• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5) Kemampuan Menulis Puisi Aspek Rima Siklus 2

Kemampuan menulis puisi melalui pemanfaatan media lingkungan sekolah aspek rima pada siklus 2 mencapai rata-rata 65 dengan klasifikasi cukup. Kemampuan menulis puisi aspek rima mengalami peningkatan sebesar 12% dari siklus 1 yang hanya mencapai 53. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pemanfaatan media lingkungan sekolah, kemampuan siswa untuk meciptakan keindahan dalam tulisan puisi dapat meningkat. Tingkat kemampuan menulis puisi melalui pemanfaatan media lingkungan sekolah aspek rima pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. 19 Tingkat Kemampuan Menulis Puisi Melalui Pemanfaatan Media Lingkungan Sekolah Aspek Rima Siklus 2

Rentang Nilai Frekuensi Persentase Klasifikasi

85% -100% 1 3,33% Baik Baik 75% - 84% 0 0% Baik 60% - 74% 27 90% Cukup 40% - 59% 0 0% Kurang 0% - 39% 2 6,66% Sangat Kurang Rata-rata 59 : 90 X 100 = 65 Cukup

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa tingkat kemampuan menulis puisi melalui pemanfaatan media lingkungan sekolah aspek rima pada siklus 2 adalah sebagai berikut. Terdapat 1 siswa (3,33%) dengan klasifikasi baik sekali,

27 siswa (90%) dengan klasifikasi cukup, dan 2 siswa (6,66%) dengan klasifikasi sangat kurang. Tidak terdapat siswa dengan klasifikasi baik dan kurang. Sedangkan rata-rata kemampuan menulis puisi aspek rima adalah 65 dengan klasifikasi cukup.

Secara keseluruhan, kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Trimulya melalui pemanfaatan media lingkungan sekolah pada prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.20 Persentase Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi pada Prasiklus, Siklus 1 dan Siklus 2

No. Aspek Tingkat Kemampuan Persentase

Peningkatan Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

1 Judul 68 68 92 24% 2 Tema 63 68 85 17% 3 Amanat 38 45 46 1% 4 Diksi 62 74 85 11 % 5 Rima 62 53 65 12% Rata-rata 58 62 74 12%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa peningkatan kemampuan menulis puisi dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebagai berikut. Rata-rata kemampuan menulis puisi aspek judul pada siklus 1 mencapai 68, sedangkan pada siklus 2 mencapai 92. Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan sebesar 24%. Rata-rata kemampuan menulis puisi aspek tema pada siklus 1 mencapai 68, sedangkan pada siklus 2 mencapai 85. Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan

sebesar 17%. Rata-rata kemampuan menulis puisi aspek amanat pada siklus 1 mencapai 45%, sedangkan pada siklus 2 mencapai 46. Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan sebesar 1%. Rata-rata kemampuan menulis puisi aspek diksi pada siklus 1 mencapai 74, sedangkan pada siklus 2 mencapai 85. Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan sebesar 11%. Rata-rata kemampuan menulis puisi aspek rima pada siklus 1 mencapai 53, sedangkan pada siklus 2 mencapai 65. Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan sebesar 12%. Secara keseluruhan, rata-rata kemampuan menulis puisi siswa melalui pemanfaatan media lingkungan sekolah pada siklus 1 mencapai 62, sedangkan pada siklus 2 mencapai 74. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 12%.

Jika disandingkan dengan prasiklus, kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Trimulya mengalami peningkatan yang sangat memuaskan. Pada prasiklus rata-rata kemampuan menulis puisi hanya mencapai 58. Sedangkan pada siklus 2 mencapai rata-rata 74. Hal ini berarti terjadi peningkatan dari prasiklus ke siklus 2 sebesar 16%. Rata-rata kemampuan menulis puisi aspek judul pada prasiklus adalah 68, sedangkan pada siklus 2 mencapai 92. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 24 %. Kemampuan menulis puisi aspek tema pada prasiklus mencapai rata-rata 63, sedangkan pada siklus 2 mencapai 85. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 22%. Kemampuan menulis puisi aspek amanat pada prasiklus mencapai rata-rata 38, sedangkan pada siklus 2 mencapai 46. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 8%. Kemampuan menulis puisi aspek diksi pada prasiklus mencapai rata-rata 62, sedangkan pada siklus 2 mencapai 85. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 23%. Kemampuan menulis puisi aspek rima

pada prasiklus mencapai rata-rata 61, sedangkan pada siklus 2 mencapai 65. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 4%.

Dengan demikian, kemampuan menulis puisi melalui pemanfaatan media lingkungan sekolah pada siswa kelas VIII SMP Trimulya semester genap tahun 2012/2013 siklus 2 sudah dapat dikatakan tuntas karena telah mencapai kriteria ketuntasan minimal atau KKM yang telah ditentukan yakni 65.

4.2.2.6 Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung, penulis yang sekaligus sebagai pelaksana pembelajaran melakukan pengobservasian. Dalam melakukan observasi penulis dibantu oleh seorang observer yang merupakan teman sejawat penulis. Observer mencatat semua kejadian atau peristiwa selama proses pembelajaran berlangsung, baik aktivitas siswa maupun aktivitas guru. Adapun hasil temuan yang dicatat oleh observer adalah sebagai berikut.

a. Hampir semua siswa memperhatikan penjelasan guru.

b. Pada saat siswa diminta untuk mengamati objek di lingkungan sekolah dan menulis puisi, semua siswa langsung melakukan pengamatan dan menulis puisi.

c. Guru terlihat selalu berkeliling melihat dan memantau kemajuan siswa. d. Guru selalu memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya.

