• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah Biaya Tenaga Kerja Langsung 139.200.000 148,71

MOTEDE PENELITIAN Jenis Penelitian

3. Kendala Yang Dihadapi

Setelah PBB-P2 telah diserahkan atau dikelola oleh pemerintah daerah dan telah diterapkan pula SISMIOP di DPPKAD. Maka pemerintah daerah sendiri menargetkan jumlah penerimaan untuk sektor PBB-P2 senilai Rp 1.000.000.000 (satu milyar rupiah). Tabel 3 merupakan target dan realisasi setelah PBB-P2 dikelola oleh pemerintah dan diterapkannya SISMIOP serta tingkat efektivitas PBB-P2 tahun 2014-2015 :

Tabel 4 Target dan Realisasi PBB-P2 2014-2015

Tahun Rencana (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%) Tingkat Efektivitas 2014 1.000.000.000 985.982.334 98,59 Efektif 2015 1.000.000.000 878.527.365 87,85 Cukup Efektif

Sumber : DPPKAD Kabupaten Buol

Dari Tabel 4 dapat diperoleh bahwa dengan dialihkannya PBB-P2 kepada pemerintah daerah dan didukung penggunaan SISMIOP dapat meningkatkan pendapatan daerah. Peningkatan ini dapat dilihat dari pokok PBB-P2 sebelum dikelola oleh DPPKAD Kabupaten Buol yang rata-rata berkisar Rp 800.000.000 (delapan ratus juta rupiah), namun setelah tahun 2014 PBB-P2 yang dikelola oleh DPPKADdan diterapkannya SISMIOP, pokok PBB-P2 mengalami peningkatan yakni sebesar lebih dari Rp 1.000.000.000 (satu milyar rupiah) dengan realisasi tahun 2014 Rp 985.982.334 dan 2015 Rp 878.527.365.

Penerapan SISMIOP di Kabupaten Buol didukung dengan adanya Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2013 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2), sangat mempengaruhi peningkatan realisasi penerimaan di Kabupaten Buol.

3. Kendala Yang Dihadapi

Namun demikian masih ada kekurangan dalam penerapan SISMIOP di Kabupaten Buol, yaitu belum adanya penerapan denda yang diberikan kepada wajib pajak apabila tidak membayar pajak atau telat membayar utang pajak. Hal ini juga dapat mengurangi penerimaan PBB-P2. Selain itu wajib pajak juga masih banyak yang belum sadar akan kewajibannya untuk membayar utang pajaknya. Hal ini dapat dilihat dari pokok pajak yang seharusnya diterima lebih dari Rp 1.000.000.000 akan tetapi realisasinya hanya berjumlah Rp 985.982.334 untuk tahun 2014 dan 2015 sebesar Rp 878.527.365.

Hal ini menjadi perhatian pemerintah setempat untuk terus menerus melakukan penagihan utang pajak kepada WP, agar penerimaan pajak untuk sektor PBB-P2 dapat tercapai secara maksimal.

PENUTUP Kesimpulan

a. Penerapan SISMIOP PBB-P2 di Kabupaten Buol telah sesuai menurut pengertian SISMIOP oleh Dirjen Pajak.

b. Penerapan SISMIOP merupakan sarana untuk meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak. Dengan adanya SIMIOP yang terintegrasi dengan sistem komputer dapat mempermudah dan mempercepat proses permohonan yang diajukan wajib pajak.Penerapan SISMIOP juga meningkatkan penerimaan PBB-P2. Dengan adanya SIMIOP data objek pajak dapat diperbaharui sehingga data menjadi up to date dan akurat. Peningkatan ini juga tidak terlepas dari penagihan pajak secara terus-menerus. Selain itu dengan adanya SISMIOP dapat lebih sederhana, cepat dan eifisien.

c. Kendala yang dihadapi dalam penerapan SISMIOP yaitu belum dilengkapinya alat-alat yang memadai dalam pencetakan massal. Misalnya berupa printer yang telah sesuai standar Dirjen Pajak.

Saran

a. Untuk DPPKAD Kabupaten Buol agar memberikan denda apabila WP terlambat membayar pajak. Sehingga penerimaan PBB-P2 akan meningkat dan wajib pajak juga agar jera dengan tidak lagi membayar pajak diluar jatuh tempo yang telah ditentukan.

b. Perlu adanya rekapitulasi setiap tahun mengenai berapa jumlah wajib pajak yang mengajukan surat permohanan. Ini dibutuhkan agar pemda dapat mengetahui berapa jumlah wajib pajak yang mengajukan surat permohonan pajak setiap tahun. Sehingga dapat diketahui peningakatan jumlah WP objek pajak baru, mutasi, pembetulan, dll.

40

c. Lebih banyak meningkatkan SDM yang kompeten dalam penggunaan aplikasi SISMIOP dan pemda setempat dapat melengkapi sarana dan prasarana dalam menunjang aplikasi SISMIOP.

