• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 KENTANG

Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan lima kelompok besar makanan pokok dunia selain gandum, jagung, beras dan terigu. Bagian utama kentang yang menjadi bahan makanan adalah umbi, yang merupakan sumber karbohidrat, mengandung vitamin dan mineral cukup tinggi yaitu sekitar 80%. Itulah yang menyebabkan kentang segar mudah rusak, sehingga harus disimpan dan ditangani dengan baik. Pengolahan kentang menjadi kerupuk, tepung, dan pati, merupakan upaya untuk memperpanjang daya guna umbi tersebut. Pati kentang mengandung amilosa dan amilopektin dengan perbandingan 1:3. Dari tepung dan pati kentang, selanjutnya dihasilkan berbagai produk pangan olahan dengan beragam cita rasa yang enak dan penampilan menarik.

adalah sekitar 80 kkal. Dibandingkan beras, kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan energi kentang lebih rendah. Namun, jika dibandingkan dengan umbi-umbian lain seperti singkong, ubi jalar, dan talas, komposisi gizi kentang masih relatif lebih baik. Kentang merupakan satu-satunya jenis umbi yang kaya akan vitamin C, kadarnya mencapai 31 miligram per 100 gram bagian kentang yang dapat dimakan. Umbi-umbian lainnya sangat miskin vitamin C. Kebutuhan vitamin C sehari 60 mg, untuk memenuhinya cukup dengan 200 gram kentang. Kadar vitamin lain yang cukup menonjol adalah niasindan B1(tiamin). Dengan mengkonsumsi sebuah umbi kentang yang berukuran sedang, sepertiga kebutuhan vitamin C (33 %) telah tercapai. Demikian juga halnya dengan sebagian besar kebutuhan akan vitamin B dan zat besi.

Adapun sifat fisik kimia pati kentang adalah sebagai berikut : ukuran granula 12-100 µm

rasio amilosa-amilopektin adalah 23% amilosa dan 77% amilopektin bentuk granula bundar

Kristanilitas 25%

Suhu gelatinisasi 58-66oC [17].

Kentang (Solanum Tuberosum L) merupakan umbi dari bagian batang tanaman.Kentang merupakan tanaman berbentuk semak/herba. Secara kimia, umbi kentang banyak mengandung air. Pati yang dihasilkan memiliki sifat yang berbeda-beda tergantung dari jenis patinya. Granula pati kentang adalah yang terbesar ukurannyadi antara pati – pati komersial, yaitu antara 5 – 100 μm. Bentuk kentang adalah bulat telur, granulanya mempunyai hilum terletak di dekat ujung, dan suhu gelatinisasinya 58-66oC. Pati yang telah dimasak memiliki ciri khas rasa netral, kejernihan yang tinggi, kekuatan mengikat yang tinggi, tekstur baik dan kecenderungan minim terjadinya busa atau perubahan warna menjadi kuning pada larutan tersebut [18].

Kentang merupakan tanaman umbi-umbian dan tergolong tanaman setahun yang kaya akan karbohidrat. Indonesia merupakan penghasil kentang yang besar yaitu 1.060.805 ton pada tahun 2010 [19].

2.4 PLASTICIZER (PEMPLASTIS)

Plasticizer (Pemplastis) adalah zat organik yang memiliki volatilitas rendah yang dapat ditambahkan ke senyawa plastik untuk meningkatkan fleksibilitas, perpanjangan, dan proses stabilitas plastik [20].

Pembuatan film plastik memerlukan campuran bahan aditif untuk mendapatkan sifat mekanis yang lunak, liat, dan kuat. Untuk itu perlu ditambahkan suatu zat cair atau padat yang dapat meningkatkan sifat plastisitasnya. Proses ini dikenal dengan plastisasi, sedang zat yang ditambahkan disebut pemlastis. Disamping itu pemlastis dapat pula meningkatkan elastisitas bahan, membuat lebih tahan beku dan menurunkan suhu alir, sehingga pemlastis kadang-kadang disebut juga dengan antibeku. Jelaslah bahwa plastisasi akan mempengaruhi semua sifat fisik dan mekanisme film seperti kekuatan tarik, elastisitas kekerasan, sifat listrik, dan suhu alir dan suhu transisi kaca

Dalam pembuatan bioplastik, gliserol mempunyai peranan yang cukup penting. Gliserol merupakan salah satu agen pemlastis yang sering digunakan. Hal ini karena gliserol merupakan bahan yang murah, sumbernya mudah diperoleh, dapat diperbaharui, dan juga ramah lingkungan karena mudah terdegradasi oleh alam [21].

2.5 GLISEROL

Gliserol merupakan alkohol trihidrat C3H5(OH)3, yang lebih tepatnya

dinamai1,2,3-propanatriol. CH2OHCHOHCH2OH adalah sebuah alkohol trihidrat

berupa cairan higroskopis, kental, bening dengan rasa manis pada suhu kamar diatas titik lelehnya. Kegunaan gliserol sangat banyak, terutama adalah sebagai resin sintetis, getah ester, obat-obatan, kosmetika dan lemak.

