• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kendala dan solusi dalam pengelolaan kelas berbasis pengelompokkan

C. Pembahasan Hasil Penelitian

3. Kendala dan solusi dalam pengelolaan kelas berbasis pengelompokkan

jenis kelamin (gender).

Dalam proses pelaksanaan pengelolaan kelas berbasis pengelompokkan jenis kelamin (gender) juga terdapat kendala yang ada. Kendala tersebut muncul dari berbagai macam sumber pada saat peneliti menanyakan kendala yang ada kepada kepala sekolah, kepala sekolah menyatakan bahwa kendala itu tidak ada atau belum ada sampai sekarang. Kepala sekolah juga menyatakan bahwa ini sebuah tantangan bagi saya untuk mengelola sekolah yang sistem kelasnya berbeda dengan yang lain, serta yang peneliti lihat bahwa kendala yang ada itu dari peserta didik karena peserta didik laki-laki sangat agresif sekali terhadap guru yang masuk, maka dari itu guru harus mampu mengajar di kelas laki-laki dengan baik.

Kendala yang peneliti tanyakan tentang guru itu tidak ada, pada saat penelitian dilakukan peneliti juga merasakan keluh kesah yang guru sampaikan

pada saat mengajar di kelas laki-laki bahwa guru harus memiliki tenaga yang ekstra untuk masuk ke kelas laki-laki karena kelas laki-laki sangat berbeda sekali dengan kelas perempuan yang bisa di lihat dari sisi pengelolaan ruang kelas yang tetap menjaga kerapian yang ada serta kebersihan yang kelas perempuan lakukan dengan cara menjaganya sebaik mungkin.

Kendala selanjutnya yang peneliti tanyakan pada peserta didik tentang kendala yang bersumber dari guru. Peserta didik mengatakan bahwa guru disini saat proses pembelajaran berlangsung sebagian guru hanya masuk sesuka hatinya setelah itu memberikan catatan lalu guru tersebut keluar dari kelas. Hal ini dapat membuat peserta didik kesulitan dalam memahami mata pelajaran dan membuat kelas tidak menjadi kondusif.

Kendala yang terdapat dalam pelaksanaan pengelolaan kelas yang berasal dari lingkungan masyarakat pada saat peneliti menanyakan kepada peserta didik tentang kendala yang berasal dari lingkungan masyarakat yaitu berupa terganggunya masyarakat saat proses latihan marching band dilakukan. Dalam hal ini seharusnya pihak sekolah berkomfirmasi kepada masyarakat bahwa sekolah sedang mengadakan latihan marching band, agar tidak terganggunya pihak masyarakat.

Kendala yang peneliti temukan yaitu dari sarana prasarana. Peneliti melihat bahwa sarana yang ada di sekolah tersebut sudah mencukupi namun ada beberapa fasilitas seperti MCK untuk peserta didik yang kurang bersih dan tidak terawatt dengan baik, pada saat peneliti menanyakan hal tersebut kepada peserta didik, peserta didik mengeluh terhadap MCK yang ada. Seharusnya pihak sekolah

melakukan perbaikan terhadap fasilitas yang dikhususkan untuk peserta didik dan mengajak peserta didik untuk sama-sama menjaga fasilitas yang telah ada di sekolah tersebut.

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan hanya kendala yang sudah terteta di atas yang peneliti temukan. Pelaksanaan pengelolaan kelas di sekolah ini juga berjalan dengan baik walaupun ada beberapa kendala yang ditemukan, hal tersebut tidak membuat sekolah ini gagal dalam melaksanakan pengelolaan berbasis pengelompokkan jenis kelamin (gender).

Adapun solusi yang dapat ditawarkan adalah; (1) meningkatkan pembinaan terhadap karakter peserta didik; (2) meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kelas; (3) meningkatkan pengawasan terhadap sarana prasarana sekolah; (4) meningkatkan komunikasi antara pihak sekolah dan masyaraka.

Peneliti hanya memberikan solusi yang mudah di terapkan langsung untuk mengatasi masalah yang ada seperti yang sudah di jelaskan di atas. Setiap pelaksanaan pasti terdapat juga kendala yang ada, namun dari kendala tersebut juga memiliki sebuah solusi yang mudah untuk di laksanakan dengan baik.

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pengelolaan kelas di SMAN 11 Banda Aceh sudah terlaksana dengan baik, hal ini terlihat dari beberapa fakta berikut. Pertama, proses pembelajaran terlaksana efektif, terbuka dan efesien. Kedua, meningkatnya penghargaan terhadap lawan jenis. Ketiga, Berkurangnya bully gender.

Keempat, Meningkatnya minat masyarakat terhadap sekolah tersebut. Kelima, Meningkatnya akhlak terpuji siswa. Guru-guru di sekolah tersebut

sudah diberikan pemahaman tentang keadaan ataupun kondisi kelas yang ada. Siswa pun juga sudah mulai nyaman terhadap kondisi kelas yang dari awal di bangun sudah di tetapkan sedemikian rupa karena sesuai dengan daerah Aceh yaitu Syariat Islam.

2. Pendekatan pengelolaan kelas berbasis pengelompokkan jenis kelamin ialah pendekatan elektis atau pluralitis yang mengkombinasikan dua pendekatan yaitu pendekatan individual dan pendekatan kekeluargaan.

3. Kendala pengelolaan kelas berbasis pengelompokkan jenis kelamin terdapat pada aspek peserta didik, guru, sarana/prasarana dan lingkungan masyarakat. Adapun solusi yang dapat ditawarkan adalah; (1) meningkatkan pembinaan terhadap karakter peserta didik; (2) meningkatkan kemampuan guru dalam

mengelola kelas; (3) meningkatkan pengawasan terhadap sarana prasarana sekolah; (4) meningkatkan komunikasi antara pihak sekolah dan masyarakat. B. Saran

1. Diharapkan kepada kepala sekolah untuk meningkatkan lagi kemampuannya dalam melaksanakan pengelolaan kelas yang kelas nya berbasis gender. Tetap menjalankan tugasnya secara optimal sebagai kepala sekolah, serta menunjukkan sikap seorang pemimpin itu seperti apa. Diharapkan kepala sekolah lebih membimbing lagi para peserta didik laki-laki agar mereka menjadi anak yang lebih baik lagi dalam hal berpendidikan.

2. Kepala sekolah harus meningkatkan lagi dalam hal pemberian pemahaman terhadap guru agar guru bisa mengelolaa kelas sebaik mungkin serta menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kondisi kelas yang ada. Guru juga harus mampu memilih pendekatan yang sesuai dengan kemampuan yang guru miliki.

3. Diharapkan kepada pihak sekolah untuk melihat kembali fasilitas sekolah yang diperlukan oleh peserta didik. Serta kondisi lingkungan sekitar apakah sudah mendukung untuk peserta didik melakukan kegiatan ekstrakurikuler yang di laksanakan oleh sekolah tersebut.

82