DAFTAR PUSTAKA

Ayu Metha Apsari Prathiwi, Ida, Nyoman Trisna Herawati, Ni Luh Gede Erni Sulindawati, 2015. Analisis Strategi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2) Serta Efektivitas Penerimaannya Di Pemerintah Kota Denpasar. Jurnal. Singaraja.

Jacob Ratuela, Gilbert, Grace B. Nangoi, Harijanto Sabijono, 2015. Evaluasi Pelaksanaan Pemungutan Dan Prosedur Pencatatan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) Sebagai Pajak Daerah Di Kota Bitung. Jurnal. Manado.

Keputusan Direktorat Jendral Pajak Nomor kep-533/Pj/2000 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan dan Penilaian Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Dalam Rangka Pembentukan dan atau Pemeliharaan Basis Data Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP).

Keputusan Direktorat Jendral Pajak Nomor kep-533/Pj/2000 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan dan Penilaian Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Dalam Rangka Pembentukan dan atau Pemeliharaan Basis Data Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP).

L. Cameron, David, 1999. Property Tax. International Journal. Willamette University.

Nadhia, Syarifah, Siti Khairani, Ratna Juwita, 2014. Efektivitas Prosedur Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dari Pajak Pusat ke Pajak Daerah Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang. Jurnal. Palembang.

Sharon Sumenge, Ariel, 2013. Analisis Efektifitas Dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Minahasa Selatan. Jurnal. Manado.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

41

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN CORPORATE SOCIAl RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA Angelika Natalia Joseph

Agus T. Poputra Victorina Z. Tirayoh

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi

Email: [email protected]

ABSTRACT

The financial performance is an image of a quality company that is reflected through the financial performance in a given period. Corporate Social Responsibility (CSR) is the ability of the company to connect its operations and policies of the social environment in a way that is mutually beneficial for the company and the community. The company's value is the market value as the value of the company can deliver maximum shareholder wealth when the company's stock price to rise. The purpose of this study was to analyze the influence of corporate social responsibility (CSR), and the financial performance of the company's value. Object Manufacturing research company that totaled 143 company, but based on the completeness of data then only 18 companies into the sample with the observation period 2012 - 2015. The independent variables were the company's performance (return on assets, return on equity, Operating Profit Margin, Net Profit Margin) and Corporate Responsibility Cocial, while the enterprise value of the dependent variable (Price Book value). Analysis of the data used consisted of correlation analysis, determination analysis, t-test, f, and multiple linear regression analysis. The results of this study indicate that ROA and ROE have a significant influence on the value of the company, while OPM, NPM, and CSR does not have a significant influence on the value of the company. F test analysis results indicate that the independent variables namely financial performance and CSR affect the value of the company.

Keywords : corporate value, corporate social responsibility, corporate performance

Pendahuluan Latar Belakang

Pada era globalisasi ini, kondisi perekonomian terus mengalami perkembangan, yang ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang berdiri saat ini baik itu yang berskala kecil maupun besar. Dengan banyaknya perusahaan yang ada tentu akan menimbulkan suatu persaingan bisnis yang makin ketat antar perusahaan.

Tujuan lain dari didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari pengukuran kinerja keuangan yang diperoleh. Suatu perusahaan akan berusaha untuk memaksimalkan nilai perusahaannya. Peningkatan nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya harga saham di pasar (Rahayu, 2010). Setiap perusahaan tentunya menginginkan nilai perusahaan yang tinggi sebab hal tersebut juga secara tidak langsung menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008).

Menurut Zuredah (2010), pengukuran kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perusahaan, karena pengukuran tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyusun sistem imbalan dalam perusahaan, yang dapat mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan dan memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan yang penting mengenai aset yang digunakan untuk membuat keputusan yang menyalurkan kepentingan perusahaan.

42

Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan biasanya menggunakan analisis rasio keuangan. Rasio-rasio itu antara lain Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), dan Net Profit Margin (NPM) merupakan contoh indikator yang lazim atau sering digunakan oleh para peneliti untuk menilai tingkat profitabilitas perusahaan. Penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu menghasilkan laba. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang (Rahayu, 2010).

Pada saat ini banyak perusahaan menjadi semakin berkembang, maka pada saat itu pula kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat terjadi. Saat ini telah muncul kesadaran untuk mengurangi dampak negatif dari Perusahaan. Oleh sebab itu banyak perusahaan besar telah mengembangkan apa yang disebut Corporate Social Responsibilty (CSR). Penerapan CSR tidak lagi dianggap sebagai cost, melainkan investasi perusahaan (Erni, 2007). Oleh sebab itu, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan CSR sebenarnya telah menjadi perbincangan beberapa dekade lalu, dan kini juga tengah marak gaungnya ditingkat nasional maupun global. Telah banyak perusahaan yang menyatakan bahwa CSR adalah penting karena perusahaan tidak hanya memiliki tanggung jawab ekonomis kepada para shareholders mengenai bagaimana memperoleh profit yang besar, namun perusahaan juga harus memliki sisi tanggung jawab sosial terhadap stakeholders dilingkungan tempat perusahaan beroperasi (Handoko, 2010).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh:

1. Kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Kinerja keuangan dan Corporate Social Responsibility (CSR) secara keseluruhan terhadap