5. PENGAWASAN MUTU BAHAN PENGEMAS
5.3. Spesifikasi Kemasan
5.3.1. Kemasan Primer
Pengecekan yang dilakukan oleh pihak pengawasan mutu bahan pengemas primer meliputi desain, warna, jarak antar sensor, kondisi dari gulungan rol, dan ketebalan dari bahan pengemas. Desain dan warna dicek dengan pengamatan secara visual. Kondisi gulungan rol dicek kerapatannya (renggang / tidak), kondisi permukaan rol (bergelombang/tidak). Ketebalan kemasan disesuaikan dengan CoA masing-masing
supplier menggunakan alatthickness. Kekuatan pengemas printing film terhadap bahan pangan yang dibungkus kurang lebih 1 tahun, hal tersebut dicantumkan pada CoA yang diberikan supplier. Namun, untuk printing film yang disusun dari bahan aluminium memiliki ketahanan bahan pangan yang dikemas ±1,5 tahun.
Berikut dapat dilihat pada tabel 2 mengenai spesifikasi kemasan primer dari produk tepung bumbu, kaldu pelezat, dan santan bubuk.
Tabel 2. Perbandingan Spesifikasi Kemasan Primer Tepung Bumbu Serbaguna
Original
Kaldu Pelezat Rasa Ayam
(seasoning) Santan Bubuk
OPP 20µ PET 12µ PET 12µ
INK INK INK
PR 8 C PE 15µ ALU 7µ
ADH AL 7µ LLDPE
LLDPE 50 µ S.PE 25µ
22
Spesifikasi dari kemasan primer yang digunakan di PT Mitratama Rasa Sejati ini telah sesuai dengan persyaratan kemasan yang baik dari BPOM tahun 2011 mengenai Keamanan Kemasan Pangan. Berikut adalah karakteristik dari masing-masing spesifikasi kemasan primer :
 OPP (Orientated Polypropylene).
Plastik jenis OPP ini merupakan salah satu jenis plastik yang digunakan pada produk tepung bumbu serbaguna original. Karakteristikprinting dari OPP baik dan cukup tahan lama. OPP digunakan sebagai bahan pengemas terluar dikarenakan ketahanan yang sangat baik untuk uap air, sifat mekanik yang cukup baik dan ekonomis. OPP dapat digunakan sebagai materi printing dan barrier yang baik (Sampurno, 2006)
 INK.
Ink merupakan bahan tinta yang digunakan untuk memberi warna serta tulisan pada pengemas yang digunakan sebagai media pemberi informasi pada konsumen.
 PR 8C.
Printing 8C ini digunakan pada kemasan tepung bumbu serbaguna original. Printing
8 color menyatakan jumlah warna yang digunakan untuk desain kemasan primer ini adalah 8 warna.
 ADH (Adhesive).
Adhesive digunakan sebagai perekat.
 LLDPE (Linear Low Density Polyethylene).
Jenis plastik LLDPE (linear low density polyethylene) ini digunakan sebagai bahan kemasan paling dalam dari tepung bumbu serbaguna original, kaldu pelezat rasa ayam dan santan bubuk. Plastik LLDPE (linear low density polyethylene) ini memiliki sifat yang kuat namun fleksibel, dan sedikit tembus cahaya. LLDPE memberikan proteksi yang baik terhadap uap air (WVTR (water vapour transmission rate) :16-24 (38oC, 90or.h.) (g/25µm per m2d)), tahan terhadap senyawa kimia namun kurang baik bila digunakan untuk memproteksi bahan pangan dari beberapa gas seperti oksigen (OTR (oxygen transmission rate) : 7100-7800 (23/25oC)
23
(cm3/25µm/m2 d. atoms)). Penggunaan LLDPE (linear low density polyethylene) sebagai lapisan plastik yang kontak dengan bahan pangan ini adalah hal yang tepat dikarenakan plastik ini tidak mudah bereaksi secara kimiawi dengan bahan pangan yang dikemas (Nur & Sulchan, 2007). Selain itu, permeabilitas yang kurang baik terhadap udara dan sedikit tembus cahayamenjadikan plastik jenis LLDPE (linear low density polyethylene) ini digunakan sebagai lapisan paling dalam yang akan dilapisi oleh jenis plastik lain untuk melindungi bahan pangan dari kontak luar (gas O2 dan cahaya). Bila LLDPE (linear low density polyethylene) tidak dilapisi oleh jenis plastik lain maka dapat terjadi beberapa penurunan mutu pada produk pangan yang dikemas.
 PET (Polyethylene Terephthalates).
