• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PERSPEKTIF TEORI

A. Landasan Teori

7. Kemampuan Menerjemahkan Ayat Al-Qur’an

Secara harfiah, “terjemah” yang berawal dari bahasa arab, berarti menyalin atau mengubah pembicaraan dari satu bahasa kedalam bahasa lain. Terjemahan berarti peralihan bahasa atau salinan bahasa. Terjemahan yang berawal dari bahasa inggris dialihkan kedalam bahasa lain disebut dengan Translation.28

َٰ د ق ل و

َٰ

َٰ رَّس ي

ا ن

َٰٱ

َٰ ل

َٰ ر ق

َٰ نا ء

َٰ

َٰ كِ ذلِل

َِٰر

َٰ

َٰ ل ه ف

ََٰٰ

نِم

َٰ

َٰ رِكَّدُّم

ََٰٰ

١٧

َٰ

17. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?29

Dari ayat diatas dapat kita fahami bahwa manusia boleh menerjemahkan ayat supaya dapat memahami makna dari al-qur’an sehingga memperoleh pelajaran-pelajaran yang bisa dijadikan pedoman hidup.

b. Tujuan Penerjemahan Al-qur’an

27 Hasan Langgulung, Peralihan Paradigma dalam Pendidikan Islam dan Sains Sosial. (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002) hlm 25.

28Juairiah umar, Kegunaan Terjemah Qur’an Bagi Ummat Muslim, Jurnal AL-MU’ASHIRAH, UIN Arraniry Aceh. No.1 th XIV Januari 2017.hlm 32

26

1) Untuk mengetahui makna dan isi kandungan dalam al-qur’an

2) Bisa membantu menghafalkan al-qur’an (diakui oleh para penghafal al-qur’an)

3) Mempelajari bahasa arab terutama dalam menambah kosa kata yang bersumber dari al-qur’an.

4) Membantu dalam menyampaikan ceramah (pengajian) kultum.

5) Terjemah tidak boleh dijadikan pengganti dari al-qur’an.30 c. Syarat-syarat Penerjemah

Seorang penerjemah al-qur’an harus memenuhi criteria sebagai berikut:

1) Penerjemah haruslah seorang muslim. Karena al-qur’anadalah kitab suci yang diturunkan kepada agama islam, maka penerjemah harus beragama islam pula.

2) Penerjemah haruslah seorang yang adil dan tsiqah atau dhabit. Oleh Karena itu orang fasik tidak diperbolehkan menerjemahkan ayat al-qur’an.

3) Menguasai bahasa sasaran degan teknik penyusunan kata dengan baik dan benar. Ia harus mampu menuliskan kedalam bahasa sasaran dengan baik.

30Juairiah umar, Kegunaan Terjemah Qur’an Bagi Ummat Muslim, Jurnal AL-MU’ASHIRAH, UIN Arraniry Aceh. No.1 th XIV Januari 2017. hlm 33

4) Berpegang teguh pada prinsip-prinsip penafsiran al-qur’an dan memenuhi criteria sebagai mufasir (orang yang menafsirkan al-qur’an), Karena penerjemah adalah hakikat nya adalah mufasir.

5) Penerjemah menguasai bahasa dari keduanya, yaitu bahasa asli dari sumbernya dan juga bahasa terjemahan. Karena dihawatirkan terjadinya kesalahan dalam pengolahan bahasa yang akan menimbulkan kesalah pemahaman, maka penerjemah harus menguasai bahasa keduanya.

