• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kendala yang Dihadapi oleh Ibu Rumah Tangga dalam Membentuk Moral

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Kendala yang Dihadapi oleh Ibu Rumah Tangga dalam Membentuk Moral

Anak di Desa Jallaja Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur

Menurut Busrawati bahwa kurangnya kontrol orang tua dalam hal ini ibu rumah tangga terhadap aktifitas remaja yang disebabkan kesibukan orang tua terhadap pekerjaan. Kehidupan remaja yang jauh terhadap orang tua sehingga orang tua sulit untuk mengontrol langsung akan kegiatan dan aktifitas remaja. kemudahan dalam mengakses pornografi melalui media internet serta banyaknya pemberitaan di media massa tentang kenakalan-kenakalan remaja seperti perlakuan seks di luar nikah, aksi kekerasan sekolah dan tawuran, pencurian, prilaku merokok pada anak remaja, sikap premanisme dan lain sebagainya dapat menjadi stimulus remaja dalam mengimitasi (meniru) perilaku tersebut.66

65Obverasi, di Desa Jalajja Tanggal 12 Januari 2018.

66Busrawati, Guru (Ibu Rumah Tangga), “Wawancara” di Desa Jalajja, Tanggal 16 Januari 2018.

Menurut Saddia bahwa pengaruh kenakalan remaja dapat dibatasi apabila ibu rumah tangga memberikan bekal terhadap remaja tentang kemampuan kontrol diri serta memberikan pendidikan akan sistem nilai dan noram yang berlaku dalam lingkungan sosial, budaya dan agama. Remaja juga perlu belajar untuk mengembangkan pemahaman akan nilai-nilai yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, serta mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tingkatan nilai agar tetap berada dalam koredor yang positif.67

Sesuai hasil observasi Ibu rumah tangga sebagai pendidik dan teladan dalam membentuk moralitas anak haruslah dapat melaksanakan peran dan fungsi keluarga dalam memperkenalkan nilai-nilai yang dianut oleh keluarga dan budaya sekitar serta keyakinan beragama yang diimani. Nilai-nilai moral tersebut dapat ditanamkan terhadap anak sejak dini agar terbuntuk dan melekat teradap jiwa. Keberfungsian keluarga tersebut dapat terwujud apabila kondisi keluarga dalam keadaan baik dalam fungsionalnya (normal), baik dari faktor internal (Kondisi fisik, psikis dan moralitas anggota keluarga) maupun faktor eksternalnya (sosial-budaya).68

Sedangkan menurut Janniati bahwa lingkungan masyarakat juga menjadi sumber bagi remaja untuk mempelajari dan memahami nilai-nilai dan norma melalui proses bermain (bersosialisasi), berinteraksi dengan lingkungan (masyarakat), mengamati dan mempelajari setiap kejadian, kegiatan, serta aturan

67Saddia, (Ibu Rumah Tangga), “Wawancara” di Desa Jalajja, Tanggal 15 Januari 2018. 68 Obverasi, di Desa Jalajja Tanggal 12 Januari 2018.

yang berlaku di lingkungan yang kemudian digabungkan (singkronisasi) dengan pemahaman yang telah dimiliki tentang nilai dan norma.69

Menurut Nia bahwa nilai-nilai yang ada dalam Lingkungan masyarakat tidak terlepas dari pengaruh nilai budaya yang ada didalamnya. Di Negara kepulauan seperti Indonesia yang memiliki banyak suku dan budaya, maka tidak jarang terjadi perpaduan atau percampuran antara budaya-budaya yang ada (hibridisasi) hingga membentuk budaya baru yang biasa disebut dengan budaya pendalungan.70

Menurut kepala Desa Jalajja bahwa, adanya dilema moral yang terjadi pada anak yang membuat ibu rumah tangga sulit membentuk morl anak. dilema moral adalah suatu situasi yang diatur sedemikian rupa yang menuntut anak untuk mempertimbangakan atau memperhatikan nilai benar dan salah. Dilema moral dapat menyangkut kejujuran, kesetiaan, kepatuhan, kebersihan dan berbagai aturan-aturan moral lainnya.71

Hasil observasi penulis adalah mengajarkan anak pendidikan tentang agama yang berkaitan dengan bagaimana bergaul dengan sesama manusia. Mengarahkan dan memotivasi anak dalam hal mengikuti tata aturan atau kebiasaan yang berlaku di masyarakat dengan perilaku-perilaku terpuji seperti sikap hormat kepada orang yang lebih tua, mengucapkan salam jika bertemu,