Menurut Julianti & Mimi (2006), penggunaan PET (polyethylene terephthalates)
sebagai lapisan paling luar adalah hal yang tepat karena jenis plastik ini memiliki ketahanan yang paling baik secara mekanis, permeabilitas yang rendah terhadap gas dan uap air (OTR (oxygen transmission rate) : 47-94 (23/25oC) (cm3/25µm/m2 d. atoms))dan WVTR (water vapour transmission rate) : 16-20 16-24 (38oC, 90or.h.) (g/25µm per m2d)), tahan terhadap panas dan mudah dilaminasi. Namun jenis plastik PET (polyethylene terephthalates) ini kurang baik bila digunakan sebagai lapisan yang kontak dengan makanan, karena bila digunakan berkali-kali dan terkena panas maka polimer plastik yang menyusun PET (polyethylene terephthalates) akan mengeluarkan zat karsinogenik ke bahan pangan. Karakteristik printing dari PET
(polyethylene terephthalates) cukup baik.
 HDPE(High Density Polyethylene).
Penggunaan HDPE pada kemasan berfungsi untuk menambah barrier pada kemasan dan juga sebagai media plastik untuk pencetakan dengan tinta. Karakteristik printing
dari HDPE ini termasuk dalam kategori yang baik, dikarenakan memiliki sifat polar yang baik sehingga dapat menyerap tinta dengan maksimal. Penambahan barrier
oleh HDPE dikarenakan karakteristik HDPE yang kedap air (WVTR (water vapour transmission rate) : 4,7(38oC, 90or.h.) (g/25µm per m2d)) dan ketahanan gas yang cukup baik (OTR (oxygen transmission rate) : 2100-2900 (23/25oC) (cm3/25µm/m2
24
d. Atoms)). Selain itu plastik HDPE ini juga mudah dibentuk, memiliki daya rentang yang tinggi, dan mudah dikelim panas (heat seal) sehingga dapat memudahkan dalam proses pembuatan kemasan dan kerekatan kemasan. Kelemahan dari plastik HDPE adalah tidak cocok untuk bahan berlemak dan minyak, serta permeabilitas terhadap gas yang cukup tinggi maka dari itu kemasan HDPE pada kaldu pelezat (yang memiliki kandungan lemak cukup tinggi) dilaminasi setelah kemasan
aluminium yang memiliki ketahanan yang baik terhadap lemak dan minyak. (Ebook
pangan, 2007).
 ALU (Aluminium foil) 7µ.
Kemasan aluminium foil adalah suatu kemasan yang terdiri dari lembaran berbahan logam aluminiumyang padat dan tipis. Sifat dari aluminium foil ini adalah tidak berbau, tidak berasa, tidak berbahaya, tidak tembus cahaya, fleksibel, hermetis, permeabilitas air yang rendah dan tahan panas. Biasanya aluminium foil digunakan untuk mengemas bahan pangan yang mengandung lemak dan sensitif terhadap cahaya (Dewi, 2012). Aluminium foil ini memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai pelindung makanan dan sebagai dekorasi dari kemasan. Penggunaan aluminium foil pada kaldu pelezat rasa ayam dan santan bubuk ini merupakan hal yang tepat karena aluminium foil cocok untuk mengemas bahan pangan yang higroskopis, selain itu juga dikarenakan santan bubuk dan kaldu pelezat memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi (santan bubuk 25% dan kaldu pelezat 10,22% dari 100 gram santan bubuk) sehingga memerlukan kemasan yang tahan terhadap lemak seperti aluminium.
Sebelumnya PT Mitratama Rasa Sejati juga menggunakan bahan kemasan aluminium foil untuk mengemas tepung bumbu serbaguna, namun ternyata penggunaan kemasan
aluminium foil malah menyebabkan terjadi penggembungan dalam kemasan. Maka dari itu, penggunaan kemasan untuk tepung bumbu sudah tidak menggunakan
aluminium foil, walaupun dapat memberikan ketahanan bahan pangan lebih lama. Salah satu hal yang dimungkinkan menjadi faktor penyebab penggembungan pada kemasan tepung bumbu adalah natrium bikarbonat yang terdapat dalam campuran tepung bumbu. Natrium bikarbonat adalah serbuk kristal putih yang dapat menghasilkan gas karbondioksida yang ditimbulkan dari reaksi antara natrium
25
bikarbonat dengan asam. Biasanya natrium bikarbonat digunakan dalam soda kue. Diperkirakan, karena terbentuknya gas CO2 dan barrierdari aluminium foil yang sangat baik terhadap uap air maupun udara menyebabkan terjadinya penggembungan pada kemasan tepung bumbu (Bhardwaj & Misra, 2016).