• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Kendala Yang Dihadapi Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak

Profesionalitas dan nilai-nilai agama merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dalam berbisnis apapun jenis bisnisnya. Karena hal ini merupakan bagian dari prinsip pemasaran perbankan syariah.

Dalam perusahaan berbasis syariah, pengukuran yang jelas dan transparan merupakan suatu hal yang sangat penting. Mengaplikasikan nilai-nilai prinsip Ekonomi Islam dalam berbagai bidang khususnya dalam bagian pemasaran yang secara langsung berhubungan dengan masyarakat sebagai calon nasabah, akan tetapi setiap menjalankan kegiatan usaha pasti akan ditemui berbagai macam kendala yang dihadapi oleh perusahaan. Strategi atau langkah-langkah yang sudah tersusun rapih tidak dapat berjalan sesuai dengan rencana dan target yang diharapkan.

Dalam memasarkan Produk Pembiayaan Warung Mikro, Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak memiliki beberapa kendala, diantaranya adalah sebagai berikut:12

1. Kurang atau minimnya pengetahuan para calon nasabah terhadap istilah-istilah dan akad-akad yang digunakan oleh perbankan syariah serta konsep dan aplikasi yang digunakan pada Produk Pembiayaan Warung Mikro itu sendiri.

2. Umumnya calon nasabah yang mengajukan Pembiayaan warung Mikro tidak memiliki jaminan.

12

M. Syafiq Umam, Analis Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak. Wawancara Pribadi, Cilandak, 4 November 2013.

3. Nilai jaminan adalah 30% dari total plafon pembiayaan tetapi ada beberapa nasabah yang nilai jaminannya dibawah 30%.

4. Batas usia pengajuan pembiayaan mikro adalah minimal 21 tahun dan maksimum 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan, ada beberapa calon nasabah yang berusia lebih dari 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan sehingga Bank Syariah Mandiri tidak dapat menyetujui pembiayaan.

5. Setelah dianalisa oleh pihak Bank Syariah Mandiri, ternyata calon nasabah tidak memiliki usaha seperti yang dimaksudkan oleh calon nasabah itu sendiri.

6. Adanya bank pesaing yang memiliki produk sejenis dengan Produk Pembiayaan Warung Mikro yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri, contohnya seperti Produk Micro Business Bank Mandiri konvensional, Unit Mikro Bank BRI, DSP (Danamon Simpan Pinjam) Bank Danamon, Bank Perkreditan Rakyat BPR.

Untuk menyelesaikan kendala-kendala yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak, upaya yang akan dilakukan adalah:13

1. Memberikan pemahaman secara langsung dan jelas tentang bagaimana mekanisme, konsep dan aplikasi serta akad yang digunakan pada Produk Pembiayaan Warung Mikro.

2. Jika calon nasbaah tidak memiliki jaminan, maka pihak yang masih ada hubungan keluarga dengan calon nasabah dapat memberikan jaminan.

13

M. Syafiq Umam, Analis Warung Mikro Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak. Wawancara Pribadi, Cilandak, 4 November 2013.

3. Melakukan survey langsung ke lapangan terhadap usaha calon nasabah sebelum realisasi pembiayaan.

4. Apabila calon nasabah usianya lebih dari 55 tahun pada saat jatuh tempo, maka keluarga calon nasabah yang lebih muda, misalnya anak dari calon nasabah dapat mengajukan pembiayaan dengan syarat minimal usianya 21 tahun atau sudah menikah.

5. Untuk menyiasati persaingan dengan competitor, Bank Syariah Mandiri memberikan kemudahan kepada calon nasabah yang akan mengajukan pembiayaan warung mikro.

87 A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan oleh penulis pada bab-bab sebelumnya, maka ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut:

1. Dalam proses pengenalan Produk Pembiayaan Warung Mikro kepada masyarakat, Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak juga memiliki strategi yang biasa digunakan oleh lembaga-lembaga keuangan lainnya, yaitu dengan memanfaatkan media yang ada seperti radio, TV, brosur, pemasangan spanduk di tempat-tempat yang strategis dan menjadi sponsor dalam sebuah acara yang diyakini merupakan target pasar yang tepat. Dengan demikian diharapkan dapat membentuk citra positif ditengah masyarakat terhadap Bank syariah Mandiri KCP Cilandak.

