lainnya, dan kondisi sarana pada kawasan rawan bencana, dan e) Sebaran kawasan evakuasi
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka acuan muatan pengaturan tujuan, kebijakan, dan strategi adalah sebagai berikut:
a) Tujuan
Aspek tujuan difokuskan pada mewujudkan pemanfaatan ruang yang mendukung upaya mitigasi dan adaptasi pada kawasan rawan bencana.
b) Kebijakan
Kebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan pada:
(1) Kebijakan terkait penetapan fungsi lindung dan fungsi budi daya pada kawasan rawan bencana/KRB,
(2) Kebijakan terkait penetapan kegiatan pada kawasan rawan bencana/KRB (termasuk penetapan kegiatan hunian sementara di KRB),
(3) Kebijakan terkait sistem evakuasi.
c) Strategi
Muatan strategi berdasarkan pada rumusan pengaturan kebijakan. Acuan minimal strategi diuraikan sebagai berikut :
(1) Perumusan strategi terkait kebijakan fungsi lindung dan fungsi budidaya pada kawasan rawan bencana/KRB, meliputi:
-
penetapan kawasan lindung sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan penetapan baru sesuai pertimbangan daya dukung serta ketetapan instansi yang bertanggungjawab,-
penetapan kawasan budidaya sesuai daya dukung KRB pada saat tidak terjadi bencana (khususnya untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat setempat (2) Perumusan strategi terkait penetapan kegiatan pada kawasanrawan bencana/KRB, meliputi:
-
penetapan kegiatan ekonomi (budidaya pertanian) yang sesuai dengan karakteristik sumber daya masyarakat setempat dan karakteristik daya dukung.-
penetapan ruang hunian sementara terkait fungsi pelayanan kebutuhan pengembangan kawasan produksi.-
penetapan infrastruktur pendukung sistem jaringan transportasi, sekaligus berfungsi sebagai jalur evakuasi dalam sistem evakuasi bencana.(3) Perumusan strategi terkait sistem evakuasi, meliputi:
-
penetapan lokasi diluar KRB yang terjamin dari kemungkinan bencana,-
penetapan sistem evakuasi bencana terkait ruang evakuasi bencana, termasuk penetapan sistem jaringan prasarana utama evakuasi.Kementerian Pekerjaan Umum 60
-
penetapan dukungan sarana dan sistem jaringan prasarana lainnya pendukung kawasan evakuasi sesuai standar pelayanan minimum yang ditentukan.12. Kawasan Kritis Lingkungan
Pertimbangan perumusan tujuan, kebijakan dan strategi Kawasan Strategis Kabupaten tipologi kawasan kritis lingkungan, meliputi:
a) Kondisi pemanfaatan ruang, b) Kondisi neraca air,
c) Kondisi sebaran dan fungsi kawasan lindung, d) Kondisi sebaran keanekaragaman hayati,
e) Kondisi sebaran penduduk dan permukiman, fasilitas ekonomi penting, sistem transportasi dan prasarana sumber daya air, f) Kondisi kebencanaan terkait kawasan kritis lingkungan, seperti
banjir dan tanah longsor
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka acuan muatan pengaturan tujuan, kebijakan, dan strategi adalah sebagai berikut:
a) Tujuan
Aspek tujuan difokuskan pada perwujudan komposisi kawasan lindung dan kawasan budidaya yang menjamin keserasian kemampuan dan pemanfaatan unsur dalam alam secara timbal balik.