4.2.2.7 Refleksi

Kelebihan pembelajaran dengan memanfaatkan media lingkungan sekolah pada siklus 2 adalah sebagai berikut.

1. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran sehingga siswa menjadi aktif belajar dan kreatif dalam menulis puisi.

2. Guru sudah maksimal dalam membimbing siswa. Sebelum siswa keluar kelas guru memberikan pengarahan terlebih dahulu pada siswa sehingga tidak ada lagi siswa yang bermain-main di luar kelas.

3. Siswa tetap berada di dekat objek yang diamati ketika menulis puisi sehingga siswa lebih mudah mengungkapkan gagasannya karena siswa lebih mudah menumbuhkan imajinasinya saat melihat secara langsung objek tersebut. 4. Hasil pembelajaran menulis puisi siswa meningkat baik dalam hal penguasaan

materi maupun kemampuan menulis puisi.

Pada siklus 2, hasil pembelajaran menulis puisi melalui pemanfaatan media lingkungan sekolah mengalami peningkatan yang sangat memuaskan. Hal ini disebabkan aktivitas siswa dan aktivitas guru pada pembelajaran siklus 2 sudah ditingkatkan. Pada siklus 2, siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran. Begitu pula dengan guru, guru telah melakukan perbaikan proses pembelajaran. Pada siklus 1 diperoleh data bahwa rata-rata tingkat kemampuan menulis puisi adalah 62% dengan klasifikasi cukup. Sedangkan pada siklus 2 rata-rata kemampuan menulis puisi mencapai tingkat 74% dengan klasifikasi cukup.

Dari berbagai proses tindakan yang dilakukan pada siklus 2 menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran menulis puisi dengan memanfaatkan media lingkungan sekolah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil evaluasi pada siklus 2 diperoleh data hampir seluruh siswa mendapatkan nilai di atas 65. Siswa yang memperoleh nilai mencapai KKM sudah lebih dari 75% yaitu 93,33%. Dengan demikian penulis bersama kolaborator memutuskan untuk menghentikan tindakan sampai pada siklus 2 dan tidak melanjutkan pada tindakan siklus berikutnya. Terhadap siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan, penulis akan mengambil tindakan remedi.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis data yang diperoleh pada penelitian siklus 1 dan siklus 2 sebagaimana diuraikan pada Bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Pembelajaran menulis puisi dengan memanfaatkan media lingkungan sekolah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, memberikan motivasi, dan menumbuhkan rasa gembira bagi siswa sehingga siswa lebih aktif dan merasa senang mengikuti pelajaran. Pada prasiklus aktivitas siswa mencapai rata-rata 55 dengan klasifikasi kurang. Pada siklus 1 mencapai rata-rata 65 dengan klasifikasi cukup, sedangkan pada siklus 2 mencapai rata-rata 75 dengan klasifikasi baik.

2. Pemanfaatan media lingkungan sekolah dalam pembelajaran menulis puisi dapat meningkatkan aktivitas guru. Guru lebih aktif dan kreatif dalam pemilihan media yang lebih tepat. Aktivitas guru pada prasiklus mencapai rata-rata 60 dengan klasifikasi cukup. Pada siklus 1 mencapai rata-rata 72 dengan klasifikasi cukup, sedangkan pada siklus 2 mencapai rata-rata 77 dengan klasifikasi baik.

3. Pemanfaatan media lingkungan sekolah dalam pembelajaran menulis puisi dapat meningkatkan hasil belajar siswa yakni kemampuan siswa dalam menulis puisi. Kemampuan siswa sebelum memanfaatkan media

lingkungan sekolah atau pada prasiklus sebesar 58 dengan klasifikasi kurang. Setelah memanfaatkan media lingkungan sekolah, kemampuan siswa meningkat menjadi 62 pada siklus 1 dengan klasifikasi cukup, dan pada siklus 2 meningkat hingga mencapai 74% dengan klasifikasi cukup.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, penulis menyampaikan saran kepada guru bahasa Indonesia khususnya di kelas VIII SMP Trimulya Kecamatan Tanjungbintang.

1. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran menulis puisi hendaknya guru memanfaatkan media lingkungan sekolah sehingga siswa dan guru lebih aktif dalam proses pembelajaran.

2. Untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam menulis puisi, hendaknya guru meningkatkan kreativitas dalam pemilihan media secara efektif. Selain itu, penulisan puisi sebaiknya dilakukan pada saat siswa sedang mengamati objek secara langsung sehingga siswa tidak akan kehilanggan imajinasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H. Abu. 1998. PsikologiUmum. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Arsyad, Ridwan, dan Chaer. 1986. Kesusastraan I. Jakarta: Universitas Terbuka. Badudu, J.S. 1986. Sari Kesusastraan Indonesia 2. Bandung: CV Pustaka Prima. Dalman, H. 2012. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Depdiknas. 2006. Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs. Jakarta: BNSP

Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Kosasih. 2012. Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: CV Yrama Widya.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE

Nurhadi, Dawud, dan Pratiwi. 2006. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.

Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Penddidikan. Jakarta: Kencana.

Sardiman, A. M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Semi, Atar. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Suparno dan Yunus. 2008. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tarigan, Henry Guntur. 2005. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Tim Abdi Guru. 2008. Seribu Pena Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VIII.

Jakarta: Erlangga.

Tim Universitas Lampung. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandarlampung: Universitas Lampung.

Wahono dan Rusmiyanto. 2007. Kreatif Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Ganeca Exact.

Yanti dan Munaris. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Tulungagung: Cahaya Abadi.

Dokumen terkait