69Jannaiti , Ibu Rumah Tangga, “Wawancara” di Desa Jalajja, Tanggal 15 Januari 2018. 70Nia, Ibu Rumah Tangga, “Wawancara” di Desa Jalajja, Tanggal 12 Januari 2018. 71Sairul Sira, Kepala Desa Jalajja, ”Wawancara” di Kantor Desa Jalajja 10 Januari 2018.

membantu sesama, saling tolong-menolong dan sebagainya. Memberikan contoh yang baik atau teladan kepada anak-anaknya terutama dalam hal moral.72

Menurut Sairul Sira soalusi untuk membentuk Moral anak adalah Tidak dapat dipungkiri betapa pentingnya pendekatan agama dalam rangka membangun manusia yang bermoral. Tidak dapat dibayangkan membangun manusia bermoral tanpa agama, sebab pendekatan nalar tidaklah cukup. Kenyataan membuktikan bahwa dalam masyarakat yang kurang mengindahkan agama, perkembangan manusianya pincang. Maka dari itu, sebuah lembaga pendidikan Islam (pesantren) dalam mendidik para peserta didiknya tidak hanya melalui pendekatan intelektual tetapi juga melalui pendekatan emosional dan spiritual, (IQ, EQ dan SQ). Untuk membentuk kepribadian yang bermoral tersebut diperlukan suatu tahapan diantaranya membentuk kebiasaan. Kebiasaan memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam kehidupan manusia karena dalam aktualisasi perannya tidak begitu menyita tenaga manusia. Kebiasaan hanya bisa dilakukan dengan cara memberikan latihan-latihan secar terus menerus sehingga menjadi terbiasa dan menjadi melekat dalam diri mereka dan dengan spontan mereka melakukan kegiatan-kegiatan tersebut enteng tanpa kehilangan banyak tenaga dan tanpa menemukan banyak kesulitan.73

Sedangkan menurut Busrawati mengemukakan bahwa kompetisi dan hadiah juga merupakan salah satu alat untuk membentuk kebiasaan positif. Kompetisi yang dimaksud adalah persaingan sehat yang ada hubungannya dengan pendidikan dan mengarah terhadap terbentuknya moral positif. Misalnya diadakan

72Obverasi, di Desa Jalajja Tanggal 12 Januari 2018.

perlombaan, baik di bidang seni, olahraga dan keagamaan serta keintektualan, khususnya pada hari-hari besar Islam, dengan wujud perlombaan tersebut maka setiap peserta didik termotivasi untuk memenangkan lomba tersebut, baik mewakili pribadinya atau mewakili kelompok, dengan banyak belajar sesuai dengan lomba yang diikutinya. Setiap lomba yang diadakan tentu ada hadiahnya. Hadiah tersebut memicu anak untuk menjadi guru dari setiap lomba yang dikompetisikan dan berusaha untuk meraih hadiah tersebut, maka terjadi kompetisi yang ketat antar peserta didik.74

E. Pembahasan

Masuknya budaya Barat bisa dikatakan sebagai penyebab jatuhnya moral di Indonesia. Budaya barat seakan mendoktrin masyarakat untuk perlahan menjauh dari kebudayaannya sendiri. Akan tetapi, kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan budaya tersebut. Setiap individu pun patut disalahkan karena tidak bisa menyaring dan menyesuaikan budaya barat yang masuk dengan budaya mereka sendiri. Dengan budaya asing yang masuk, banyak yang menganggap kebiasaan disana seperti hubungan bebas dan materialisme menjadi hal yang biasa. Hal ini sangat memprihatinkan mengingat banyak remaja yang mulai bahkan sudah menerapkan hubungan bebas dalam pergaulannya. Materialisme pun dapat kita lihat dalam kehidupan masyarakat yang berubah menjadi gaya hidup

74Busrawati, Guru (Ibu Rumah Tangga), “Wawancara” di Desa Jalajja, Tanggal 16 Januari 2018.

konsumtif. Gaya hidup mewah yang hanya mementingkan dirinya sendiri, tanpa melihat keadaan sekitar dan masa depannya.