2. Strategi yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak untuk mengembangkan dan memasarkan Produk Pembiayaan Warung Mikro adalah dengan menggunakan metode marketing mix. Marketing mix ini meliputi

product, price, place, dan promotion (4P). Product, dalam hal ini produk yang dikeluarkan oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak adalah Produk Pembiayaan Warung Mikro dengan menggunakan akad murabahah. Pembiayaan Warung Mikro sendiri menawarkan tiga jenis produk, yaitu pertama Pembiayaan Usaha Mikro Tunas dengan plafon pembiayaan keseluruhan minimum

Rp2.000.000 dan maksimum Rp10.000.000, kedua Pembiayaan Usaha Mikro Madya dengan plafon pembiayaan keseluruhan diatas Rp10.000.000 dan maksimum Rp50.000.000, ketiga Pembiayaan Usaha Mikro Utama dengan plafon pembiayaan keseluruhan diatas Rp50.000.000 dan maksimum Rp100.000.000. Price, Penetapan strategi harga pada Pembiayaan Warung Mikro yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri untuk masing-masing pembiayaan adalah, pertama Produk Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (PUM-Tunas) adalah 36% efektif sesuai dengan periode angsuran atau setara dengan ± 1,7% per bulan,

kedua Produk Pembiayaan Usaha Mikro Madya (PUM-Madya) adalah 32% efektif sesuai dengan periode angsuran atau setara dengan ± 1,5% per bulan,

ketiga Produk Pembiayaan Usaha Mikro Utama (PUM-Utama) adalah 28% efektif sesuai dengan periode angsuran atau setara dengan ± 1,2% perbulan.

Place, Dalam hal ini lokasi yang dipilih oleh Bank Syariah Mandiri KCP ini berada di pusat bisnis, yaitu Cilandak Jakarta Selatan. Promotion, Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak melakukan promosi Produk Pembiayaan Warung Mikro melalui, pertama periklanan (advertising) dengan menggunakan brosur, iklan majalah, dan spanduk di media cetak atau elektronik, kedua publisitas (publicity) yaitu promosi yang dilakukan untuk meningkatkan citra perusahaan kepada para calon nasabah, ketiga penjualan pribadi (personal selling) yaitu promosi yang dilakukan oleh karyawan Bank Syariah Mandiri, dalam hal ini pemasaran pembiayaan dilaksanakan oleh Pelaksana Markerting Mikro (PMM).

3. Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Mandiri adalah pembiayaan Bank kepada nasabah perorangan atau badan usaha yang bergerak di bidang UMKM untuk membiayai kebutuhan usahanya melalui pembiayaan modal kerja atau pembiayaan investasi dengan maksimal limit pembiayaan Rp 2 juta sampai dengan Rp 100 juta. Akad yang digunakan pada Produk Pembiayaan Warung Mikro adalah akad murabahah. Implikasi dari akad murabahah sendiri mengharuskan adanya penjual, pembeli, dan barang yang akan dijual. Dan kita ketahui, dalam akad murabahah fungsi Bank adalah sebagai penjual barang untuk kepentingan nasabah, dengan cara membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya kembali kepada nasabah dengan harga jual yang sepadan dengan harga beli ditambah keuntungan Bank dan Bank harus memberitahukan secara jujur harga pokok barang berikut biaya yang diperlukan serta menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian barang kepada nasabah. Pada aplikasinya Bank Syariah Mandiri menggunakan akad Wakalah dengan memberikan kuasa kepada nasabah untuk membeli barang tersebut. Dengan adanya akad Wakalah tersebut maka bank sepenuhnya menyerahkan dana tersebut kepada nasabah untuk membeli barang yang dibutuhkan oleh nasabah. Walaupun bank telah menggunakan akad wakalah kepada nasabah, namun bank akan tetap melakukan pengawasan terhadap barang-barang yang akan dibeli oleh nasabah agar semua transaksi jual beli tersebut sesuai dengan prinsip Islam. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya nasabah yang

melakukan transaksi jual beli yang dilarang dalam Islam, misalnya menggunakan dana pembiayaan tersebut untuk membeli barang-barang yang haram.

