• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN MEMBAYAR HUTANG JANGKA PANJANG (SOLVABILITAS) & KOLEKTIBILITAS

Dalam dokumen Fortune always favors the prepared mind (Halaman 48-52)

Tingkat kemampuan perusahaan dalam pembayaran hutang tidak terlepas dari beberapa faktor yaitu likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.

Pada tahun 2016, 74% atau Rp8.398 miliar dari total hutang jangka panjang Danamon berasal dari penerbitan Obligasi Adira Finance.

Danamon dan anak perusahaan, Adira Finance, mampu memenuhi jadwal pembayaran pokok dan

stress. Pada posisi 31 Desember 2016 lalu, MCO bank menunjukkan arus kas positif baik dalam kondisi normal maupun dalam situasi stress.

Kemampuan Danamon untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang cukup baik

yang terrefleksi dari peringkat kredit yang diberikan oleh lembaga pemeringkat eksternal. Pefindo

memberikan corporate rating idAAA. Sementara itu Fitch memberikan viability rating bb+ dengan Long- Term IDR Rating dan Short-Term IDR Rating masing- masing BB+ dan B. Begitu pula, Moody’s memberikan rating Baa3/P-3 untuk Bank Deposit serta baa3 dan Baa2(cr)/P-2(cr), masing-masing untuk Adjusted Baseline Credit Assessment dan Counterparty Risk Assessment. Outlook yang diberikan ketiga lembaga pemeringkat di atas adalah stable.

Kemampuan pemenuhan kewajiban yang baik juga

dimiliki oleh Adira Finance. Pefindo memberikan

rating idAAA dengan stable outlook; idAAA dan idAAA(sy) berturut-turut untuk pemeringkatan perusahaan, obligasi,dan sukuk mudharabah.

Kolektibilitas Kredit

Kredit bermasalah Bank meningkat secara rasio menjadi 3,1% di tahun 2016 tetapi secara nilai mengalami penurunan 4% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp3.735 miliar. Peningkatan rasio tertinggi terjadi di segmen wholesale dari 1,0% di tahun 2015 menjadi 2,2% pada tahun 2016. Sementara rasio di segmen mass market membaik dari 3,7% di tahun 2015 menjadi 3,4% di tahun 2016.

Rentabilitas

Rasio Konsolidasi 2016 2015 2014

CAR

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) 20,9% 19,7% 17,8%

Rentabilitas

1 Return on Average Asset (ROAA) 1,5% 1,2% 1,4%

2 Return on Average Equity (ROAE) 8,0% 7,5% 8,6%

3 Net Interest Margin (NIM) 8,9% 8,3% 8,4%

4 Cost to Income 48,8% 52,0% 55,7%

Likuiditas

Rasio likuiditas yang penting dalam manajemen risiko likuiditas adalah Loan to Funding Rasio (“LFR”). Berdasarkan regulasi BI No. 17/11/PBI/2015 tanggal 25 Juni 2015, regulator merubah indikator yang dipergunakan untuk monitor likuiditas Bank. Loan to Deposit Rasio (“LDR”) diganti dengan Loan to Funding Rasio (“LFR”) mulai

Agustus 2015. Dalam perhitungan LFR, definisi simpanan ditambahkan surat-surat berharga yang diterbitkan

oleh bank, jadi bank dapat lebih leluasa menyerap dana masyarakat dalam bentuk surat-surat berharga. Bank secara harian melakukan pengukuran dan pengawasan LFR sesuai dengan ketentuan regulator, dengan batasan yang telah ditentukan secara internal. Untuk mendapatkan pengawasan yang lebih baik, LFR internal juga membedakan antara LFR denominasi Rupiah (“IDR”) dan LFR denominasi mata uang asing (“FCY”) dengan tujuan mendapatkan pengelolaan yang seimbang antara likuiditas Rupiah dan mata uang asing.

Pada 31 Desember 2016 lalu, Danamon memiliki likuiditas dengan tingkat LFR yang semakin baik tercatat 91,0% dibandingkan dengan 87,5% pada 31 Desember 2015. LFR rata-rata di tahun 2016 tercatat 90.42%. Indikator- indikator ini sesuai dengan persyaratan regulator.

PERMODALAN

Kecukupan Modal

Rp miliar Bank Konsolidasi

YoY 2016 2015*) 2014*) YoY 2016 2015 2014

Komponen Modal

a. Modal Inti (Tier 1) 3,59% 26.527 25.607 25.065 3,70% 30.997 29.892 28.636

b. Modal Pelengkap (Tier 2) -6,55% 1.119 1.197 - -6,41% 1.250 1.336 935

Jumlah Modal Inti dan Modal Pelengkap (a+b)

3,14% 27.646 26.804 25.065 3,26% 32.248 31.228 29.572 Aktiva Tertimbang dengan

Memperhitungkan Risiko Kredit, Risiko Pasar dan Risiko Operasional

-3,38% 123.952 128.284 135.015 -2,95% 154.090 158.766 166.294

KPMM 1,41% 22,30% 20,89% 18,56% 1,26% 20,93% 19,67% 17,78%

*) Disajikan kembali

Per Desember 2016, rasio KPMM konsolidasian berada pada level 20,93 %, meningkat dari posisi akhir 2015 di level 19,67%. Dari sisi Bank saja, KPMM Danamon meningkat menjadi 22,30% dibandingkan dengan 20,89% di tahun 2015. Selama 5 tahun terakhir sampai pada 31 Desember 2016, KPMM baik untuk bank saja maupun konsolidasi berada jauh di atas tingkat minimum yang diwajibkan oleh BI yaitu sebesar 9%- 10% (untuk Bank BUKU 3).