Selain itu, perkembangan teknologi juga membawa pengaruh besar dalam krisis moral yang melanda Indonesia. Mudahnya mengakses informasi dengan menjamurnya warung internet (warnet), tersedianya tempat-tempat gratis mengakses internet dengan sistem koneksi wireless dan mudahnya menggunakan handphone dalam akses internet menjadikan banyak orang menyalah gunakan perkembangan tersebut dengan mengakses konten perusak moral seperti gambar atau video porno. Saking mudahnya akses, setiap orang dapat dengan mudah melakukan pelanggaran moral termasuk pelajar di bawah umur. Jika dibiarkan tentu hal ini akan semakin merusak moral bangsa karena terpengaruh doktrin barat yang salah tersebut.

Menudarnya keimanan seseorang, Sekuat apapun iman seseorang, terkadang mengalami naik turun. Ketika tingkat keimanan seseorang menurun, potensi kesalahan terbuka. Hal ini sangat berbahaya bagi moral, Jika dibiarkan tentu membuat kesalahan semakin kronis dan merusak citra individu dan institusi.

Penyebab dari rusaknya moral atau akhlak masyarakat kita adalah lingkungan yang buruk. Hal ini memang kita rasakan bahwa lingkungan itu sangat besar pengaruhnya bagi manusia, lingkungan yang buruk sangat berpotensi mengubah seseorang menjadi orang yang buruk dan demikian pula sebaliknya. Salah satu bagian dari lingkungan kehidupan manusia adalah televisi. Kita tentu tidak anti televisi, tetapi kita seharusnya sangat membenci tayangan-tayangan televisi yang tidak mendidik ke arah yang benar yang dapat merusak pemirsanya.

Oleh karena itu, para pengelola televisi semestinya menyadari akan bahaya tayangan yang tidak baik dan bahayanya ini tidak hanya menimpa masyarakat tapi bisa juga menimpa generasi muda sebagai harapan bangsa di masa yang akan datang.

Dalam membentuk kepribadian anak yang bermoral harus sering dilaksanakan pengajian al-Qur’an dan tafsirnya, dan pengajian hadis-hadis nabawi. al-Qur’an dan tafsir yang dibahas adalah tamsil-tamsil moral para rasul dan nabi serta orang-orang shaleh. Sedangkan hadits-hadits yang disampaikan hadits-hadits nabi yang mengandung pesan moral. Dengan banyak mengacu kepada al-Qur’an dan sunah tersebut diatas sehubungan moralitas, maka peserta didik akan semakin yakin bahwa sikap moral yang baik/akhlak karimah sangatlah urgen dalam kehidupan mereka. Sehingga pada nantinya dengan banyak mengetahui dalil-dalil dan tamsil-tamsil dari al-Qur’an, hadits dan beberapa referensi dari kitab-kitab klasik akan mempengaruhi sikap mereka dalam berinteraksi dengan masyarakatnya.

Selain itu ceramah-ceramah juga harus sering dilakukan oleh guru yang berwenang (dalam hal ini guru agama, atau guru yang mengerti banyak tentang agama). Ceramah-ceramah itu akan membiasakan telinga para anak mendengarkan nasehat-nasehat atau wejangan-wejangan positif. Dengan banyak mendangarkan ceramah tersebut di atas maka sedikit banyak akan mempengaruhi sikap para anak.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

1. Keadaan anak di Desa Jalajja saat ini yakni turunya nilai moral atau tingkah laku ataupun etika pribadi seseorang. Apabila krisis moral suatu bangsa dibiarkan maka akan menghambat perkembangan suatu negara kedepannya. Terjadinya krisis moral juga dapat berdampak pada munculnya pelanggran-pelanggran hukum seperti pencurian, pembunuhan, perampokan, penipuan, merusak lingkungan, dan lain sebagainya.

2. Peran Ibu runah tangga dalam membentuk akhlak anak Desa Jalajja adalah dengan cara memberikan contoh peneladanan, arahan serta perintah

berakhlak yang baik dengan memberikan contoh bagaimana bertutur kata, bersikap sehingga anak dapat lebih menguasai hawa nafsunya serta dapat mengendalikan diri sendiri dari sifat egois. Selain itu juga memberikan pemahaman tentang fungsi dan manfaat dari berakhlak baik tersebut.

3. Kendala yang dihadapi oleh Ibu rumah tangga Desa Jalajja dalam membentuk moral anak yakni, pergaulan bebas yang dilakukan anak saat ini, munculnya berbagai macam modus kejahatan, pengaruh berbagai media seperti televisi, media cetak dan yang paling utama adalah media sosial.