4. Secara garis besar ada 4 tahapan yang akan dilakukan oleh nasabah ketika mengajukan Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah Mandiri, diantaranya: a. Tahap Inisiasi / Aplikasi

Dalam tahap ini nasabah akan melakukan permohonan pengajuan pembiayaan dan mengajukan jumlah pembiayaan yang diinginkan kepada bank sayariah mandiri. Setelah pengisian aplikasi permohonan, maka selanjutnya nasabah akan mengumpulkan kelengkapan data persyaratan pembiayaan warung mikro.

b. Tahap Analisa

Tahap analisa ini akan dilakukan oleh analis Pembiayaan Warung Mikro yang ada di Bank Syariah Mandiri. Dalam analisa ini, analis warung mikro akan melakukan 3 pilar analisa, pertama kemampuan nasabah, kedua aspek legalitas, ketiga objek akad. Analisa kemampuan nasabah dapat dilihat dari fotokopi rekening tabungan (mutasi tabungan rekening perbulan), slip gaji, BI

Checking untuk mengetahui apakah calon nasabah memiliki pinjaman di bank lain atau tidak. Analisa legalitas data-data dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan nasabah dan memverifikasi data-data calon nasabah yang sudah masuk baik melalui telepon dan survey ke lapangan (on the spot). Selain itu bank juga akan memeriksa data-data calon nasabah melalui Sistem

Informasi Debitur (SID) untuk mengetahui apakah calon nasabah masuk dalam daftar hitam Bank Indonesia atau tidak.

c. Tahap Dokumentasi

Dalam tahap dukumentasi ini, bila masih ada kekurangan data yang belum dilengkapi oleh nasabah, maka nasabah harus segera melengkapi data-data tersebut. Ketika semua data persyaratan sudah lengkap, maka analis pembiayaan warung mikro akan membuat proposal pembiayaan untuk dilaporkan kepada komite pembiayaan dan kepala cabang. Proposal tersebut akan dibawa ke rapat komite pembiayaan. Apabila komite pembiayaan beserta kepala cabang menyetujui permohonan pembiayaan tersebut, maka bisa dilanjutkan pada tahapan berikutnya.

d. Tahap Pencairan

Dalam tahap ini pihak bank akan melakukan akad dengan nasabah dan penandatanganan akad dilakukan dengan cara bertahap dalam waktu satu hari sehingga dapat mengefisiensikan waktu tanpa melanggar ketentuan akad syariah, yaitu tanpa paksaan, berdasarkan kesepakatan bersama dan tidak merugikan satu sama lain. Setelah penandatanganan akad dilaksanakan paling lambat keesokan harinya nasabah dapat mencairkan dana pembiayaan sesuai dengan yang telah diajukan dan kemudian dana pembiayaan tersebut akan langsung ditransfer oleh bank ke rekening nasabah. Sebelumnya nasabah harus terlebih dahulu melunasi biaya administrasi yang menjadi kewajiban nasabah. Kemudian nasabah bisa menyetorkan angsuran pembiayaan pertama

sebulan setelah ditandatanganinya akad dengan cara menyetorkan angsuran perbulannya sebesar yang telah disepakati dalam akad. Dengan akad wakalah yang diberikan kepada nasabah, maka nasabah dapat langsung menggunakan dana pembiayaan tersebut untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan untuk modal usahanya.

5. Dalam memasarkan Produk Pembiayaan Warung Mikro kepada calon nasabah, Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak memiliki kendala-kendala yang dihadapi. Kendala yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak yaitu, pertama

kurang atau minimnya pengetahuan para calon nasabah terhadap istilah-istilah dan akad-akad yang digunakan oleh perbankan syariah serta konsep dan aplikasi yang digunakan pada Produk Pembiayaan Warung Mikro itu sendiri, kedua

umumnya calon nasabah yang ingin mengajukan Pembiayaan warung Mikro tidak memiliki jaminan, ketiga setelah dianalisa oleh pihak Bank Syariah Mandiri, ternyata calon nasabah tidak memiliki usaha seperti yang dimaksudkan oleh calon nasabah itu sendiri (usaha fiktif/data palsu), keempat batas usia pengajuan pembiayaan mikro adalah minimal 21 tahun dan maksimum 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan, ada beberapa calon nasabah yang berusia lebih dari 55 tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan sehingga Bank Syariah Mandiri tidak dapat menyetujui pembiayaan, kelima adanya bank pesaing yang memiliki produk sejenis dengan Produk Pembiayaan Warung Mikro yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri, contohnya seperti Produk Micro Business

Bank Mandiri konvensional, Unit Mikro Bank BRI, DSP (Danamon Simpan Pinjam) Bank Danamon, Bank Perkreditan Rakyat BPR.

