ennis menyatakan ada beberapa kecenderungan dan kemampuan untuk menentukan hal yang perlu dipercayai dan tidak. Kecenderungan dan kemampuan ini sangat penting supaya seseorang berpikir secara kritis, sehingga ia dapat menerapkan berpikir secara kritis di dalam kelas atau di kehidupan sehari-hari. Bentuk-bentuk kecenderungan tersebut yaitu:35

a. Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pernyataan. b. Mencari alasan.

c. Berusaha mengetahui informasi dengan baik.

d. Memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan membuktikannya. e. Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan.

f. Berusaha tetap relevan dengan ide utama. g. Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar. h. Mencari alternatif.

35

i. Bersikap dan berpikir terbuka.

j. Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu. k. Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan.

l. Bersikap secara sistematis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan masalah.

m. Peka terhadap tingkat keilmuan dan keahlian orang lain.

Kemudian M. Lipman, R.H. Ennis dan R. Paul , menjelaskan kemampuan ini adalah keterampilan untuk:36

a. Menentukan kredibilitas suatu sumber.

b. Membedakan antara yang relevan dari yang tidak relevan.

c. Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terucapkan. d. Mengidentifikasi bias yang ada.

e. Mengidentifikasi sudut pandang.

f. Mengevaluasi bukti yang ditawarkan untuk medukung pengakuan.