Gliserol terdapat di alam dalam bentuk kombinasi gliserida dalam semua lemak hewani dan minyak nabati, dan didapatkan sebagai produk samping minyak dalam produksi asam minyak. Gliserol di alam jarang ditemukan dalam bentuk bebas dalam lemak, tetapi biasanya sebagai trigliserida yang berkombinasi dengan asam minyak seperti stearat, oleat, palmitat dan laurat dan merupakan campuran atau kombinasi gliserida dari berbagai asam minyak. Beberapa minyak nabati seperti

babi. Gliserol terdapat di alam sebagai trigliserida dalam sel-sel tumbuhan dan hewan berupa lipida seperti lesitin dan sepalin. Lemak komplek ini berbeda dari lemak biasa, dimana kandungannya cukup variatif seperti asam fosfat dalam residu asam lemak.

Gliserol dapat diproduksi melalui beberapa metode proses. Beberapa jenis proses untuk menghasilkan gliserol dengan kemurnian tinggi yang umum digunakan dalam dunia industri adalah:

1. Saponifikasi minyak dengan soda kaustik, proses ini menghasilkan spent soap lyes (SSL) yang mengandung 10-25% gliserol.

2. Proses hidrolisa atau fat splitting, ada 4 metode pemisahan (splitting) minyak yang diketahui yaitu proses twitchell, proses batch autoclave, proses kontinyu, proses enzimatis.

Reaksi hidrolisa tersebut adalah sebagai berikut:

3. Transesterifikasi minyak dengan methanol, reaksi transesterifikasi merupakan reaksi yang menggantikan alcohol dari ester dengan gugus alkohol lainnya, seperti proses hidrolisa, hanya saja pada proses ini digunakan alkohol sebagai pengganti fungsi air.

4. Proses klorinasi propilena, proses ini dimulai dengan mereaksikan propilena, senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan 3 unsur karbon dan 1 ikatan rangkap, dengan gas Cl2 pada suhu tinggi (sekitar 500o C) sehingga terjadi pengikatan ion

Cl- oleh senyawa propilena, dan dihasilkan produk yang disebut alkyl klorida. Berikut adalah beberapa kegunaan gliserol dalam berbagai aplikasi:

Adhesive: digunakan untuk bahan pemlastikan dan penetrasi.

 Pertanian: digunakan dalam penyemprotan hama, pencelupan, dan pencucian.

 Zat anti-beku: memiliki sifat titik beku rendah dan kompatibilitas yang luar biasa.

 Pembersih dan pewarna: digunakan secara luas untuk pembersih dan pewarnaan rumah tangga dan perdagangan otomotif.

 Pencegahan korosi: digunakan dalam karet dan resin untuk pelapisan permukaan logam.

 Kosmetik: digunakan sebagai bahan perawatan tubuh, humectant, pelicin dan pelarut.

 Krim gigi: hingga kurang lebih 50 % dari krim gigi tipikal, digunakan sebagai humectants untuk meyakinkan adanya dispers yang baik.

 Bahan peledak sebagian besar digunakan dalam industrI bahan peledak berbasis nitrogliserin.

 Makanan dan minuman: sebagai pelarut, pengemulsi, pencegah kebekuan dan pembungkusan, digunakan dalam wine dan permen karet.

 Kulit; digunakan dalam penyamakan dan tahap penyelesaian.

 Pemrosesan logam. Sangat luas digunakan untuk pickling, quenching, stripping electroplating, galvanizing dan soldering.

 Kertas: sebagai humectants, plasticizer, bahan pelunak dan bahan kertas anti-lemak.

 Obat-obatan: digunakan untuk persiapan antibiotik dan kapsul.

 Fotografi: sebagai bahan pembasah dan pemlastisan.

 Resin: meliputi ester gums, resin asam phtalat dan asam maleat, poliuretan, dan epoksi.

 Tekstil: memfasilitasi pencetakan dan pewarnaan, digunakan untuk pengolahan kain agar tahan air dan tahan api [22].

Gliserol umumnya digunakan sebagai material plastisasi dalam proses pembuatan plastik yang bersifat degradable. Material plastisasi umumnya merupakan molekul kecil yang larut dalam struktur amorf diantara molekul-molekul polimer yang lebih besar. Material plastisasi memacu proses pencetakkan, dan meningkatkan fleksibilitas produk. Diperlukan pencampuran sempurna untuk mempengaruhi distribusi homogen [21]

Gliserol berbetuk cairan pada suhu kamar, memiliki sifat karakteristik dan sifat kimia berikut:

Tabel 2.3 Sifat Fisika Gliserol [23]

Sifat Nilai

Tampilan fisik Cair

Kemurnian 95-99,5 %

Titik lebur 18 0C

Titik didih 290 0C pada 1013 hPa Densitas relative 1,26 pada 200C

Tekanan uap 0,000106 hPa pada 25 0C dan 0,0033 hPa pada 50 0C Koefisien partisi

n-oktanol-air

Log Kow-1,76

Kelarutan dalam air Bercampur

Konstanta disosiasi 0,07 E 13

Titik nyala 160 0C

Autoflammabilitas 393 0C

Viskositas 1410 mPa s pada 20 0C Tegangan permukaan 63,4 Mn/m pada 20 0C

Dokumen terkait