6. Untuk menyelesaikan kendala-kendala yang dihadapi oleh Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak, upaya yang akan dilakukan adalah pertama, memberikan pemahaman secara langsung dan jelas tentang bagaimana mekanisme, konsep dan aplikasi serta akad yang digunakan pada Produk Pembiayaan Warung Mikro,

kedua, jika calon nasbaah tidak memiliki jaminan, maka pihak yang masih ada hubungan keluarga dengan calon nasabah dapat memberikan jaminan, ketiga, melakukan survey langsung ke lapangan terhadap usaha calon nasabah sebelum realisasi pembiayaan, keempat, apabila calon nasabah usianya lebih dari 55 tahun pada saat jatuh tempo, maka keluarga calon nasabah yang lebih muda, misalnya anak dari calon nasabah dapat mengajukan pembiayaan dengan syarat minimal usianya 21 tahun atau sudah menikah, kelima, untuk menyiasati persaingan dengan competitor, Bank Syariah Mandiri memberikan kemudahan kepada calon nasabah yang akan mengajukan pembiayaan warung mikro.

B. Saran

Merujuk pada kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan masukan dan saran kepada Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak yang mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan kedepannya:

1. Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak harus lebih mensosialisasikan Produk Pembiayaan Warung Mikro kepada masyarakat dan pengusaha-pengusaha yang

bergerak di sektor UMKM agar lebih banyak masyarakat dan pengusaha-pengusaha skala kecil yang mengenal produk pembiayaan mikro ini, karena sektor UMKM berkontribusi besar terhadap perekonomian masyarakat secara real. Diharapkan juga untuk dapat memberikan margin seringan mungkin agar tidak terlalu membebani nasabah demi perkembangan dan lancarnya usaha nasabah yang bergerak di bidang UMKM .

2. Plafon pembiayaan mikro Bank Syariah Mandiri pada saat ini adalah maksimal Rp 100 juta, sedangkan target yang diberikan oleh manajemen kepada pelaksana marketing mikro (PMM) adalah Rp 250 juta/bulan, menurut saran saya plafon pembiayaan mikro bisa dinaikan sampai dengan Rp 500 juta sehingga beban pelaksana marketing mikro (PMM) bisa berkurang dan targetnya cepat tercapai. 3. Harus diterapkan training atau pelatihan khusus yang diberikan kepada pelaksana

marketing mikro agar lebih terbiasa dan maksimal ketika melayani ataupun menghadapi calon nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan ini.

95

Nomor 3/2/PBI/2011 Tentang Pemberian Kredit Usaha Kecil dan surat edaran Bank Indonesia Nomor 3/9/BKR Perihal Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Kredit Usaha Kecil.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan. (Pasal 1, ayat 12)

Peraturan Bank Indonesia No. 5/7/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003.

UU No. 21 Tahun 2008 sebagai revisi UU no. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Syariah, Pasal 1 ayat 25.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan. (Pasal 1 ayat 12) Peraturan Bank Indonesia No. 5/7/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Buku

Amin, Ma’ruf.Prospek cerah perbankan syariah. Jakarta: Lekas, 2007. Cet 1.

“Tak Punya Utang Luar Negri,UMKM Malah Tahan Krisis”. Kompas 27 November

2008.

Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005.

Muhammad. Bank Syriah : Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.

Muhadjir, Neong. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: UGM Press, 1997.

Moleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakaya, 1997. Cet. Ke -10.

Sugiyono. Metode Penelitian Kauntitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta, 2009. Cet. Ke-6.

Dagum, M. Save. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: BPFE, 1994. Edisi Pertama.

Nasution, Harun. Ensiklopedia Islam Indonesia. Jakarta: Djambatan, 1992.