Dalam tabel Struktur Permodalan di atas terlihat posisi aset tertimbang menurut risiko (“ATMR”) dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional untuk bank saja sebesar Rp123.952 miliar pada tahun 2016, menurun 3,38% dari tahun 2015.

Kebijakan Permodalan

20Guna memastikan kemampuan Danamon dalam menghadapi berbagai tekanan bisnis, sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia terkait pemenuhan

yang ditetapkan oleh otoritas. Untuk itu, dibutuhkan struktur permodalan yang kuat agar dapat menjadi penyangga terhadap kemungkinan terjadinya kerugian baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal.

Struktur Permodalan Bank

Sesuai dengan Peraturan OJK (POJK) No. 11/ POJK.03/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank Umum serta perubahannya sesuai Peraturan OJK (POJK) No.34/POJK.03/2016 tanggal 22 September 2016, modal terdiri atas:

Modal Inti (Tier 1)

Terdiri dari modal disetor dan cadangan tambahan modal dikurangi dengan perhitungan pajak tangguhan, aset tidak berwujud dan penyertaan di Anak Perusahaan. Cadangan tambahan modal terdiri dari agio saham, cadangan umum, laba

Sampai dengan tahun 2016, KPMM sesuai profil risiko

yang wajib dipenuhi Danamon adalah sebesar 9%- <10%. Mulai tahun 2016 minimun KPMM ditambah lagi dengan faktor:

Capital Conservation Buffer • Countercyclical Buffer • Domestic SIB

Strategi Pengelolaan Modal

Sesuai dengan Peraturan OJK (POJK) No. 11/ POJK.03/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank Umum serta perubahannya sesuai Peraturan OJK (POJK) No.34/POJK.03/2016 tanggal 22 September 2016 dan Surat Edaran OJK No.26/SEOJK.03/2016

tanggal 14 Juli 2016, tentang KPMM sesuai Profil

Risiko dan Pemenuhan Capital Equivalency Maintained Assets (“CEMA”), Danamon diwajibkan untuk melakukan perhitungan KPMM minimum

berdasarkan profil risiko dan melakukan ICAAP.

Danamon mengukur kecukupan modal berdasarkan ketentuan KPMM dari OJK serta kecukupan modal internal, untuk memastikan kecukupan modal yang berkelanjutan guna mendukung kegiatan operasional Bank.

Proses Penilaian Kecukupan Modal Secara Internal

ICAAP adalah assesment sendiri yang dilakukan Danamon sesuai Pilar 2 Basel & peraturan OJK, dimana tidak hanya dipertimbangkan kecukupan modal dari Pilar 1 (Risiko Credit, Market & Operasional) tapi juga untuk meliputi risiko lainnya. Sebagai tambahan perhitungan kecukupan modal minimum berdasarkan

Rating Profil Risiko sesuai peraturan OJK, Danamon

juga menggunakan perhitungan internal untuk menghitung setiap risiko dari:

• Risiko konsentrasi kredit • Risiko Suku Bunga di buku Bank • Risiko Likuiditas

• Dampak dari Stress Test

Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, penerapan ICAAP di Danamon disertai dengan pengawasan aktif dari Dewan Direksi dan Dewan Komisaris, proses penilaian kecukupan modal, proses pemantauan dan

pelaporan profil risiko, serta proses pengawasan

internal yang memadai. Satuan Kerja Internal Audit Danamon melakukan review tahunan atas proses ICAAP secara independen.

Stress Test

Danamon melaksanakan stress test untuk memperkirakan potensi dampak dari kejadian ekstrem pada pendapatan dan modal. Hasil stress tests ini juga diintegrasikan ke dalam framework ICAAP Danamon.

Tim Economist menyiapkan beberapa skenario

yang dapat menyebabkan masalah bagi Danamon dalam beberapa tingkat keparahan yang berbeda. Skenario ini akan diformulasikan ke dalam parameter- parameter dan disetujui oleh manajemen.

Setiap lini bisnis (“LOB”) dan kalkulasi risiko kredit, pasar, dan likuiditas akan menggunakan skenario ini. Hasil stress test akan dianalisa dan dilaporkan kepada Dewan Direksi dan Komisaris.

Komposisi Pendanaan Aset Danamon

Pada tahun 2016 sebesar 79% dari aset Danamon didanai oleh liabilitas. Pendanaan aset dari ekuitas hanya mengambil bagian sebesar 21%. Komposisi tersebut dapat dikatakan sedikit mengalami perubahan, di mana pada tahun 2015 kontribusi liabilitas terhadap aset sebesar 82%. Tetapi komposisi liabilitas berbeda karena menurunnya simpanan nasabah dan liabilitas lainnya.

Pada tahun 2016, aset dan liabilitas masing-masing turun 7% dan 10%, sementara ekuitas naik 6%. Kenaikan ekuitas terutama disebabkan oleh peningkatan saldo laba (total retained earning).

Komposisi Pendanaan Aset Danamon

Dalam dokumen Fortune always favors the prepared mind (Halaman 48-52)

Dokumen terkait