b) Kebijakan
Kebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan pada;
(1) Kebijakan terkait bentuk pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan,
(2) Kebijakan terkait zonasi (fungsi lindung dan budidaya) dan pengaturan kegiatan di kawasan ekosistem,
(3) Kebijakan terkait penetapan fungsi budidaya khususnya kawasan hunian, fasilitas ekonomi penting, sistem transportasi serta prasarana sumber daya air berbasis mitigasi bencana
c) Strategi
Muatan strategi berdasarkan pada rumusan pengaturan kebijakan. Acuan minimal strategi diuraikan sebagai berikut:
(1) Perumusan strategi terkait pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, meliputi:
-
mencegah pemanfaatan ruang yang berpotensi merusak ekosistim kawasan dan menurunkan kualitas tata air;-
membatasi pengembangan prasarana dan sarana di kawasan ekosistem yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya yang tidak sesuai, dan-
merehabilitasi fungsi lindung yang menurun akibat pemanfaatan ruang yang tidak sesuai(2) Perumusan strategi terkait zonasi dan pengaturan kegiatan di kawasan ekosistem, meliputi:
Kementerian Pekerjaan Umum 61
-
penetapan zonasi, dan-
penetapan kegiatan (jenis, intensitas dan pengelolaan) pada setiap zona pada kawasan ekosistem(3) Perumusan strategi terkait penetapan fungsi budidaya penting berbasis mitigasi bencana terkait kawasan ekosistem, meliputi:
-
pengendalian sistem pusat pelayanan,-
perlindungan fasilitas ekonomi penting,-
penetapan sistem transportasi serta prasana sumber daya air13. Kawasan Perlindungan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Pertimbangan perumusan tujuan, kebijakan, dan strategi Kawasan Strategis Kabupaten tipologi kawasan perlindungan pesisir dan pulau- pulau kecil, meliputi:
a) Fungsi kawasan perlindungan pesisisr dan pulau-pulau kecil terkait besarnya manfaat perlindungan setempat dan perlindungan kawasan bawahnya serta kekayaan keanekaragaman hayati, b) Kondisi pemanfaatan ruang kawasan dan sekitar kawasan, c) Kondisi sistem jaringan prasarana di dalam dan sekitar kawasan, Berdasarkan pertimbangan di atas, maka acuan muatan pengaturan tujuan, kebijakan dan strategi adalah sebagai berikut:
a) Tujuan:
Aspek tujuan difokuskan pada perwujudan lingkungan kawasan perlindungan pesisir dan pulau-pulau kecil yang lestari pada jangka panjang.
b) Kebijakan
Kebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan pada:
(1) Kebijakan terkait pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, (2) Kebijakan terkait zonasi dan pengaturan kegiatan pada
kawasan inti,
(3) Kebijakan terkait persyaratan pembangunan sistem jaringan prasarana kawasan (disesuaikan dengan peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka perlindungan kawasan),
(4) Kebijakan terkait kawasan penyangga; penetapan batas, zonasi, penetapan kegiatan, dukungan sistem jaringan prasarana dan sarana kawasan
c) Strategi
Muatan strategi berdasarkan pada rumusan pengaturan kebijakan. Acuan minimal strategi diuraikan sebagai berikut:
(1) Perumusan strategi terkait pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, meliputi:
-
mencegah pemanfaatan ruang di dalam dan disekitar kawasan fungsional yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;Kementerian Pekerjaan Umum 62
-
membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar kawasan inti yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya yang tidak sesuai;-
merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan inti dan-
mengembangkan kegiatan budi daya yang berfungsi sebagai kawasan penyangga kawasan inti(2) Perumusan strategi terkait zonasi dan pengaturan kegiatan kawasan fungsional, meliputi:
-
penetapan zonasi, dan-
penetapan kegiatan (jenis, intensitas dan pengelolaan) pada setiap zona pada kawasan fungsional.(3) Perumusan strategi terkait pelayanan sistem jaringan prasarana kawasan inti (dikoordinasikan dengan instansi yang berwenang), meliputi:
-
penetapan kebutuhan,-
penetapan jenis dan standar pelayanan minimum. (4) Perumusan strategi terkait perwujudan kawasan penyangga,sebagai berikut:
-
penetapan batas kawasan penyangga, khususnya pertimbangan pengaruh negatif kegiatan sekitar kawasan.-
penetapan zonasi dan kegiatan kawasan penyangga,-
pengendalian sistem jaringan prasarana dan sistem pusat pelayanan kawasan penyangga untuk menjaga kelestarian kelestarian kawasan inti.3.4.2 Rencana Pengembangan Jaringan Prasarana
Rencana jaringan parasarana merupakan pengembangan hierarkhi sistem jaringan parasarana yang telah ditetapkan dalam rencana struktur ruang yang termuat dalam RTRW kabupaten.
Rencana jaringan prasarana dirumuskan berdasarkan :
a. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang telah termuat dalam RTRW Kabupaten
b. Kebutuhan pelayanan dan pengembangan
c. Rencana pola ruang sebagai mana termuat dalam RTR KSK
d. Sistem pelayanan, terutama pergerakan sesuai dengan fungsi dan peran kawasan
e. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait Rencana jaringan prasarana dirumuskan dengan criteria :
a. Memperhatikan rencana struktur ruang dagian wilayah lainnya dalam wilayah kabupaten yang berbatasan langsung dengan KSK
b. Menjamin keterpaduan dan prioritas pelaksanaan pembangunan prasarana dan utilitas pada kaSK