Panitia Istilah Manjemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manjemen. Jakarta: Balai Aksara. Cet ke-2.

Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi, 2002. Edisi ke-2.

Steiner, A. George, Miner B. John. Kebijakan dan Strategi Manajemen.Jakarta: Erlangga, 1997. Edisi ke-2.

David, R. Fred. Manajemen Strategi Konsep. Jakarta: Indeks, 2004.

Swasta, Bashu. Manajemen Pemasaran Modern. Jogjakarta: Liberty, 1990. Cet ke-2. Kotler, Philip dan Blomm, N. Paul. Teknik dan Strategi Pemasaran Jasa Profesional.

Jakarta: Intermedia, 1995.

Kotler dan Amstrong. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 1997. Edisi 2. Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP. AMN

YKPN, 2002.

Kashmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.

Antonio, M. Syafi’i. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press, 2001.

Yunus, Mahmud. Kamus Bahasa Arab Indonesia. Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990.

Zuhaili, Wahbah. al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu. Beirut: Dar al-Fikr, 2002. Lathif, Azharudin. Fiqh Muamalat. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.

Sumitro, Warkum. Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga terkait di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997.

Ghazali, Ahmad. Serba-serbi Kredit Syariah Jangan ada Bunga Diantara Kita. Jakarta: Media Komputindo, 2005.

Karim, Adiwarman. Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: IIIT Indonesia, 2003. Cet ke-4.

Antonio, M. Syafi’i. Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum. Jakarta: Tazkia Institute, 2000.

Yusuf, Muhammad dan Junaedi. Pengantar Ilmu Ekonomi dan Perbankan Syariah, Jakarta: Ganeca Press, 2006.

Partomo, Sartika, Titik Sartika dan Soejono, Rachman, Abd. Ekonomi Skala Kecil dan Kecil Menengah dan Koperasi. Jakarta: Galia Indonesia, 2002.

Mini Profile. Menemukan Kembali Konsep Perbankan Modern. Jakarta: Bank Syariah Mandiri. Edisi Juni 2001.

Wijanto, Serian. Pengantar Enterpreunership.

Kotler, Philip. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: FEUI, 1987. Edisi ketiga. Artikel

Bappenas, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009 Artikel Diakes pada 10 Juni 2013 dari http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/7642

www.referensimakalah.com/2012/09/pengertian-non-muslim-dalam-ilmu-fikih.html, diakses pada hari Senin 10 Juni 2013.

Studi. Pengertian UMKM dan Koperasi, Artikel diakses pada 15 Juni 2013 dari http://www.studyandlearningnow.blogspot.com/2013/01/pengertian umkm-dan-koperasi.html

Aset Bank Syariah Mandiri. Rp. 32,48 triliun. Kompas, 19 April 2011.

Bank Syariah Mandiri, “Gambaran Umum, Visi dan Misi”, Diakses pada tanggal 18

Juni 2013 dari

Jabatan : Asisten Analis Pembiayaan Warung Mikro Hari/tanggal : 4 November 2013

Tempat : Kantor Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak, Jl. Cilandak KKO No. 5E, Ragunan Jakarta Selatan 12550, Indonesia

Waktu : 09.00 WIB s.d selesai

1. Bagaimana mekanisme pembiayaan warung mikro di Bank Syariah Mandiri?

Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Mandiri adalah pembiayaan Bank kepada nasabah perorangan atau badan usaha yang bergerak di bidang UMKM untuk membiayai kebutuhan usahanya melalui pembiayaan modal kerja atau pembiayaan investasi dengan maksimal limit pembiayaan Rp 2 juta sampai dengan Rp 100 juta.

Pembiayaan Warung Mikro menawarkan tiga jenis produk pertama, Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (non agunan) dengan nilai pmbiayaan Rp 2 juta sampai dengan Rp 10 juta, kedua Pembiayaan Usaha Mikro Madya dengan nilai plafon diatas Rp 10 juta sampai dengan Rp 50 juta, ketiga Pembiayaan Usaha Mikro Utama dengan nilai plafon diatas Rp 50 juta sampai dengan Rp 100 juta.