B. Saran

Hasil penelitian memaparkan gambaran mengenai Peran Ibu rumah tangga dalam membentuk moral anak di Desa Jalajja Kecamatan Burau Kabupaten Luwu Timur, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Oleh karena itu, dalam rangka pembentuk moral anak, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepala Desa Jalajja

Kepala Desa Jalajja selaku penanggung jawab dalam meningkatkan moral rakyat pada umumnya terutama pada kaum pemuda. Terkait dengan usaha pembentukan moral anak di Desa Jalajja, kepala Desa hendaknya melaksanakan program desa yang bermanfaat dengan melibatkan kaum pemuda.

Ibu rumah tangga tonggak utama dalam membentuk moral anaknya. Karena baik buruknya sikap anak tergantung atas didikan kedua orang tua teruama pada Ibu rumah tangga.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-Karim

Adisusilo Sutarjo, Pembelajaran Nilai Karakter, (Jakarta: Rajawali Press, 2013) Ahmadi Abu, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta 2006)

Azwar Saifuddin, Sikap Moral Manusia (Teori dan Pengukuhannya), (Cet X. Yogyakarta: Pusaka Belajar 2007)

Arikunto Suharsimi, Metodologi Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Cet. II; Jakarta: Rineka Cipta, 1998

Baqhir Sharif, Pendidikan Orang Tua dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya 2010

Budiningsih Asri, Perkembangan Moral ( Cet I. Jakarta: Rineka Cipta Karya 2007)

Bustami,Ahmad Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Keluarga (Kasus Ibu-Ibu Yang Bekerja Sebagai Guru Sekolah Dasar) Di Desa Rawamangun Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara “Skripsi” Jurusan Tarbiyah STAIN Palopo 2008.

Cremes, Tahapa-Tahap Perkembangan Moral, (Yogyakarta: Penerbit Kansius 1999)

Dewey, Moral dan Sikap Anak¸(Jakarta: Balai Pustaka 2010)

Durkheim Emile, Pendidikan Moral suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Erlangga, 2005)

Fikri Ali, Jati Diri Remaja Muslimah, ( Yogyakarta: Mitra Pustaka 2003)

Gunarsa, Singgih D. Dasar dan Teori Perkembangan Moral Anak (Jakarta: Gunung Mulia, 2006)

Hardini Sri dan Aba Firdaus, Mendidik Anak Sejak Dini, (Yogyakarta: Kreasi Kencana, 2011)

Harmono. Daulay “Pergeseran Pola Relasi Gender di Keluarga Migran Studi

Kasus TKW di Kecamatan Rawamarta Kabupaten Karawang jawa Barat”.

Yokyakarta : Galang Press 2007).

Hardiman, Pendidikan Moral sebagai Pendidikan Keadilan , (Yogyakarta, Basis Andi Offiset 2004).

Hasyim, Umar Mendidik Anak dalam Islam, (Surabaya: Bina Ilmu, 2012)

Husaini Misra, Peranan Ibu Rumah Tangga yang Bekerja dalam Meningkatkan Status Sosial Keluarga Di Desa Kaili Kecamatan Suli Barat Kabupaten Luwu “Skripsi” Jurusan Tarbiyah STAIN Palopo 2010.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 2010 Khairuddin, Sosial Keluarga, (Jakarta: Nurcahya 2009)

Kholberg Stages Of Moral Developmet asBasis of Moral Eduacation. (Birmigham, Alaba: Religious Education Press 1990)

Lomis Charles P., Sosiologi Pedesaan . (Jakarta: Alimandan SU 2005)

Maleong Lexi J., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2002).

Mufidah, Psikologi Keluarga Islam: Berwawasan Gender, (Malang: UIN Malang Press, 2008).

Purwanto, Ngalim Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009)

Purwakania Aliah B., Psikologi Perkembangan Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006)

Sayogya dan Pudjiwati, Peranan Wanita Dalam Pembangunan Ekonomi”. (Jakarta :Yayasan Obor 2008)

Santhut Khatib Ahmad, Menumbuhkan Sikap Moral dan Spiritual Ank dalam Keluarga Muslim, (Yogyakarta: Mitra Pustaka 2009)

Subana M. dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Cet. II : Bandung: Pustaka Setia, 2005)

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, (Cet. XIII; Bandung: Alfabeta, 2011)

Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak: Peran Moral, Intelektual, Emosional, dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Dokumen terkait