6) Menguasai gaya-gaya bahasa dan keistimewaan dari kedua bahasa tersebut. karena setiap bahasa memiliki cirri khas tersendiri, dan juga memiliki intonasi nada baca yang berbeda-beda.31

Selain syarat-syarat yang tertera diatas, jika diletakkan pada tempat aslinya, dan terjemahan harus benar dan cocok dengan makna-makna dan tujuan aslinya. Penerjemah juga harus memberikan keterangan pendahuluan yang menyatakan bahwa terjemah qur’an tersebut bukanlah qur’an, tetapi tafsir al-qur’an.32

d. Macam-macam terjemah ayat al-qur’an 1) Terjemah harfiyah

31Manna’ Khalil Al-qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa), hlm 442-446

32Juairiah umar, Kegunaan Terjemah Qur’an Bagi Ummat Muslim, Jurnal AL-MU’ASHIRAH, UIN Arraniry Aceh. No.1 th XIV Januari 2017. hlm 35

28

Dalam buku yang ditulis oleh Muhammad amin suma dengan judul Studi Ilmu-ilmu Al-qur’an (1), menuliskan bahwa terjemah harfiyah memiliki dua macam yakni:

a) Terjemah harfiyah bil-mitsli

Terjemah harfiyah bil-mitsli (لثملاب ْةيفرح) adalah menerjemahkan susunan al-qur’an dengan bahasa lain, dan susunan serta kosakata masih tetap seperti di al-qur’an, jadi terjemahannya masih memiliki nilai-nilai arti ayat al-qur’an.

Penerjemahan menggunakan cara seperti ini sulit dilakukan, bahkan mustahil untuk dilakukan. Karena tidak mudah untuk merubah dari satu bahasa kedalam bahasa lain tetapi masih mempertahankan susunan kosakatanya. Adapun setiap bahasa

memiliki karakteristik masing-masing yang

berbeda-beda.

b) Terjemah harfiyah ghairu mitsli33

Terjemah harfiyah bi-ghairi mitsli (ْْريغبْةيفرح لثم) adalah menerjemahkan susunan ayat al-qur’an

kedalam bahasa lain dengan cara melihat

kemampuan penerjemah dan keluasan bahasa yang dimiliki oleh penerjemah.

Menerjemahkan ayat al-qur’an

menggunakan cara seperti ini bisa saja dilakukan, hukumnya boleh menggunakan cara seperti ini, tetapi dengan syarat apabila objek yang dijadikan sebagai sasaran adalah perkataan manusia, dan tidak boleh jika Al-qur’an sebagai objek sasarannya karena akan menggeser dan merusak makna dari yang seharusnya.

2) Terjemah tafsiriyah34

Terjemah tafsiriyah adalah menerjemahkan ayat al-qur’an kedalam bahasa lain dengan mengutamakan maksud atau kandungan ayat al-qur’an. Terjemahan ini tidak terikat ataupun tersusun dengan gaya bahasa yang diterjemahkan sehingga penerjemahan seperti ini bisa disebut dengan penerjemahan bebas.

Terjemah tafsiriyah dilakukan dengan cara

memahami ayat, memahami kandungan ayat, dan juga makna-maknanya kemudian diterjemahkan kedalam bahasa yang dituju dengan menggunakan gaya bahasa penerjemah itu sendiri.

30

e. Hukum dan syarat terjemah ayat al-qur’an 1) Terjemah harfiyah

Dalam buku karangan Muhammad Sholih al-utsaimin yang berjudul ushul fi-tafsir mengatakanbahwa para ulama sepakat untuk mengharamkan penerjemahan ayat al-quran secara harfiyah, baik harfiyah bil-mitsli maupun harfiyah ghairu mitsli. Seperti penjelasan tentang

terjemah harfiyah diatas, bahwa penerjemahan

menggunakan cara harfiyah dapat mengubah makna sesungguhnya.

Adapun beberapa syarat penerjemahan yang tidak bisa dipenuhi oleh terjemahan cara harfiyah yaitu sebagai berikut:

• Harus ada kesesuaian antara kosakata bahasa asli dengan bahasa yang dituju.

• Harus sesuai antar perangkat-perangkat makna bahasa asli dengan bahasa yang dituju.

• Adanya kesamaan antara bahasa asli dengan bahasa yang dituju mengenai susunan kata dan kalimat, shifat dan idhafah (penyandaran).

2) Terjemah tafsiriyah

Dalam penerjemahan secara tafsiriyah, tidak

ketika menjadi washilah atau perantara ketika menyampaikan al-qur’an dan ajaran islam kepada orang yang tidak bisa berbahasa arab.35

32

Dokumen terkait