Akad yang digunakan pada Produk Pembiayaan Warung Mikro adalah akad murabahah. Implikasi dari akad murabahah sendiri mengharuskan adanya

murabahah fungsi Bank adalah sebagai penjual barang untuk kepentingan nasabah, dengan cara membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan kemudian menjualnya kembali kepada nasabah dengan harga jual yang sepadan dengan harga beli ditambah keuntungan Bank dan Bank harus memberitahukan secara jujur harga pokok barang berikut biaya yang diperlukan serta menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian barang kepada nasabah.

Pada aplikasinya Bank Syariah menggunakan akad Wakalah dengan memberikan kuasa kepada nasabah untuk membeli barang tersebut. Dengan adanya akad Wakalah tersebut maka bank sepenuhnya menyerahkan dana tersebut kepada nasabah untuk membeli barang yang dibutuhkan oleh nasabah.

2. Apakah produk pembiayaan warung mikro di KCP ini mencangkup semua nasabah termasuk nasabah non muslim?

Ya, Produk Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak mencangkup seluruh nasabah, baik nasabah muslim maupun nasabah non muslim, namun untuk nasabah non muslim di Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak ini baru ada 1 nasabah saja dari 86 total nasabah, dan nasabah non muslim itupun dalam kriteria nasabah yang baik, selebihnya adalah nasabah muslim. Hal ini disebabkan, karena mayoritas masyarakat yang tinggal di sekitar Bank Syariah Mandiri KCP Cilandak adalah penduduk asli dan mayoritas beragama muslim.

nasabah muslim maupun nasabah non muslim. Nasabah mengisi form aplikasi pembiayaan sebagai pengajuan kredit, setelah itu nasabah mengumpulkan data dan setelah data sudah lengkap 70%, analis warung mikro akan melakukan survey dan setelah melakukan survey akan dilakukan proses analisa penilaian calon nasabah, dalam proses analisa terdapat dua kesimpulan, yaitu nasabah yang diterima kreditnya dan ditolak. Nasabah yang diterima kreditnya bisa diturunkan plafonnya atau pengajuan dananya diterima100%, kemudian dibuatlah akad dan setelah dibuatnya akad dana pembiayaan akan langsung ditransfer ke rekening nasabah.

4. Apakah ada manajemen strategi yang baku/umum yang diterapkan di KCP ini untuk pembiayaan warung mikro?

Secara garis besar, strategi pemasaran yang dilakukan oleh Bank Syriah Mandiri KCP Cilandak ada empat, yaitu strategi dalam bidang produk, harga, distribusi, dan promosi. Keempat strategi pemasaran ini diatur dalam Pedoman Opersional Produk Pembiayaan Warung Mikro yang berlaku umum tetapi tergantung kondisi cabang yang berbeda-beda. Dan yang terkait dengan kebijakan strategi pemasaran ini adalah dewan direksi Bank Syariah Mandiri yang membuat strategi pemasaran secara umum dan seluruh karyawan Bank

Pembiayaan Warung Mikro tersebut.

5. Bagaimana strategi dalam menarik minat nasabah non muslim?apakah ada cara/trik khusus?

Sebenarnya tidak ada cara ataupun trik khusus dalam melakukan strategi Produk Pembiayaan Warung Mikro kepada calon nasabah non muslim maupun nasabah muslim, namun untuk nasabah non muslim pelaksana marketing mikro akan memberi pemahaman secara khusus tentang konsep dan aplikasi akad murabahah yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri terhadap Produk Pembiayaan Warung Mikro, serta menekankan manfaat dan keunggulan dari Produk Pembiayaan Warung Mikro dengan kredit konvensinal.

6. Bagaimana kebijakan perusahaan untuk memotivasi karyawan agar mendapatkan nasabah?

Mengadakan pelatihan-pelatihan tentang pemahaman perbankan syariah dan juga mengenalkan Produk Pembiayaan Warung Mikro. Pelatihan ini berupa simulasi pada sistem agar Pelaksana Marketing Mikro terbiasa dan maksimal dalam melayani nasabah, selain itu adanya tambahan bonus atau intensif bagi Pelaksana Marketing Mikro apabila bisa mencapai target yang diinginkan. Dengan adanya pemberian bonus atau intensif dan penaikan jenjang karir

Dokumen terkait